Cara Identifikasi Pasien.docx

  • Uploaded by: paramitha wedhasari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cara Identifikasi Pasien.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,754
  • Pages: 14
CARA IDENTIFIKASI PASIEN KONSERVASI TUMPATAN

1. Komang Amanda Tri Widyastuti

( 046/G/16 )

2. Ranny Artha Himawan

( 047/G/16 )

3. Ni Putu Ayu Paramitha Wedhasari

( 048/G/16 )

4. Ni Made Gede Kresnadiati

( 049/G/16 )

5. I Dewa Ayu Ika Putri Widayanti

( 050/G/16 )

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Konservasi Gigi tentang Tata Cara Identifikasi Pasien Konservasi Tumpatan dengan baik, dan kami juga berterimakasih kepada drg. I Gst. Ketut Armiati, M.Biomed, yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, Maret 2018

Penyusun

DAFTAR ISI 1

1.

COVER

2. i

KATA PENGANTAR………………………………………………….

3. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………..

4. BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………… 1.2. Rumusan Masalah………………………………………………... 1.3. Tujuan……………………………………………………………. 1.4. Manfaat……………………………………………………………

1 2 2 2

5. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menentukan Diagnosis dan Rencana Perawatan………………… 2.1.1. Pemeriksaan Subyektif……………………………………. 2.1.2. Pemeriksaan Objektif……………………………………… 2.1.3. Diagnosis………………………………………………….. 2.1.4. Prognosis………………………………………………….. 2.1.5. Assesment…………………………………………………. 2.1.6. Rencana Perawatan………………………………………..

3 3 6 7 7 8 8

6. BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan………………………………………………………. 3.2. Saran………………………………………………………………

10 10

7. 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ilmu Konservasi Gigi adalah ilmu yang mempelajari kelainan pada jaringan keras gigi, pulpa dan periapeks dengan perawatan secara preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi gigi dalam sistem stomatognatik. Ilmu Konservasi Gigi meliputi anatomi dan biologi jaringan keras, pulpa dan periapikal, kerusakan jaringan keras, penyakit pulpa dan periapikal, klasifikasi dan etiologi, alat, obat dan bahan untuk perawatan, mikrobiologi karies dan endodontic, asepsis sterilisasi dan isolasi, diagnosis dan interpretasi, teknik preparasi dan restorasi, macam dan teknik perawatan endodontik (konvensional dan bedah), penyebab kegagalan perawatan endodontik dan penanggulangannya. Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu menentukan diagnosis. Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diderita pasien. Diagnosis merupakan kesimpulan dari pemeriksaan, baik itu pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Dalam penegakan diagnosis perlu dilakukan prosedur penegakan diagnosis secara sistematis. Pemeriksaan yang cermat perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Kesalahan dalam mendiagnosis menyebabkan perawatan yang tidak tepat, yang dapat merugikan pasien dan dokter gigi sendiri. Melalui diagnosis yang baik kita akan bisa mengidentifikasi pasien dengan baik. Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien.

1

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menentukan diagnosis dan rencana perawatan pasien ? 2. Bagaimana cara pengisian kartu status pasien konservasi gigi ?

1.3. Tujuan 1. Mengetahui cara menentukan diagnosis dan rencana perawatan pasien 2. Mengetahui cara pengisian kartu status pasien agar selanjutnya dapat mengidentifikasi pasien konservasi tumpatan

1.4. Manfaat a.

Bagi Penulis Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Tata Cara Identifikasi Pasien Konservasi Tumpatan

b.

Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa tentang Tata Cara Identifikasi Pasien Konservasi Tumpatan

c.

Bagi Institusi Melalui makalah ini diharapkan agar dapat menambah kepustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2

2.1. Menentukan Diagnosis dan Rencana Perawatan

Hal ini sangat penting dilakukan oleh dokter gigi karena akan mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan perawatan gigi yang dilakukan. 2.1.1. Pemeriksaan Subyektif Pemeriksaan subyektif setidak-tidaknya berkaitan dengan 7 hal, yakni identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat social (Abu, 2002).

a. Identitas Pasien Diperlukan bila sewaktu-waktu dokter gigi perlu menghubungi pasien pasca tindakan, dapat pula sebagai data ante mortem. Berisi: 1. Nama (lengkap dan panggilan) 2. Tempat dan tanggal lahir 3. Alamat tinggal 4. Golongan darah 5. Status pernikahan 6. Pekerjaan 7. Pendidikan 8. Kewarganegaraan 9. Nomer telepon / handphone yang dapat dihubungi

b. Keluhan Utama Untuk menentukan prioritas perawatan.

c. Present Illness Mengidentifikasi keluhan utama.

d. Riwayat Medik

3

Riwayat medik perlu ditanyakan karena hal itu akan berkaitan dengan diagnosis treatment, dan prognosis. Beberapa hal yang penting ditanyakan adalah : 1. Gejala umum, seperti demam, penurunan berat badan, serta gejala umum yang lainnya. 2. Gejala yang dikaitkan dengan sistem dalam tubuh, seperti batuk dengan respirasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi kulit, kecemasan depresi dengan kelainan kejiwaan. 3. Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan 4. Alergi makanan dan obat 5. Penyakit yang pernah diderita sebelumnya 6. Riwayat rawat inap 7. Anastesi 8. Problem medis spesifik seperti terapi kortikosteroid, diabetes, kecenderungan perdarahan, penyakit jantung, dan resiko endokarditis yang dapat mempengaruhi prosedur operasi.

e. Riwayat Dental Beberapa riwayat dental yang dapat di ditanyakan yaitu : 1. Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak

4

2. Sikap pasien kepada dokter gigi saat dilakukan perawatan 3. Problem gigi terakhir yang relevan 4. Perawatan restorasi/ pencabutan gigi terakhir f. Riwayat Keluarga Ini berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan kondisi keluarga, seperti kasus amelogenesis imperfekta, hemofili, angiodema herediter, recurrent aphtous stomatitis (RAS) dan diabetes. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan kelompok etnik tertentu, misal pemphigus pada orang Yahudi, dan behcet's syndrome pada orang di area mediterania. g. Riwayat Sosial 1. Apakah pasien masih memiliki keluarga 2. Keadaan sosio-ekonomi pasien 3. Pasien bepergian ke luar negeri (berkaitan dengan beberapa penyakit infeksi, misalnya penyakit di daerah tropis atau wabah di negara tertentu) 4. Riwayat seksual pasien 5. Kebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obatobatan,dan 6. Informasi tentang diet makan pasien. 2.1.2. Pemeriksaan Objektif a. Pemeriksaan Ekstra Oral

5

Bertujuan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien misalnya, pembengkakan di muka dan leher, pola skeletal, kompetensi bibir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara palpasi limfonodi,

otot-otot

mastikasi

dan

pemeriksaan

TMJ

(Temporo Mandibular Joint).

b. Pemeriksaan Intra Oral Pemeriksaan obyektif pada gigi dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain berikut : 1. Inspeksi: Memeriksa dengan mengamati obyek (gigi) bagaimana dengan warna, ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan, permukaan jaringan, permukaan, karies, abrasi, dan resesi 2. Sondasi: Dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui kedalaman kavitas dan reaksi pasien. Rasa sakit yang menetap atau sebentar dan adanya rasa ngilu. 3. Perkusi: Dilakukan dengan cara mengetukkan jari atau instrumen ke arah jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak. 4. Palpasi: Dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan sekitarnya. Untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi. 5. Tes mobilitas: Gigi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi 6. Tes Suhu: Tes yang dilakukan dengan iritan dingin ataupun panas, untuk

mengetahui vitalitas gigi. Lazim digunakan chlor ethyl,

disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada bagian servikal gigi. 7. Tes Elekrik: Pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi.

6

8. Transiluminasi: Menggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. Untuk

mengetahui adanya karies di lingual palatal,

membedakan gigi nekrosis dan

gigi vital, serta membantu

mendetekasi fraktur yang tidak terlihat.

2.1.3. Diagnosis Diagnosis adalah cara menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala (simptom)

dan tanda (sign) yang ada. Macam-macam

diagnosis: a. Diagnosis medis, proses penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala menggunakan cara dan alat penunjang seperti laboratorium, foto dan klinik. b. Diagnosis banding, dengan cara membandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.

2.1.4. Prognosis Prognosis adalah prakiraan/ramalan tentang jalannya penyakit (termasuk sesudah diberikan pengobatan/perawatan tertentu). Jenis prognosis : 1. Prognosis Bona(m) : ramalan baik 2. Prognosis dubia ad bona (m) : ramalan ragu-ragu tapi condong ke baik 3. Prognosis dubia ad mala (m) : ramalan ragu-ragu tapi condong ke buruk 4. Prognosis mala (m) : ramalan buruk

2.1.5. Assesment Assessment (penilaian) terhadap status yang diperlukan pasien, baik itu dalam hal status gigi dan jaringan mulut apakah masih bisa dirawat atau tidak, ataupun status pasien yang berhubungan dengan

7

kondisi

sistemik sehingga memengaruhi rencana perawatan yang

akan dilakukan. 2.1.6. Rencana Perawatan Prinsip rencana perawatan yang dapat diaplikasikan sebagai berikut: 1. Menghilangkan rasa sakit/keluhan 2. Mencabut gigi yang sudah tidak dapat dirawat 3. Memberikan edukasi 4. Meningkatkan kondisi periodontal 5. Restorasi gigi yang mengalami karies 6. Prosedur

perawatan

yang

lebih

lanjut

:

endodontic,

prostodontik, ortodontik 7. Fase pemeliharaan (recall). Faktor yang mempengaruhi treatment planning: 1. Pasien: riwayat kesehatan yang dapat mengalami komplikasi, kecemasan, kooperatif. 2. Dokter gigi: kemampuan dokter gigi untuk melakukan perawatan 3. Biaya: kemampuan pasien untuk mengeluarkan uang untuk perawatan 4. Faktor lain seperti ketersediaan alat dan bahan, ataupun gigi yang terlibat dalam satu segmen/kuadran.

Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat treatment planning:

8

1. Urgensi perawatan, mempertimbangkan seberapa penting perawatan tersebut dilakukan. 2. Urutan perawatan, dilakukan untuk menentukan prioritas dan perawatan lanjutan. 3. Kemungkinan hasil perawatan, berkaitan dengan prognosis perawatan penyakit.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan 1.

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan perawatan

konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan subyektif,

9

pemeriksaan obyektif, dan pemeriksaan penunjang sehingga didapatkanlah sebuah kesimpulan yang disebut dengan diagnosis. 2.

Pemeriksaan subyektif

setidak-tidaknya berkaitan dengan 7 hal,

yakni identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat social sedangkan pemeriksaan objektif berkaitan dengan pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. 3.

Prognosis adalah prakiraan/ramalan tentang jalannya penyakit

(termasuk sesudah diberikan pengobatan/perawatan tertentu) dan terdiri dari 4 bagian. Assesment adalah status yang diperlukan oleh pasien untuk mengetahui rencana perawatan selanjutnya. 4.

Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat treatment

planning yaitu Urgensi perawatan, urutan perawatan, dan kemungkinan hasil perawatan.

3.2. Saran Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu menentukan diagnosis. Hal ini sangat penting dilakukan oleh dokter gigi karena akan mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan perawatan gigi yang dilakukan. Kesalahan dalam mendiagnosis menyebabkan perawatan yang tidak tepat, dapat merugikan pasien dan dokter gigi sendiri. Melalui diagnosis yang baik kita akan bisa mengidentifikasi pasien dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1.

Anonim.

2016.

Ilmu

Konservasi

Gigi.

Diambil

dari:

http://fkg.unair.ac.id/index.php/ilmu-konservasi-gigi (10 Maret 2018). 2.

Anonim. 2016. SPO Identifikasi Pasien. Diambil dari: http://spo-

keperawatan.blogspot.co.id/2016/04/spo-identifikasi-pasien.html (10 Maret 2018).

10

3.

Dausbenchong.

2015.

Konservasi

Gigi.

Diambil

dari:

https://dokumen.tips/documents/konservasi-gigi-56290b273d3a9.html (10 Maret 2018). 4.

Puspito,

Bimo

Haryo.

2016.

Konservasi

Gigi.

Diambil

dari:

http://bimoharyopuspito.blogspot.co.id/2016/12/konservasi-gigi.html (10 Maret 2018).

11

Related Documents

Cara
November 2019 45
Cara
October 2019 34
Identifikasi Pasien.docx
October 2019 40

More Documents from "intan putri utama"