Kelompok Kelompok 99
Nova Widiastuti(1809035036) Sodik Ramadhani(1809035037) Syamsudin Kameswara(1809035038) Laeli Rezki Amalia(1809035039)
Cacat Dalam Padatan
•Jenis Ketidaksempurnaan
•Cacat bahan
•Pengujian Tidak Merusak (NDT)
•Cacat Titik
•Cacat Volume
•Perilaku Cacat Pada Material Sesungguhnya
•Cacat Garis •Stabilitas Cacat •Cacat Planar
Jenis Ketidaksempurnaan Padatan riil selalu mengandung diskontinuitas structural dan daerah tertentu yang tidak teratur. Heterogenitas ini terdapat pada skala mikroskopik dan makroskopik, dengan cacat atau ketidaksempurnaan (ukuran semakin besar) mulai dari atom yang hilang atau salah tempat. Kebanyakan material yang digunakan untuk komponen rekayasa dan struktur terbuat dari sejumlah besar butir atau Kristal. Oleh karena itu, wajar apabila permukaan batas butir dari agregat polikristalin seperti itu dianggap sebagai jenis ketidaksempurnaan. Cacat lain yang relative besar, seperti pori penyusutan, gelembung gas, inklusi material asing, dan retak, ditemukan tersebar di dalam butir suatu material logam atau keramik. Namun demikian, cacat skala-besar tersebut lebih dipengaruhi oleh pemrosesan material dan bukan merupakan sifat dasar material. Oleh karena itu, perhatian lebih tercurahkan pada skala-atomik dalam material. Dalam setisp butir, atom tersusun secara teratur sesuai struktur kristal dasar
Cacat Titik
•kekosongan (b) Kekosongan ganda (dua atom hilang) (c) kekosongan pasangan ion (capat Schottky) (d) sisipan (e) ion terpisah (cacat Frenkel).
persamaan S=k in W, di mana W adalah jumlah cara pendistribusian n cacat dan N atom pada N + n lokasi kisi, atau, (N+n)/n!N! Maka energi bebas, G atau F dari suatu kristal yang mengandung n cacat, relatif terhadap energi bebas kristal sempurna adalah dari suatu disloka yang setelah menerapkan teorema Stirling.
Cacat Garis
Cacat Planar
(dapat berupa cacat pada permukaan-permukaan luar, twin boundary, batas-batas fasa, batas butir) pada material (dimana) akan memisahkan material tersebut atas beberapa bagian yang mana tiap-tiap bagian akan memiliki struktur kristal yang sama tetapi berbeda arah kristalnya. Permukaan Material
Batas Butir
Anil dari logam dan paduan fcc yang mengalami pengerjaan pendinginan sepertitembaga kuningan dan baja tahan karat austenitik menyebabkan terbentuknya kembaran anil pada sebagian kristal konstituen Permukaan didamal dan diluar kembaran anil mempunyai energi permukaan yang berlainan karena perbedaan orientasi kisi, sehingga respon terhadap bahan etsa juga berbeda
Cacat Volume pada material dapat berupa : crack (retak)/pori-pori, inklusi, presipitat, fasa kedua dan lain sebagainya. Kehadiran volume defect di dalam materiaal biasanya memberikan suatu implikasi (misalnya terhadap sifat material) yang akan menyebabkan perubahan densitas material (terutama dengan adanya pori-pori ataupun fasa kedua pada material) Dengan adanya fasa kedua maka : rmaterial = r11 V11 + r22 Vrmaterial < rtheoritisnya material material theoritisnya r = m dimana dengan adanya pori-pori massa akan ¯¯ V 22
Dimana r11 = densitas fasa utama (1) V11 = fraksi volume fasa utama r22 = densitas fasa kedua V22 = fraksi volume fasa kedua
Perilaku Cacat Pada Material Sesungguhnya
Dislokasi dan salah susun pada keramik
StabilitasCacat
Pengujian Tidak Merusak (NDT)