MEMBENTUK GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL DAN BERAKHAK MULIA (BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN)
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN BAB II. KONSEP DASAR MEMBANGUN GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL DAN BERAKHLAK MULIA A. Pengertian Generasi muda B. Landasan Membangun Generasi Muda Berwawasan Global dan Berakhlak Mulaia C. Rangkuman BAB III. KARAKTER GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL A. Melek IT B. Menguasai Bahasa Asing C. Kreatif dan Inovatif D. Mandiri E. Rangkuman BAB IV. GENERASI MUDA DI ERA GLOBALOSASI A. Pengertian Globalisasi B. Peluang dan Tantangan Generasi Muda Di Era Globalisasi C. Pendekatan Agama Dalam Mengadapi Era Globalisasi D. Rangkuman BAB V. PEMBINAAN AKHLAK GENERASI MUDA A. Pengertian Akhlak B. Tujuan Pembinaan Akhlak C. Pentingnya Pembinaan Akhlak Generasi Muda D. Rangkuman BAB VI. GENERASI MUDA CALON PEMIMPIN MASA DEPAN A. Pengertian Pemimpin B. Generasi Muda Pemimpin Masa Depan C. Pemimpin Ideal Yang Berkarakter dan Berakhlak Mulia D. Rangkuna BAB VII. KISAH TELADAN DAN KARAKTER YANG DIMILIKI A. Kisah Ashabul Kahf B. Karakter yang Di Miliki C. Kisah Nabi Yusuf D. Karakter yang Di Miliki E. Kisah Anak Perempuan Penjual Susu Yang Jujur F. Karakter yang Di Miliki G. Rangkuman DAFTAR PUSTAKA TENTANG PENULIS
MEMBENTUK GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL DAN BERAKHAK MULIA (BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN)
BAB I. PENDAHULUAN BAB II. KONSEP DASAR MEMBANGUN GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL DAN BERAKHLAK MULIA D. Pengertian Generasi muda E. Landasan Membangun Generasi Muda Berwawasan Global dan Berakhlak Mulaia F. Rangkuman BAB III. KARAKTER GENERASI MUDA BERWAWASAN GLOBAL F. Melek IT G. Menguasai Bahasa Asing H. Kreatif dan Inovatif I. Mandiri J. Rangkuman BAB IV. GENERASI MUDA DI ERA GLOBALOSASI E. Pengertian Globalisasi F. Peluang dan Tantangan Generasi Muda Di Era Globalisasi G. Pendekatan Agama Dalam Mengadapi Era Globalisasi H. Rangkuman BAB V. PEMBINAAN AKHLAK GENERASI MUDA E. Pengertian Akhlak Selain masalah tauhid dan syariah, akhlak memiliki porsi pembahasan yang sangat luas, bahkan akhlak menentukan kesempurnaan iman seseorang sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Muslim yang paling sempurna imannya adalah yang paling terbaik akhlaknya (HR Tirmidzi dan Ahmad). Kata “ akhlak “ berasal dari bahasa Arab yaitu khuluk jamaknya khuluqun yang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral atau budi pekerti. 1 Menurut A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari dalam Rosihan Anwar mengatakan bahwa kata akhlak mengandung segisegi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian serta erat hubungannya dengan Khalik yang artinya Pencipta dan makhluk yang berarti yang diciptakan.2 Perkataan akhlak sebagaimana yang disebutkan diatas tercantum dalam al-Qur`an surah al-Qalam (68) ayat 4. Terjemahannya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.3 Selain pengertian akhlak menurut bahasa diatas disini juga akan diketengahkan pengertian akhlak menurut istilah sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: Imam al-Gazali dalam Rosihan Anwar mengatkan bahwa “ akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan spontan tanpa memerlukan pemikiran 1. H. Hasan Alfat, dkk, Akidah Akhlak, Semarang, PT Karya Toha Putra, 2002, hal. 63. 2. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Bandung, Pustaka Setia, 2008, Cet, I, hal. 205. 3 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Op. Cit, hal. 826
dan pertimbangan. Jadi akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan”.4 Ibrahim Anis dalam H. Yunahar Ilyas mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahir macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.5 Ibn Maskawaih dalam H. Abuddin Nata mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.6 Jika kita perhatikan dengan saksama, dari defenisi akhlak yang dikemukakan para ahli diatas jelas tidak terdapat perbedaan yang signifkan akan tetapi memiliki kemiripan serta saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya yaitu akhlak adalah suatu sifat yang tertanam kuat dalam hati yang dengannya dapat melahirkan perbuatan dengan mudah tanpa melalui pertimbangan pemikiran lebih dahulu karena sudah menjadi kebiasaan. Untuk itu, dari defenisi tersebut diatas H. Abuddin Nata dapat menyimpulkan lima ciri perbuatan akhlak yaitu: 1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kebiasaannya. 2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran dan pertimbangan. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan yang bersangutan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila akan tetapi pada saat melakukan perbuatan yang bersangkutan tetap sehat akal pikirannya dan sadar. 3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Jadi perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. 4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan main-main atau karena bersandiwara. 5. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ihlas semata-mata karena Allah SWT bukan karena ingin di puji orang atau karena mendapatkan sesuatu pujian.7 Selain istilah akhlak, dalam kehidupan sehari-hari kita juga mengenal istilah etika dan moral. Kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.8 Sementara dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 9 Sedangkan pengertian etika menurut istilah sebagaimana yang dikemukakan para ahli seperti 4. Rosihan Anwar, Op. Cit, hal, 65. 5 . H. Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta, Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LIPPI), 2011, Cetakan XI, hal, 2. 6. H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta, Raja Grafndo Persada, 2006, hal, 3. 7. Ibid, hal, 5-6. 8 . Ibid, hal, 89. 9. Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hal, 383.
Ahmad Amin dalam Abuddin Nata mengatakan bahwa etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan apa yang seharusnya dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.10 Selanjutnya Ki Hajar Dewantara dalam Abuddin Nata mengatakan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa mengenai aspek gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan hasil perbuatan.11 Sedangkan kata moral berasal dari bahasa latin yaitu dari kata mores yang artinya adat kebiasaan.12 Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.13 Sedangkan pengertian moral menurut istilah adalah suatu isitilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar salah atau baik buruk. 14 Betolak dari pengertian akhlak, etika dan moral sebagaimana disebutkan diatas terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya terletak pada standar penilaian masing-masing. Kalau akhlak standar penilaiannya adalah al-Qur`an dan hadits, etika standar penilaiannya adalah akal pikiran dan moral standar penilaiannya adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. 15 Jadi dalam hidup ini sudah ada rambu-rambu sebagai penuntun jalan kehidupan, baik yang bersumber dari Allah SWT (al-Quran dan hadits) maupun hukum adat yang berlaku umum di masyarakat . Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela yang bersumber dari al-Qur`an dan hadits adalah suatu kebenaran mutlak, karena itu perbuatan yang terpuji harus diikuti dan perbuatan yang tercela harus dijauhi. Sementara itu hukum adat yang berlaku di masyarakat sebagai prodak dari hasil pikiran manusia dapat juga di jadikan salah satu ukuran baik dan buruk akan tetapi sangat relatif tergantung hati nurani dan akal pikiran yang masih terjaga dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam al-Qur`an dan hadits. F. Tujuan Pembinaan Akhlak Akhlak pada dasarnya berkaitan langsung dengan perilaku manusia. Sedangkan perilaku manusia itu ada yang baik dan ada yang buruk atau yang lebih dikenal dengan akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dalam rangka perbaikan akhlak inilah maka, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabdanya yang artinya: “ Sesungguhna Aku diutus ke dunia ini 10. H. Abuddin Nata, Op. Cit, 90. 11 . Ibid, hal, 90. 12 . Ibid, hal, 92. 13 . Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hal, 929. 14 . H. Abuddin Nata, Op. Cit, 92. 15 . H. Yunahar Ilyas, Op. Cit, hal, 3.
tiada lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia dari manusia (HR Ahmad).” Oleh karena itu, kita patut menjaga agar perbuatan yang kita lakukan tidak keluar dari nilai-nilai dan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian pembinaan akhlak dalam kehidupan manusia menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diaktualisasikan dalam membangun totalitas kehidupan yang lebih baik karena pada dasarnya tujuan pokok akhlak adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkahlaku, bersifat bijaksana, ikhlas dan jujur. Artinya tujuan tertinggi akhlak sebenarnya adalah untuk mencapai keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, berhubungan dengan sesama manusia dan alam sekitar sehingga tercipta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.16 Itulah sebabnya ajaran islam dalam seluruh aspeknya selalu berorientasi pada pembinaan akhlak mulia. Untuk mencapai tujuan pembinaan akhlak yang baik pada prinsipnya sama dengan citacita pencapaian tujuan pendidikan islam.17 Hal ini sejalan dengan pandangan para ahli pendidikan tentang tujuan pendidikan islam itu sendiri, misalnya Mohammad Athiyah al-Abrasy dalam Muhammad Takdir Ilahi mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah pembentuan akhlakul karimah yang merupakan nilai fundamental dalam jiwa anak didik sehingga mereka terbiasa dalam berperilaku dengan pedoman moralitas tanpa memperhitungkan keuntungan-keuntungan material. 18 Sementara Imam al-Gazali dalam Abuddin Nata mengatakatan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan budi pekerti yang mencakup penanaman kualitas moral dan etika seperti kepatuhan, kemanusiaan, kesederhanaan dan membenci terhadap perbuatan buruk seperti pola hidup berfoya-foya dan kemungkaran lainnya.19 Sedangkan Ibn Maskawaih dalam Abuddin Nata mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik. Demikian pula Ibnu Sina berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seseorang kerarah perkembangannya yang sempurna yaitu perkembangan fsik, intelektual dan budi pekerti.20 Selain pendapat para ahli diatas dapat pula kita temui tujuan pendidikan yang sejalan dengan tujuan pembinaan akhlak yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 . Abdul Qodir, Op. Cit, hal, 122. 17. H. Abuddin Nata, Op. Cit, hal, 155 18 . Muhammad Takdir Ilahi, Op. Cit, hal, 47. 19 . H. Abuddin Nata, Op. Cit, Cet, ke-, hal. 223. 20. Ibid, hal, 135.
39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan dengan ruang lingkup materinya juga sangat sarat dengan pembinaan akhlak yaitu: 1. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia. 3. Pebinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan akhlak mulia 4. Pembinaan akademik, seni dan olah raga, 5. Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural, 6. Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan, 7. Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi, 8. Pembinaan sastra dan budaya, 9. Pembinaan teknologi informasi dan kebudayaan, 10. Pembinaan komunikasi berbahasa inggris.21 Selain itu pendidikan dalam islam betugas untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar menyadari akan eksistensi dirinya sebagai mahluk yang serba terbatas serta menumbuh kembangkan sikap iman dan taqwa kepada Allah SWT. Pendidikan juga bertugas untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar mampu mengendalikan diri dan menghilangkan sifat-sifat negatif yang melekat pada dirinya agar tidak mendominasi dalam kehidupannya dan sebaliknya sifat-sifat positiflah yang tercermin dalam kehidupannya. 22 Dari berbagai pendapat para ahli pendidikan tersebut diatas jelas sekali bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah mewujudkan manusia yang beriman dan berakhlak mulia. Oleh Karena itu proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran baik kegiatan intra maupun kegiatan ekstra kurikuler adalah dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh dan seimbang dalam keragaman kecerdasan yang meliputi: 1. Kecerdasan spiritual yakni untuk memperteguh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,meningkatkan akhlak mulia dan budi pekerti. 2. Kecerdasan intelektual yakni untuk membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Kecerdasan emosional yakni untuk meningkatkan sensitivitas, daya apresiasi, daya kreasi serta daya ekspresi seni dan budaya. 4. Kecerdasan kinestetika yakni untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan dan kesigapan fsik.23 Dari sinilah lembaga pendidikan diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan generasi paripurna yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga 21 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,Pedoman Pengembangan Osis di Madrasah, Jakarta, 2010, hal. 24-25. 22 . Muhaimin, Suti`ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2012, Cet, kelima, hal, 27. 23. Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Op. Cit, hal, 2.
memiliki akhlak dan moralitas yang luhur serta keimanan yang kuat sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian peranan pendidikan dirasakan sangat penting dalam menumbuh kembangkan potensi, bakat, minat dan kepribadian serta dapat mengangkat derajat kemuliaan manusia dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan pada derajat yang lebih tinggi. 24 Hal ini sejalan dengan frman Allah SWT pada surah al-mujadalah (58) ayat 11: Terjemahannya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.25 Ayat diatas menerangkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta berusaha menciptakan suasana yang aman dan tenteram dalam masyarakat demikian pula orang-orang berilmu lalu menggunakannya untuk menegakan kalimat Allah SWT. Kemudian Allah SWTmenegaskan pula bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia dan akan memberi balasan yang adil sesuai dengan perbuatannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga dan perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka. 26 Untuk itu pendidikan merupakan amanah yang harus dikenalkan dari suatu generasi kegenerasi berikutnya terutama dari orang tua kepada anaknya dan dari pendidik kepada peserta didik karena pendidikan merupan kebutuhan penting dan menentukan bagi hidup dan kehidupan setiap manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Immanuel Kant dalam Abdul Qodir, bahwa manusia akan menjadi manusia karena pendidikan. Selanjutnya Abdul Qodir menyimpulkan bahwa urgensi pelayanan pendidikan adalah berusaha untuk mengembangkan kepribadian anak baik jasmani maupun rohani termasuk didalamnya aspek individu, sosial, moral maupun aspek religius. Sehingga akan tercapai kehidupan yang harmonis dan seimbang antara kebutuhan mental dan spiritual. Dengan keseimbangan ini diharapkan akan lahir energi dan vitalitas dalam diri manusia yang mampu mengimbangi berbagai macam perubahan dan cobaan hidup tanpa harus mengorbankan harkat dan martabat kemanusiaannya. 27 Jadi pendidikan dapat mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan yang berpedoman pada syariat Allah SWT. Perilaku seseorang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan. Ada perilaku yang hanya berpengaruh pada diri sendiri dan ada juga perilaku yang berhubungan dengan orang lain, misalnya bisa jadi perilaku buruk seperti boros atau kebiasaan menyia-nyiakan waktu tidak 24. Muhammad Takdir Ilahi, Op. Cit, hal, 39. 25 . Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Op. Cit, hal, 793 26 . Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Al-Qur`an dan Tafsirnya Jilid 10 Juz, 28,29 dan 30, OP. Cit, hal,25. 27. Abdul Qodir, Op.Cit. hal, 264.
akan merugikan orang lain, akan tetapi pasti merugikan diri sendiri. Demikian pula perilaku buruk lainnya seperti berbohong, berprasangka buruk, menggunjing, sombong dan lain-lain tentu saja selain akan merugikan diri sendiri juga akan mengganggu hubungan dengan orang lain.28 Dan perlu diingat bahwa dalam banyak hal keberhasilan seseorang tidak dapat dilepaskan dari adanya bantuan atau peran penting orang lain. Oleh karena itu sekecil apapun perbuatan baik, itu pasti akan mendatangkan keuntungan. Jika perbuatan baik itu tidak mendatangkan keuntungan bagi orang lain, maka pasti akan mendatangkan keuntungan untuk dirinya sendiri seperti pahala dari Allah SWT. Sebaliknya sekecil apapun perbuatan buruk pasti akan mendatangkan kerugian. Jika perbuatan buruk itu tidak mndatangkan kerugian pada orang lain maka pasti akan mendatangkan kerugian pada diri sendiri seperti dosa sebagai akibat dari perbuatan buruk tersebut. Pembinaan pada diri remaja kearah yang lebih baik merupakan suatu kewajiban baik melalui pendidikan informal, formal maupun nonformal karena pada diri manusia ada dua potensi atau kekuatan yang saling berlawanan yakni kebaikan dan keburukan, Sebaimana dijelaskan dalam frman Allah SWT surah asy-Syams (91) ayat 8: Terjemahannya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 29 Dari dua kekuatan sebagaimana disebutkan pada ayat diatas yaitu kebaikan (ketaqwaan) dan keburukan (kefasikan) setiap saat ada dorongan dari masing-masing kekuatan itu untuk saling mendominasi atau menguasi jiwa manusia. Apabila dorongan kebaikan yang menang maka kebaikan itulah yang menguasai jiwa, lalu kita menjadi senang dan mudah melakukan kebaikan. Begitu pula sebaliknya jika kekuatan keburukan yang menang karena dorongan hawa nafsu dan tipu daya setan, maka kitapun terdorong melakukan keburukan. Apabila perbuatan buruk yang banyak dilakukan, maka keburukan-keburukan itulah yang menguasai dan menghitamkan hati sehingga membuat seseorang senang dan mudah melakukan keburukan. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya: Dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila ia baik maka baik pulalah manusia itu dan apabila ia rusak maka rusak pulalah akhlaknya, Ia itu adalah hati. (al-hadits). Selain itu Allah SWT juga sangat jelas memberikan peringatan kepada manusia bahwa orang-orang yang beruntung adalah orang-orang yang berhasil menyucikan jiwanya sedangkan orang-orang yang rugi orang yang mengotori jiwanya sebagaimana Firman-Nya pada surah asySyams (91) ayat 9-10 Terjemahannya: 28 . KH. M. Rusli Amin, Hijrah Rahasia Sukses Rasulullah, Jakarta, Almawadi Prima, 2010, Cet. Pertama, hal, 195196. 29 . Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Op. Cit, hal, 896.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu 10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.30 Ayat diatas memberikan pesan kepada kita bahwa orang yang baik adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya sehingga yang dikerjakan hanyalah perbuatan-perbuatan baik. Itulah orang-orang yang beruntung sehingga ia akan memperoleh kebahagiaan di dunia terutama diakhirat kelak. Sedangkan orang yang mengotori dirinya adalah orang yang mengikuti hawa nafsu syaitaniyah sehingga yang dilakukan hanyalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Itulah orang yang rugi dan celaka, akibatnya hidupnya di dunia tidak bahagia dan di akhirat nanti masuk neraka.31 Kemudian Allah SWT bersumpah dengan waktu dan akan merugilah orang-orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik sebagaimana Firman-Nya pada surah al-Asr (103) ayat 1-3. Terjemahannya: 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 32 Ayat diatas mengisyaratkan kepada kita bahwa Allah SWT bersumpah dengan waktu yang didalamnya terjadi banyak kejadian baik kebaikan maupun kejahatan dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah SWT yang mutlak. Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, kaya dan miskin, senggang dan sibuk, suka dan duka dan lain sebagainya, hal ini menunjukan bahwa alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya yaitu Allah SWT. Selanjutnya Allah SWT mengungkapkan bahwa manusia sebagai mahluk-Nya secara keseluruhan berada dalam kerugian apabila tidak mengunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan kejahatan. Perbuatan kejahatan merupakan sumber malapetaka yang akan menjerumuskannya kedalam kebinasaan yang berujung pada kerugian pada dirinya sendiri. Begitu Maha Pemurah dan Maha Penyayang Allah SWT kepada manusia sehingga pada akhir ayat surah al-Asr ini Allah SWT memberikan jalan keluar agar manusia tidak merugi dalam menjalani hidup dan kehidupannya di dunia ini dan sebagai bekal dalam menyongsong kehidupan di akhirat kelak, maka manusia harus beriman kepada Allah SWT dan mengerjakan ibadah sebagaimana yang diperintahkan-Nya, berbuat baik untuk dirinya sendiri serta berusaha 30 . Ibid, hal, 896 31 . Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Al-Qur`an dan Tafsirnya Jilid 10 Juz, 28,29 dan 30, OP. Cit, hal, 678. 32 . Kementerian Agama RI Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Op. Cit , hal, 913.
agar hidupnya bermanfaat kepada orang lain dalam arti harus saling nasehat menasehati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya karena dorongan hawa nafsunya.33 Dalam upaya mengasah dan memupuk benih-benih kebaikan pada diri seseorang hendaknya dilakukan secara terus menerus sehingga kebaikan itu menyatu dengan hati dan jiwa. Dari sinilah diharapkan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya dapat melahirkan sikap dan perbuatan yang baik atau lebih dikenal dengan akhlak terpuji karena akhlak terpuji sangat penting bagi hidup dan kehidupan manusia demi terciptanya kehidupan yang tentram, damai, selamat dan bahagia dunia dan akhirat. Dengan demikian menurut hemat penulis tujuan pembinaan akhlak adalah agar potensi kebaikan yang ada pada diri manusia lebih dominan dari pada potensi keburukan sehingga dimanapun ia berada, apapun aktiftasnya dan dengan siapapun ia bergaul selalu menunjukan nilai-nilai kebaikan serta hidupnya dapat memberi manfaat baik untuk dirinya sendiri, keluarganya maupun dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. G. Pentingnya Pembinaan Akhlak Bagi Generasi Muda Sebagai bahan renungan sebelum masuk pada pembahasan ini, penulis akan mereviu tentang sejarah umat dan bangsa terdahulu yang telah mencapai masa kejayaan namun perlahan-lahan mengalami kemunduran bahkan kehancuran. Sejarah agama menunjukan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan yang ingin dicapai manusia adalah dengan menjalankan ajaran agama, itu semua hanya akan dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. 34 Oleh karena itu dalam islam, akhlak yang baik dapat memandu jalannya kehidupan umat manusia dalam menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini dapat kita lihat dari sejarah perjalanan umat terdahulu dimana kejayaan dan keuntungan mereka tidak dapat dipisahkan dengan moralitas masyarakat dan bangsa itu sendiri. Sebaliknya kehancuran umat atau bangsa terdahulu disebabkan karena kemerosotan moral mereka baik dalam kapasitas sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat bangsa itu sendiri. Al-Qur`an telah banyak menceritakan bagaimana kaum-kaum terdahulu yang telah mengabaikan ajakan para Nabi yang diutus ditengah-tengah mereka untuk menyembah kepada Allah SWT dan meninggalkan kebiasaan buruknya namun karena mereka menolak pada akhirnya mereka dibinasakan karena kemaksiatan, kekufuran, kemerosotan akhlak dan moral serta pendustaan terhadap ayat-ayat Allah SWT 35 seperti kaum Nabi Nuh yang menolak ajakannya untuk meninggalkan kebiasaan menyembah berhala bahkan matahari, pohon besar dan benda-benda yang dianggap aneh juga dipertuhankan akhirnya mereka ditenggelamkan oleh Allah SWT termasuk istri dan anaknya dengan banjir bah yang maha dahsyat dan hanya orang-orang yang beriman dengan binatang masing-masing sepasang yang diselamatkan 33 . Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Al-Qur`an dan Tafsirnya Jilid 10 Juz, 28,29 dan 30, OP. Cit, hal, 767. 34. Abdul Qodir, Op. Cit, hal, 111. 35 . Kementerian Agama RI Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta, PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012, hal, 136.
melalui perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh, kaum Ad dihancurkan oleh Allah SWT dengan angin dan badai selama tujuh hari tujuh malam sehingga meluluh lantakan seluruh bangunan yang megah karena tidak mematuhi ajakan Nabi Hud untuk meninggalkan menyembah berhala yang diberi nama shamud dan al-hattar, kaum Tsamud yang tidak mengikuti ajakan Nabi Shalih sehingga Allah SWT menghancurkannya dengan gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka semua mati di kediaman mereka masing-masing, begitu pula kaum Madyan yang diajak oleh Nabi Suaib untuk berlaku jujur dan adil baik terhadap diri sendiri dan kepada orang lain serta meninggalkan penghianatan dan kezaliman namun ajakan itu tidak digubris bahkan diejek dengan kata-kata yang menyakitkan hati serta diisukan bahwa Nabi Suaib adalah tukang sihir oleh kaumnya, atas dasar itu maka Allah SWT menghancurkan kaum Madyan dengan hawa panas yang membuat kerongkongan menjadi kering bahkan awan panas itu juga membakar kulit-kulit mereka sehingga musnahlah mereka semua36 dan masih banyak lagi kisah lain yang tidak sempat disebutkan dalam tulisan ini. Allah SWT berfrman dalam surah al-Haaqqah (069) ayat 4-6: Terjemahannya: 4. Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat. 5. Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. 6. Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang. (QS. Al-Haaqqah (36) ayat 4-6).37 Para ahli sejarah islam juga telah menulis berbagai buku tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, disitu digambarkan tentang situasi dunia secara umum menjelang dan saat kelahiran hingga Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul adalah dalam keadaan kacau balau di segala bidang kehidupan baik bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya. Sebagai contoh sebelumnya telah berdiri dengan megahnya kerajaan Romawi di benua Eropa dengan ajaran agama kristen yang telah berhasil mencapai masa kejayaannya, namun mulai abad ke V Masehi kajayaan itu mulai suram dan mundur kemudian runtuh. Sementara itu di benua timur baik kerajaan Persia maupun di negeri-negeri Tiongkok, India dan lainnya yang sebelumnya populer sebagai pusat kebudayaan, ilmu, flsafat dan sebagainya juga mengalami perpecahan dan kemunduran secara tajam. Demikian pula keadaan masyarakat Arab atau disemenanjung Arabia saat itu sedang mengalami krisis moral yang berkepanjangan dimana mereka menyebah berhala dan tengelam dalam perbuatan maksiat, mabuk-mabukan, berjudi, suka berbuat zalim, berlaku hukum rimba, perzinahan meraja lela, antara satu suku dengan suku
36. Ibid, hal 136. 37 . Kementerian Agama RI Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Op. Cit, hal, 831.
yang lain saling bermusuhan bahkan saling membunuh dan yang paling menyedihkan adalah menguburkan anak perempuannya hidup-hidup.38 Pada saat umat manusia dilanda kemerosotan moral tersebut menurut catatan sejarah pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal 571 M bertepatan dengan tahun gajah lahirlah seorang bayi laki-laki sebagai pembawa risalah yang dapat menyelamatkan umat manusia dari jalan kesesatan dan kemaksiatan dari pasangan suami istri Abdullah Bin Abdul Muthalib dengan Sit Aminah yang oleh kakeknya diberi nama Muhammad. Pada masa kecilnya Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan sehari-harinya saat bermain dan bergaul baik dengan teman-teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih tua darinya, Ia selalu menunjukan akhlak yang terpuji sehingga oleh kaumnya diberi gelar al-Amin artinya dapat dipercaya. Pada saat beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul dalam waktu yang begitu singkat yaitu kurang lebih 23 tahun lamanya Nabi Muhammad SAW berhasil melakukan revolusi besar-besaran dalam berbagai aspek kehidupan baik di bidang akidah, akhlak, politik, sosial budaya dan ekonomi demi menata kembali sendi-sendi kehidupan umat manusia yang kacau balau untuk kembali kejalan yang benar dengan dasar dinul islam. Atas dasar itulah sehingga mantan sekjen Liga Arab, Abdurrahman Azzam mengatakan bahwa salah satu rahasia keberhasilan dan prestasi yang amat besar dari revolusi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah perubahan akhlak dan kepribadian yang dijelmakan oleh Nabi Muhammad SAW dengan amal ibadah yang terlebih dahulu beliau mempraktekkannya dalam kehidupan pribdinya. Sehingga hal itu menjadi suri teladan yang sangat menarik untuk diikuti oleh orang-orang yang ada di sekeliling beliau pada mulanya dan umat manusia pada perkembangan selanjutnya.39 Oleh karena itu perhatian islam terhadap pembinaan akhlak ini menjadi suatu hal yang utama, hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana disebutkan dalam haditsnya yaitu”Innama buistu liutammima makaarimal akhlak” Artinya: sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR Ahmad). Dengan demikian pembinaan akhlak bagi generasi muda adalah merupakan hal yang sangat penting karena sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini kelakuan sebagian generasi muda semakin mencemaskan seperti perkelahian, penyalahgunaan narkoba, kehilangan semangat untuk belajar, susah diatur, ketidak patuhan terhadap guru dan orang tua dan sebagainya. Pada hal generasi muda pada suatu sisi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai generasi penerus bangsa sehingga mengharuskannya untuk memaksimalkan proses pembinaan dirinya. Namun pada sisi lain, pada usia tersebut remaja dihadapkan dengan berbagai hambatan dan tantangan baik itu dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Dari dalam dirinya remaja harus berhadapan dengan keadaan psikologinya yaitu berada dalam kegoncangan akibat proses transisi antara masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada usia ini pula para remaja mengalami kelabilan pikiran, perasaan, 38. Moh. Syamsi, Membangun Kehidupan yang Prospektif Dunia dan Akhirat, Surabaya, Amelia, tt, hal, 68-69. 39 . Ibid, hal, 79.
kemauan serta sikap dan perilaku. Sedangkan dari luar dirinya remaja akan menghadapi situasi pada era moderen seperti sekarang ini dimana globalisme telah mengubah gaya hidup dan akhlak masyarakat menjadi lebih bebas dan berani, cenderung berpakaian mencolok mata, bertutur kata yang kurang sopan serta gemar berfoya-foya.40 Dalam konteks pembinaan akhlak generasi muda ini akan semakin tertantang dengan globalisasi yang selalu menampakan wajah ganda yaitu pada satu sisi mendorong kemajuan yang semakin pesat dalam pencapaian sains dan teknologi yang menjadikan kehidupan manusia semakin efektif dan efsien, kemudian pada sisi yang lain membawa ekses negative yaitu tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan.41 Dalam kaitan itu, Maksum dan Ruhendi dalam Mohammad Ali mengidentifkasi tujuh dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan yaitu: 1. Kemiskinan nilai spiritual dimana tindakan sosial yang tidak mempunyai implikasi materi (tidak produktif) dianggap tindakan yang tidak rasional. 2. Kejatuhan manusia dari mahluk spiritual ke mahluk material yang menyebabkan nafsu kebinatangan menjadi pemandu kehidupan manusia. 3. Peran agama menjadi marginal dan digeser hanya semata urusan akhirat sedangkan urusan dunia menjadi urusan sains modern (paham sekularistik). 4. Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan tetapi tidak hadir dalam tindakan dan perilaku, itulah mengapa kejahatan, kemaksiatan dan perilaku tercela merajalela. 5. Gabungan ikatan primordial dengan sistim politik moderen melahirkan nepotisme, birokratisme dan otoritarianisme. 6. Kehidupan manusia semakin individualistik sehingga keluarga dan institusi pendidikan pada umumnya kehilangan fungsi dan peran vitalnya sebagai benteng akhlak dan moral. Seorang bertanggung jawab pada dirinya sendiri tidak lagi bertanggung jawab pada keluarga. Ikatan moral pada keluarga semakin lemah dan keluarga dianggap lembaga teramat tradisional. 7. Terjadi frustrasi dan problem eksistensial atau jati diri. 42 Oleh karena itu, generasi muda dengan kondisi psikologi yang belum matang perlu diperkuat penguasaan dirinya dengan nilai-nilai agama dan akhlak sebagai pedoman dalam menentukan sikap dan haluan hidupnya dalam mengarungi samudera kehidupan. Remaja membutuhkan nilai-nilai moral dan agama sebagai pedoman dalam menentukan sikap, arah, dan haluan dalam menghadapi derasnya arus kehidupan sebab bila remaja tidak mempunyai pemahaman dan keyakinan yang kuat terhadap agama maka akan mudah terpengaruh oleh teman dan lingkungan.43 Untuk itu menurut Salihun A. Nasir dalam H. TB. Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih bahwa Remaja yang hidup dalam lingkungan yang agamis sebagai faktor 40 . H. TB Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Op. Cit, hal, 182-183. 41 . Mohammad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, Jakarta, PT Imperial Bhakti Utama, 2009, hal, 131. 42. Ibid, hal, 131-132. 43. H. TB Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Op. Cit, hal, 193.
eksteren dan dia memiliki kesadaran yang kuat dalam hidup beragama sebagai faktor interen akan menghasilkan perilaku keagamaan dan akhlak yang mantap serta mampu mengkombinasikan antara faktor rasional yaitu yang ingin bebas dan tidak terikat dengan faktor emosional yaitu ingin memperoleh tempat yang layak dalam kehidupannya. 44 Dengan demikian agama dan akhlak merupakan alat yang ampuh dalam pembinaan bagi generasi muda karena agama yang tentram dan tumbuh secara wajar dalam jiwa generasi muda, maka akhlaknya pun dengan sendirinya akan baik dan inilah modal yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan keinginan dan dorongan yang kurang baik serta membantunya dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Demi menghindari terperosoknya krisis moral dari generasi muda, maka kebutuhan akan nilai-nilai agama sangatlah diharapkan karena hanya orang bermoral saja yang bisa mengendalikan dirinya demi terciptanya kehidupan yang damai dan penuh kesejahteraan. Dan dengan rel agama pula generasi muda bisa terhindar dari hal-hal yang negatif. Untuk itu orang tua harus mengarahkan anaknya agar memilih sekolah-sekolah yang memiliki lingkungan yang kondusif dan agamis. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Zakiah Darajat dalam Abdul Qodri bahwa fungsi agama adalah: 1. Agama memberikan bimbingan kepada manusia dalam mengendalikan dorongandorongan sebagai konsekwensi dari petumbuhan fsik dan psikhis seseorang. 2. Agama dapat memberikan terapi mental bagi manusia dalam menghadapi kesukarankesukaran dalam hidup seperti pada saat menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang kadang dapat menggelisahkan bathin dan dapat membuat orang putus asa, disini agama berperan mengembalikan kesadaran kepada sang pencipta. 3.
Agama sebagai pengendali moral, terutama pada masyarakat yang menghadapi problematika etnis, seks bebas, narkoba, politik, ekonomi dan budaya. 45 Oleh karena itu agama harus menjadi kekuatan yang ampuh untuk merealisasikan peningkatan akhlakul karimah demi menghadapi wacana kehidupan yang lebih krusial. Dalam ajaran islam pembinaan akhlak tidak dapat dipisahkan dengan rukun iman karena iman merupakan pengakuan dalam hati sedangkan akhlak merupakan pantulan iman dalam bentuk perilaku dan ucapan. Karena itu menurut hasil analisis Muhammad Al-Gazali dalam Abuddin Nata mengatakan bahwa dalam rukun islam juga terkandung konsep pembinaan akhlak antara lain: Rukun islam pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Kalimat ini mengandung peryataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk pada aturan dan tuntunan Allah SWT. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya sudah dipastikan akan menjadi orang yang baik. Rukun Islam kedua adalah mengerjakan shalat lima waktu. Shalat yang dikerjakan akan membawa pelakunya terhindar dari perbuatan keji dan 44. Ibid, hal, 191. 45. Abdul qadri, Op. Cit, hal, 97-98.
mungkar. Selain itu shalat yang dikerjakan secara berjamaah akan menghasilkan serangkaian perbuatan seperti kesahajaan, imam dan makmum sama-sama dalam satu tempat dan satu komando, jika imam batal dengan rela digantikan makmum di belakangnya, selesai shalat saling berjabat tangan dan seterusnya semua ini mengandung ajaran akhlak. Selanjutnya rukun islam ketiga adalah mengeluarkan zakat juga mengandung ajaran akhlak yaitu agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan diri dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak fakir miskin. Kemudian rukun islam keempat adalah ibadah puasa. Puasa tidak hanya menahan diri dari tidak makan dan minum dalam batas waktu tertentu tetapi lebih dari itu merupan latihan menahan diri dari keinginan melakukan perbuatan keji dan mungkar. Yang terakhir rukun islam kelima adalah ibadah haji. Dalam ibadah haji ini nilai pembinaan akhlaknya lebih besar bila dibandingkan dengan nilai pembinaan akhlak pada `rukun islam lainnya. Hal ini disebabkan karena ibadah haji dalam islam bersifat komprehensip yang menuntut banyak persyaratan seperti berakal, menguasai ilmunya, sehat fsiknya, harus mempunyai uang yang cukup, mempunyai kemauan yang keras serta rela meninggalkan keluarga dan tanah air serta tidak boleh berkata-kata kotor, berbuat fasik dan berbantahbantahan pada saat melaksanakan ibadah haji.46 Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja juga akan membantu pembinaan remaja itu sendiri. Apabila terjalin saling pengertian antara kedua orang tua dan anak remajanya maka, anak remaja akan terbuka kepada orang tua sehingga bisa jadi segala permasalahan yang dirasakannya dapat tercurahkan kepada kedua orang tua. Dan orang tua pun harus menanggapi dan membantunya dalam menghadapi kesukaran-kesukaran itu dengan memberikan pengertian yang rasional, adil dan bijaksana sehingga remaja pun bisa mengerti dan memakluminya serta tidak canggung dan cemas untuk bersikap kepada kedua orang tuannya. Dengan sikap terbuka ini akan memudahkan orang tua dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada anak remajanya. Namun sebaliknya jika hubungan kedua orang tua dengan anak remajanya kurang harmonis, maka bisa jadi anak remaja akan lari keluar rumah untuk mencari jalan penyaluran dari kecemasan dan kegoncangan jiwanya kepada teman-temannya yang senasib atau orang lain yang memahaminya. Keadaan yang terakhir inilah bisa menyebabkan remaja mudah terpengaruh terhadap hal-hal negatif yang kita tidak inginkan. 47 Upaya pembinaan akhlak generasi muda ini menuntut peran aktif semua pihak (orang tua di rumah, guru di sekolah, unsur terkait dalam masyarakat serta pemerintah). Semua unsur tersebut harus bersatu padu dan menjalin kerja sama yang harmonis dengan menjalankan peran dan fungsinya masing-masing sehingga tercipta lingkungan yang kondusif. Dalam konteks ini yang harus dilakukan orang tua dan unsur terkait dalam masyarakat adalah turut secara aktif mengontrol dan memberikan kontribusi pemikiran untuk memperbaiki sekaligus mengembangkan pola-pola pembinaan akhlak generasi muda kearah yang lebih baik. Melalui 46 . Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Op. Cit, hal, 160-163. 47 . Panut Panuju dan Ida Utami, Op. Cit, hal, 159-160
kerja sama tersebut diharapkan generasi muda dapat mengisi waktu luangnya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Dengan demikian perbuatan menyimpang dari generasi muda dapat diminimalisir. Dengan adanya pembinaan akhlak ini yang ingin dicapai adalah terbentuknya mental dan karakter yang kuat dari generasi muda sehingga mereka terhindar perbuatan tercela dan sebagai langkah penanggulangan kenakalan genrasi muda. Berdasarkan pemikirn tersebut maka pembinaan akhlak dapat memberikan sumbangan yang positif bagi ketenteraman dan keamanan masyarakat terutama dari gangguan kenakalan generasi muda. H. Rangkuman BAB VI. GENERASI MUDA HARI INI CALON PEMIMPIN DI MASA DEPAN
A. Pengertian Pemimpin Dilihat dari sisi bahasa Indonesia “Pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja dan sebagainya.48 Sedangkan pengertian pemimpin yang dikemukakan oleh para ahli sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing. Kartini Kartono dalam H.Veithzal Rivai, Mayjen TNI Bachtiar & Brigjen Pol. Boy Rafli Amar, menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya dan atau pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehinggaa ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.49 Jerry H. Makawimbang mengartikan pemimpin adalah mengarahkan, membina atau mengatur dan juga menunjukan atau mempengaruhi.50 Sedangkan menurut Safaruddin pemimpin adalah orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk memimpin organisasi atau diterima menjadi pemimpin dalam situasi tertentu. 51 Sementara itu Moekijat dalam K Permadi merumuskan pengertian pemimpin adalah sebagai berikut: a. Seorang pemimpin adalah seseorang yang membimbing dan mengarahkan/menjuruskan orang lain. b. Seorang pemimpin adalah seseorang yang dapat menggerakkan orang lain untuk mengikuti jejaknya.
48.Veithzal Rivai, Mayjen TNI Bachtiar, & Brigjen Pol. Boy Rafli Amar, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta, Rajagrafndo Perssada, 2013, Cet. Ke-1, hal. 1. 49. Ibid, hal. 1-2 50.Jerry H. Makawimbang , Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, Bandung, Alfabeta, 2012, Cetakan Kesatu, hal. 6. 51. Safaruddin, Manajemen Lembaga Peendidikan Islam, Jakarta, 2005, Ciputat Press, Cetakan I hal, 85.
c. Seorang pemimpin adalah seseorang yang berhasil menimbulkan perasaan ikut bertanggung jawab kepada bawahannya terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan di bawah pimpinannya.52 Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki keahlian tertentu dalam menggerakan, menuntun, mengatur dan mempengaruhi orang lain atau bawahan pada suatu organisasi atau kelompok demi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengendalikan perilaku dan perasaan orang lain atau bawahan untuk diarahkan secara bersama-sama dalam mencapai tujuan. Selain itu seorang pemimpin juga harus memiliki kekuasaan untuk mengarahkan bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas ini pemimpin harus memberikan arahan dan bimbingan yang jelas agar bawahan dapat menjalankan tugasnya dengan mudah. Dengan demikian akan terjadi suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dan bawahan. Dari sinilah akan melahirkan hubungan timbal balik secara sinergi antara keduanya karena sama-sama saling membutuhkan dan berjalan pada tujuan yang sama. Oleh karena itu seorang pemimpin selain memiliki kemampuan menggerakan bawahan atau orang lain ia juga harus sebagai pembangun mental, moral dan model atau teladan kepada bawahannya dalam melakukan berbagai agenda kerja kearah yang lebih baik. Memang sudah menjadi hukum Allah SWT atau sunnatullah di dunia ini bahwa manusia itu memiliki dua sisi yaitu pemimpin dan yang dipimpin, pengendali dan yang dikendalaikan karena manusia selain sebagai mahluk individu yang mengatur dirinya sendiri juga adalah mahluk sosial yaitu saling ketergantungan dan membutuhkan antara satu dengan yang lain. Atas dasar itulah kalau dalam satu kelompok tidak memiliki pemimpin yang bertugas membimbing dan mengarahkan maka bisa jadi mereka berjalan dalam kegelapan, kebutaan dan tidak memiliki kompas penunjuk arah sehingga mereka tidak bisa membedakan antara bumi dan langit.53 Untuk itu keberadaan pemimpin sebagai tempat mengadu dalam setiap persoalan yang dihadapi dan ajang untuk bermusyawarah pada saat memecahkan persoalan baik yang besar maupun kecil adalah suatu keniscayaan karena pemimpin merupakan roh dalam suatu umat atau kelompok. Kalau pemimpin rusak, maka umat atau kelompok pun akan hancur berantakan sebaliknya kalau pemimpin bertanggungjawab maka umat atau kelompok akan damai dan sentosa sebab pemimpin yang bertanggungjawab adalah memiliki daya nalar yang tajam, berilmu pengetahuan, bersih hatinya, sanggup menjaga harga dirinya, akhlaknya terpuji, besedia berkorban demi kepentingan umat atau kelompok.54 Masalah pemimpin dan kepemimpinan adalah merupakan masalah yang sangat menarik diperbincangkan karena berhubungan dengan hidup dan kehidupan manusia dimanapun ia 52. K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hal, 10. 53. Syekh Musthofa Ghulayaini, Empat Puluh Tiga Nasehat Untuk Pemuda Muslim, Yoyakarta, Pustaka Insan Madani, 2007, hal. 93. 54. Ibid, hal, 91.
berada. Dalam sejaran perjalan kehidupan manusia yang panjang ini, masalah pemimpin selalu menjadi fokus dari semua gerakan, aktiftas dan perubahan menuju pada kemajuan di dalam kelompok atau organisasi, juga memberikan motivasi kerja dan menentukan sasaran bersama yang ingin dicapai. Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan pemimpin. Mengenai kebutuhan akan pemimpin ini telah ditandaskan oleh Rasulullah SAW di dalam haditsnya: “ Apabila berangkat tiga orang dalam perjalanan, maka hendaklah mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin” (H.R. Abu Dawud). Kemudian pada hadits lain beliau bersabda: “Tidak boleh tiga orang berada di padang belantara, kecuali mereka mengangkat salah seorang di antaranya untuk menjadi pemimpin mereka” (H.R. Ahmad). Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efsiensi kerja. Untuk itu pemimpin merupakan kunci pembuka bagi suksesnya suatu kelompok atau organisasi serta merupakan faktor yang sangat menentukan maju mundurnya usaha atau kegiatan bersama. B. Generasi Muda Pemimpin Masa Depan Sebagaimana dikatakan pada pembahasan sebelumnya bahwa masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Dalam kehidupannya manusia sebagai mahluk ciptaan Allah SWT selalu berproses mulai dari kandungan ibu kemudian lahir sebagai bayi yang belum bisa berbuat apa-apa, seiring berputarnya waktu kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa kemudian sampai pada masa tua lalu meninggal dunia, begitulah siklus kehidupan manusia. Demikian pula proses kepemimpinan silih berganti dari generasi ke generasi. Suka atau tidak suka kepemimpinan akan terus berganti dari waktu kewaktu sepanjang kehidupan manusia. Kalau penulis mencermati dalam kehidupan sehari-hari mulai dari masa kecil hingga sekarang itu berarti telah banyak terjadi pergantian kepemimpinan mulai dari Kepala Dusun, RT, Kepala Desa,Kepala Sekolah, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur dan bahkan Presiden. Dari sinilah jelas terjadi regenerasi kepemimpinan dari generasi tua ke generasi muda (remaja). Proses regenerasi ini merupakan sunnatullah karena semua manusia tidak mungkin menghindari diri dari muda menjadi tua, dari kuat menjadi lemah dan seterusnya sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka seseorang harus mengakhiri kepemimpinannya bahkan meninggalkan dunia yang fana ini. Demikianlah kenyataan kehidupan yang sebenarnya, dari masa ke masa dan dari generasi ke generasi silih berganti dengan menampilkan gaya dan ciri khas kepemimpinannya masing-masing sesuai zamannya. Remaja hari ini sesuai dengan perjalanan kehidupan manusia adalah calon pemimpin sepuluh hingga tiga puluh tahun yang akan datang. Remaja adalah penopang masyarakat dan pondasi bangunan umat serta generasi masa depan sekaligus ibu bagi generasi berikutnya. 55 Mengingat beratnya tanggung jawab remaja hari ini yakni sebagai penentu nasib umat dan bangsa dimasa yang akan datang, maka perlu ada upaya untuk mempersiapkan mereka dengan 55. Khalid Ahmad Asy-Syantut, Mendidik anak Laki-Laki, Bagaimana Mrnyiapkan Generasi Islam Yang Unggul, Solo, Aqwam Media Profetika, 2013, Cett. I, hal. 15-17
berbagai disiplin ilmu dan keterampilan mulai dari pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga pada saatnya tiba mereka telah siap mengambil tongkat estapet kepemimpinan baik untuk memimpin dirinya sendiri, pemimpin informal, formal maupun non formal. Berkaitan dengan upaya membentuk generasi yang potensial kedepan, Muhammad Takdir Ilahi menyatakan bahwa perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas keilmuan dan wawasan berpikir. Peningkatan kualitas keilmuan dalam pribadi generasi muda menjadi keniscayaan sehingga potensi yang dimiliki dapat tersalurkan dengan baik. 2. Menumbuhkan kreativitas dan keterampilan. Dengan demikian generasi muda dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas. 3. Membentuk kepribadian yang luhur sesuai norma-norma yang berlaku. Pembentukan kepribadian bagi generasi muda sangat penting karena berkaitan langsung dengan tingkah laku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.56 Remaja sebagai generasi harapan dan menjadi penentu kondisi masyarakat dan bangsa pada masa yang akan datang, jika menginginkan masa depan yang baik maka mereka harus diperhatikan secara seksama bahkan porsinya harus melebihi perhatian terhadap yang lain . 57 Untuk itu jalan yang harus ditempuh adalah melalui jalur pendidikan karena pada umumnya remaja adalah anak usia sekolah. Sekolah sebagai lembaga tempat berlangsungnya suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan secara sadar untuk memberikan bekal yang cukup kepada anak didik. Dengan bekal ini anak didik dapat mensosialisasikan dirinya sebagai sosok yang bertanggung jawab atas diri dan kehidupannya. Disinilah pentingnya proses pendidikan dan pembelajaran yang tidak hanya memberikan pengetahuan, sikap dan keteladanan tetapi juga keterampilan yang dapat dijadikan bekal hidup pada masa kini dan masa yang akan datang.58 Dalam dinamika kehidupan, pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keperluan hidup manusia. Pendidikan merupakan pilar utama dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup mandiri dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.59 Karena itu pendidikan dapat menjadikan manusia lebih cepat mengerti, memahami bebagai persoalan yang terjadi serta siap dalam menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungannya.60 Jadi pendidikan adalah merupakan modal yang sangat penting bagi setiap orang dalam menjalani hidup dan kehidupannya karena pada dasarnya pendidikan itu ditujukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang handal dari generasi ke generasi 56. Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, Jogjakarta, Ar-Ruz Media, 2012, hal. 40-41 57.Muhammad Saroni, Mendidik dan MelatihEntrepneur Muda, Membuka Kesadaran Atas Pentingnya Kewirausahaan Bagi Anak Didik, Jogjakarta, Ar-Ruz Media, 2012, Cet. I, hal. 61 58. Ibid. hal. 125. 59. Imran Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2012, Cetakan I, hal, 25. 60.Dedi Djubaedi, Madrasah Untuk Indonesia Masa Depan, Direktorat Pendidikan Marasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementeria Agama RI, Jakarta, 2012, hal. 63.
dalam menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai anggota masyarakat. Pada zaman yang semakin maju dan berkembang dalam segala hal seperti sekarang ini dimana persoalan hidup yang dihadapi manusia semakin kompleks. Kita dapat menyaksikan dengan kemajuan ilmu pengetahauan dan teknologi berbagai peristiwa yang terjadi diberbagai belahan dunia dengan hitungan detik kita sudah bisa menyaksikannya melalui media televisi, radio, internet atau yang lebih dikenal dengan dunia maya. Untuk itu tanpa bekal ilmu yang memadai kiranya semakin sulit untuk menghadapi persaingan hidup. Karena pentingnya ilmu pengetahuan itu kepada manusia, maka Allah SWT pada saat menurunkan wahyu-Nya yang pertama adalah perintah membaca dan menulis. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur`an surah Al-Alaq (96) : 1-5. Terjemahan: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.61 Dari ayat diatas Allah SWT memerintahkan kepada manusia terlebih lagi kepada remaja untuk membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang sinergis dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya karena menulis tanpa membaca akan menghasilkan tulisan yang tidak bermutu begitu pula sebaliknya membaca tanpa menulis manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. 62 Pada wahyu pertama ini perintah membaca diulang dua kali dan selalu disandingkan dengan menyebut nama Allah SWT hal ini mengandung arti bahwa dengan membaca yang akan membuahkan ilmu dan iman itu perlu dilakukan berkalikali. Apabila membaca al-Qur`an (ayat qauliyah) atau membca tanda-tanda alam ini (ayat kauniyah) dan diteliti berkali-kali maka manusia akan menemukan berbagai khasanah pengetahuan yang sangat bermanfaat kemudian dengan menggunakan alat tulis lalu manusia menuliskan hasil temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain atau generasi berikutnya. Dengan dibacanya oleh orang lain hasil tulisan itu, maka ilmu itu akan berkembang terus. Dan
61 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Terjemahan Op. Cit. hal, 904 62 . Jamal Ma`mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Jogjakarta, Diva Pres, 2012, Cet. Pertama, hal.186-187.
dari hasil membaca inilah manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahuinya.63 Ilmu merupakan jendela dunia dan jembatan menuju surga. Ungkapan ini kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa pada umumnya orang yang memiliki pendidikan tinggi, taraf kehidupannya lebih baik dibanding orang yang tidak memiliki pendidikan sama sekali. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Barang siapa yang menghendaki kebahagian hidup di dunia hendaklah dengan ilmu pengetahuan, barangsia yang menghendaki kebahagian hidup di akhirat hendaklah dengan ilmu pengetahuan, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan kedua-duanya hendaklah dengan ilmu pengetahuan. (HR Tabrani). Hadits diatas dapat memberikan spirit kepada kita terlebih lagi bagi remaja sebagai generasi muda calon pemimpin dimasa yang akan datang untuk menuntut ilmu sebanyakbanyaknya baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pegetahuan agama sehingga mereka dapat menjadi orang-orang yang diperhitungkan dalam kompetisi kehidupan. Hal ini perlu kita sadari bahwa apa yang kita kerja sekarang pada dasarnya adalah untuk masa depan yang lebih baik sebab masa depan adalah merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Hidup ini memang merupakan aplikasi dari hukum alam (sebab akibat). Apa yang kita lakukan maka kita akan mendapatkan hasilnya. Seperti peribahasa atau ungkapan bahwa “ siapa yang menabur dia yang menuai” Untuk itu kita tidak dapat melepaskan diri dari segala akibat dari apa yang kita lakukan.64 Generasi muda hari ini adalah generasi yang diharapkan tampil lebih baik sebagai pemimpin pada saat menggantikan generasi tua. Dalam hal ini Sholih Hasyim dalam (Hidayatullah edisi 6 oktober 2011) mengatakan bahwa karakteristik remaja (pemuda) muslim ideal bagi generasi yang akan datang adalah: 1. Memiliki syajaah ( keberanian) dalam menyatakan yang benar itu benar dan yang batil itu batil. Karakter utama remaja (pemuda) muslim adalah siap bertanggung jawab dan menanggung resiko dalam mempertahankan keyakinannya. 2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan. Seorang remaja (pemuda) muslim tidak mengenal kata terlambat atau berhenti untuk belajar dan menuntut ilmu pegetahuan. Semakin banyak ilmu yang dimilikinya akan mengantarkan dia agar menyadari betapa banyak ilmu yang belum diketahuinya. 3. Sosok remaja (pemuda) muslim selalu berusaha atau berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan aqidah yang lurus. Sikap ini layaknya seperti pemuda Ashabul Kahf mereka berkumpul merencanakan kebaikan dengan saling menguatkan dalam 63 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 10, Juz 28-29-30, Jakarta, PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012, hal. 720-721. 64. Muhammad Saroni, Op. Cit, hal. 123.
kerangka” ta`awun alal birri wattaqwa” bukan bekerja sama dalam kerangka ta`awun alal ismi wal-udwan. 4. Selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Terlebih pada zaman sekarang ini dimana dekadensi moral dan budaya kebarat-baratan yang melanda masyarakat khususnya para remaja sudah sangat memprihatinkan. 5. Memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi. Jati diri remaja (pemuda) muslim terlihat pada sikap tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan. Ia memandang berbagai kesulitan hidup adalah peluang untuk mengukir prestasi dan sarana kematangan jiwa. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini yang perlu diwaspadai oleh semua pihak baik orang tua di rumah, guru di sekolah maupun lingkunga masyarakat adalah pengaruh negatif dari globalisasi. Menurut Johan Meuleman dalam Dedi Djubaedi, globalisasi adalah suatu proses kepemimpinan dalam sebuah perubahan dunia yang semakin cepat, dimana negara yang satu dapat mempengaruhi negara yang lain melalui produproduk hasil cipta dan karyanya.65 Globalisasi tentu dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan kehidupan manusia, namun pada sisi lain juga membawa dampak negatif seperti terjadinya proses peniruan kebudayaan satu bangsa terhadap kebudayaan bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan akar budaya asli suatu bangsa. Peniruan kebudayaan luar secara apa adanya tersebut akan melahirkan generasi yang rapuh tanpa landasan nilai moral. 66 Apa yang menjadi kehawatiran tentang peniruan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya timur terlebih lagi ajaran islam seperti yang kita saksikan setiap jam bahkan dalam hitungan menit didalam rumah kita sendiri yakni melalui acara di televisi lebih banyak berisi flm dan sinetron serta acara-acara hiburan dimana para pemernanya yang pria bertato, pakai antinganting, rambut wela sementara yang wanitanya berkaian seperti setengah telanjang. Kondisi ini bisa saja dengan mudah mempengaruhi generasi muda karena dari sisi usia mereka masih terlalu muda sehingga pemikiran mereka masih labil dan kurang pengalaman dalam menjalani kehidupan. Pada akhirnya mereka gampang sekali mengalami perubahan sikap dan perilaku serta menginginkan segala sesuatu dengan cepat (instan) tanpa harus dengan kerja keras. Dari proses yang serba gampang dan cepat inilah bisa jadi melahirkan generasi instan. Menurut Dewi dalam Jamal Ma`mur Asmani bahwa budaya instan merupakan gejala yang berkembang di masyarakat perkotaan berupa keinginan terhadap segala sesuatu serba cepat dan praktis tanpa mau bersusah payah. Budaya instan intinya memanjakan manusia, dan hal inilah yang ikut mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya generasi bermental manja. 67 Untuk mengetahui seperti apakah ciri-ciri generasi instan yang bermental manja itu, Jamal Ma`mur Asmani mengemukakan beberapa indikatornya yaitu: 1. Suka memburu tren negatif 65 . Dedi Djubaedi, Op. Cit. hal. 157. 66. Ibid, hal. 157. 67 . Jamal Ma`mur Asmani, Op. Cit, hal, 113-114.
Tren adalah kecenderungan terbaru yang sedang meledak. Ketika generasi muda selalu mengikuti tren zaman yang negatif akhirnya mereka akan kehilangan prinsip, pedoman, visi dan misi masa depan yang harus dibangun dengan kosistensi dan perjuangan yang panjang. Tren tidak akan pernah selesai, begitu tren yang satu selesai akan muncul pula tren yang lain begitu seterusnya. Jika generasi muda akan selalu mengikuti tren negatif maka ia akan terjerumus kedalam arus dunia yang tidak jelas dan akan menghancurkan impian masa depannya yang cerah. 2. Tidak suka proses Generasi yang instan adalah generasi yang malas untuk berproses, tidak suka terhadap sesuatu yang melelahkan, jatuh bangun dan menghadapi banyak hambatan. Mereka hanya menyukai segala yang serba cepat dan nikmat. Mereka hanya suka menikmati dan merasakan hasil kreasi orang lain. 3. Lebih suka menjadi konsumen dari produsen Konsumen hanya menikmati produk sedangkan produsen menciptakan produk. Konsumen tidak berpikir proses tapi hanya menghambur-hamburkan uang sedangkan produsen memikirkan proses, strategi pemasaran dan hasil akhir yang berkualitas. Jika generasi muda menghindari peran sebagai produsen maka ia akan menjadi penonton dirumahnya sendiri dan akan terombang ambing oleh kemajuan zaman. 4. Mengagungkan hedonisme Hedonisme merupakan aliran yang menganggap kesenagan ragawi sebagai tujuan hidup. Puncak dari hedonisme adalah kebebasan seksual sebagai pucak kenikmatan tertinggi yang menjadi tujuan hidup manusia. Kenikmatan sesaat menghancurkan kenikmatan jangka panjang. Namun gara-gara seks karier meredup, keluarga berantakan dan masa depan suram. Generasi muda sebagai pengagung hedonisme mereka akan binasa oleh spirit yang ada dalam hedonisme itu sendiri yaitu bersenang-senang sepanjang masa sehingga etos kerja, prestasi dan semangat berkarya hilang dengan sendirinya. 5. Hilangnya jiwa perjuangan dan pengabdian Jika generasi muda sudah menggandrungi dari keempat indikator sebagaimana disebutkan diatas maka hasilnya mereka tidak mau memikirkan orang lain, masyarakat, bangsa dan negaranya. Mereka hanya memikirkan nasib mereka sendiri, egois individual dan hanya memburu kesenangan pribadi dengan mengorbankan kepentingan umum. Bahkan mereka menganggap patriotisme dan nasionalisme sebagai ilusi. 68 Bertolak dari pendapat diatas tentu saja kita tidak menghendaki lahirnya generasi instan yang segala kebutuhannya ingin terpenuhi tapi tidak mau bekerja keras bahkan hanya mengandalkan posisi dan kedudukan orang tuanya. Dalam hal ini Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang profil pemuda bahwa bukanlah yang dikatakan pemuda yang menyatakan bahwa ini adalah Bapakku tetapi yang dikatakan pemuda adalah yang menyatakan bahwa ini adalah Aku. Maksud ungkapan ini adalah bukanlah dikatakan pemuda yang hanya mengandalkan kekayaan, kedudukan dan jabatan dari orang tuanya akan tetapi yang dikatakan pemuda harapan dan calon pemimpin dimasa akan datang adalah yang menyatakan inilah hasil usaha dan karya-karyaku. Sementra itu Djoko Suryo guru besar di bidang sejarah 68. Ibid, hal, 115-121.
mengatakan bahwa orang yang hidupnya serba instan berarti ia tidak bisa mengmbil manfaat dari sejarah. Apabila orang mempelajari sejarah berarti ia sedang mempelajari manusia dari segala dimensinya. Manusia yang sebenarnya itu lahir, hidup, berkembang, menghadapi perjalanan hidup, mengalami tantangan serta bisa mencapai keberhasilan tetapi juga bisa mengalami kegagalan. Dari situlah seluruh pengalaman hidup tersimpan. 69 Generasi muda sebagai tulang punggug perubahan bangsa harus diselamatkan dengan langkah nyata, sistematis dan efektif melalui dunia pendidikan baik melalui pendidikan formal, informal maupun non formal dengan menciptakan berbagai kegiatan positif, menarik dan menyenangkan sehingga potensi, bakat dan minat dari generasi muda dapat tersalurkan pada hal-hal yang positif. Generasi muda (anak didik) harus ditempa dengan pendidikan karakter yang ketat sehingga ada jiwa perjuangan, semangat pantang menyerah, berani menghadapi tantangan, tidak menyalahkan orang lain dan senantiasa optimis dalam memandang masa depan sebab masa depan adalah merupakan hal terpenting dalam kehidupan terutama bagi para remaja, bahkan setiap orang harus terus berusaha untuk melakukan berbagai usaha agar kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu jangan sampai generasi muda dimanjakan dan dibiarkan melakukan hal-hal yang mendekati perilaku hedonisme, konsumeris dan sekularis. Inilah yang menjadi tanggung jawab moral dunia pendidikan yakni bagaimana mengantarkan generasi muda (anak didik) untuk meraih masa depan yang lebih baik dengan bekal ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan agama sebab ditangan merekalah masa depan bangsa dan agama ini digantungkan. Untuk itu generasi muda harus menjadi aktor utama dalam pentas kehidupan sejagat 70 pada masanya. Dengan keterlibatannya tersebut generasi muda mesti mempunyai daya kreatif dan inovatif yang tinggi yang dipadukan dengan kerja sama, disiplin, kritis dan dinamis serta visi dan misi yang jelas sehingga tidak mudah terbawa arus negatif. Dari sinilah diharapkan lahir generasi yang handal yang sanggup menghadapi realita baru dalam kehidupan dengan memahami nilai-nilai budaya luhur, siap bersaing dalam basis ilmu pengetahuan dan teknologi dengan jati diri yang jelas dan sanggup berperilaku berakhlak mulia, berpegang teguh pada niliai-nilai iman dan taqwa serta mempunyai motivasi untuk patuh dan taat menjalankan ajaran agama.71 Dengan menyadari bahwa pasti akan tiba saatnya para pemimpin generasi terdahulu harus meniggalkan panggung kepemimpinannya, maka kesadaran ini harus menjadi motivasi bagi generasi muda yang akan menjadi pengganti, untuk berusaha mempersiapkan diri sedini mungkin agar mampu menjadi pemimpin penggati yang berkualitas . Memang diakui bahwa untuk mengantarkan generasi muda (remaja) sebagai calon pemimpin yang berkualitas lahir dan batin bukanlah perkara mudah namun memerlukan proses dan perjuangan yang panjang dengan dilandasi kerja keras, kerja cerdas dan kerja ihlas terlebih lagi dengan tantangan 69. Ibid, hal, 122. 70. Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia, 2012, Cetakan I, hal, 113. 71. Ibid, hal, 114.
perkembangan zaman moderen seperti sekarang ini, tetapi kita harus tetap optimis karena manusia yang merencanakan Allah SWT jualah yang akan menentukan hasilnya. C. Pemimpin Ideal yang Berkarakter dan Berakhlak Mulia Sekarang ini para pakar pendidikan sangat ramai memperbincangkan tentang pendidikan karakter. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai oleh sebagian kalangan belum sepenuhnya berhasil membangun kepribadian peserta didiknya agar berkarakter dan berakhlak mulia. Penilaian ini didasarkan pada tindakan korupsi yang ternyata dilakukan oleh pejabat yang notabene adalah orang-orang yang berpendidikan belum lagi tindakan kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi seperti penyerangan antar warga masyarakat, pembunuhan, perampokan dan sebagainya.72 Keadaan sebagaimana tersebut diatas juga dilakukan oleh sebagian remaja yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai remaja yang terdidik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan lainnya. Karakter juga dipahami sebagai tabiat atau watak. 73 Karakter adalah watak, sifat atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. 74 Sementara itu menurut Muchlas Samani dan Hariyanto bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.75 Apapun sebutannya karakter ini adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Dengan mengetahui adanya karakter (watak, sifat, tabiat atau perangai) seseorang dapat memperkirakan reaksi dirinya terhadap fenomena yang akan muncul sebagai akibat dari perbuatannya baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain serta bagaimana mengendalikannya. Gencarnya upaya pelaksanaan pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan ini karena karakter merupakan aspek yang penting untuk meraih kesuksesan di masa depan. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujut dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat.76 Karena itu karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani bertanggung jawab serta siap mengarungi proses kehidupan yang panjang. Untuk itu secara 72.Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, Revitalisasi pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011, Cet, 1, hal.9-10. 73. Depatemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, hal. 632. 74.Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter dalam Perspekti Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. Pertama, hal. 12. 75.Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. kedua, hal. 41. 76 . Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Multidimensional, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, Cetakan Pertama, hal, 84.
psikologi dan sosial kultural pembentukan karakter merupakan pengejawantahan dari seluruh potensi yang ada dalam diri manusia (kognitif, afektif dan psikomotor) yang dikembangkan melalui ranah pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat yang berlangsung sepanjang hayat.77 Konfgurasi karakter dalam totalitas proses psikologi dan sosial kultural tersebut dapat melahirkan karakter yang esensial dalam bentuk: 1. Olah Hat meliputi karakter beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban dan berjiwa patriotik. 2. Olah Pikir meliputi karakter cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif dan berorientasi iptek. 3. Olah Rasa dan Karsa meliputi karakter ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, mengutamakan kepentingan umum, kerja keras dan beretos kerja. 4. Olah Raga meliputi karakter bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, kompetitif, ceria dan gigih. 78 Dengan demikian karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi pemenang dalam medan kompetisi pada semua aspek kehidupan terlebih lagi dalam kompetisi kepemimpinan. Berbicara masalah kepemimpinan pada hakekatnya adalah berbicara tentang kehidupan manusia karena salah satu tujuan Allah SWT menciptakan manusia adalah menjadikannya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Oleh karena itu setiap manusia adalah pemimpin baik pemimpin untuk dirinya sendiri maupun pemimpin dalam konteks yang lebih luas. Rasulullah SAW bersabda yang artinya Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan minta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya (HR Bukhari Muslim). Hadits diatas mengisyaratkan bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah pemimpin dan kepemimpinan yang dipunyai oleh setiap orang pada awalnya adalah kemepimpinan terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan sudah seharusnya dimulai dari yang terkecil yaitu memimpin diri sendiri karena seseorang tidak akan dapat memimpin orang lain dengan baik apabila tidak berhasil memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Kesuksesan dalam memimpin diri dan mengatasi berbagai rintangan dalam memimpin diri sendiri akan membuka jalan bagi kesuksesan dalam kepemimpinan yang melibatkan orang lain. 79 Dan setiap pemimpin akan mempertanggung jawabkan segala apa yang dikerjakan baik terhadap diri sendiri, terhadap bawahan terlebih lagi dihadapan Allah SWT sebab menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Kepemimpinan dalam bidang apapun selalu berhubungan dengan ketaatan dan loyalitas dari bawahan karena sehebat apapun pemimpin ia tidak bisa mengerjakan sesuatu sendiri. Oleh karena itu seorang pemimpin haruslah mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan setiap 77 . Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, Cetakan Ke-empat, 2014, hal. 24-25. 78. Ibid, hal. 25. 79. Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, Cetakan I, 2012, hal. 219
orang dan mampu mengesankan dalam interaksi yang dibangun sehingga orang lain serta bawahan bersedia dan taat mengikuti jejaknya dan termotivasi untuk melakukan setiap apapun yang menjadi visinya.80 Dalam kepemimpinan rumah tangga misalnya pria sebagai suami adalah pemimpin yang harus ditaati oleh istri dan anak-anak sebagai anggota keluarga. Begitu pula dalam masyarakat ada yang disebut dengan pemimpin formal seperti lurah, camat, bupati, gubernur dan presiden dan warga masyarakat harus taat kepada pemimpinnya. 81 Ajakan taat kepada pemimpin ini sebagaimana disebutkan dalam al-Qur`an surah an-Nisa` (4) ayat 59: Terjemahannya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 82 Dari ayat di atas ada empat pesan moral yang perlu direnungkan baik sebagai pemimpin maupun sebagai bawahan atau anggota masyarakat yaitu: 1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya 2. Taat kepada Ulil Amri ( pemimpin/pemerintah) selama pemimpin itu tidak memerintahkan maksiat, 3. Apabila terjadi perselisihan keputusannya dikembalikan kepada al-Qur`an dan Sunnah 4. Menyembalikan segala perelisihan kepada al-Qur`an dan Sunnah adalah suatu penyelesaian terbaik.83 Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan kepemimpinannya haruslah menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya adalah manusia biasa yang dalam penciptaannya sebagai penghuni bumi ini ternyata merupakan mahluk yang tidak sempurna.84 Demikianlah kenyataan hidup yang sebenarnya. Sehingga untuk mendapatkan pemimpin yang ideal, berkarakter dan berakhlakul mulia bukanlah perkara mudah seperti 80 . Akh Muwafk Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani, Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa, Jakarta, Penerbit Erlangga, 2012, hal, 370. 81 . Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan syariah, Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Quran Tematik, Etik Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitk (Edisi Yang Disempurnakan), PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012, Cetakan Kedua, Seri 3, hal, 182.
82 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Terjemahannya Juz 1-30, Op. Cit, hal. 114. 83 . Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan syariah, Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Quran Tematik, Op. Cit, hal, 183. 84 . Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Kemimpinan yang Efektif, Yogyakarta, 2012, Cet. Keenam, hal. 129.
membalik telapak tangan namun memerlukan perjuangan dan kerja keras dari semua komponen mulai dari orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah. Dan untuk mengatasi berbagi kelemahan dan kekurangan demi menggapai impian tersebut tiada lain adalah melalui pendidikan terutama pendidikan islam karena tujuannya adalah untuk membentuk kepribadian seseorang agar beperilaku jujur, baik, bertanggung jawab, fair, menghormati dan menghargai orang lain, adil, tidak diskriminatif, egaliter, pekerja keras dan karakter-karakter unggul lainnya. 85 Selain itu menurut Mohamad Roqib mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam tidak lepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur`an dan Hadits antara lain: 1. Prinsip integrasi (tauhid). Prinsip ini memandang adanya kesatuan dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan meletakan porsi seimbang dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2. Prinsip keseimbangan. Prinsip ini mengedepankan keseimbangan yang proposional antara muatan jasmani dan rohani, antara teori dan praktek dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syariah dan akhlak. 3. Prinsip persamaan dan perbedaan. Prinsip ini menekankan bahwa pendidikan islam adalah suatu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai-nilai tauhid yang bersih dan mulia. 4. Prinsip kontinuitas dan berkelanjutan. Prinsip ini mendasari konsep pendidikan sepenjang hayat (long life education) karena dalam islam belajar adalah kewajiban yang tidak boleh berhenti dan mengenal batas waktu dan usia sebab dengan menuntut ilmu terus menerus seseorang akan memperoleh ilmu yang luas sehingga akan tumbuh kesadaran dalam dirinya terutama kesadaran akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. 5. Prinsip kemaslahatan dan keutamaan. Prinsip ini menekankan bahwa pendidikan islam harus dimanifestasikan dalam gerak langkah manusia dalam kehidupan sosialnya demi kemaslahatan hidup umat manusia dan keutamaannya.86 Dengan demikian seorang pemimpin yang ideal, berkarakter dan berakhlak mulia adalah pemimpin yang tahu akan hak dan kewajibannya, menganggap bawahan sebagai teman dan mitra kerjanya, tidak ada kezaliman, kesewenang-wenangan dan ketidak adilan, mengedepankan hati nurani dalam bersikap dan berperilaku serta memiliki daya juang yang tinggi untuk mewujudkan visi dan misinya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menampilkan karakter yang flesibel, tenang, tegas, demokratis, humoris dan akrab dengan bawahan sehingga tercipta lingkungan kerja yang nyaman, tidak ada tekanan dan paksaan. Semua berjalan berdasarkan aturan main yang telah ditetapkan bersama demi kemajuan suatu lembaga.87
85 . Tim Direktort Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karkter dalam Islam, Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI, Jakarta, 2010, hal. 43. 86. Ibid, hal. 56-57.
Seorang pemimpin juga harus memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan. Pada tahap pemberian tugas seorang pemimpin harus mampu memberikan arahan dan bimbingan yang jelas agar bawahan dapat menjalankan tugasnya dengan mudah dan hasil yang dicapaipun sesuai dengan harapan. Selain itu pemimpin juga harus menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan bawahan sehingga tercipta suasana kerja yang membuat bawahan merasa nyaman dan memiliki kebebasan dalam mengembangkan gagasannya untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Pemimpin adalah sosok penggerak, inspirator serta pembangun mental, moral dan kolektivitas terhadap jajaran bawahan dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. 88 Pemimpin juga harus melakukan dialok tentang apa yang menjadi kendala dan hambatan dalam pelaksanaan tugas bawahan sehingga pimpinan bisa menyaksikan langsung apa yang sesungguhnya terjadi dan bisa berdiskusi dengan bawahan untuk mencari solusi penyelesaian atas persoalan yang dihadapi. Hal ini akan menjadikan setiap orang dalam wilayah kepemimpinannya merasa diperhatikan dan menjadi motivasi tersendiri dalam diri bawahan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik.89 Untuk itu seorang pemimpin yang ingin sukses adalah senantiasa menempa dirinya dengan terus memelihara dan meningkatkan potensi yang dimiliki serta senantiasa berpikir jauh kedepan. Bekerja bukan semata-mata mengejar keuntungan pribadi atau memperkaya diri sendiri melainkan peduli dengan nasib orang lain terlebih kesejahteraan dan masa depan orang yang di pimpinnya karena ia sadar bahwa tanpa bawahan pemimpin tidak akan ada artinya. Dalam al-Qur`an disebutkan bahwa pemimpin yang ingin sukses dalam melaksanakan kepemimpinannya , maka haruslah mengambil contoh dan teladan dari kepemimpinan Rasulullah SAW. Hal ini seperti diterangkan dalam al-Qur`an surah al-Ahzab (33) ayat 21: Terjemahannya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmad Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut nama Allah. Adapun tuntunan sifat kepemimpinan yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW seperti yang dijelaskan oleh H. Farid Hasyim dan Mulyono adalah sebagai berikut: 90
87 . Jamal Mamur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional, Pandun Quality Control bagi Para Pelaku Lembga Pendidikan, Jogjakarta, Diva Press, 2009, Cet. Pertama, hal. 98. 88. Ibid, hal. 91. 89. Akh Muwafk Saleh, Op. Cit, hal, 333.
90 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Terjemahannya Juz 1-30, Op. Cit, hal. 595.
1. sidiq artinya benar, jujur dalam ucapan dan tindakan, ucapan selaras dengan tindakan, tidak bohong dan tidak ada dusta diantara sesama. Hal ini merupakan dasar sidiq yang diteladankan oleh Rsulullah SAW kepada umatnya. Kejujuran dan kebenaran itu senantiasa dimiliki dan dilaksanakan dalam berbagai aktiftas kehidupan termasuk dalam memimpin. Tindakan tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab dalam menata hubungannya dengan bawahan atau orang lain baik yang jauh maupun yang dekat, baik yang ada kaitannya dengan keluarga ataupun tidak, baik yang lebih tua, sebaya atau lebih muda, baik yang kaya ataupun miskin semua dapat terjalin dengan baik tanpa ada diskriminasi. 2. Amanah artinya punya kelayakan untuk dipercaya, lawan amanah adalah khianat artinya menyalahgunakan kepercayaan. Dengan menyadari bahwa hidup adalah merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT, maka dalam setiap aktivitas baik dalam beribadah, belajar, bekerja maupun memimpin hendaklah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pencapaiannya dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab yang tinggi, dilandasi pada unsur kepatuhan pada hukum dan norma-norma agama sehingga kualitas pekerjaan dan pelayanan di segala bidang berjalan secara tepat, cepat dan akurat. 3. Fathanah artinya cerdas, pandai atau pintar. Nilai dasar fathanah adalah bhwa kita sebagai hamba Allah SWT harus cerdas, kreatif, teliti, pandai dan terampil dalam mengemban tugas terlebih sebagai pemimpi agar dapat memberikan pelayanan yang efektif sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan serta mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan dinamika kehidupan yang selalu berubah-ubah sesuai perkembngan zaman. 4. Tabliq artinya menyampaikan maksudnya memiliki kemampuan strategi komuniasi yang sesuai dengan sasarannya sehingga terhindar dari ftnah akibat kesalahan informasi. Nilai dasar tabliq erat kaitannya dengan membangun relasi dan hubungan yang harmonis serta jalinan komunikasi antara atasan dan bawahan dan seterusnya.91 Selain yang disebutkan diatas yang berkaitan dengan sifat-sifat pemimpin juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam memimpin umatnya, seperti yang dijelaskan dalam al-Qur`an surah al-Imran (3) ayat 159 berbunyi: Terjemahannya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan 91 . H. Farid Hasyim dan Mulyono, Bimbingan & Konseling Religius, Bagimana Mengembangkan Disiplin Ilmu Bimbingan Konseling Berawawasan Religius, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, Cet.I, 2010, hal, 226228.
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS al-Imran (3): 159).92 Ayat diatas menjelaskan sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW terhadap pengikutnya pada saat perang uhud seperti lemah lembut, tidak berhati kasar, pemaaf, rendah hati, suka bermusyawarah dan bertawakkal atau berserah diri kepada Allah SWT setelah berusaha93. Berkaitan dengan sifat-sifat pemimpin tersebut, Rahman dalam Safaruddin menyimpulkan bahwa sifat-sifat pemimpin yang baik seperti yang digambarkan dalam alQur`an diatas adalah sebagai berikut: 1. Mengenali diri (kemampuan diri) 2. Bertaqwa, 3. Adil, 4. Jujur 5. Dapat dipercaya/amanah 6. Menepati janji 7. Berilmu pengetahuan 8. Memiliki keberanian 9. Dermawan/pemurah 10. Kasih sayang 11. Sabar 12. Mampu mengendalikan diri 13. Memiliki kekuatan 14. Memiliki kemampuan mengelola/ manajerial.94 Kandungan akhlak yang melekat dari sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagaimana disebutkan pada ayat diatas hendaklah dijadikan pedoman berpikir, bersikap, berpenampilan dan bertindak bagi seorang pemimpin terlebih lagi bagi remaja sebagai calon pemimpin dimasa yang akan datang sehingga kepribadiannya semakin kuat dalam menjalankan roda kepemimpinan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terhadap keberhasilan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang disegani oleh kawan maupun lawan, tokoh-tokoh dunia barat pun mengakuinya seperti Michael H. Hart dalam bukunya seratus tokoh dunia yang berpengaruh telah menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama diantara seratus tokoh dunia yang paling berpengaruh. Begitu pula seorang penyair Perancis, La Martin dalam bukunya sejarah Turki, dalam buku tersebut ia mengkaji berbagai sisi kepribadian Nabi Muhammad SAW dengan menciptakan parameter obyektif untuk mengukur besarnya kepemimpinan dan para pemimpin. Diantara parameter 92. Ibid, hal, 90. 93 . Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Tafsirnya Jilid 2 Juz 4-5-6, Op. Cit, hal, 68. 94. Safaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Op. Cit. hal, 197.
tersebut adalah: Andaikata barometer kebesaran adalah keberhasilan memperbaiki bangsa, siapa gerangan yang mengungguli Nabi Muhammad SAW. Sungguh dia telah membangun umat yang berantakan, mengangkatnya kepuncak kejayaan dan menjadikannya penyulut peradaban, sumber ilmu dan pengetahuan. Andaikata barometer kebesaran adalah keberhasilan mempersatukan umat manusia yang berserakan, maka siapakah yang lebih pantas mendapatkan gelar ini selain Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil menghimpun kekuatan bangsa Arab dan membuat mereka menjadi sebuah umat yang satu dan imperium yang luas. Andaikata barometer kebesaran adalah keberhasilan menegakan hukum langit dimuka bumi, siapakah yang menyaingi Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil menghapus fenomena penyembahan berhala dan mengubahnya dengan penyembahan kepada agama tauhid (islam). Andaikata barometer kebesaran adalah besarnya pengaruh yang membuatnya kekal didalam jiwa hingga lintas generasi, maka Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang diikuti oleh ratusan juta manusia dari berbagai tempat dengan beragam bangsa, warna kulit dan strata sosial. Oleh karena itu La Martin menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin terbesar sepanjang sejarah.95 Keberhasilan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam kurun waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun tersebut dapat merubah dua pertiga wajah dunia dengan cahaya iman dan islam. Kehadirannya merupakan rahmat bagi seluruh sekalian alam. Perubahan yang dilakukannya masih terasa sampai saat ini dan ajarannya senantiasa dilaksanakan oleh umatnya tanpa perubahan apapun. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin segala hal, pemimpin yang memberi contoh langsung kepada pengikutnya, bukan janji tetapi bukti nyata yang diterima oleh umatnya. Memang tidaklah mudah terhimpun dalam diri seseorang sebagai manusia biasa sifatsifat pemimpin sebagaimana disebutkan diatas dan juga mudah diucapkan tetapi berat untuk dilaksanakan. Itulah manusia ada kelebihan dan ada kekurangan namun jangan karena kelebihan yang Allah SWT berikan membuat manusia sombong dan lupa diri begitu pula sebaliknya jangan karena kekurangan yang dimiliki pada akhirnya membuat manusia minder dan putus asa sebab hidup manusia adalah rahasia Allah SWT karena itu manusia tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada dirinya baik kejadian yang menyenangkan maupun menyusahkan termasuk di dalamnya masalah kepemimpinan. Manusia hanya di wajibkan untuk berikhtiar yaitu melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik pada dirinya. Sebagaimana uraikan diatas bahwa untuk mendapatkan pemimpin ideal, berkarakter dan berakhlak mulia tidaklah mudah. Karakter dan akhlak mulia merupakan lambang kebersihan dan kematangan kepribadian seseorang yang berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam hal ini Ali Bin Abi Thalib memberikan nasehat yang paling dalam 95 . Khalid Abu Shalih, Rahasia Orang Paling Berpengaruh di Dunia, Surabaya, Pustaka Yassir, Cet. Pertama, 2007, hal. 82-83.
maknanya dalam membentuk kepribadian menjadi pribadi yang mulia. Ali bin abi Thalib ra berkata, “ Jadilah manusia yang paling baik di sisi Allah SWT. Jadilah manusia yang paling buruk dalam pandangan dirimu. Jadilah manusia biasa dalam pandangan orang lain.96 Etika akhlak yang terkandung dalam nasehat tersebut sebagaimana yang di jelaskan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani adalah sebagai berikut: Bila engkau bertemu dengan seseorang, hendaklah engkau memandang dia itu lebih utama dari pada dirimu dan katakanlah dalam hatimu: Boleh jadi dia lebih baik di sisi Allah SWT dari pada aku ini dan lebih tinggi derajatnya. Bila engkau bertemu dengan orang kecil dan lebih muda umurnya dari pada dirimu maka katakanlah dalam hatimu: Boleh jadi orang kecil dan muda ini tidak banyak berbuat dosa kepada Allah SWT sedangkan aku adalah orang telah banyak berbuat dosa, maka tidak diragukan lagi kalau derajat dirinya lebih baik dari pada aku. Bila engkau bertemu orang yang lebih tua hendaklah engkau katakan dalam hatimu: Orang ini telah lebih dahulu beribadah kepada Allh SWT dari pada aku. Bila engkau betemu dengan orang yang alim (berilmu) maka katakanlah dalam hatimu: Orang ini telah diberi oleh Allah SWT sesuatu yang tidak bisa aku raih, telah mendapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan, telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui dan telah mengamalkan ilmunya. Bila engkau bertemu dengan orang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu: Orang ini durhaka kepada Allah SWT karena kebodohannya sedangkan aku durhaka kepada Allah SWT pada hal aku mengetahuinya. Aku tidak tahu dengan apa umurku akan Allah SWT akhiri atau dengan apa umur orang bodoh itu akan Allah SWT akhiri apakah dengan husnul khatimah atau dengan su`ul khatimah. Bila engkau bertemu dengan orang kafr maka katakan dalam hatimu: Aku tidak tahu bisa jadi dia masuk islam lalu menyudahi seluruh amalnya dengan amal shaleh dan bisa jadi aku terjerumus menjadi kafr lalu menyudahi seluruh amalanku dengan amal yang buruk (na`udzubillahi min dzalik).”97 Demikianlah sisi kepribadian seseorang dalam membentuk karakter dan akhlak mulia. Kita tidak mungkin memisahkan karakter dan akhlak mulia karena keduanya dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran karena sudah tertanam dalam jiwa atau dengan kata lain karakter dan akhlak dapat disebut dengan kebiasaan. 98Selain itu karakter dan akhlak dapat mendidik jiwa seseorang agar cenderung kepada kebaikan yang kesemuanya itu dapat di mulai dari hal-hal kecil dan sederhana kemudian di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari kapan dan dimanapun kita berada serta apapun profesi yang kita tekuni terlebih lagi sebagai pemimpin. D. Rangkuman BAB VII. KISAH-KISAH TELADAN DAN KARAKTER YANG DI MILIKI Hidup adalah perjuangan, dan setiap perjuangan tentu saja memerlukan pengorbanan. Untuk itu penulis akan memaparkan beberapa kisah perjuangan para pemuda dimasanya yang telah berjuang dengan gigih dalam menjalani hidup dan kehidupannya sesuai dengan kondisi 96 . Rachmat Ramadhana al-Banjari, Op.Cit, hal. 313. 97 . Ibid, hal, 313-314. 98 . Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit. Hal, 2.
dan zamannya. Suka dan duka menjadi bagian dari hari-hari kehidupannya, mereka rela meninggalkan kedua orang tua, sanak saudaranya dan tanah kelahirannya yang mereka cintai demi mempertahankan akidah dan prinsip-prinsip hidup yang sesuai dengan tuntunan agama. Hidup ini mereka jalani dengan tabah, sabar dan istiqamah sehingga perjuangan mereka dapat tercapai dibawa bimbingan dan ridha Ilahi Rabbi. Karena itu penulis akan mengetengahkan beberapa kisah-kisah umat terdahulu yang perlu diteladani atau diambil i`tibarnya untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini. Kisah tersebut adalah sebagai berikut: A. Kisah Ashabul Kahf Ashabul Kahf adalah sekelompok pemuda yang hidup di tengah-tengah sebuah masyarakat dan penguasa yang menyembah berhala dan taghut. Penguasa yang berkuasa adalah seorang raja yang zalim, kejam dan keji. Nama raja tersebut adalah Dikyanus. Pada saat itu raja memerintahkan kepada seluruh rakyatnya untuk sujud dan menyembah berhala. Dan bagi siapa saja yang menentang atau tidak taat maka raja tidak segan-segan mengiksa bahkan diancam akan di bunuh. Ketika para pemuda itu menyaksikan praktek kaumnya sujud dan menyembah berhala, pada hal menurut mereka yang seharusnya kaumnya lakukan adalah sujut dan menyembah Allah SWT seperti yang diimani dan disembah oleh para pemuda tersebut. Melihat kondisi tersebut dan demi menyelamatkan serta mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT maka, para pemuda itupun memutuskan untuk hijrah, mereka rela pergi meninggalkan tempat tinggalnya, meninggalkan keluarga, kaum kerabat dan masyarakatnya demi menghindari kekafran yang dilakukan oleh raja beserta kaumnya. Para pemuda itu pergi dan bersembunyi di dalam gua yang terletak disebuah gunung yang disebut Tikhayus di dekat kota kelahiran mereka, Afasus. Ditengah perjalanan ke gua mereka bertemu dengan seorang pengembala dengan seekor anjingnya yang kemudian ikut bersama mereka. Di dalam gua itulah mereka membulatkan tekadnya untuk menghabiskan masa remajanya dengan tekun menyembah Allah SWT. Diantara mereka ada seorang yang bernama Tamlikha yang bertugas membeli makanan dan minuman untuk teman-temannya. Pada saat membeli makanan Tamlikha mendengar kabar bahwa raja masih mencari-cari mereka dan juga mencari ahli ibadah kepada Allah SWT untuk dibunuh kecuali bila mereka mau menyembah berhala. Kabar tersebut segera disampaikan kepada teman-temannya akhirnya mereka pun menangis. Lalu mereka berdoa kepada Allah SWT semoga dilimpahkan rahmat dari sisi-Nya. Mereka pun mengharapkan pengampunan, ketenteraman dan rejeki dari Allah SWT. Selain itu juga mereka memohon agar Allah SWT memudahkan bagi mereka jalan yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafr dan memperoleh ketabahan dalam menaati Allah SWT sehingga mereka mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kemudian Allah SWT mengabulkan doanya dengan menutup penglihatan dan pendengaran mereka sehingga mereka pun tidur nyenyak.
Sementara itu raja Dikyanus teringat kembali dengan para pemuda itu lalu memaksa orang tua mereka untuk mendatangkannya. Para orang tua itu akhirnya menunjukan gua tempat persembunyian sekaligus tempat mereka beribadah. Raja Dikyanus segera pergi dan menutup pintu gua tersebut agar mereka mati didalamnya. Dalam staf pengiring raja, ada dua orang laki-laki yang tetap menyembunyikan keimanannya namanya Petrus dan Runas. Kisah para pemuda yang beriman dalam gua itu diabadikan dengan tulisan diatas dua keping batu lalu disimpan dalam peti yang terbuat dari tembaga kemudian peti itu ditaman dalam gua supaya dikemudian hari kisah Ashabul Kahf ini menjadi teladan dan peringatan bagi umat manusia. Waktu berjalan terus, zaman silih berganti, begitu pula raja Dikyanus sudah meninggal dan dilupakan orang. Seorang raja yang shaleh yang bernama Petrus sudah memerintah negeri yang ditinggalkan raja Dikyanus tersebut. Pada masa pemerintahannya terjadi perbedaan pendapat dikalangan rakyatnya tentang hari kiamat sehingga mereka terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang percaya akan hari kiamat dan golongan yang mengingkarinya. Atas kejadian ini raja sangat bersedih. Kemudian Dia (raja) bedoa agar Allah SWT dapat memperlihatkan kepada rakyatnya tanda-tanda yang meyakinkan mereka bahwa kiamat itu pasti terjadi. Sementara itu seorang penyembala kambing yang bernama Ulyas bermaksud membangun kandang untuk kambingnya di gua tempat para pemuda tadi. Lalu dipecahkannya dinding yang menutup pintu gua itu. Seketika itu juga pemuda-pemuda beriman itu terbangun dari tidurnya. Mereka duduk dengan wajah yang berseri-seri lalu mereka shalat. Kemudian berkatalah mereka satu sama lain. Berapa lama kalian tidur? Dijawab oleh yang lain, Sehari atau setengah hari, Yang lain mengatakan, Tuhan lebih mengetahui berapa lama kalian tidur. Setelah berbincang kemudian salah seorang dari mereka pergi kekota dengan membawa uang perak untuk membeli makanan. Sebagaimana biasa Tamlikha yang bertugas membeli makanan, maka berangkatlah ia untuk berbelanja secara sembunyi-sembunyi karena takut terhadap raja Dikyanus. Sewaktu ia berjalan terdengarlah olehnya orang-orang menyeru Isa al-Masih disegala penjuru kota. Dia berkata dalam hati, “Alangkan anehnya mengapa orang mukmin itu tidak dibunuh oleh raja Dikyanus?” Dia masih merasa heran, “Barangkali aku bermimpi atau ini bukan kotaku dahulu,” katanya dalam hati. Kemudian dia bertanya pada seorang laki-laki tentang nama kota ini, lakilaki itu menjawab, “ Ini kota Afasus.” Pada akhirnya dia datangi seorang laki-laki dan memberikan uang logam untuk membeli makanan. Laki-laki itu kaget setelah melihat uang logam tersebut karena belum pernah melihatnya. Dia membolak balik uang logam tersebut setelah itu diperlihatkannya kepada kawan-kawannya. Mereka merasa heran dan berkata, apakah uang ini dari harta yang kamu temukan tersimpan dalam tanah? Uang logam ini dari zaman raja Dikyanus yaitu suatu zaman yang sudah lewat beberapa abad lamanya. Atas kejadian ini Tamlikha dibawa ke hadapan dua
orang hakim yang bernama Areus dan Tanteus. Pada awalnya Tamlikha mengira dia akan dibawa kehadapan raja Dikyanus sehingga ia menangis. Tetapi setelah mengetahui raja Dikyanus telah tiada dan berganti dengan raja yang shaleh, maka lenyaplak rasa takutnya. Selanjutnya kedua hakim itu bertanya kepada Tamlikha, dimanakah harta terpendam yang kamu temukan itu wahai anak muda? Kemudian Tamlikha menceritakan kisah para pemuda itu dengan raja Dikyanus dan dia mengajak kedua hakim itu pergi ke gua untuk membuktikan kebenaran kisahnya. Lalu mereka pergi bersama hingga sampai ke pintu gua itu dan mereka mendengarkan semua kisah tentang penghuni gua itu dari Tamlikha. Kedua hakim itu merasa heran setelah mengetahui mereka tidur dalam gua itu selama tiga ratus tahun (300) tahun. Mereka dibangunkan oleh Allah SWT dari tidurnya agar menjadi sebagian dari tandatanda kekuasaan-Nya kepada manusia. Kemudian Areus masuk kedalam gua dan melihat peti dari tembaga tertutup dengan segel. Di dalamnya terdapat dua batu bertulisan yang menceritakan kisah pemuda itu sejak mereka melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus demi memelihara akidah dan agama mereka sampai kemudian raja Dikyanus menutup pintu gua itu dengan batu. Setelah Areus dan kawan-kawan membaca kisah ini, mereka bersyukur dan langsung sujud kepada Allah SWT. Kemudian mereka segera mengirim utusan kepada raja Petrus agar segera datang ke gua untuk menyaksikan tanda kekuasaan Allah SWT yang ada pada pemudapemuda tersebut yang dibangitkan sesudah tertidur selama tiga ratus (300) tahun. Raja berangkat bersama rombongan pengawal dan penduduk negerinya menuju ke tempat para pemuda tersebut. Ketika raja sampai dan melihat pemuda-pemuda itu, raja langsung sujud kepada Allah SWT, lalu memeluk pemuda-pemuda itu sambil menangis. Sementara para pemuda itu terus memuji Allah SWT, kemudian mereka berkata kepada raja, “Wahai raja, selamat tinggal, semoga Allah SWT melindungimu dari kejahatan manusia dan jin.” Lalu mereka kembali kepembaringan dan ketika itu pula Allah SWT mencabut rohnya. Untuk memberikan penghormatan kepada arwah para hamba Allah SWT yang suci itu, raja memerintahkan agar masing-masing dari mereka dibuatkan peti jenazah dari emas. Tetapi pada malam harinya raja bermimpi melihat mereka dan berpesan kepadanya, “Biarlah kami sebagaimana adanya dalam gua ini, kami tidur diatas tanah sampai hari kiamat datang.” Oleh karenanya, raja memerintahkan agar jenazah-jenazah itu dihamparkan dalam sebuah peti kayu dan melarang setiap orang masuk kedalam gua itu. Raja memerintahkan pula agar di pintu gua dibangun tempat ibadah dan hari wafatnya para pemuda ashabul kahf itu dijadikan hari besar. 99 B. Kisah Nabi Yusuf Yusuf adalah putera ke tujuh dari dua belas bersaudara dari Nabi Ya`qub. Ibunya bernama Rahil. Dan dari ibu Rahil ini Yusuf mempunyai adik yang bernama Bunyamin. Diantara anak-anak Nabi Ya`qub, Yusuf dan Bunyaminlah yang paling dicintainya terlebih lagi setelah 99. Kemeterian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur`an dan Tafsirnya jilid 5, Op. Cit, hal, 578-580.
ibunya meninggal dunia. Hal ini menimbulkan iri hati dari saudara-saudaranya yang lain. Yusuf memiliki wajah yang tampan bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Pada suatu malam Yusuf bermimpi, ia melihat sebelas bintang, bulan dan matahari bersujud kepadanya. Keesokan harinya ia menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya. Ayahnya berkata: sebelas bintang adalah saudara-saudaramu, matahari adalah ayahmu dan bulan adalah ibumu. Semua akan menghormatimu dan kelak engkau akan menjadi orang besar. Oleh karena itu jangan sampai saudara-saudaramu tahu karena jika mereka tahu maka mereka akan mencelakaimu. Namun tanpa setahu Yusuf dan ayahnya ternyata salah seorang dari saudaranya mendengarkan pembicaraan antara Yusuf dan Ayahnya. Sejak saat itu mereka makin membenci yusuf dan selalu berusaha untuk mencelakainya. Pada suatu hari saudara-saudara Yusuf meminta ijin kepada ayahnya Nabi Ya`qub untuk mengajak Yusuf berburu binatang. Mula-mula Nabi Ya`qub tidak mengizinkan Yusuf ikut berburu bersama saudara-saudaranya tapi setelah mereka membujuk dengan menunjukan kesanggupan untuk menjaga Yusuf dari bahaya, maka Nabi Ya`qub pun mengijinkan Yusuf ikut bersama kakaknya sementara Bunyamin tetap tinggal di rumah menemani Ayahnya Nabi Ya`qub. Pada keesokan harinya berangkatlah rombongan putera-putera Nabi Ya`qub menuju tempat yang telah direncanakan. Setelah mereka tiba kemudian mereka menangkap Yusuf. Berkata Yusuf, mau kalian apakan aku ini? “diam!” bentak salah seorang kakaknya. Mereka hendak membunuh Yusuf, namun tidak sampai hati. Salah seorang dari mereka mengusulkan agar dimasukan saja kedalam sumur, pasti ada kaflah yang akan mengambilnya dan Yusuf pasti akan dijual sebagai budak. Usul itu disetujui, akhirnya Yusuf yang masih kecil tidak berdaya ketika saudara-saudaranya yang lebih besar memasukannya kedalam sumur. Namun sebelum Yusuf dimasukan kedalam sumur terlebih dahulu bajunya dilepas. Setelah itu saudara-saudaranya menyembelih hewan lalu darahnya dilumurkan pada bajunya Yusuf. Pada petang harinya pulanglah mereka ke rumahnya tanpa membawa Yusuf dan langsung menghadap ayahnya yaitu Nabi Ya`qub seraya menangis dan bersandiwara seakanakan sedang susah. Berkatalah mereka pada ayahnya: “ Wahai ayah! alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami, bahwa kekuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf telah terjadi dan menjadi kenyataan. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami asik bermain dan meninggalkannya seorang diri. Sebenarnya kami sudah hati-hati menjaga adik kami sesuai pesanan ayah, menurut pengamatan kami bahwa pada saat itu tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang buas di tempat kami bermain akan tetapi rupanya serigala sudah mengintai adik kami Yusuf. Oh ayah, kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal dan tidak menepati janji dari kesanggupan kami kepada ayah ketika kami meminta ijin membawa Yusuf, namun apa yang hendak dikata bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran darah sebagai bukti kebenaran kami. Nabi Ya`qub memegang pakaian anaknya lalu membolak balik baju itu ditangannya namun Ia melihat bahwa pakaian itu masih utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robekan. Serigala apa yang memakan Yusuf? Apakan ia memakan
dari dalam pakaian tanpa merobeknya. Seandainya Yusuf mengenakan pakaiannya lalu dimakan oleh serigala semestinya pakaian tersebut akan robek, atau Yusuf telah melepas bajunya kemudian bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagaimana pakaian tesebut berlumuran darah sedangkan Yusuf tidak memakainya. Berdasarkan analisa tersebut maka Nabi Ya`qub mengetahui bahwa anak-anaknya berbohong bahwa Yusuf dimakan serigala. Sementara itu Yusuf berada dalam sumur yang telah dibuang oleh saudara-saudaranya sedang berpikir bagaimana menyelamatkan dirinya, namun tiba-tiba ada rombongan kaflah yang mencari air, akhirnya mereka menuju ke sumur dimana Yusuf ada di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka menjulurkan timba kedalam sumur, dari sinilah Yusuf memegang tali timba itu, selanjutnya musafr itu menarik tali timbanya keatas seraya berteriak mengeluh karena begitu berat yang disangkanya penuh dengan air, namun alangkah terkejutnya setelah melihatnya ternyata seorang anak kecil yang tampan dan berkulit putih. Kemudian mereka berunding tentang apa yang akan diperbuat tehadap anak kecil tersebut, pada akhirnya bersepakatlah mereka yaitu akan membawa anak tersebut ke Mesir untuk di jual sebagai hamba sahaya. Setibanya mereka di Mesir dibawalah Yusuf ke sebuah pasar khusus untuk di jual dan pembelinya adalah seorang ketua polisi yang bernama Futhifar. Kehadiran Yusuf dalam keluarga Futhifar bersama istrinya Zulaikha dapat menyenangkan hatinya apalagi mereka belum dikaruniai anak, karena itu Yusuf yang tampan itu dianggap sebagai anak sendiri. Yusuf pun merasa betah berada dirumah keluarga nyonya Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya diurus dengan senang hati seolah-olah diperintah oleh orang tuanya sendiri. Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar karena ia mendapat kepercayaan penuh dari majikannya. Untuk itu ia melaksanakan segala perintah dan keperluan mereka dengan sepenuh hati, ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab dengan tidak menuntut upah dan balasan atas segala jerih payahnya. Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang didapat oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar telah mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan tubuhnya sehingga semakin hari terlihat segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya sehingga ia tumbuh sebagai seorang remaja (pemuda) yang tampan dan gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya tidak terkecuali istri majikannya sendiri yaitu Zulaikha. Simpati dan kekaguman Zulaikha terhadap cara kerja Yusuf, lama kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk tubuh dan ketampanannya. Diam-diam Zulaikha mengagumi pembantunya itu dan akhirnya Ia pun benar-benar jatuh cinta pada Yusuf. Zulaikha berdandan dan berhias rapi dengan membiarkan pintu kamarnya terbuka begitu saja. Kemudian menyuruh Yusuf untuk masuk kekamarnya dengan alasan mengerjakan sesuatu. Tanpa curiga sedikit pun Yusuf memenuhi perintah majikannya. Ketika Yusuf berada di kamar, maka Zulaikha merayu agar
Yusuf memenuhi kemauannya namun Yusuf tetap berdiri di tempatnya dengan menundukan kepalanya kelantai. Zulaikha terus memaksa tetapi Yusuf tetap menolak sambil pergi. Namun langkahnya tertahan karena wanita itu berhasil memegang gamisnya akibatnya gamis bagian punggung Yusuf robek. Bersamaan dengan itu tiba-tiba Futhifar muncul di balik pintu. Pejabat kepolisian itu marah sekali, lebih-lebih Zulaikha mengaku hendak di perkosa oleh Yusuf. Meskipun Yusuf membela diri namun Zulaikha tetap mempengaruhi suaminya. Kepala kepolisian itu tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada saksi yang bisa memberikan keterangan, namun Ia meragukan pengakuan istrinya karena selama ini Yusuf dikenal sebagai pemuda yang sopan dan jujur. Dengan tidak memberikan kesempatan kepada Yusuf untuk membela diri, Zulaikha cepat-cepat berkata kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaannya itu. Inilah dia Yusuf, hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani masuk kebilikku dan memaksaku untuk memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan pebuatannya. Orang yang tidak mengenal budi baik ini harus dipenjarakan. Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaika kepada suaminya tidak dapat berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah Yusuf kepada majikannya, sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggil aku kebiliknya lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawaran itu lalu lari darinya, namun ia mengejarku kemudian menarik gamisku dari belakang hingga robek. Futhifar dalam keadaan bingung, siapakah diantara ke dua orang ini yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama di rumahnya belum pernah berkata dusta atau Zulaikhakah yang dalam pikirannya tidak mungkin akan menghianatinya? Dalam keadaan demikian itu Futhifar meminta pertimbangan dari keluarga Zulaikha yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberikan pertimbangan yang tepat bila diminta pikiran dan nasehatnya. Berkatalah saudaranya, “ lihatlah, bila gamisnya Yusuf robek dibagian belakangnya, maka ialah yang benar dan istrimu yang dusta, sebaliknya bila robek gamisnya dibagian muka, maka dialah yang dusta dan istrimu yang benar”. Setelah mendengar perkataan itu, maka Futhifar pun berkata kepada isterinya beristighfarlah engkau wahai Zulaikha dan mohon ampunlah atas dosamu karena engkau telah berbohong untuk menutupi kesalahanmu. Kemudian Futhifar berkata pada Yusuf agar merahasiakan kejadian itu pada orang lain. Namun sepandai pandai orang membungkus bangkai akhirnya tercium juga. Peristiwa tersebut cepat bocor dan tersiar keluar, para isteri pejabat pun berdesas desus membicarakan Zulaikha yang hendak memaksa pembantunya untuk melayani nafsu syahwatnya. Untuk mengakhiri desas desus atau berita miring tentang dirinya dari isteri para pejabat itu maka, Zulaikha mengundang mereka ke suatu jamuan makan di rumahnya dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mereka Yusuf yang telah menawarkan hatinya sehingga ia lupa akan marwah dan kedudukannya sebagai isteri Ketua kepolisian Negara. Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk serta masing-masing diberikan
sebilah pisau dan buah-buahan selanjutnya mempersilahkan kepada mereka untuk menikmatinya. Pada saat mereka sedang sibuk mengupas buah Zulaikha sengaja meminta Yusuf melintas dihadapan mereka. Bagaikan terkena sihir, seluruh wanita yang hadir terbelalak matanya. Mereka terheran-heran melihat ketampanan Yusuf. “ Sungguh ini bukan manusia tetapi malaikat” gumam salah satu dari mereka. Tanpa di sadari mereka terlena menyaksikan keindahan wajah dan tubuh Yusuf sehingga tangan mereka tersayat oleh pisaunya sendiri. Melihat darah mengucur dari tangan para tamunya Zulaikha tersenyum puas sambil bertepuk tangan tanda gembira lalu berkata, inilah dia Yusuf yang menjadikan aku bulan-bulanan ejekanmu. Salahkah aku jika tergil-gila padanya karena melihat ketampanan parasnya, keindahan tubuhnya dan keluhuran akhlaknya sampai-sampai aku lupa akan kedudukanku dan posisi suamiku sebagai pejabat ke polisian? Kalian yang hanya melihat Yusuf sepintas saja sudah kehilangan kesadaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang teriris. Maka tidak heranlah kalau aku yang berkumpul satu rumah dengan Yusuf melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranya setiap saat dan detik sampai kehilangan akal sehingga tidak mampu mengawal nafsu syahwatku menghadapinya. Memang aku mengakui dihadap kalian bahwa akulah yang menggoda dan merayunya dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku akan tetapi dia tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia semakin menjauhkan diri bila aku mencoba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri seorang kepala polisi kepada Yusuf yang hanya seorang pembatu rumah tangga, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, bila tetap membangkang dan tidak mau menuruti kehendakku, maka aku tidak ragu-ragu akan memasukanya kedalam penjara sebagai pengajaran dan imbalan atas tercemarnya namaku karenanya. Futhifar suami dari Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ia pun sadar bahwa yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik keluarganya adalah ulah Zulaikha isterinya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat banyak selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf di penjara karena dengan memasukan Yusuf kedalam tahanan dengan harapan anggapan umum akan berubah bahwa Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa ini bukan Zulaikha. Dengan demikian mereka berharap nama baik keluarga akan pulih kembali dan desas desus masyarakat tentang rumah tangganya akan berakhir. Demikianlah maka Futhifar memerintahkan agar Yusuf di masukan dalam penjara. Yusuf di masukan dalam penjara bukan karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan akan tetapi karena kesewenang-wenangan penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri, akan tetapi bagi Yusuf sendiri penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipuan yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan. Di dalam penjara Yusuf dapat membulatkan pikiran dan jiwanya untuk beribadah
dan menyembah kepada Allah SWT. Disamping itu juga ia dapat melakukan dakwah, memberikan bimbingan dan nasehat kepada orang-orang dalam penjara agar mereka yang telah melakukan kejahatan bertaubat dan kembali kejalan yang benar. Sedangkan tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang wenang dihibur supaya mereka bersabar dan bertawakkal seraya memohon kepada Allah SWT agar segera mengakhiri penderitaan dan kesengsaraannya. Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pemuda pegawai istana Raja yaitu seorang penjaga gudang makanan dan seorang lagi pelayan meja istana. Pada suatu hari datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Yusuf dengan mengisahkan bahwa mereka telah bermimpi yaitu si penjaga gudang melihat dalam mimpinya seolah-olah mendukung diatas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti dimana roti itu disambar oleh sekelompok burung yang dibawanya terbang sedangkan si pelayan ia melihat seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas seperti gelas yang sering digunakan minum oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Yusuf agar menafsirkan mimpi mereka itu. Yusuf dikaruniai oleh Allah SWT kenabian dan ilmu yang mumpuni termasuk dalam menta`wil mimpi. Untuk itu atas permintaan kedua pemuda tersebut, maka Yusuf pun menta`wilkan mimpi mereka. Adapun arti mimpi dari pemuda pelayan itu adalah engkau akan segera dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperti sedia kala sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makanan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah ta`bir mimpimu yang telah menjadi ketetapan Allah SWT bagi kamu berdua. Tidak berapa lama berselang keluarlah surat dari raja dengan memberikan pengampunan bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang. Di dalam penjara Yusuf dikenal sebagai seorang yang pandai menta`wil mimpi. Hal ini tedengar pula sampai ketelinga Raja Mesir yang secara kebetulan ketika itu sedang risau karena diganggu oleh mimpinya yang sulit diterjemahkan oleh para pembantunya. Adapun mimpi sang Raja tersebut adalah beliau berimpi melihat tujuh ekor sapi kurus memakan tujuh ekor sapi gemuk dan tujuh butir gandum yang hijau serta tujuh butir lainnya kering. Untuk itu dipanggillah Yusuf kemudian diminta agar menta`wilkan mimpi tersebut. Dengan sangat hatihati Yusuf pun menta`birkan mimpi sang Raja, Yusuf berkata: Negara ini akan mengalami masa subur dan kemakmuran selama tujuh tahun, dimana semua tanaman gandum, padi dan sayur sayuran akan membawa hasil makanan yang melimpah ruah, setelah itu akan datang musim kemarau selama tujuh tahun pula yang mengakibatkan sungai Nil tidak memberikan air yang cukup untuk mengairi sawah dan ladang sehingga tanaman dan sayuran rusak dan mati, sementara persediaan makanan yang dipanen pada saat musim subur sudah habis di makan. Kemudian setelah mengalami dua musim tersebut , akan tiba lagi masa subur dimana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang sudah kering dan kembali tanamantamanan menghijau sehingga menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang melimpah
ruah. Yusuf melanjutkan perkataannya, jika ta`wilku ini menjadi kenyataan, maka seharusnya kalian menyimpan baik-baik makanan hasil dari musim subur itu serta berhemat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering agar supaya rakyat terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan. Setelah Raja mendengar apa yang diceritakan Yusuf tentang mimpinya, maka Raja merasakan bahwa ta`wil yang di dengarkannya itu masuk akal dan dapat dipercaya serta akan menjadi kenyataan karena itu raja memperoleh kesan bahwa Yusuf adalah seorang yang pandai dan bijaksana serta akan sangat berguna bagi Negara jika ia di dudukan di istana menjadi penasehat pembantu kerajaan. Untuk itu Raja meminta agar segera membebaskan Yusuf dari penjara. Namun Yusuf enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan Zulaikha dijernihkan lebih dahulu yaitu sebelum tuduhan dan ftnah yang dialamatkan kepada dirinya diterangkan keplsuanya. Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dari noda dan dosa yang sengaja diletakan kepadanya adalah ftnah dan tipu daya yang bertujuan menutupi dosa isteri pejabat Negara. Yusuf tidak ingin dibebaskan dari penjara atas dasar pengampunan, akan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah. Permintaan Yusuf diterima oleh Raja Mesir, untuk itu segera dikeluarkan perintah dengan mengumpulkan para wanita yang menghadiri jamuan makan yang diadakan Zulaikha dimana ujung jari tangan mereka masing-masing teriris setelah melihat wajah Yusuf. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mereka lihat dan alami. Mereka menyatakan tentang diri Yusuf bahwa ia adalah seorang yang jujur, shaleh, bersih dan bukan dia yang salah dalam peristiwa dengan Zulaikha, bahkan Zulaikha dalam pertemuan itu mengakui bahwa dialah yang salah dengan memberikan keterangan palsu dan meminta kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf sehingga masyarakat mengira bahwa Yusuflah yang salah. Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu kemudian diumumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat tentang tabir yang menyelimuti peristiwa antara Yusuf dan Zulaikha. Maka atas perintah Raja di keluarkanlah Yusuf dari penjara secara hormat dan bersih dari segala tuduhan. Setelah Raja mengetahui kebenaran dan kesucian serta kecerdasan Yusuf dimana ia dapat memberikan jalan keluar terhadap persoalan ekonomi kerajaan Mesir, maka Raja memanggil Yusuf untuk diangkat sebagai menteri dengan tugas menjadi kepala gudang yang mengatur perekonomian. Apa yang dikatakan Yusuf saat menta`wilkan mimpi sang Raja menjadi kenyataan yaitu setelah berlangsung masa subur selama tujuh tahun maka datanglah masa paceklik melanda wilayah Mesir dan sekitarnya termasuk daerah Palestina tempat tinggal Nabi Ya`qub dan saudara-saudara Yusuf. Negeri Palestina tidak tahu menahu bakal datangnya kemarau panjang sehingga mereka kelabakan dan rakyatnya banyak yang menderita kelaparan. Terdengarlah disana berita bahwa pemerintah Mesir mempunyai simpanan bahan makanan yang banyak sekali sehingga dapat membantu meringankan penderitaan penduduk negeri-negeri tetangga. Oleh karena itu Nabi Ya`qub menyuruh anak-anaknya supaya mengumpulkan barang-barang
dagangan dan membawanya ke Mesir untuk ditukarkan dengan bahan makanan. Untuk memenuhi pemintaan ayahnya maka berangkatlah sudara-saudara Yusuf kecuali Benyami, sewaktu mereka tiba di Mesir dan menukar emasnya dengan gandum mereka tidak menyangka sama sekali bahwa kepala gudang perbendaharaan negeri Mesir adalah Yusuf saudaranya sendiri sedangkan Yusuf mengetahui mereka namun berpura-pura tidak mengetahuinya. Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat, dijamunya dengan makan yang lezat-lezat dan juga diberinya bekal untuk perjalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang ke Palestina, Yusuf berkata kepada mereka. “ Bawalah saudaramu yang bernama “Bunyamin” jika tidak kamu bawa maka lain kali kalian tidak akan kuperbolehkan masuk ke negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan lagi disini. Mereka kaget mendengar ucapan sang menteri karena tidak menyangka sang menteri mengetahui bahwa mereka masih punya saudara lagi yaitu Bunyamin. Ketika mereka sampai di rumah dan membuka karung gandum ternyata emas-emas yang mereka tukarkan berada dalam karung bersama gandum. Mereka heran dan segera melaporkan kepada ayahnya Nabi Ya`qub. Wahai ayah barang-barang yang kami bawa ke Mesir ternyata dikembalikan, ini sebagai bukti bahwa penguasa Mesir itu begitu baik menolong kita dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan. Selanjutnya mereka menyatakan keinginan menteri ekonomi agar mereka membawa Bunyamin ke Mesir namun Nabi Ya`qub menolak karena kuatir jangan sampai Bunyamin mengalami nasib yang sama dengan Yusuf dahulu. Tapi jika kami tidak membawa Bunyamin maka kami tidak diperbolehkan memasuki negeri Mesir dan tidak boleh membeli makanan lagi. Nabi Ya`qub tetap tidak memperbolehkan Bunyamin pergi ke Mesir karena trauma atas kehilangan yusuf masih menghantui dirinya namun karena persediaan makanan makin menipis maka mau tidak mau anak-anaknya harus pergi ke Mesir lagi. Nabi Ya`qub berkata kepada anakanaknya bersumpahlah atas nama Allah SWT bahwa kalian harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian jika terjadi sesuatu padanya. Mereka seerentak menyatakan kesediaannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali, setelah mendengar sumpah anak-anaknya itu barulah Nabi Ya`qub merasa lega dan mengizinkan Bunyamin dibawa serta ke Mesir. Ketika anak-anak Nabi Ya`qub tiba di Mesir mereka langsung masuk keruangan khusus, Yusuf langsung mengenali adiknya Bunyamin. Yusuf bertemu dengan adiknya empat mata seraya berkata, jangan sedih dan takut karena saya ini adalah saudara kandungmu, tapi ini jangan kamu ceritakan pada saudara-saudaramu yang lain. Kemudian Yusuf mencari cara agar Bunyamin dapat tinggal di istana tidak pulang ke Palestina, tatkala bahan makanan dipersiapkan diam-diam Yusuf memasukan piala (tempat minum yang dipergunakan untuk menakar) ke dalam karung Bunyamin. Setelah itu mereka berangkat meninggalkan Mesir namun belum begitu jauh datang utusan dari raja dengan mengatakan bahwa mereka sebagai pencuri. Saudara-saudara Yusuf segera menghentikan perjalanannya seraya bertanya apakan yang hilang dari kerajaan sehingga prajurit datang menyusul dan menuduh kami sebagai pencuri. Utusan itu
berkata: raja kami kehilangn piala yang ada cap kerajaan, apakah kalian mengetahuinya dan siapa yang mengembalikannya akan mendapat hadiah bahan makanan seberat beban unta. Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan kata saudara-saudara Yusuf, dan kami bukanlah termasuk orang-orang yang mencuri. Para prajurit berkata lagi, apakah hukuman bagi orang yang melakukan pencuri itu? hukumannya adalah menjadi budak, itulah tebusan atas perbuatannya jawab saudara-saudara Yusuf. Setelah itu mulailah para prajurit itu memeriksa karung-karung mereka semua, maka ditemukanlah piala raja itu dikarungnya Bunyamin maka tanpa kompromi lagi Bunyamin dibawa menghadap menteri ekonomi yaitu Yusuf. Bunyamin ditahan di Mesir sedangkan saudara-saudara yang lain diperbolehkan pulang. Saudara tertua yang bernama Yahuda berkata bukankah kalian mengetahui bahwa ayah telah mengambil janji yang berat dari kita dengan nama Allah SWT bahwa kita akan sungguh-sungguh menjaga keselamatan Bunyamin dan sanggup mengembalikannya kepada ayah. Penahanan Bunyamin ini akan membuat ayah kita bertambah sedih terlebih bila diingat bahwa dahulu kita telah menyia-nyiakan Yusuf. Oleh karena itu, kata Yahuda lebih lanjut, aku tidak akan meninggalkan Mesir sampai ayah mengizinkanku. Untuk itu pulanglah kalian menghadap ayah dengan melaporkan segala kejadian yang dialami selama di Mesir yaitu Bunyamin telah mencuri piala raja akibatnya ia ditahan dan dijadikan hamba sahaya selama satu tahun. Setelah sampai di Palestina saudara-saudara Yusuf memberikan laporan kepada ayahnya seperti yang disarankan Yahuda. Karena tidak senang mendengarkan laporan anak-anaknya, maka Nabi Ya`qub berpaling dari mereka seraya berkata dengan penuh kesdihan, tadinya aku menungu-nunggu berita yang menggembirakan dari Mesir, tetapi kenyataannya justeru berita yang menyedihkan yang aku terima. Karena kesedihan terus menerus yang dialaminya dan sering menangis maka kedua mata Nabi Ya`qub menjadi putih sehingga keadaannya seperti orang buta namun demikian ia tetap sabar dan tabah serta masih menahan amarah terhadap anak-anaknya. Nabi Ya`qub menyuruh anak-anaknya kembli ke Mesir untuk mencari berita tentang Yusuf karena ia yakin Yusuf masih hidup, lalu mereka pun berangkat. Sesampainya di Mesir mereka langsung masuk keistana bertemu dengan menteri perekonomian, kemudian mengemukakan alasan-alasan kenapa mereka kembali lagi ke Mesir, Yusuf menjawabnya dengan mengingatkan mereka atas kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Yusuf dan Bunyamin adiknya. Yusuf juga mengatakan bahwa apa yang mereka perbuat terhadap diri dan adiknya adalah perbuatan yang sangat tercela. Setelah mendengar ucapan Yusuf, timbullah di hati mereka kesadaran bahwa yang ada di hadapan mereka adalah Yusuf. Untuk menguatkan dugaannya, mereka mengajukan pertanyaan dengan penuh rasa heran, apakah kamu ini benarbenar Yusuf? Pertanyaan mereka dijawab oleh Yusuf dengan mengatakan, aku ini adalah Yusuf yang telah kalian aniaya dengan cukup berat. Aku tidak berdaya sama sekali ketika kalian berencana membunuh dan membuangku ke dasar sumur yang dalam dan Allah SWT telah menolongku dan memuliakanku dengan memberiku pangkat yang tinggi. Dan ini adalah adikku
Bunyamin yang telah kalian pisahkan dari aku yang kemudian Allah SWT memberikan karunianya kepada kami berdua dengan menyatukan kami kembali setelah berpisah sekian lama, memuliakan kami setelah dihina dan menyelamatkan kami dari segala ujian dan cobaan. Setelah Yusuf menceritakan siapa dirinya kepada saudaranya, dia lalu menanyakan kepada mereka tentang keadaan ayahnya. Mereka menjawab beliau tidak bisa melihat lagi. Setelah itu Yusuf memberikan baju gamisnya kepada saudara-saudaranya agar dibawa pulang ke negerinya Palestina. Sesampainya di rumah baju gamis itu agar segera disapukan ke wajah ayah niscaya dia akan melihat kembali. Yusuf berkata demikian itu berdasarkan wahyu dari Allah SWT. Yusuf juga mengetahui bahwa penyebab tertutupnya penglihatan ayahnya adalah karena terlalu banyak menangis. Apabila ayahnya mengetahui bahwa baju gamis itu adalah miliknya, ini menandakan bahwa Yusuf masih hidup dan selamat dari aniaya dan cobaan yang dialaminya, dengan demikian ayahnya akan senang dan gembira serta akan melihat kembali seperti sediakala. Hal tersebut merupakan mujizat bagi Nabi Yusuf. Ia juga meminta kepada saudaranya supaya mendatangkan segenap keluarganya ke Mesir baik laki-laki, perempuan maupun anakanak. Saudara-saudara Nabi Yusuf pun pulang ke negerinya untuk memboyong semua keluarganya ke Mesir sesuai dengan permintaan Yusuf. Setelah sampai mereka memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang kedudukan Yusuf di Mesir sebagai penguasa. Disampaikan pula bahwa Yusuf mengundang semua keluarganya untuk menetap di Mesir bersamanya. Mendengar berita itu berangkatlah mereka bersama-sama ke Mesir. Setelah sampai di Mesir mereka bertemu dengan Yusuf dan rombongan yang pergi menjemput mereka ditengah jalan. Yusuf pun merangkul ke dua orang tuanya seraya berkata, silahkan memasuki negeri Mesir dengan selamat dan aman insya Allah kamu sekalian tidak akan mengalami kesulitan dan kelaparan walaupun musim kemarau masih saja mencekam. Kemudian Yusuf mengangkat kedua orang tuanya dan mendudukkan mereka diatas singgasana sebagai bentuk penghormatan lebih dari pada apa yang telah diperbuat kepada saudara-saudaranya. Mereka merebahkan diri seraya sujud memberi hormat kepada Yusuf sebagaimana lazimnya orang-orang yang memberi hormat kepada raja dan para pembesar pada waktu itu. Yusuf lalu berkata, wahai ayahku! Inilah tabir mimpiku dahulu ketika saya masih kecil yang telah saya sampaikan kepada ayah dengan ucapan: Terjemahannya: Ingatlah ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. Yusuf (12):4. Lebih lanjut Yusuf berkata, Allah SWT menjadikan mimpiku itu menjadi kenyataan. Sebelas bintang itu adalah saudara-saudaraku yang berjumlah sebelas orang sedangkan matahari dan bulan adalah ayah dan ibuku. Selanjutnya Yusuf berkata kepada ayahnya, Allah SWT telah berbuat baik kepadaku. Dia telah menyelamatkanku dari sumur, membebaskanku
dari ftnah istri ketua polisi (Zulaikha) dan perempuan-perempuan lainnya, membebaskan penderitaan dari penjara, menganugerahkan pangkat dan kedudukan sesudah bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadaku. Akhirnya pada usia 120 tahun Nabi Yusuf meninggal dunia di Mesir.100 C. Kiasah Anak Perempuan Penjual Susu Yang Jujur Pada suatu ketika khalifah Umar bin Khattab melakukan ronda malam untuk melihat langsung kondisi rakyatnya. Sepanjang malam Ia memeriksa keadaan rakyatnya secara langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah merasa curiga melihat lampu yang masih menyala. Di dalam rumah terdengar suara orang berbisik-bisik. Khalifah penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka perbincangkan. Untuk itu Khalifah Umar bin Khattab menghentikan langkahnya lalu dari balik bilik beliau mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu. Anaknya berkata, ibu kita hanya mendapatkan beberapa kaleng hari ini, mungkin karena musim kemarau sehingga air susu kambing kita hanya sedikit, benar anakku, kata ibunya. Tetapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak harap anaknya. “Hmm,” sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan kata ibunya. Anak perempuannya itu diam saja tetapi tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah berisi susu. “Nak,” bisik ibunya seraya mendekat. “Kita campur saja susu ini dengan air supaya penghasilan kita cepat bertambah.” Anak permpuan itu tercengang sambil memandang wajah ibunya yang begitu lelah menghadapi tekanan kehidupan yang amat berat apalagi ayah sudah tiada, namun ia segera menolak kemauan ibunya. Tidak, Bu! “Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur dengan air.” Akh! kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu, kata ibunya. “Ibu hanya kita ingin mendapatkan keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?” Tetapi tidak ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tidak ada yang berani keluar. Khalifah Umar bin Khattab pun tidak akan tahu perbuatan kita, kata ibunya tetap memaksa. Ayolah Nak mumpung tengah malam tidak ada yang melihat kita! Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tetapi Allah SWT tetap melihat kita. Allah SWT pasti mengetahui segala perbuatan serapi apapun kita menyembunyikannya, tegas anaknya. Ibunya hanya menarik napas panjang sungguh kecewa hatinya anaknya tidak mau menuruti suruhannya. Namun jauh dilubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya. Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Sebab aku yakin Allah SWT tetap mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat, kata anak itu. Tanpa berkata apa-apa ibunya pergi ke kamar sedangkan anak perempuannya menyelesaikan pekerjaan 100
. Lihat Al-Qur`an dan Tafsirnya pada surah Yusuf.
hingga selesai. Di luar bilik Khalifah Umar bin Khattab tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu. Kemudian beliau cepat-cepat meninggalkan gubuk itu pulang ke rumahnya. Keesokan harinya Khalifah Umar bin Khattab memanggil putranya, Ashim bin Umar lalu menceritakan kejujuran gadis penjual susu itu. Anakku menikahlah dengan gadis itu karena ayah menyukai ke jujurannya kata Khalifah Umar bin Khattab kepada anaknya. Di zaman seperti sekarang ini jarang sekali kita jumpai anak gadis sejujur seperti dia. Ia bukan takut kepada manusia tetapi takut kepada Allah SWT yang Maha Melihat. Ashim bin Umar menyetujui permintaan ayahnya. Beberapa hari kemudian Khalifah Umar Bin Khattab melamar anak gadis itu untuk putranya Ashim bin Umar. Betapa terkejutnya ibu dan anak gadisnya karena kedatangan Khalifah Umar bin Khattab di rumahnya. Kemudian Khalifah Umar bin Khattab mengutarakan maksudnya yaitu hendak melamar anak gadisnya untuk putranya Ashim Bin Umar. Bagaimana mungkin putra seorang Khalifah menikah dengan gadis miskin seperti anakku? Tanya ibunya dengan perasaan takut. Khalifah adalah orang yang tidak membeda-bedakan manusia, sebab hanya ketaqwaanlah yang meninggikan derajat manusia di sisi Allah, kata Ashim sambil tersenyum. Ya! Aku lihat anakmu sangat jujur kata Khalifah Umar bin Khattab, anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya. Bagaimana Khalifah tahu? Bukankah selama ini belum pernah mengenal anak gadisku? Setiap malam aku (Khalifah Umar bin Khattab) suka berkeliling untuk mengetahui keadaan rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian, kata Umar bin Khattab. Ibu anak gadis itu sangat bahagia sekali ternyata Khalifah Umar bin Khattab sangat bijaksana karena menilai seseorang bukan karena kedudukan dan kekayaannya tetapi karena kejujurannya. Akhirnya Ashim bin Umar menikahi gadis yang jujur lagi berhati mulia itu dan dari pernikahanya ini mereka dikaruniai seorang putri yang bernama Laila. Ia tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan taat beribadah. Saat dewasa ia dipersunting oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dan dari pernikahan keduanya lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Umar bin Abdul Aziz. Dialah yang menurut catatan sejarah akhirnya menjadi salah seorang pemimpin besar yang sukses dan disegani pada masa kekuasaan daulah Bani Umayah. Dia mewarisi keagungan akhlak neneknya dan kepemimpinan buyutnya yaitu Khalifah Umar bin Khattab.101 D. Rangkuman
101. http:// www. madinatulilmi.com, Kisah Khalifah Umar Bin Khattab dan Penjual Susu, Jumat, 20 Pebruari 2015.