Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
Menerapkan Anti Korupsi dalam pelaksanaan kegiatan di instansinya
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan: 1. Aspek Hukum 2. Konsep Korupsi (pengertian, ciri-ciri dan penyebab) 3. Bentuk-bentuk korupsi 4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 5. Nilai-nilai Anti Korupsi 6. Mekanisme Pelaporan Gratifikasi
We come here onYANG separate KITAmay AKAN have BERLABUH DI DERMAGA SAMA... ships, .PELABUHAN but we’re ANTI all in KORUPSI the same boat now
A boatPERAHU doesn’t go forward if each MAJU, one isJIKA rowing SEBUAH TIDAK AKAN BERGERAK SETIAP their own way. ORANG MENDAYUNG DENGAN CARA MEREKA SENDIRI Swahili proverb Swahili proverb
SUBYEK HUKUM: 1.Penyelenggara Negara 2.ASN OBYEK HUKUM: 1.Uang 2.Barang 3.Fasilitas
DASAR HUKUM: 1. UU No. 3 Tahun 1971 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 2. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 3. UU Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme 4. UU 20/2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 5. UU 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 6. UU 5/2014 tentang ASN 7. Inpres no 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 8. Inpres 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 9. Inpres 17 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Tahun 2012
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Tugas ASN: 1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; 3. mempererat persatuan dan kesatuan NKRI Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme 9
4/3/2019
POTRET INDONESIA
Pemberantasan Korupsi di Indonesia Islandia
IPK
Indeks Persepsi Korupsi
2012-2015 Jlh Negara: 163 Corruption Perceptions Index (CPI)
4/3/2019
Refleski Peristiwa
4/3/2019
Korupsi…...
INDONESIA MASIH TERJAJAH KORUPSI
4/3/2019
REFLEKSI PERISTIWA KORUPSI Laporan Majalah TIME – 24 Mei 1999 Mengenai Harta Kekayaan Keluarga Soeharto Penyelidikan TIME ke dalam kekayaan keluarga Suharto dan anak-anaknya menemukan harta jarahan sebesar $ 15 milyar atau 150 trilyun dalam bentuk uang tunai, properti, barang-barang seni, perhiasan dan pesawat-pesawat jet pribadi Sektor Asset dan Tunai yang Diperoleh Keluarga Selama 30 Tahun Lebih
4/3/2019
•Minyak dan gas $ 17.000.000.000 •Kehutanan dan perkebunan $ 10.000.000.000 •Bunga deposito $ 9.000.000.000 •Petrokimia $ 6.500.000.000 •Pertambangan $ 5.800.000.000 •Perbankan dan jasa keuangan $ 5.000.000.000 •Properti di Indonesia $ 4.000.000.000 •Import pangan $ 3.600.000.000 •TV, Radio, Penerbitan $ 2.800.000.000 •Telekomunikasi $ 2.500.000.000 •Hotel dan turisme $ 2.200.000.000 •Jalan tol $ 1.500.000.000 •Perusahaan penerbangan dan jasa angkasa $ 1.000.000.000 •Produksi dan distribusi tembakau $ 1.000.000.000 •Kendaraan $ 460.000.000 •Penghasil daya $ 450.000.000 •Manufaktur $ 350.000.000 •Properti di luar negeri $ 80.000.000
Modus Korupsi Saat Ini : Melibatkan Keluarga !!
Melakukan Korupsi Bersama-sama
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Mengapa kita harus BERANTAS KORUPSI ?
•Bayangkan jika Anda mempunyai . . .
168 T
rupiah
Berapa rumah yang dapat dibangun? Berapa sekolah yang dapat dibangun? Berapa rumah sakit yang dapat dibangun? Berapa anak yang dapat dibiayai sekolah gratis? Berapa petani yang dapat diberikan subsidi pupuk? Berapa UKM yang dapat diberikan modal usaha?
•Tahukah Anda?
168 T
rupiah
Tahukah Anda?
168 T
rupiah
Estimasi total biaya eksplisit akibat praktik korupsi sepanjang 2001-2012
Tahukah Anda?
15 T
rupiah
Nilai total hukuman finansial terhadap 1842 terdakwa koruptor selama 2001 -2012
168T-15T ?
Siapa yang menanggung sisa biaya?
Apa yang dapat kita lakukan
?
Pantang terlibat korupsi
Arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “ penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan, dan sebagainya untuk keperluan pribadi ”
(UU 31/1999 Jo UU 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)
Pengertian KORUPSI
Pasal 2: Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Pasal 3: Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
CIRI-CIRI
KORUPSI
1. Dilakukan lebih dari 1 orang
2. Merahasiakan motif, ada keuntungan yg ingin diraih - menjanjikan keuntungan, honor malam minggu pada proyek - komitmen lisan dalam tatap muka atau komunikasi elektronik
3. Berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan tertentu - jabatan struktural, - staf,
- pimpro / kuasa pengguna anggaran
4. Berlindung di balik pembenaran hukum; - tidak mengacu pd spesifik aturan ( denda tidak ditulis dlm kontrak )
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum - pejabat meminta bayaran dari harga OE, harga kontrak di mark up
6. Mengkhianati kepercayaan - Ingkar akan sumpah dan janji pejabat / PNS
SUMPAH JANJI PNS Pasal 26 UU No. 8/1974
Demi Allah, saya bersumpah/berjanji : Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia dan taat sepenuhnya kpd Pancasila, Undang-2 Dasar 1945, Negara dan Pemerintah. Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang- 2 yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan Martabat Pegawai Negeri, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan. Bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan. Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara
Apa penyebab
Korupsi
?
PENYEBAB KORUPSI TERPAKSA (corruption by need)
Dilakukan karena ingin memenuhi kebutuhan . hidupnya sehari-hari yang tidak tercukupi oleh gajinya yang rendah. Berhubungan dengan Niat dan Perilaku.
MEMAKSA (corruption by greed)
Dilakukan karena adanya sifat keserakahan untuk bisa hidup secara berlebihan (bermewah- mewahan). Berhubungan dengan Niat dan Perilaku
DIPAKSA (corruption by system)
Korupsi: pertemuan antara niat dan kesempatan. Kesempatan tercipta karena kelemahan sistem dan peraturan
4/3/2019
BAHAYA BERPERILAKU KORUPSI
Bentuk-bentuk KORUPSI
(UU 31/1999 Jo UU 20/2001)
Korupsi seperti benang kusut yang tidak mudah diurai Sumber : clossetide wordpress.com 39
POLA UMUM KORUPSI
Penyuapan Bribery Pemalsuan Fraud
Sumbangan Ilegal Illegal Contribution
Penggelapan Emblezzlement
Bagaimana & darimana uang-barangfasilitas hasil korupsi diperoleh?
Nepotisme Nepotism
Komisi Commission
Pemerasan Extortion Pilih kasih Favoritism
Penyalahgunaan Wewenang Abuse of Discretion
41
Sebuah pemberian yang diberikan atas diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan 42
Pengertian Gratifikasi
Pasal 12 B – UU No.31/1999 jo UU No.20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai Rp. 10.000.000 atau lebih pembuktian bahwa gratifkasi tsb bukan
merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi Nilai kurang Rp. 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum TIDAK berlaku bila
bila lapor ke KPK dalam waktu 30 hari kerja 43
APA ITU GRATIFIKASI?
Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU No.31 Thn 1999 Juncto UU No.20 Tahun 2001 “Yang dimaksud dengan “GRATIFIKASI” dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni Uang,
barang,
rabat (discount),
tiket perjalanan dinas, pengobatan cuma cuma, yang diterima
komisi,
fasilitas penginapan,
pinjaman tanpa bunga
perjalanan wisata,
dan fasilitas lainnya di dalam negeri maupun di luar negeri
yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
sarana elektronik” 44
dan fasilitas lainnya…
Uang selimut
45
BUKU PERMENKES 14 TAHUN 2014
PERMENKES NOMOR : 14 TAHUN 2014 mengatur tentang :
1
Kategori Gratifikasi
2
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
3
Mekanisme pelaporan Gratifikasi
47
KATEGORI GRATIFIKASI Gratifikasi
Tidak Dianggap Suap
Terkait Kedinasan
Dianggap Suap
Tidak Terkait Kedinasan 48
...Lanjutan Kategori Gratifikasi 1. Gratifikasi diterima
yang oleh
dianggap Aparatur
suap
adalah
Kementerian
gratifikasi
yang
Kesehatan
yang
berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima. 2. Gratifikasi yang tidak dianggap suap adalah gratifikasi yang
diterima oleh Aparatur Kementerian Kesehatan yang tidak berhubungan dengan jabatan dan tidak berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima. 49
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP 1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran produk; 2. Cashback yang diterima instansi digunakan untuk kepentingan pribadi ; 3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan publik atau proses lainnya; 4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu produk. 50
GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 1.Gratifikasi tidak dianggap suap terkait kedinasan: Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar, workshop, konferensi pelatihan dll) Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti honor, transport akomodasi
sesuai standar biaya yang berlaku di instansi pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai wajar, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima. Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan
tertentu ysng dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan.
51
2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan : a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga (kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dg penerima gratifikasi. b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat yang tidak ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap.
c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk menggunakan anggaran negara;
52
...Lanjutan Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan : e.
Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan menyangkut kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, pensiun yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap;
f.
Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang dialami penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan;
g.
Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau souvenir yang berlaku umum;
h.
Hidangan, sajian yang berlaku umum;
i.
Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan/kompetisi.
j.
Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham pribadi yang berlaku umum;
k.
Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan langsung/pihak lain yang berwenang.
53
GRATIFIKASI MENJADI SUAP
Berhubungan dg
JABATAN dan BERTENTANGAN dengan TUGAS & KEWAJIBANNYA 54
4/3/2019
PENYALAHGUNAAN TUGAS
GRATIFIKASI BUKAN MELARANG SESEORANG MEMBERI HADIAH
YANG DILARANG JIKA PEMBERIAN SESUATU KEPADA PNS/ PEJABAT NEGARA PATUT DIDUGA MEMPENGARUHI PEJABAT UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN TUGAS DAN FUNGSI, SEKARANG DAN DIKEMUDIAN HARI 56
AREA PERUBAHAN RB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Penataan Tata Laksana Penataan Peraturan Perundang-Undangan Penguatan Pengawasan Penataan Organisasi Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Penguatan Akuntabilitas Kinerja Manajemen Perubahan Pola Pikir & Budaya Kerja
..... Lanjutan RAIH MANAJEMEN & RB DENGAN 4T
Tertib Tertib Administrasi
Tertib BMN
SPIP Satuan Pengawas Internal Pemerintah
Tertib perUUan
KETENTUAN LAIN Setiap pihak ketiga
yang bekerja atau menjadi mitra
Kementerian Kesehatan wajib menandatangani
pakta integritas 59
Komitmen Pengendalian Gratifikasi Pada 12 Maret 2014 ditandatangani Komitmen Bersama
antara Menkes dengan Stakeholder tentang Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi 60
SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI
Tolak Terima dan laporkan (Pasal 16 UU 30/2002)
CARA MEMBERANTAS
KORUPSI
EDUKASI ANTI KORUPSI www.kpk.go.id Acch.kpk.go.id
Integritas Diri Teladan Keluarga Budaya Organisasi 63
Menjaga Integritas
1.
Lingkungan pengendalian
2.
Pemeliharaan kredibilitas organisasi
3.
Prinsip manajemen kehati-hatian
4.
Keteraturan pelaporan
5.
Pemberian sanksi atas penyalahgunaan wewenang/kekuasaan
Lingkungan pengendalian meliputi • • • • •
Visi pimpinan Integritas, nilai etika Kompetensi personil Budaya kerja, dan Pengembangan personil
PERBAIKAN SISTEM Peraturan perundangan yang berlaku, Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi simpel dan efisien. Reformasi birokrasi. • Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan pribadi, • Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian sanksi secara tegas. • Penerapan prinsip-prinsip Good Governance. • Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya human error. 65
66
Maukah kita menggunakan
KEKUATAN yang kita miliki untuk memberantas korupsi
? 67
PENGENDALIAN INDIVIDU Berupa self assessment sederhana yang dapat digunakan oleh masing-masing pegawai negeri dan penyelenggara negara dalam menghadapi penerimaan gratifikasi.
Dengan melakukan assessment “AMATI” diharapkan PNS dan Penyelenggara Negara dapat mengambil sikap yang tepat pada saat dihadapkan pada pemberian gratifikasi, apakah harus segera menolak, atau dapat menerimanya untuk kemudian dilaporkan kepada KPK. 68
69
HAL-HAL YANG MENJADI PEMBENARAN • Sekedar Ucapan “Terimakasih” • Lumrah dan wajar • Memuliakan Tamu • Membina hubungan baik • “Adat ketimuran” • Uang pulsa, sekedar makan • Uang rokok • dll 70
PENGELOLAAN GRATIFIKASI DI KEMENTERIAN KESEHATAN
Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan yang telah dibentuk melalui SK Inspektur Jenderal No. 01.T.PS.17.04.215.10.3445 tanggal 30 Juli 2010 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tugas: 1. Melakukan sosialisasi dan desiminasi tentang pengendalian gratifikasi. 2. Memfasilitasi pelaporan Gratifikasi PNS di lingkungan Kemkes kepada KPK. 3. Membuat pelaporan penerimaan dan pemberian gratifikasi di lingkungan instansi.
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) adalah Unit pelaksana program pengendalian gratifikasi. 71
MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di lingkungan Kemenkes dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG Kemenkes, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG UPT disertai bukti tanda terima dari UPG Kemenkes. Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK, harus memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti tanda terima dari KPK. Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam proses hukum
72
WBS ITJEN KEMENKES
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jln. HR Rasuna Said Kav C-1 Jakarta 12920 Telp: (021) 2557 8300 www. kpk.go.id www.acch.kpk.go.id facebook.com/KomisiPemberantasanKorupsi twitter.com/KPK_RI
Konsekuensi Hukum dari tidak melaporkan gratifikasi yang diterima Adanya ancaman sanksi pidana yaitu penjara dan denda yang menyatakan bahwa penerimaan (dan/atau pemberian) gratifikasi merupakan hal yang sangat serius sebagai salah satu bentuk tindak pidana yang persis sama dengan tindak pidana suap lainnya dalam UndangUndang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
75
Nilai- nilai
A
TI
4/3/2019
KORUPSI KITA LAWAN BERSAMA
4/3/2019
JANGAN MENYERAH MEMBERANTAS KORUPSI
4/3/2019
KAMI INDONESIA
• ke tanah abang beli celana • pulangnya naik taxi • lebih baik hidup sederhana • daripada kita harus korupsi
KEY WORDS….
SEKIAN & TERIMAKASIH