THE DISTORTED VIEW FROM THE TOP Terkadang dalam sebuah perusahaan atau organisasi, pimpinan mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan internal organisasi atau perusahaan tersebut. Disaat pengambilan keputusan terjadi, karyawan cenderung berargumen bahwa pemimpin mengambil keputusan yang salah dikarenakan tidak begitu mengenal perasaan karyawan, budaya dan bentuk perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa hal yang mesti dibenahi terlebih dahulu demi terbentuknya sebuah pemahaman yang solid antara atasan dan bawahan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : Decision Making Di dalam pengambilan keputusan terkadang tercipta perbedaan sudut pandang dalam memahami sebuah permasalahan antara pihak manajemen dan karyawan. Tiap-tiap pihak berusaha memahami bagian-bagian tersendiri dalam menyelesaikan masalah masing-masing. Disini akan tercipta beberapa penyimpangan yang akan berdampak terhadap bagian-bagian dari pengambilan keputusan atau decision making :
Decision Participations Adanya salah satu pihak yang tidak ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan karena perbedaan pendapat.
Risk Taking, Opennes and Trust Adanya bentrok antara karyawan dan eksekutif senior dimana disaat para ekseskutif mendorong karyawan agar berani mengambil resiko, terbuka dan saling percaya. Pada kenyataannya, karyawan malah melakukan yang sebaliknya dengan bermain aman, terbuka ala kadarnya dan hanya mempercayai pihak-pihak tertentu.
Employee Interest Vs Shareholder Value Dalam hal ini pihak manajemen mengalami bentrok dan mengalami satu hal yang dilematis antara mendahulukan kemauan karyawan dan nilai pemegang saham.
Solusinya: Manajemen senior harus secara aktif dan berkelanjutan memperhatikan input, mendengarkan feedback dan hal-hal yang dianggap berpotensi mengganggu. Mereka juga harus mampu mengartikan keinginan karyawan dan kemauan jajaran manajemen, yang perlu diingat, manajemen senio merupakan elemen penting dalam pengambilan keputusan. Kerjasama tim dan saling percaya tidak akan terjadi secara spontan. Agar hal ini dapat terjadi maka pihak manajemen harus menggalakkannya. Jadi manajemen harus menciptakan atsmosfer di perusahaan yang membuat karyawan secara terbuka dapat menyatakan sudut pandang mereka sendiri, termasuk bertukar pikiran dan ketidaksetujuan dengan keputusan yang diambil pihak manajemen. Communication Harus ada komunikasi yang baik mengenai standar-standar perilaku yang ada dengan arah tujuan yang akan dicapai.
Bottom Line Focus Para eksekutif percaya bahwa mereka menjalankan bisnis untuk meraih beberapa objektif penting selain finansial. Di lain pihak, karyawan melihat bahwa pihak manajemen lebih fokus kepada aspek finansial. Dari sini dapat dilihat terciptanya perbedaan versi antara pihak eksekutif dengan karyawan karena tidak adanya komunikasi yang efektif.
Clear Performance Goals Perusahaan memiliki tujuan yang jelas dan tujuan-tujuan tersendiri yang ditargetkan kepada masing-masing karyawan secara. Terkadang karyawan tidak mengerti dengan hal seperti ini. Jika pencapaian secara pribadi dari karyawan bisa terealisasi, baru tujuan perusahaan dan target secara menyeluruh bisa terealisasi.
Standards : −
Quality Bagi pihak manajemen kualitas seorang karyawan adalah hal yang mutlak, tapi terkadang manajemen sendiri tidak menyadari bahwa kinerja manajemen
juga diawasi oleh karyawan. Kinerja manajemen yang tidak sesuai akan berdampak terhadap standarisasi karyawan yang jauh dari harapan. −
Meritocracy Para eksekutif cenderung melihat organisasi sebagai sebuah meritocracy, dimana siapa yang melakukan pergerakan terlebih dahulu maka dia yang mendapatkan sukses. Akibatnya karyawan sendiri jadi berpikir bahwa mereka hanya menjadi korban politik jajaran manajemen.
−
Works / Life Balance Manajemen percaya bahwa karyawan dapat mempertahankan keseimbangan kerja dan kehidupan mereka. Hal ini dikarenakan pihak manajemen melihat bahwa para karyawan bisa menunjukkan kinerja yang sesuai di bagiannya masing-masing. Akan tetapi sebenarnya dalam diri karyawan terdapat tekanan untuk memenuhi target perusahaan padahal dalam kenyataannya dalam kehidupan mereka tidak terdapat keseimbangan.
−
Ethical Practices Organisasi harus memiliki etika dalam menjalankan praktek-praktek tertentu yang berhubungan dengan bisnis terutama para karyawan yang terdapat di dalamnya.
Solusinya : Pihak senior manajemen harus melakukan komunikasi secara efektif dan besar-besaran terhadap misi dan strategi yang dimiliki. Manajemen jangan beranggapan bahwa semua karyawan bisa mengerti begitu saja tanpa diberitahu. Pihak manajemen juga harus memiliki kinerja yang baik agar menjadi contoh bagi karyawan dan menjadi motivasi bagi para karyawan untuk menyamai prestasi pihak manajemen. Cara terbaik untuk mengatasi politik dalam perusahaan adalah dengan mengembangkan sistem yang dapat mengenali kinerja atau hasil yang telah dilakukan karyawan. Para karyawan yang berprestasi akan mendapatkan perlakuan yang layak dan sesuai seperti promosi ke tingkatan lebih tinggi atau berupa reward-reward yang memacu motivasi untuk lebih baik lagi.
Bagi pihak manajemen jangan terlalu merasa bahwa manajemen telah menciptakan nilai-nilai budaya atau etika yang tepat bagi organisasi. Sebaiknya dilihat lagi fungsinya, apakah perlu dan berguna bagi perusahaan atau tidak sama sekali. Isolations & Insulation Disini ada beberapa status dan hak-hak yang harus bisa dimengerti oleh jajaran manajemen dan eksekutif, yakni :
Hierarchy Eksekutif tidak dapat melihat perbedaan status yang signifikan dari tiap-tiap karyawan di berbagai di berbagai. Ketidakmampuan ini dianggap sebagai kegagalan dari eksekutif. Akibatnya, manajemen menjadi tidak mengerti hierarchy dan tidak tahu menahu status dan hakhak yang didapatkan oleh para karyawan.
Employee Loyality Tak perduli bagaimanapun kondisi ekonomi yang sedang terjadi, organisasi atau perusahaan harus tetap mampu mempertahankan karyawan-karyawannya yang memiliki kinerja paling baik. Dengan begitu perusahaan mendapatkan kesetiaan dari karyawan-karyawan terbaik.
Compensation Eksekutif dan manajemen memiliki kompensasi besar dari perusahaan karena kinerja, tanggung jawab dan pengabdian kepada perusahaan. Namun hal ini berbanding terbalik dari para karyawan yang terkadang tidak mendapatkan kompensasi yang pantas hanya karena mereka sedikit tidak beruntung karena tidak mendapatkan predikat eksekutif. Seharusnya perusahaan bisa melihat kesenjangan seperti ini dan memberikan kompensasi yang pantas kepada karyawan yang memang menunjukkan pengabdian dan kinerja terbaik terhadap perusahaan. Solusinya, Manajemen harus menghindari kondisi dimana mereka akan diisolasi dan diinsulasi oleh para karyawan. Hak-hak karyawan, loyalitas dan kompensasi yang pantas terhadap karyawan harus diberikan agar karyawan itu sendiri tetap mempertahankan kinerja terbaiknya.
Jika tingkat turn over tinggi di perusahaan, ada baiknya manajemen melakukan interview sesaat sebelum karyawan mengundurkan diri agar penyebab tingginya turn over tersebut bisa diketahui dan solusi yang tepat bisa diberikan untuk mengurangi tingginya tingkat turn over. Eksekutif sebaiknya juga tidak tinggi hati dan menganggap diri begitu spesial sehingga membuat karyawan merasa hanya sebagai golongan nomor dua yang membuat karyawan itu sendiri merasa rendah diri karena posisinya dan berdampak kepada kinerja yang biasa-biasa saja. Conclutions Eksekutif harus mampu mempertahankan kepercayaan tiap karyawan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang mesti dilakukan :
Gunakanlah status dan kekuatan yang dimiliki untuk mengendalikan karyawan.
Semua hal yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan jangan sampai mengalami penyimpangan dan memberikan efek buruk kepada perusahaan.
Semua sikap dan perilaku dari manajemen merupakan acuan bagi karyawan sehingga apa yang dilakukan harus sesuai dengan nilai-nilai dan budaya perusahaan.
Menciptakan atsmosfer di perusahaan yang membuat karyawan bisa berekspresi menyatakan isi hatinya secara jujur.
Mencari cara agar karyawan juga ikut terlibat dalam pengambilan keputusan.
Mempergunakan survey dan berbagai macam sumber apapun untuk menganalisa feedback dari para karyawan.
Memahami sudut pandang yang salah dari karyawan.
Menghindari titik fokus hanya kepada finansial karena masih banyak hal-hal lain yang menjadi acuan selain finansial itu sendiri.
Eksekutif jangan ragu untuk mengkomunikasikan semua misi dan visi serta rencana untuk ke depan.
Selalu mengingat bahwa memiliki kekuatan dan kekuasaan tidak selalu baik jika eksekutf salah menyikapinya. Gunakanlah semuanya itu secara bijaksana sehingga karyawan tertarik untuk terus membangun kerjasama dengan manajemen dan kekompakan dalam organisasi selalu terjaga karena adanya saling percaya.
TUGAS BUDAYA PERUSAHAAN THE DISTORTED VIEW FROM THE TOP
OLEH KELOMPOK II ADRIL HIDAYAT ( 04 152 071) DION WYASTA PERDANA ( 04 152 135) RIDHA ILHAMY ISMET BOER (03 152 109)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2009