Biografi Ken Hanggara

  • Uploaded by: Intan Febriani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Biografi Ken Hanggara as PDF for free.

More details

  • Words: 573
  • Pages: 2
BIOGRAFI KEN HANGGARA Ken Hanggara . Nama aslinya Erlangga Setiawan. Lahir di Sidoarjo pada 21 Juni 1991, penulis asal Surabaya. Kini karya-karyanya berupa puisi, cerpen, artikel/essai, dan review tersebar dalam puluhan buku antologi, surat kabar, dan blog pribadi. Buku tunggalnya yang terbit: Dermaga Batu (kumpulan puisi, FAM Publishing, 2013), Jalan Setapak Aisyah (kumpulan cerpen kaum marginal, FAM Publishing, 2013), Minus Menangis (kumpulan cerpen sisi kelam Indonesia, FAM Publishing, 2014), dan Matahari yang Setia (novel, Zettu, 2014—segera terbit). Sejak

usia

muda,

ia

sudah

menggeluti

minatnya

di

bidang sastra utamanya fiksi dan puisi. Akhir tahun 2007, ia sudah menulis banyak puisi, namun hanya sebagai koleksi pribadi saja. Barulah pada tahun 2010 ia mulai serius menulis novel, walau pada akhirnya gagal. Hidup sebagai perantau di Jakarta dengan kondisi serba terbatas, membuatnya harus rela jalan kaki sejauh hampir satu kilo hanya untuk mengetik tulisan di warnet. Akhir tahun 2010 ia menyerah dan berpikir bahwa dia tidak akan bisa menjadi penulis karena berbagai hal di samping pekerjaannya yang rangkap dua: sebagai artis pemula dan assistant refractionist opticians, mengalami pasang-surut. Setelah berhenti menulis cukup lama, dua tahun kemudian, pertengahan 2012, ia mulai bertekad membuang rasa putus asa dalam menulis. Ia memulai langkah baru dengan lebih serius, mengikuti berbagai perlombaan, dan mengirim karya-karyanya ke media cetak. Melalui komputer warnet, banyak hal yang ia dapat dalam menulis, termasuk filosofi bermain game yang tiba-tiba dia cetuskan sendiri, yang berbunyi: “Bermainlah game sampai tidak kenal waktu, selayaknya ketika kau menulis di depan komputer.” Artinya, bukankah dalam bermain game kita selalu santai, tanpa banyak berpikir? Maka, menurutnya, menulis yang demikian itulah yang menyenangkan, bukan yang belum apa-apa sudah merasa terbebani. Ini ia dapat ketika dari waktu ke waktu warnet tidak pernah sepi dari pengunjung penggila game dan membuatnya harus melatih telinga agar konsentrasinya tidak terganggu saat menulis. Akhir 2012 ia berhasil merampungkan tiga buku pertamanya. Dua di antaranya sudah terbit, yakni Dermaga Batu dan Jalan Setapak Aisyah. Tahun 2013 menjadi tahun “tergila”nya dalam menulis. Sepanjang tahun ini pula ia berhasil menyelesaikan naskah buku—baik itu novel, kumpulan puisi, dan kumpulan cerpen—hingga sebanyak 13 naskah yang diteebitkan oleh penerbit mayor.

Beberapa prestasi menulis juga telah ia raih, dari lomba resensi, surat, puisi, hingga cerpen. Prestasi pertamanya adalah ketika ia memenangi lomba surat untuk milad Sekjen FAM Indonesia pada Juni 2012. Disusul kemudian cerpennya, Lonceng Kemuliaanmasuk dalam 10 besar lomba cerpen tema kemiskinan dan anak jalanan. Lalu, berturut-turut beberapa prestasi lain menyusul. Cerpennya seperti Tentang Wanita yang Dekat Sekaligus Jauh Dariku masuk 10 besar lomba cerpen tema TKI, Bunga Tidur masuk 15 cerpen tema Umrah, Bersama Tubuh Emak yang Mati, Sulung dan Bungsu Berperang berada di jajaran 10 besar lomba cerpen tema Indonesia, meraih juara dua. Bersama FAM Indonesia, dia mengantungi sebanyak kurang lebih 35 piagam/sertifikat penghargaan menulis, dimulai sebagai anggota teladan, juara dalam beberapa lomba menulis oleh FAM Indonesia, serta menerbitkan beberapa buku dalam waktu setahun. Terakhir, prestasi yang ia capai adalah dengan terpilihnya cerpen Robot-Robotan di Rahim Ibu sebagai juara dua kategori bahasa Indonesia dalam ajang ASEAN Young Writer Award 2014. Satu hal penting yang ia yakini dalam kecintaannya pada menulis dan sastra adalah: "Pembelajaran menuju 'kesempurnaan' karya tidak pernah ada ujungnya. Sebab sastra adalah seni yang tercipta dari pengalaman batin, dari waktu ke waktu." Kini ia berdomisili di Pasuruan, Jawa Timur. Untuk bercanda atau berdiskusi dengannya bisa melalui Facebook "Ken Hanggara" (www.facebook.com/kenzohang) atau follow Twitter @kenzohang. Jangan lupa, baca hasil "lamunan"-nya di http://kenhanggara.blogspot.com. Motto hidupnya: "Menulislah seperti sedang membangun peradaban; tidak berhenti sampai mati!".

Related Documents

Biografi Ken Hanggara
October 2019 13
-ken
June 2020 18
Biografi
August 2019 78
Biografi
August 2019 62
Ken Tut
November 2019 50
Ken Martin
December 2019 23

More Documents from "Angus Davis"

Cerpen Sabda Tuhan.docx
October 2019 21
Biografi Ken Hanggara
October 2019 13
Rpp Berita.docx
October 2019 16
Laporan Kasus Intan.pptx
December 2019 30