Bermain Dengan Firewall Default

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bermain Dengan Firewall Default as PDF for free.

More details

  • Words: 561
  • Pages: 3
Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com

Bermain dengan Firewall Default Sumber : JiroKul - http://k-elektronik.org



!

"

Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com Selama ini mungkin anda beranggapan bahwa firewall adalah suatu dinding penjaga keamanan dari sebuah network yang tidak mungkin ditembus. Sayangnya (atau untungnya tergantung persepsi anda), banyak administrator sistem yang malas dan mengandalkan instalasi 'default' yang diterima (out of box). Firewal-firewall seperti inilah yang mempunyai banyak kelemahan. Artikel ini ditujukan untuk mereka yang sudah punya akses di dalam firewall, dan membutuhkan jalan untuk mencapai akses tersebut melalui jaringan luar (internet, contohnya). Platform yang digunakan adalah Linux dan untuk UNIX-UNIX lainnya, cara kerja hampir sama. Misalkan workstation anda di kantor menyimpan segala pekerjaan anda. Namun sayangnya LAN di kantor dilindungi oleh sebuah Firewall. Anda ingin akses ke workstation di kantor supaya anda bisa menyelesaikan pekerjaan dari rumah atau tempat lain. Nah, disinilah bergunanya teknik 'firewall bypassing'.

# port /-------\ |

|

/-------\<------------ telnet (23) |

|<------------ ftp (21)

/--------\

|kotak. |<-------| fire |<------------ ssh (22) |linux. | 25

| wall |<------------ www (80)

|anda |<-------| |

INTERNET

|<------------ mail (25)

\--------/

| <1024 \-------/ <----------- imap (143)

\-------/ ( ilustrasi lalu lintas data dari internet ke kotak linux anda dengan melewati firewall) Instalasi firewall secara default biasanya mengizinkan koneksi ke port 25 (SMTP - protokol transfer e-mail), dan sebagian besar koneksi ke port dengan nomor lebih besar daripada 1024. Memang banyak sysadmin yang mengabaikan hal ini, ataupun jika ada yang tahu, biasanya hanya dibiarkan saja, sebab koneksi keluar server biasa menggunakan lokasi-lokasi dengan nomor port >1024. Cara yang paling cepat untuk mengakali sang firewall agar bisa menerima koneksi telnet dari luar adalah dengan mengubah setting skema portmapping Linux anda. Edit file /etc/inet.conf anda, dan cari entri yang berisi smtp stream tcp nowait root

Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com dan ubah isinya menjadi smtp stream tcp nowait root /usr/sbin/tcpd in.telnetd Aha. Tinggal anda reload file inetd.conf, dan kill sendmail. Sekarang port email anda sudah siap untuk menerima koneksi telnet (bisa langsung anda 'telnet mesin.target.net 25'). Cara yang lain untuk memperoleh hasil yang sama (tanpa mengorbankan sendmail), adalah dengan mengubah setting port penerima telnet (port 23), dan memberitahukan mesin anda agar menerima telnet lewat port diatas 1024. Buka file /etc/services dan cari entri yang berisi telnet

23/tcp

dan ubah isinya menjadi telnet

1069/tcp

(atau port lain >1024 pilihan anda). Cara ini akan membuka jalan telnet untuk masuk lewat port 1069 tanpa menghiraukan proteksi firewall. Tentu saja anda perlu mengulang inetd dan sebagainya, namun anda tidak perlu membunuh mail server anda. Cara ini tentu saja tidak terbatas ke penggunaan telnet biasa. Daemon-daemon seperti rsh, dan secure shell daemon bisa juga digunakan untuk menerima koneksi selain dari port defaultnya (ssh port 22). Nah, begitu dulu sedikit penjelasan ini. Pasti diantara anda banyak yang masih bingung atau masih mencari-cari jalan masuk ke mesin terlindung firewall tanpa akses fisik ke target. Saran penulis adalah agar anda mencoba-coba menjalankan program 'scanner' seperti nmap (tersedia di arsip kecoak). Jika kebetulan mesin target anda menjalankan web server, maka bisa juga anda coba bermain dengan port http (80), atau mencoba mencari kelemahan di cgibin nya. Teknik yang lebih sukar lagi adalah fragmentasi, dan penulis sendiri pun masih buta akan hal ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan ada pembaca yang bisa mengembangkan teknik-teknik lebih baru lagi. -JiroKul

Related Documents