BERKOMUNIKASI DENGAN ALLAH November 2nd , 20089
Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Asy Syura’ 51) Dalam Surat Asy Syura ayat 51 diatas disebutkan bahwa ada 3 cara Allah berkomunikasi dengan manusia : 1. Dengan perantaraan wahyu yang langsung muncul didalam hati dan fikiran manusia 2. Dari belakang tabir atau hijab 3. Dengan perantaraan utusan ( Malaikat) yang menyampaikan pesan dari Allah Setiap orang bisa berkomunikasi dengan Allah, asal mau dan mengikuti cara serta prosedur yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Allah adalah penguasa tertinggi di Alam Jagat Raya, Dia maha tinggi, Maha agung , Maha kuasa , Maha mulia, Maha terpuji……dan maha segala galanya. Kita adalah mahluk ciptaanNya yang sangat kecil dan lemah. Diri kita sangat tidak berarti dan berharga jika dibandingkan dengan alam semesta yang diciptakanNya ini. Sangat tidak wajar dan tidak patut kalau kita ingin berkomunikasi dengan Allah , menggunakan cara semau kita sendiri. Dia akan menutup pintu jika kita berkomunikasi dengan Nya secara seronok menggunakanj cara kita sendiri. Allah telah menyiapkan perangkat dan prosedur untuk berkomunikasi denganNya. Kita yang butuh padaNya bukan Dia yang butuh pada kita . Ikutilah tata cara dan prosedur yang telah ditetapkanNya . Dia akan menerima kita dengan senang dan penuh perhatian. Nikmatilah berkomunikasi dan bercakap cakap denganNya. Dia siap menerima kita dalam pembicaraan secara khusus seorang diri ataupun secara beramai- ramai (berjama’ah). Fikiran dan hati adalah alat utama untuk berkomunikasi dengan Allah, kita tidak mungkin bertemu Allah secara fisik . Kita harus melatih kepekaan hati dan fikiran untuk berkomunikasi denganNya. Allah maha tahu tentang keadaan kita, Dia selalu menjawab pertanyaan kita baik yang diucapkan secara lisan maupun dalam hati. Masalahnya hati dan fikiran kita kurang peka sehingga tidak mampu menangkap isyarat atau jawaban dari Allah. Untuk dapat menangkap isyarat dari Allah kita harus melatih kepekaan hati dan fikiran untuk memahami dan menangkap isyarat yang diberikan Allah kepada kita dalam kehidupan sehari hari. Setiap saat Ia selalu mengingatkan kita akan berbagai hal yang merupakan bimbingan , petunjuk atau peringatan akan adanya bahaya yang mengancam. Orang yang hati dan fikirannya kusut dan kasar , tertutup berbagai dosa dan maksiat tidak akan mampu menangkap isyarat
tersebut. Merekalah orang yang hidup dalam kegelapan, kebingungan , kesesatan dan terpuruk dalam penderitaan berkepanjangan didunia dan akhirat. Sholat dengan khusu dan benar adalah salah satu cara berkomunikasi dengan Allah , yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Maka Rasulullah bersabda :” As sholatu mi’rojul mu’min, Sholat itu adalah Mi’rajnya orang mukmin “ . Barang siapa yang ingin berdialog dan bercakap cakap dengan Allah, lakukan lah sholat dengan khusu’ dan benar. Kalau kita sudah terbiasa berdialog dengan Allah dalam sholat , kebiasan berdialog itu akan muncul secara otomati diluar sholat ,ketika kita menghadapi berbagai masalah. Insya Allah kita akan selalu medapat bembinganNya dalam mengatasi berbagai masalah yang menghampiri kita. Melakukan sholat dengan khusu’ dan benar, membutuhkan latihan. Kita perhatikan banyak orang yang sholat asal asalan. Antara gerakan sholat , bacaan , fikiran dan hatinya tidak sinkron. Dia tidak mengerti apa yang dibaca dalam sholat, hati dan fikirannya melayang kemana mana. Ia tidak pernah serius menghadap Allah. Sholat hanya sekedar kewajiban ritual yang harus dipenuhi. Orang yang melakukan sholat seperti ini tidak akan merasakan nikmatnya berkomunikasi dan bercakap cakap dengan Allah . Saat sholat adalah saat kita bercakap cakap dan berdialog dengan Allah, lakukanlah dengan serius . Kalimat yang kita gunakan dalam sholat adalah kalimat Al Qur’an, tidak bisa kita rubah dengan bahasa kita sendiri atau bahasa lain . Itu adalah prosedur yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Kita tidak bisa membuat aturan semau kita sendiri, kita harus patuh pada aturan dan prosedur yang telah ditetapkanNya. Untuk mendapatkan kekhusu’an dalam sholat kita harus mengerti apa yang kita baca dan ucapkan dalam sholat tersebut. Jika tidak, dijamin fikiran akan melayang kemana mana dan kondisi khusu’ tidak akan pernah tercapai. Sholat adalah proses latihan untuk berkomunikasi dengan Allah. Jika kita sudah terbiasa dan lancar berdialog denganNya dalam sholat, kita bisa melanjutkan komunikasi denganNya diluar sholat, tentunya menggunakan bahasa ibu atau bahasa kita sendiri. Silahkan menggunakan bahasa apa saja yang kita fahami didunia ini, karena Ia maha mengetahui segala bahasa. Allah mewajibkan kita mengerjakan sholat minimal 5 kali sehari. Namun untuk meningkatkan kepekaan hati dan fikiran kerjakanlah sholat sunah sebanyak banyaknya, terutama pada sepertiga malam terakhir. Saat sholat malam atau sholat tahajjud adalah saat yang paling tepat untuk melatih kepekaan diri. Rasulullah selama hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat malam, tirulah beliau. Dalam melakukan kegiatan sholat umumnya manusia terbagi menjadi 3 golongan: 1. Orang yang menganggap sholat sebagai beban atau kewajiban
Ini adalah sholat yang umum dan paling banyak dilakukan orang, ia menganggap sholat sebagai kewajiban ritual yang harus dilakukan setiap hari. Ia merasa sholat sebagai beban yang cukup mengganggu aktifitasnya sehari hari. Ia melakukan sholat dengan perasaan berat dan malas. Terkadang sholatnya dilakukan dengan asal-asalan, yang penting sudah melaksanakan sholat sesuai waktu yang ditetapkan. Umumnya mereka menunaikan sholat sudah diakhir waktu. Kadang kala mereka menggambung dua waktu sholat jadi satu tanpa alasan yang bisa dibenarkan. 2. Orang yang menganggap sholat sebagai kebutuhan
Kelompok ini sudah lebih meningkat pemahamannya tentang sholat, ia sudah menyadari bahwa sholat itu dilakukan untuk keperluan dirinya, bukan untuk keperluan Allah ( Allah
tidak butuh dengan sekalian alam). Ia melaksanakan sholat dengan ikhlas dan ridho, penuh harapan padaNya. Umumnya mereka mengerjakan sholat diawal waktu. Seringkali mereka mengerjakan sholat sunat baik sholat sunah rawatib maupun sholat malam dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Mereka yakin dengan sholat yang benar dan khusu hidup jadi mudah. 3. Orang yang menganggap sholat sebagai suatu kenikmatan
Ini adalah kelompok yang lebih tinggi lagi. Mereka sudah dapat merasakan nikmatnya mengerjakan sholat. Mereka mengerjakan sholat dalam rangka bersenang senang dan asyik berdialog dengan Allah. Mereka tidak merasa lelah mengerjakan sholat , walaupun sampai lama ( dalam bebeapa jam). Sebagaimana Rasulullah mengerjakan sholat malam sampai beberapa jam hingga kaki beliau bengkak. Dalam satu rakaat beliau biasa membaca surat yang panjang seperti surat Al-Baqarah, Ali Imran atau Al Maidah. Silahkan anda mengukur diri anda sendiri, termasuk kelompok manakah anda??. Jika anda masih ada pada kelompok satu lakukanlah latihan agar naik menjadi kelompok dua. Jika anda ada pada kelompok dua usahakanlah agar bisa naik ke kelompok tiga. Itulah kelompok para Sholihin dan Al Muqarrobin ( orang yang dekat pada Allah). Itulah orang yang telah mencapai tingkat kepekaan batin tinggi. Ia sudah terbiasa berkomunikasi dengan Allah dalam sholat. Maka iapun dapat berkomunikasi dengan Allah diluar sholat sama baiknya seperti ketika dalam sholat. Orang yang sudah mencapai tingkat kepekaan batin tinggi akan mampu berkomunikasi dengan Allah menggunakan salah satu cara sebagaimana yang disebutkan dalam surat Asy Syura’ ayat 51 diatas. Dalam salah satu hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rasulullah menyampaikan bahwa Allah telah berfirman: ” Barang siapa yang memusuhi kekasihKu . aku telah mengumumkan perang padanya. Tidak ada cara bertaqarub seorang hamba padaKu yang lebih-Ku sukai melainkan melaksanakan kewajiban kewajiban yang telah Aku fardhukan kepadanya. Namun senantiasa hamba-Ku itu berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan hal yang sunat sehingga Akupun mencintainya. Apabila ia telah Ku-cintai, maka Akulah yang menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar, penglihatan yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memukul, kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon padaKu sungguh akan Aku kurniai, dan jika ia mohon perlindungan padaKu sungguh akan Ku-lindungi. Dan tidak pernah Aku ragu ragu pada sesuatu disaat Aku akan melakukanNya , seperti raguKu untuk mengambil jiwa orang mukmin yang enggan mati, sedang Aku tidak suka mengganggunya “ Demikianlah kemudahan yang diberikan Allah kepada orang yang telah mempunyai kepekaan batin tinggi dan mampu berdialog denganNya setiap saat . Mari kita tingkatkan mutu sholat kita dengan berusaha khusu dan memahami setiap kalimat yang kita ucapkan dalam sholat. Rasakan kemesraan dan kenikmatan berdialog dengan-Nya. Rasa nikmat dan dekat dengan-Nya itu akan terus terbawa diluar sholat. Latihlah hati dan fikiran untuk terus berkomunikasi dengan Allah diluar sholat, rasakan jawaban pertanyaan yang anda ajukan kepada-Nya didalam hati dan fikiran anda. Tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab oleh Nya. Jika hati dan fikiran anda bersih dan ikhlas anda pasti akan merasakan jawaban dari setiap pertanyaan anda. Insya Allah ….selamat mencoba. Buya Fadhil Zaenal Abidin