BERKELUH, TERKELUH PADA TUHAN
Berkeluh... Ada saat muncul tanya dalam diri, mengapa begini? Mengapa begitu? Ada saat dada terasa begitu sesak, dipenuhi udara yang berebut tuk keluar masuk Sakit, sakit rasanya, Teramat sakit tuk dikata sakit
Berkeluh... Ada saat disebutnya nama Tuhan tak seindah biasa Tak seindah, kala harap berwujud karena-Nya Tak seindah, kala ingin termiliki karena-Nya Tak seindah kala itu...
Berkeluh... Rasa-rasanya Tuhan tak lagi limpahkan kasih-Nya Dilupakan-Nya diri ini, Rasa-rasanya Tuhan tak lagi limpahkan cinta-Nya Dibiarkan-Nya diri ini,
Berkeluh... Kala sulit dikenalkan-Nya pada diri ini Gagal dibiarkan-Nya menyerang diri ini, hancur... Kecewa menyelimuti sekujur tubuh, hingga tak dibiarkannya bahagia mendekati diri Walau tuk sekedar menyapa
Berkeluh, terkeluh... Terkeluh diri ini, Dalam terjangan derita yang teramat, Tenggelam dalam kubangan kesedihan yang amat dalam, Terkeluhlah diri ini...
Diri ini hanya menerima, Diri ini hanya melakon, Tak adakah kuasa-ku, tuk tidak menerima Tak adakah kuasa-ku, tuk tidak melakon Tuhan .... Kembali ku sebut nama-Nya tak seindah biasa,
Berkeluh, terkeluh... Berintikan tiadanya penerimaan atas segalanya Berintikan tiadanya ikhlas dalam diri, Berintikan tiadanya sadar dalam diri, bahwa aku manusia, Manusia yang teramat kecil, Sangat kecil tuk dikata kecil dihadap-Nya
Berkeluh, terkeluh... Berintikan tak kukenal Dia dengan baik Berintikan tak cukup cintaku pada-Nya, Hingga masih tersisa prasangka yang buruk rupa pada-Nya
Berkeluh, terkeluh...
Buatku jadi pengeluh atas keluh, Pengeluh?!
Tuhan... Kali ini kusebut nama-Nya dengan indah kembali Tersadarku, Ada saat manusia tak diberi pilihan Hanya sebuah penerimaan atas segalanya, Bagai seorang pelakon, diberi naskah untuknya berperan, Maka ku ketahui kemudian.... Bahwa tak ada pilihan adalah terbaik, Sesungguhnya Tuhan telah memilihkannya...
Tuhan ... Kusebut nama-Nya dengan indah, Tak perlulah ku berkeluh, terkeluh padamu, Sesungguhnya tak ada keluh.. Ku menerima, Darimu... Ke melakon, Darimu...
Tuhan telah memilihkannya untukku... Apapun itu, terbaik untukku... Sedih yang kukeluhkan padamu, buatku syukuri bahagia kemudian, Mensyukuri lebih dari sebelumnya, Gagal yang kukeluhkan padamu, buatku syukuri berhasilku kemudian, Mensyukuri lebih dari sebelumnya,
Berkeluh, terkeluh pada Tuhan.. Tak ada lagi, kuharap begitu Nyatanya, masih ada keluh itu dalam diri, terkadang.... Iya, terkadang...
Tuhan... Ku sebut nama-Nya dengan indah Berusaha ku adakan penerimaan atas segala menuju ikhlas diri Berusaha ku kenal Dirimu, mengenal-Mu lebih dalam
Hingga suatu hari ku kan berujar, Berkeluh, terkeluh pada Tuhan... Tak ada lagi, Penerimaan atas segala menuju ikhlas diri itu, telah ada .....
-fristian humalanggi-