Belalang
Belalang
Dissosteira carolina
Klasifikasi ilmiah Kingdom:
Animalia
Filum:
Arthropoda
Kelas:
Insecta
Ordo:
Orthoptera
Subordo:
Caelifera Ander, 1939 Familia
Superfamilia: Tridactyloidea Cylindrachaetidae Ripipterygidae Tridactylidae Superfamilia: Tetrigoidea Tetrigidae Superfamilia: Eumastacoidea Chorotypidae Episactidae Eumastacidae
Euschmidtiidae Mastacideidae Morabidae Proscopiidae Thericleidae Superfamilia: Pneumoroidea Pneumoridae Superfamilia: Pyrgomorphoidea Pyrgomorphidae Superfamilia: Acridoidea Acrididae Catantopidae Charilaidae
Dericorythidae Lathiceridae Lentulidae Lithidiidae Ommexechidae Pamphagidae Pyrgacrididae Romaleidae Tristiridae Superfamilia: Tanaoceroidea Tanaoceridae Superfamilia: Trigonopterygoidea Trigonopterygidae
Xyronotidae Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat.
Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam, Belalang adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan[1]
Informasi lain Sebagai makanan
Belalang goreng di Gunung Kidul, Yogyakarta
Pada beberapa negara, belalang dikonsumsi sebagai sumber protein. Misalnya pada Meksiko bagian selatan, chapulines disukai karena kandungan protein, mineral, dan vitaminnya yang tinggi. Belalang biasanya dikumpulkan saat senja, dengan bantuan lampu atau senter, menggunakan jaring sapu. Selanjutnya belalang dimasukkan air selama 24 jam, kemudian bisa dimakan mentah atau dengan cara direbus, dikeringkan dengan matahari, digoreng, diberi bumbu seperti bawang putih,
bawang merah, cabai, diberi perasan jeruk nipis, dan digunakan untuk sup atau sebagai bahan pengisi berbagai masakan. Menu belalang cukup melimpah pada pasar-pasar makanan serta kaki lima di Meksiko Tengah dan Selatan. Pada pasar makanan China, misalnya Pasar malam Donghuamen, masakan belalang disajikan menggunakan tusuk sate.[2] Pada beberapa negara di Afrika, belalang merupakan sebuah sumber pangan penting selain beberapa jenis insekta lainnya. Belalang menjadi sumber protein dan lemak untuk diet sehari-hari,
terutama saat terjadi krisis pangan. Biasanya belalang dimasak sup. Belalang yang dikonsumsi di Uganda dan beberapa wilayah tetangga disebut nsenene, meskipun sebenarnya merupakan jangkrik rumput. Pada beberapa negara di Timur Tengah, belalang direbus dengan garam, dikeringkan dengan sinar matahari, kemudian dimakan sebagai makanan ringan.[3] Banyak insekta yang menjadi predator bagi belalang, misalnya berbagai jenis semut seperti pada genus Crematogaster.
Referensi 1. ^ Syamhudi, Kholid (Edisi 01-Tahun XI/1428H/2007M). "Hukum Bangkai" . AsSunnah. Surakarta: Yayasan Lajnah Istiqomah. 2. ^ Bizarre Foods bersama Andrew Zimmern yang ditayangkan di Travel Channel pada tanggal 27 April 2008. 3. ^ King, Bes Sie (December 23,2009). "Snack on grasshoppers" . Ny Food Chain. New York: Columbia University Graduate School of Journalism.
Bacaan lanjutan O'Toole, Christopher (2002), Firefly Encyclopedia of Insects and Spiders,
ISBN 1-55297-612-2
Pranala luar (Indonesia) Foto close up dari belalang (Inggris) Tree of Life Web Project
Artikel bertopik serangga ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Belalang&oldid=14603497"
Terakhir disunting 3 bulan yang lal…
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.