‘WACANA PENDIDIKAN BELA BANGSA BAGI PESERTA DIKLAT’ Ditulis oleh :
Drs. Daryanto, Widyaiswara Madya, P4TK Bid. Otomotif dan Elektronika Malang.
Sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah tentang pentingnya diklat para guru guru untuk menambah wawasan dan memperdalam ketrampilan dalam bidangnya masing masing sesuai profesinya, maka selain memperdalam keahlian sesuai profesinya, maka hal yang tidak kalah penting, mereka para peserta diklat terutama para guru harus mengenal dan memahami apa yang dimaksud “Pendidikan Bela Bangsa atau Pendidikan Bela Negara”. Selain itu juga sebaiknya diberikan pula wacana tentang materi Anti Korupsi, Pendidikan Imtaq. Sebagaimana telah penulis terima dari TOT Pendidikan Bela Bangsa yang diselenggarakan di Hotel Papyrus Bogor, pada tanggal 2 sd 6 Maret 2009 yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Nasional di Jakarta. Tujuan umum dari diklat tersebut adalah meningkatkan kompetensi tenaga fungsional dalam penguasaan: landasan, filosofi, konsep, hakikat, karakteristik, substansi, sistem, mekanisme dan kesadaran pendidikan bela negara, serta mampu mengaplikasikan dalam kegiatan fasilitasi dalam pendidikan untuk membina kesadaran nasionalisme kebangsaan dalam naungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Menguasai kebijakan, landasan, teori, filosofi, konsep, hakikat, karakteristik, substansi, sistem, mekanisme dan kesadaran pendidikan bela negara. 2. Menguasai berbagai pendekatan dan strategi pendidikan bela negara. 3. Menguasai cakupan isi pendidikan bela negara. 4. Menguasai dan mampu melakukan pendampingan/fasilitasi dalam membina kesadaran nasionalisme kebangsaan. Kenapa diberikan materi pendidikan bela bangsa, atau bela negara? Pada saat ini bangsa/masyarakat Indonesia sedang mengalami keprihatinan nasional, diantaranya adalah degradasi wawasan kebangsaan generasi muda akibat pengaruh arus informasi global yang mempengaruhi nasionalisme, dimana rasa nasionalisme kebangsaan terkesan kian menurun tajam, hal ini sangat membahayakan terhadap keutuhan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana banyak isu isu yang beredar saat ini tentang penguasaan pulau pulau di perbatasan oleh bangsa lain, ancaman teror (bom, narkoba, kejahatan dan sebagainya) yang memperlemah ketahanan bangsa ini. Dengan adanya diadakan pendidikan bela negara, harapannya adalah generasi muda/generasi penerus dapat membangun jati dirinya dan tertanam jiwa kebangsaan yang kuat, selain menjadi generasi muda yang memiliki “enterpreneurship” yang tinggi. Sesuai dengan Surat Edaran Mendagri no. 310/290/sj tanggal 3 Februari 2009 tentang penguatan peran Civil Society berbasis lima pilar konsensus dasar bangsa dalam pertahanan negara), yakni sebagai berikut: 1
1. 2. 3. 4. 5.
PANCASILA UUD 45 BHINNEKA TUNGGAL IKA NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia) Daya saing
UUD 1945 sebagai konstitusi bangsa indonesia, mempunyai tiga elemen kesepakatan dalam konstitusi, yakni: 1. Tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general acceptance of the same philosophy of government). 2. The rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government). 3. Bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the form of institutions and procedures).
Gambar diatas adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan batas batas yang telah ditetapkan dalam Undang undang
Sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sebagai digambarkan dalam bagan berikut:
2
Syarat mutlak sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, konsep dasar bagi negara Indonesia adalah deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Konsep ini memiliki nilai sangat strategis, karena melahirkan wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Wasantara adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 tentang diri dan lingkungan dalam eksistensi yang wawasan nusantara dalam mengekpresikan diri sebagai bangsa indonesia di tengahtengah lingkungannya. Unsur dasar wasantara adalah: wadah, isi dan tata laku. Dari unsur dasar wasantara, melahirkan bidang usaha untuk mencapai: satu kesatuan wilayah, satu kesatuan bangsa, satu kesatuan budaya, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hankam, dan satu kesatuan ideologi. NKRI merupakan negara berdaulat yang mendapatkan pengakuan dari dunia internasional dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa. Tujuan NKRI, adalah : 1. Menghantarkan rakyat indonesia adil dan makmur 2. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia. 3. Memajukan kesejahteraan umum, 4. Mencerdaskan kehidupan bangsa, 5. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial NKRI tidak bisa ditawar lagi, begitu kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi judul berita Kompas, tanggal 15 Agustus 2005. Selanjutnya presiden menyatakan, kita harus bela dan pertahankan NKRI hingga akhir hayat. Ancaman NKRI bisa berbentuk ancaman dari luar negara atau dari dalam negara sendiri. Ancaman dari luar, (contoh); Klaim negara Malaysia seperi lepasnya pulau Sipadan–Ligitan (Kalimantan timur) dari Indonesia setelah sidang IJC. Setelah Malaysia mencaplok Sipadan-Ligitan, dengan percaya diri mengklaim Ambalat berdasar peta Malaysia tahun 1979. Selain itu, pihak Malaysia juga menggeser sejumlah patok batas kedua negara. Tim Kodim 0906/Tanjungpura berhasil mengambil gambar patokpatok yang bergeser itu pada 30 Juni 2007. Pergeseran patok batas selama tahun 2007 tercatat dilakukan sebelas kali. Ancaman keutuhan NKRI dari dalam negeri, (contoh); • Penjualan pulau ke warga negara asing, (aspek ekonomi). • Sikap primordialisme yang berlebihan, seperti pejabat harus putra daerah asli, (aspek politik). • Sikap pemaksaan kehendak daerah dengan dalih ketidakadilan, kesejahteraan, pendidikan, dan keterbelakangan dan sebagainya, (aspek sosial). • Munculnya sparatisme OPM, RMS, “GAM”, dn sebgainya, (aspek politik). • Upaya penerapan syariat agama tertentu dalam tataran hukum nasional, (aspek agama). • Kondisi geografis Indonesia, (aspek geopolitik). • Suku bangsa yang memiliki karakteristik berbeda, (aspek budaya). • Lunturnya cinta bangsa dan tanah air, (aspek sikap). Banyak yang tidak sadar kalau globalisasi telah masuk sejak lama di indonesia dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Fenoma globalisasi: 1. Adalah: dinamika yang paling strategis dan membawa pengaruh dalam tata nilai dari berbagai bangsa termasuk indonesia. 2. Akan tetapi juga sebagai ancaman yang berpotensi mengkikis tata nilai dan tradisi bangsa indonesia. 3
3. Globalisasi sebagai acuan untuk mengulas pembangunan karakter bangsa menuju kemandirian bangsa Daya saing sebuah negara ditentukan oleh: performa ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi dunia usaha, dan tersedianya infrastruktur yang mendukung. Kemampuan mengelola empat hal ini akan menjadikan sebuah negara kuat, berkuasa, dan perkasa.” Daya saing nasional; 1. Output dari kemampuan suatu negara untuk berinovasi dalam rangka mencapai, atau mempertahankan posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan negara lain dalam sejumlah sector-sektor kuncinya. (porter, 1990) 2. Kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. (world economic forum) 3. Kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayaan nasional dengan cara mengelola aset dan proses, daya tarik dan agresivitas, globality dan proximity serta dengan mengintegrasikan hubungan-hubungan tsb ke dalam suatu model ekonomi dan sosial. (international institute for management development) Memudarnya karakter bangsa berpengaruh kepada menurunnya wawasan kebangsaan, menurunnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan, kurang pahamnya terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa. Tujuan dan sasaran dalam meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air, bangsa yang kuat, rukun, bersatu, berdaya saing tinggi, dan sejahtera. Terjaganya sejarah kebangsaan indonesia dan cinta NKRI. Secara khusus meredam berkembangnya penonjolan primodialisme sempit, kesukuan, kedaerahan, dan mencegah disintegrasi bangsa. Meningkatkan kualititas semangat kebangsaan/nasionalisme demi lestarinya bangsa. Daya saing yang kuat membutuhkan upaya besar dan peran aktif segenap komponen masyarakat dan salah satunya adalah pembinaan karakter bangsa, khususnya karakter positif bangsa yang harus ditumbuh-kembangkan melalui proses pembelajaran yang kontinu sehingga memperkuat kemampuan adaptif dari daya saing bangsa. Khususnya peran pemuda sebagai character enabler, character builders, dan character enginer. Esensi utamanya pada peran generasi muda. Peningkatan daya saing negara ditentukan oleh empat faktor utama yaitu; adanya kolaborasi dunia usaha, akademi, dan pemerintah yang mencakup strategi nasional/global negara yang mampu mendorong iklim investasi. Adanya input bisnis yang makin berkualitas yaitu; SDM, infrastruktur fisik, infrastruktur sains, teknologi, sistem administrasi, tersedianya informasi bisnis yang lengkap dan selalu diperbarui, pemberian peluang atau prioritas kepada perusahaan nasional untuk bersaing di dalam menangani seluruh potensi sumber daya nasional dan membantu memanfaatkan potensi sumber daya global untuk membesarkan industri nasional dan korporasi nasional (formal maupun informal) sebagai modal bersaing di pasar global. Penyiapan industri dan jasa penunjang nasional yang kapabel untuk menunjang industri nasional dengan membentuk kluster-kluster industri menggantikan industri yang terpisah-pisah. Proses meningkatnya lingkungan bisnis untuk mendukung dan mendorong peningkatan kompetisi yang akan membuat pembangunan ekonomi di suatu negara. Proses pembelajaran tidak hanya cukup membuat siswa menguasai sebuah ilmu pengetahuan (transfer knowledge), tetapi juga bagaimana memanfaatkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengatasi berbagai problema hidup setelah terjun di masyarakat. Dalam mengimplementasikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah untuk bermasyarakat dan meningkatkan taraf hidup (bekerja) tentu perlu didukung kemampuan bersosialisasi, bersikap dan berfikir di samping kemampuan akademik dan vokasional. 4
1. Proses pendidikan harus membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yaitu keberanian menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. 2. Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehinga akhirnya mampu mengatasinya Sekarang, bagaimana usaha kita untuk meningkatkan daya saing bangsa ini dalam berbagai permasalahan yang ada?
5