Beginilah Syekh Fauzan

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Beginilah Syekh Fauzan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,226
  • Pages: 4
syaikh fauzan menyatakan bahwa diri beliau tidak tahu oleh: abu abdullah at-tunisi

bukan merupakan kebiasaanku untuk mempertentangkan para syaikh yang menjadi rujukan ilmu. berkali-kali aku menasihati diriku sendiri dan juga saudara-saudaraku untuk menjauhi gunjingan terhadap mereka, sebab hal itu termasuk ke dalam kandungan makna sabda rasulullah salallahu alaihi wasallam; “biarkanlah ia, agar orang lain tidak mengatakan bahwa muhammad membunuh shahabatnya”. aku memandang cukup untuk menjelaskan dan menyampaikan manhaj yang benar kepada para muqallid dan muridmurid mereka agar mengetahui kadar mereka, dan agar mengetahui sejauh mana penyimpangan mereka dari jalan yang lurus. tentu saja hal itu aku sertai dengan harapan agar kiranya allah menunjukkan kesesatan mereka serta mengembalikan mereja ke jalan yang benar dan lurus, sebagaimana telah memberikan ilmu kepada mereka. hanya saja kami, tak bisa berdiam diri melihat kondisi meraka yang ada dalam kegelapaan sehingga menyebabkan mereka tenggelam ke dalam aktifitas membantu musuh-musuh allah, loyal kepada mereka, dan menutup-nutupi kebatilan mereka sehingga tampak menjadi suatu kebaikan. sementara itu di sisi lain mereka mencaci maki ahli tauhid dan jihad, bahkan menjatuhkan vonis sesat, lebih dari itu sampai mengkafirkannya. lalu mereka menamainya sebagai kelompok khawarij gaya baru yang memerangi pengikut agama islam. tetapi mereka malahan membiarkan penyembah berhala yang berpihak kepadanya dalam mendukung pengikut undang-undang --bukanya meninggalkan mereka-- dan mendorong mereka untuk memerangi ahlut tauhid. setiap kali kami mengajak mereka dan mengharapkan agar hidayat allah turun kepada mereka justru bertambahlah kejahilan dan penyimpangan mereka dan semakin sengit menuduhkan kebodohan dan kesesaatan kepada ahlut auhid. padahal dalam waktu yang sama ummat ini mendapatkan serangan, yang menargetkan agamanya dan kebaikannya, oleh kaum salibis dan antek-anteknya, yakni kaum munafik yang undang-undang mereka mendapat sokongan dari para masyayikh. syaikh shalih al-fauzan, salah seorang di antara ahli ilmu yang membela thaghut jazirah, membenarkan tindakan mereka yang mencampuradukkan antara hukum syar'i, hukum postif, dan meminta keputusan hukum kepada thaghut timur maupun barat, yang disertai dengan memberikan bantuan secara terang-terangan kepada kaum nasrani dalam memerangi pemeluk agama islam beliau adalah seseorang yang berada di atas aqidah yang shahih dalam persoalan iman dan kufur. beliau memiliki tulisan –yang secara teoritis— cukup baik dalam menolak madzhab murji’ah. dan beliau sering menegaskan bahwa mempergunakan undang-undang yang bertentangan dengan syariat islam adalah kufur kepada allah dan murtad dari agama-nya. dan meminta hokum kepada thaghut dengan pandangan yang pasti dari aqidah pelakunya. beliau juga membantah orang-orang yang membatasi kekufuran itu dalam hal aqidah, dan keinginan kufur dari murji’ah jahmiyyah yang telah

tersebar luas di negara-negara kaum muslimin. hanya saja dalam suatu wawancara beliau .. praktek irja’ dalam bentuk yang sangat buruk. dia tidak mengkafirkan, bahkan loyal kepada orang yang berhukum dan memutuskan hokum dengan menggunakan undangundang buatan manusia, yang telah disepakati oleh kaum salaf dan khalaf yang terhtug ijma’nya, bahwa menetapkan hokum dengan undang-undang itu adalah kufur yang besar dan jelas. dan beliau juga mengingkati dengan pengingkaran yang keras terhadap orang yang mengkafirkan dan memusuhi para pembuat keputusdan dengan indang-undang tersebut. bagaimana ia bisa membela diri di hadapan paradoks yang jelas jawabannya, silakan perhatikan dialog antara beliau dengan beberapa murid beliau; s : aku katakan wahai syaikh, semoga allah memberikan kebaikan kepadamu… sebagian orang memahami dari kitabmu, seperti kitab tauhid yang merupakan tulisanmu dalam masalah hakimiyah, berhukum kepada sesuatu selain yang diturunkan allah, bahwa engkau menjatuhkan hokum kafir secara ta’yin kepada hakim yang tidak memutuskan hokum dengan aturan yang telah diturunkan oleh allah, dan hal ini terjadi pada para pemerintah di negara-negara teluk! sf : heh… heh… ahlul hawa! penjelasannya sudah cukup jelas. pada penjelasan itu tidak ada persoalan. penjelasannya sudah jelas. tetapi dalam masalah itu ada perincian. aku katakan setelah itu, bahwa orang yang pada akhirnya meninggalkan syari’ah dan menempatkan pada qanun (undang-undang) pada kedudukan syariah, maka ini menunjukkan bahwa ia memandang undang-undang itu lebih baik daripada syari’ah. orang yang berpandangan seperti ini maka ia kafir. dalam hal ini tidak ada keraguan! tetapi mereka mengambil pemahaman seenak sendiri dan meninggalkan sebagian keterangan yang lain. andaikata mereka membaca penjelasan dari awal hingga akhir, niscaya sudah jelas. s. : penjelasan syaikh muhammad bin ibrahim demikian juga sf : dia begitu juga? ya. barangsiapa yang meninggalkan syari’ah dan menggantikannya dengan qanun, maka itu adalah petunjuk bahwa ia memandang qanun lebih baik daripada syari’ah. dan orang yang berpandangan bahwa qanun lebih baik daripada syari’ah maka ia adalah kafir. s : lalu bagaimana dengan para pemerintah di negara-negara teluk? sf : kami tidak akan mengulangi lagi …. kami tidak tahu tentang mereka, tidak benar cara mereka memukul rata, tidak benar mereka itu! penjelasannya adalah penjelasan umum! adapun tentang pribadi-pribadi tertentu mereka itu perlu untuk kita lihat …” s : ada perbedaan, ya, syaikh antara ta’yin dan antara hokum umum? sf : ya s : dan engkau telah memperkenalkan hokum umum, --semoga allah menjagamu-? sf : hukum umum, … tidak ada keraguan. apakah kami mengatakan para pemerintah teluk?!!!

s : tidak! apakah engkau tidak mengatakan demikan… dan apakah itu hawa nafsu… sf : hmm… hawa nafsu! kemudian kalau mereka mengkafirkna para pemerintah teluk, lalu apa yang mereka luruskan? ini koreksinya? mengkafirkan para pemerintah teluk… apakah ini termasuk ishlah? ini bukan ishlah, tetapi ini adalah kobaran fitnah. *** jadi, syaikh tidak mengetahui kondisi para pemerintah di jazirah arab, system dan undang-undang apa yang mereka gunakan untuk memerintah. lalu bagaimana ia merekomendasi orang yang tidak diketahui kondisinya, dan bagaimana pula ia memberikan wala’ secara mutlak? dan bagaimana ia bisa membantah mereka yang mengkafirkan pemerintah dengan argument yang kuat? bahkan, bagaimana ia berfatwa dan menjadikan dirinya sebagai sumber fatwa padahal ia tidak memenuhi salah satu rukunnya, yaitu mengetahui realitas? bagaimana ia membiarkan dirinya tidak mengetahui kekufuran nyata yang sebenarnya terjadi di puncak lembaga ummat? dan bagaimana ia menganggap pengkafiran terhadap pemerintah sebagai fitnah dan perusakan secara mutlak, padahal ia menyatakan tidak mengetahui kondisi mereka? mengapa ia tidak menisbahkan fitnah dan ifsad berdasarkan kepada hokum syari’ah yang ia nyatakan sendiri, dan telah ia hukumkan kufur orang yang memberlakukan syari’ah buatan dan meminta hokum dengannya? dan pertanyaan yang lebih penting? apakah syaikh benar-benar tidak mengetahui kondisi para pemerintah di jazirah arab –dengan pernyataannya secara mutlak, termasuk pemerintah kuwait yang secular, dan pemerintah yaman yang ba’tsisme (sosialisme)? apakah syaikh tidak mengetahui adanya bank-bank ribawi, padahal gedunggedungnya bersanding dengan al-baitulharam, yang secara terang-terangan memerangi allah dan rasul-nya apakah beliau sudah buta sehingga tidak melihat itu semua? apakah beliau benar-benar tidak mengetahui bahwa bumi jazirah sudah dikepung oleh pangkalan-pangkalan militer yang menjadi landasan take off pesawat-pesawat pasukan salib untuk membom saudara-saudara kita di belahan timur dan barat? apakah ia tuli sehingga tidak pernah mendengar derunya? persoalannya adalah beliau telah diperbudak oleh ahli akal. itu adalah fitnah yang ditimpakah oleh allah kepada orang yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-nya yang condong kepada kedzaliman dan mencari kerelaan para sultan. telah tiba waktunya bagi para murid untuk sadar dan berantung kepada nash-nash wayu yang bebeas dari kesalahan, yang tidak akan membawa kebathilam, dan tidak ada kontradiksi, sebagaimana kontradiksi yang terjadi pada para syaikh, "dan apabila ajaran

itu bukan berasal dari allah, niscaya mereka akan mendapatkan paradoks yang sangat banyak" elah tiba saatnya bagi kami untuk menyampaikan risalah kepada mereka yang dianggap sebagai syaikh, dan demikian pula kami akan melakukan tindakan kepada prinsip bush yang terlaknat. kami mewujudkan wala' yang haq kepada jihad dan ahlul jihad, sebab wala' itu bisa diberikan kepada ahli jidhaad dan bisa pula diberikan kepada musuhnya. tidak ada tempat untuk bersikap netral ketika barisan telah saling berhadapan dengan membawa seemangat panji-panjinya semoga balasan yang baik diberikan kepada hamba yang bertaqwa

abu abdillah at-tunisi

Related Documents

Beginilah Syekh Fauzan
November 2019 15
Cover Fauzan
November 2019 42
Syekh Yaasin
April 2020 15
Muhammad Fauzan Nasir.pdf
November 2019 16
Syekh Ahmad Zarrouq
October 2019 19