Kaltim Post , Jumat, 30 Mei 2008
Batu Bara Kutim Masih Diincar Wabup: Jangan sampai Rusak Lingkungan
SENGATA- Bupati Kutim Awang Faroek Ishak dalam berbagai kesempatan selalu menyampaikan, masa depan Kutai Timur bukan tergantung pada sumber daya alam (SDA) yang tak terbaharukan, tetapi terletak pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Tergantung pada SDA yang terbaharukan. Namun demikian, ternyata investor batu bara tetap melirik untuk berinvestasi di wilayah Kutim, karena dinilai sebagai ladang investasi yang sangat menjanjikan. Buktinya Direktur PT Emas Hitam Jaya Rahayu, Hana Terik, melakukan presentasi di Ruang Tempudau lantai II, Kantor Bupati, Bukit Pelangi dihadiri Wakil Bupati Isran Noor, Kamis (22/5) lalu. Hana Terik mengatakan, pihaknya membutuhkan lokasi tambang batu bara seluas 3.831 hektare. Lokasi itu terletak di Kecamatan Teluk Pandan. Konon, areal tersebut sebagian masuk kawasan Taman Nasional Kutai (TNK) dan sebagian tidak. Areal tambang batu bara yang masuk kawasan TNK rencana bakal dibangun tambang di bawah tanah (Underground). Jadi tambang batu bara yang bakal dibangun PT Emas Hitam Jaya Rahayu bila diizinkan pemerintah berupa tambang tertutup, bukan open pit (terbuka). Jika tambang underground jadi dibangun maka risiko kerusakan lingkungan menurut Hana Terik, sangat kecil dibanding kerusakan lingkungan sebagai akibat tambang batu bara terbuka. Namun, persoalannya lokasi yang diincar PT Emas Hitam Jaya Rahayu itu ternyata sudah ada investor yang lebih dulu berencana melakukan penambangan, yakni PT Tambang Damai. PT Tambang Damai ini sudah memegang izin PKP2B (Perjanjian Karya Pertambangan Batu Bara), tetapi hingga saat ini belum ada kegiatan di lapangan lantaran terjanggal masalah Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). "Tapi setahu kami, izin PT Tambang Damai berakhir 26 Februari 2005. Ini mohon penjelasan karena pemerintah berwenang untuk itu," pinta Hana Terik. Mendengar keinginan manajemen PT Emas Hitam Jaya Rahayu, Wabup Isran Noor langsung angkat bicara. Rencana PT Emas Hitam Jaya Rahayu berinvestasi di wilayah Kecamatan Teluk Pandan dalam bidang pertambangan batu bara merupakan hal positif. "Bagus saja, bila PT Emas Hitam Jaya Rahayu membangun tambang baru bara di bawah tanah (coal mining underground,red). Asalkan tidak merusak lingkungan. Kalau proses penambangan di bawah tanah bisa berjalan, tanpa menganggu tanaman atau hutan di atasnya, saya kira tidak ada masalah. Pokoknya tuntaskan dulu Amdal-nya," tegas Isran Noor. (hms2)