Banjir Rob Jakbar.docx

  • Uploaded by: Tifani Yulian
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Banjir Rob Jakbar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,380
  • Pages: 9
TUGAS MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA “BANJIR ROB DI JAKARTA BARAT”

Disusun Oleh : TIFANI YULIAN ADSEL

051.0013.00101

Dosen: Dr. Ir. Trihono Kadri, MS. Endah Kurniyaningrum

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2017

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya pula penulis bisa menyelesaikan laporan yang singkat dan sederhana ini tentang "BANJIR ROB DI JAKARTA BARAT” Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada dosen Mekanika Fluida dan Hidrolika yaitu, Dr. Ir. Trihono Kadri, MS. dan Endah Kurniyaningrum karena telah berjasa membimbing dalam laporan ini. Dan tidak lupa juga penulis ucapkan rasa terima kasih kepada orang tua serta rekan - rekan seangkatan, yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa laporan yang singkat dan sederhana ini masih jauh dari sempurna serta terdapat kekurangan dan kesalahan disana – sini, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga laporan yang singkat dan sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Wassalammu’alaikum. Wr. Wb

Jakarta, .... Januari 2017

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki wilayah teritorial luas, memiliki banyak gunung api aktif, terletak diantara dua lempengan geologi besar yang selalu bergerak, memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Kondisi tersebut mempunyai sisi positif yaitu membawa keuntungan seperti tanah yang subur, sumber daya manusia melimpah, sumber daya air yang cukup dan kekayaan budaya, tetapi di samping itu juga mempunyai sisi negatif yang membawa kerugian seperti seringnya terjadi bencana gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, gelombang tsunami, serta banjir rob (pasang). Fenomena banjir rob terjadi hampir sepanjang tahun baik pada musim kemarau maupun penghujan di sepanjang pesisir pantai. Hal ini menunjukan terjadinya banjir rob tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat intensitas curah hujan tetapi lebih dipengaruhi kepada gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan inilah yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut. Ketika bulan sedang purnama, maka saat itulah terjadi pasang maksimal yang akan menyebabkan terjadinya banjir rob. Selain itu juga karena pengaruh angin laut, angin yang dimaksud disini adalah angin badai yang dapat menyebabkan air laut membanjiri daratan di sekitarnya. Banjir rob ini akan sering melanda atau sering terjadi di daerah yang permukaannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Karena disebabkan oleh meluapnya air laut yang sampai ke daratan, maka air yang menggenangi karena banjir rob ini mempunyai warna yang cenderung lebih jernih daripada air yang pada banjir- banjir biasanya. Menurut Sunarto (2003) pengertian banjir rob ialah pola perubahan muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya tarik benda di luar angkasa, khususnya bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. Banjir rob ini juga sudah diprediksikan akan berlangsung semakin besar setiap tahun, hal ini disebabkan oleh efek dari pemanasan global, banjir rob ini mempunyai pengaruh atau dampak yang besar bagi masyarakat di pesisir pantai.

1.2. Maksud dan Tujuan Makalah Maksud dari disusun makalah ini adalah untuk mengkaji daerah-daerah di Jakarta Barat yang tergenang banjir rob, melalui data-data beberapa tahun belakang yang di dapatkan dari berbagai situs resmi pemerintah untuk mengetahui lingkungan yang diakibatkan oleh banjir rob. Sedangkan tujuan dari makalah ini adalah membuat analisis berdasarkan data-data yang telah diperoleh tersebut untuk dijadikan pembelajaran lebih lanjut mengenai banjir rob di Jakarta Barat.

1.3.Perumusan Masalah Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang di bahas dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah klimatologi, curah hujan dan perubahan iklim yang terjadi di daerah-daerah Jakarta Barat beberapa tahun belakangan? 2. Apakah ada hubungannya antara kondisi geologi dan topografi serta kondisi kejadian yang mencakup tahunan, sebaran banjir dan tinggi muka air?

BAB II PEMBAHASAN

1. Data Klimatologi Jakarta Barat tahun 2013 The Average of Air Temperature by Month in Jakarta Barat, 2013 Temperature ( o C ) No

Month

(1)

Minimum

Maximum

Avarage

(3)

(4)

(5)

(2)

1

January

24,3

30,6

26,9

2

February

24,6

32,0

27,9

3

March

25,6

33,2

28,8

4

April

28,7

32,9

28,7

5

May

28,7

32,6

28,7

6

June

25,7

32,5

28,7

7

July

23,7

30,8

27,3

8

August

25,0

33,1

28,6

9

September

25,7

33,3

29,0

10

October

25,0

33,9

29,4

11

November

25,3

32,9

28,5

12

December

24,8

31,3

25,1

2. Letak Geografis Jakarta Barat 2015

No. (1)

Geographical Location (2)

Description (3)

Location of Jakarta Barat

106 22’42’’ BT/EL - 106 o 58’18’’ BT/EL

Land Area Height Above The Sea Level (Altitude)

129,54 km²

4

Number of Districts

8 Districts

5

Border

1 2 3

5.1. North 5.2. East

o

5 o19’12’’ LS/SL - 6 o23’54’’ LS/SL

7 M dpl/M asl

Jakarta Utara (Districts of Penjaringan) Jakarta Pusat

5.3. South 5.4. West

(Districts of Gambir) Jakarta Selatan and Province of Banten ( Tangerang City) Province of Banten ( Tangerang City)

3. Grafik Curah Hujan Jakarta

menunjukkan grafik kejadian curah hujan pada saat banjir tahun 2002, 2003, 2004 dan tahun 2007 di DKI Jakarta. Curah hujan rata-rata harian di DKI-Jakarta tertingi pada saat banjir tahun 2002 mencapai 143 mm untuk tanggal 29 Januari 2002, sementara untuk tahun 2007 curah hujan rata-rata tertinggi mencapai 180 mm tanggal 1 Februari 2007. Curah hujan penyebab banjir tersebut termasuk curah hujan ekstrim, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2 dengan probabilitas di bawah 15% untuk periodisitas curah hujan 20 tahunan (tahun 1988-2008).

Kembangan

2004 24.16

2005 24.16

2006 24.16

2007 24.16

Luas WIlayah (km2) 2008 2009 2010 24.16 24.16 24.16

Kebon Jeruk

17.63

17.63

17.63

17.63

17.63

17.98

17.98

17.98

17.98

17.98

17.98

Palmerah Grogol Petamburan Tambora

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

7.51

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

9.99

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

5.4

Taman Sari

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

7.73

Cengkareng

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

26.54

Kalideres Jakarta Barat

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

30.23

Kecamatan

2011 24.16

2012 24.16

2013 24.16

2014 24.16

7.73

129.19 129.19 129.19 129.19 129.19 129.54 129.54 129.54 129.54 129.54 129.54

5. Tinggi Muka Air Sungai

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Banjir yang kerap melanda Jakarta pada musim penghujan disebabkan oleh multi faktor. Penyebab banjir di Jakarta khususnya di Jakarta Barat antara lain adalah penurunan tanah yang rata-rata mencapai 10 cm pertahun. Penurunan tanah ini terjadi akibat penyedotan air tanah yang begitu masif untuk kepentingan rumah tangga dan industri. Hilangnya Hutan Bakau di pesisir Jakarta juga merupakan salah satu faktor penyebab banjir, wilayah dimana sekarang berdiri banyak perumahan mewah seperti Pantai Indah Kapuk (PIK), dulunya merupakan hutan bakau yang menghalangi limpasan air laut ke darat di saat terjadi pasang air laut (rob). Kondisi 13 sungai yang melintasi Jakarta yang sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan juga memperburuk banjir di ibu kota, sungai-sungai tersebut mengalami pendangkalan dan penyempitan, bantaran sungainya dipenuhi oleh bangunan-bangunan baik yang berijin maupun tidak berijin, sungai yang dangkal dan sempit tidak lagi mampu menampung curahan air hujan. Berkurang dan hilangnya ruang terbuka hijau dan daerah resapan air karena disulap menjadi perumahan mewah dan pusat-pusat perbelanjaan besar juga berkontribusi memperburuk banjir yang terjadi di ibu kota. Air hujan tidak bisa lagi langsung terserap tanah, karena daerah resapan air dan ruang terbuka hijau sudah berubah menjadi hutan-hutan beton. Hal ini diperparah lagi dengan buruknya pengelolaan sampah dan rendahnya kesadaran dalam mengelola sampah. Jakarta menghasilkan sekitar 6,000 ton sampah setiap hari, dimana 2,000 ton diantaranya berakhir di sungai-sungai ini. Gelombang tinggi di perairan Jakarta dan air pasang rob yang terjadi bersamaan dengan turunnya hujan membuat Jakarta semakin dikepung air, ketika kondisi ini terjadi, banjir di Jakarta akan semakin buruk. Air dari 13 sungai di Jakarta tertahan dan tidak bisa langsung mengalir ke laut, justru air dari pasang rob menambah debit air yang menggenangi Jakarta. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya secara masif hutan bakau

di Jakarta yang seharusnya berfungsi menahan limpasan air dari pasang rob, berubah menjadi permukiman mewah dan pusat perbelanjaan.

B. SARAN Perlu adanya pengelolaan yang baik untuk meminimalisir bencana banjir rob ini. Bencana ini akan terus terjadi apabila tidak adanya kesadaran dari diri kita sendiri untuk menjaga lingkungan hidup. Terutama dalam penggunaan air tanah yang apabila terus di eksploitasi akan berdampak buruk dalam penurunan tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama untuk mengetahui betapa pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Related Documents

Rob
November 2019 27
Banjir
May 2020 28
Banjir
June 2020 24
Rob Gonsalves
July 2020 17

More Documents from "Angela Isabel"