Balon Ekonomi Itu Sudah Meletus

  • Uploaded by: Anton Agus Setyawan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Balon Ekonomi Itu Sudah Meletus as PDF for free.

More details

  • Words: 877
  • Pages: 3
Anton A Setyawan-Artikel Ekonomi&Bisnis BALON EKONOMI ITU SUDAH MELETUS! Anton A. Setyawan Dosen Fak. Ekonomi Univ. Muhammadiyah Surakarta dan mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen UGM Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 571002 Telp : 0271-7685308 (home) dan HP 08156718444 e-mail : [email protected] dan [email protected] Peristiwa gagal bayar kredit perumahan di AS (subprime mortgage) yang sebenarnya sudah terjadi pada akhir tahun 2007 lalu, akhirnya mulai mempengaruhi kondisi perekonomian global. Krisis keuangan di AS ini menyebabkan perusahaan-perusahaan finansial di AS mengalami kebangkrutan. Berturut-turut perusahaan besar seperti Bear Stearns, Fannie Mae, Fredie Mac., Lehman Brothers dan terakhir Washington Mutual (WaMu) mengalami kebangkrutan. Perusahaan keuangan Wallstreet lain seperti Morgan Stanley, Goldman Sachs dan AIG juga mengalami kesulitan likuiditas yang serius. Hal ini memaksa pemerintah AS melakukan bail out atau bantuan keuangan pada sektor swasta sebesar US$ 700 miliar. Krisis keuangan ini adalah yang terburuk dialami AS sejak peristiwa Depresi Besar tahun 1929. Mengapa hal itu bisa terjadi? Pada saat Presiden Ronald Reagan berkuasa pada dekade 80-an, kebijakan ekonomi yang diberlakukan adalah tidak menetapkan regulasi atau meminimalkan regulasi di pasar keuangan sehingga arus lalu lintas modal sangat bebas. Para ekonom di masa pemerintahan Reagan sangat percaya dengan mazhab neo-klasik yang menyatakan minimalisasi campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menyebabkan aktivitas ekonomi tumbuh dengan baik. Selain itu, dari sisi fiskal pembiayaan pemerintah terlalu besar sehingga APBN AS selalu mengalami defisit. Para ekonom AS waktu itu percaya bahwa defisit APBN akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini secara teoritis benar, namun AS ternyata juga mengalami defisit neraca pembayaran internasional. Defisit ganda ini berlangsung hingga pemerintahan George W Bush, meskipun sedikit membaik saat pemerintahan Clinton. Stagnasi ekonomi AS dari sisi kebijakan fiskal, diperburuk dengan perilaku mencari keuntungan dengan spekulasi dan aksi penipuan surat berharga yang dilakukan para eksekutif perusahaan financial di Wallstreet. Fak Ekonomi UMS-Oktober 2008

1

Anton A Setyawan-Artikel Ekonomi&Bisnis Mereka menerbitkan surat berharga berupa instrumen derivative dengan jaminan asset perumahan yang bernilai rendah. Akibatnya sejak tahun 2000 perekonomian AS ditopang oleh ekonomi balon (bubble economics). Saat ini balon ekonomi itu telah meletus dan perekonomian dunia berada di ambang resesi. Kondisi perekonomian Indonesia mau tidak mau pasti terkena dampaknya. Ancaman Bubble Economy Fenomena terpisahnya sektor keuangan dan sektor riil mulai terjadi sejak pertumbuhan eksesif sektor keuangan di seluruh dunia. Hal ini terkait dengan perubahan fungsi uang dari hanya sebagai alat pembayaran menjadi salah satu alat spekulasi. Perdagangan uang (mata uang) dan aliran modal jangka pendek (melalui transaksi pasar saham) membuat aliran modal terisolasi di sektor keuangan. Dalam kondisi ideal perputaran modal seharusnya terjadi dari sektor keuangan ke sektor riil. Hal ini dikarenakan sektor riil inilah yang menghasilkan barang-barang produksi maupun konsumsi. Sektor riil adalah sektor yang secara nyata memproduksi sesuatu, sementara sektor keuangan tidak lebih dari sebuah permainan spekulatif. Ironisnya dominasi sektor keuangan dalam perekonomian dunia hampir mencapai 70 persen. Kondisi ini sering disebut dengan fenomena buble economics. Istilah ini digunakan mengacu pada fenomena balon udara yang berisi udara kosong untuk menggambarkan situasi perekonomian yang didominasi oleh sektor keuangan. Tulisan dari Christopoulus dan Tsionas (2004) menyebutkan sektor keuangan (pasar keuangan) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Namun demikian, dalam tulisan itu juga disebutkan bahwa pengukuran pertumbuhan ekonomi dari sisi sektor keuangan mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu tidak ada keterkaitan dengan sektor riil. Penelitian dari Atje dan Hufbauer (1996) menyebutkan, pertumbuhan sektor keuangan di Indonesia terjadi karena liberalisasi perdagangan yang secara eksesif dilakukan pemerintah Indonesia pada akhir 80-an dan awal 90-an. Krisis ekonomi tahun 1998 adalah buah negatif dari eksesifitas pertumbuhan sektor keuangan. Meletusnya balon ekonomi di AS segera diantisipasi oleh pemerintah Indonesia dengan cepat. Pejabat menko perekonomian Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Budiono segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Tindakan ini adalah langkah yang tepat. Pemerintah tidak mau Fak Ekonomi UMS-Oktober 2008

2

Anton A Setyawan-Artikel Ekonomi&Bisnis kecolongan seperti krisis ekonomi 10 tahun lalu. Penulis mencatat ada beberapa pokok kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengantisipasi dampak krisis financial di AS. Pertama, mendorong percepatan belanja pemerintah dan penyerapan anggaran. Kedua, memberikan insentif ekspor. Ketiga, menarik penanaman modal asing langsung (foreign direct investment). Keempat, melindungi pasar domestik dan kelima, implementasi program pemberantasan kemiskinan. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter juga mengambil langkah antisipatif berupa antisipasi kekurangan likuiditas global dengan mengutamakan sumber dana dalam negeri, mencari pembiayaan defisit APBN dari sumber-sumber non-pasar dan memantau perkembangan neraca pembayaran. Implikasi Krisis financial di AS sudah memakan korban yaitu 75.000 orang sudah kehilangan pekerjaan dan jumlah ini pasti akan teru bertambah. Akibat langsungnya adalah tingkat konsumsi negeri Paman Sam itu pasti mengalami penurunan drastis. Hal ini akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut. Penurunan pertumbuhan ekonomi AS akan berdampak pada ekspor Indonesia karena AS adalah salah satu pasar terbesar dari produk-produk ekspor nasional. Selain itu, kebangkrutan sektor perbankan AS mempunyai efek domino terhadap sektor keuangan global, akibat yang paling ditakutkan adalah terjadi gangguan aliran modal dari sektor keuangan ke sektor riil sehingga kemampuan ekspansi dan investasi sektor riil berkurang. Jika ini terjadi maka dampaknya bisa lebih buruk bagi perekonomian dunia termasuk Indonesia. Pemerintah RI beserta tim ekonomi dan Bank Indonesia sudah mendapatkan pelajaran mengantisipasi krisis ekonomi dari krisis financial Asia tahun 1998. Krisis keuangan di AS bisa berpengaruh lebih serius terhadap perekonomian RI jika berlangsung lebih lama. Pemerintah RI sebaiknya juga mulai mewaspadai gejala ekonomi balon di dalam sektor keuangan di Indonesia.

Fak Ekonomi UMS-Oktober 2008

3

Related Documents

Balon Manuel
May 2020 18
El Balon
November 2019 13
El Balon
November 2019 16
El Balon
November 2019 14

More Documents from ""