PEMBANGUNAN NASIONAL DAN REGIONAL “Provinsi
Bali ”
Dosen : AGUSTUTI HANDAYANI, M.Si
Disusun Oleh: NEKI YANI ANIK TRIWULANDARI RAZANAH DESMI AYU RIFDAH ROSYADAH VINDA RISKI ANANDA
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 2016 1
KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBANGUNAN NASIONAL DAN REGIONAL “Provinsi Bali ” ini tepat waktu.Walaupun makalah ini telah selesai, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan tersebut karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan, kemampuan, waktu serta tenaga. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi penyempurnaan penulisan berikutnya.Akhirnya kami berharap semoga makalah yang sederhana ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi para pembacanya.
Penyusun, Mei 2017
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2 A. Keadaan regional Bali .............................................................................................. 2 B. Keadaan Ekonomi di Bali ........................................................................................ 5 C. Kontribusi Pariwisata Terhadap Ekonomi Nasional dan Regional .................... 7 BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9 Kesimpulan .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................iii
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan regional adalah usaha meningkatkan kualitas kehidupan maupun kualitas lingkungan, sektor dan jangkauannya sangat luas. (Sumaatmaja, 1989: 49) Menurut sumber lain, pembangunan regional ialah strategi pemerintah nasional dalam menjalankan campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi jalannnya proses pembangunan di daerahdaerah sebagai bagian dari daerah nasional supaya terjadi perkembangan kearah yang dikehendaki. Kawasan Indonesia terdiri dari 13.667 pulau. Luas daratan di Indonesia mencapai 1.922.570 Km2, luas perairannya 3.257.483 Km2. Jadi, luas keseluruhannya mencapai 5.180.053 Km2, jika ditambah dengan ZEE maka luas Indonesia mencapai 7.900.000 Km2, secara administrasi Negara Indonesia terbagi menjadi 33 provinsi, menurut kecermatan yang tinggi dalam melaksanakan strategi pembangunan nasional dan regional. Wilayah yang luas yang terdiri dari lautan juga luas, serta di beberapa bagian daratan dan laut berbatasan langsung dengan Negara tetangga, dalam melaksanakan pembangunan diperlukan koordinasi serta komunikasi yang meyakinkan agar asas adil dan merata benar-benar dapat dilaksanakan. Tiap region di wilayah Indonesia yang luas ini selain memiliki sumber daya dan kondisi geografi yang berbeda- beda, juga menghadapi masalah yang berbeda dalam pengembangan dan pembangunan regional masing- masing. Oleh karena itu bagi kepentingan pengembangan dan pembangunan regional yang mendukung pembangunan nasional yang meyakinkan, wajib melakukan studi, penelitian dan analisis geografi secara mendalam terlebih dahulu. Studi ini memberikan jaminan terhadap pemanfaatan ruang secara tepat guna yang berdaya guna dalam menciptakan hasil guna yang setinggi-tingginya.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana keadaan regional di provinsi Bali? 2. Jelaskan keadaan ekoinomi provinsi Bali? 3. Paparkanlah kontribusi pariwisata terhadap ekonomi nasional dan regional di provinsi Bali?
4
BAB II PEMBAHASAN A. Keadaan regional Bali 1. Letak Astronomi dan Geografi Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Provinsi Bali dengan luas wilayah 5.636 Km2, memiliki 1,273 mata air, memiliki 4 buah danau yang berlokasi didaerah pegunungan, dengan 401 sungai. Terbagi dalam 8 kabupaten dan 1 Kota, 57 Kecamatan, 716 desa/ kelurahan, 1488 Desa Pekraman, 1604 subak sawah dan 1.107 subak abian. Batas Wilayah Utara : Laut Bali Selatan : Samudra Indonesia Barat : Provinsi Jawa Timur Timur : Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
2. Topografi Wilayah
Daerah tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. 5
Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
3. Demografi Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar per tahun dalam rentang waktu 20002010 adalah sebesar 4 %, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 4.57 % dibandingkan dengan jumlah penduduk wanitanya. Sekitar 63.30 % penduduknya memeluk agama Hindu, sedangkan agama Islam adalah minoritas terbesar dengan jumlah 28.65%, kemudian agama Kristen 6.45%, Buddha1.47% dan Khonghucu0.03%. 4. Iklim
Wilayah Bali termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim, yaitu musim kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (Oktober - April ). Temperatur udara bervariasi antara 24°Celcius dan 30,8°Celcius. Curah hujan dalam lima tahun terakhir bervariasi antara 893,4 mm terendah dan 2.702,6 mm tertinggi untuk rata-rata tahunan. Kelemban udara berkisar antara 90% dan pada musim hujan bisa mencapai 100%, sedangkan pada musim kering mencapai 60%.
5. Bahasa Bali sebagian besar dalam kehidupan sehari – hari menggunakan bahasa Bali ,sasak, dan bahasa Indonesia. Sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Majapahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus 6. Mata Pencaharian
6
Pada umumnya mata pencaharian masyarakat Bali di daerah kawasan wisata adalah dibidang kesenian, sperti seni pahat atau patung, lukis, benda anyaman, kain, ukir-ukiran, percetakaan, kerajinan tangan dan lain – lain. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Tetapi tidak semuanya, ada juga yang bergerak di bidang pertanian dan industri, misalnya perusahaan tenun di Denpasar. Selain itu masyarakat bali di daerah dataran yang curah hujannya yang cukup baik bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, di daearah pedesaan di Bali mayoritas beternak terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain – lain, pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberi keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Dalam Perda Provinsi Bali Nomor 14 Tahun 2009 tentang perubahan atas Perda Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2009 tentang APBD Tahun 2009 tertera bahwa Provinsi Bali memiliki beberapa sumber PAD bagi sumber pendapatan daerah, yaitu : 1. Pajak Daerah yang dikelola provinsi, meliputi : a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air. b. Pajak bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air. 7
c. Pajak bahan bakar bermotor d. Pajak pemanfaatan dan pengambilan air bawah tanah dan air permukaan 2. Retribusi daerah 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4. Lain – Lain Pendapatn Asli Daerah yang Sah. Jadi tingkat kemampuan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Bali dalam tahun anggaran 2009 adalah : Pendapatan Asli Daerah
: Rp. 977.410.245.034,- (±𝟗𝟎𝟎𝒎𝒊𝒍𝒊𝒂𝒓)
Total Pendapatan
: Rp. 1.661.108.445.333,- (±𝟏, 𝟔 𝒕𝒓𝒊𝒍𝒊𝒖𝒏)
1. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemampuan PAD Provinsi Bali Tahun 2009 adalah sebesar 58,84 %, yang menandakan bahwa : Pendapatan daerah terutama PAD perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi sumber–sumber PAD dan menyusun peraturan yang mengatur hal tersebut. 2. Provinsi perlu mengoptimalkan kemampuan dan kemandirian fiskal daerah. Misalnya dengan fokus pada sumber PAD melalui retribusi termasuk memperkuat perda yang mengatur tentang retribusi.
B. Keadaan Ekonomi di Bali Bali merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia. Provinsi yang beribukota di Denpasar ini dikategorikan sebagai salah satu penyumbang asset pariwisata terbesar di Indonesia. Bali atau yang sering disebut dengan pulau dewata ini sering dijadikan referensi kunjungan bagi turis local Indonesia maupun turis mancanegara karena keindahan
alam
dan
keunikan
budayanya.
Oleh
karena
itu,
perkembangan
pertumbuhan perekonomian di daerah ini tumbuh pesat seiring dengan besarnya turis yang terus-menerus datang dari berbagai belahan dunia. Struktur perekonomian Bali sangat spesifik dan mempunyai karateristik tersendiri dibandingkan dengan propinsi lainnya di Indonesia. Spesifik perekonomian Bali itu dibangun dengan mengandalkan industri pariwisata sebagai leading sector, telah mampu mendorong terjadinya suatu perubahan struktur.
Bila dilihat dari segi pendapatan, maka peran sektor tersier dan sekunder dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, seperti pada tahun 2000 sektor tersier 69,71% dan sekunder 10,31. Begitu juga pada awal 2007, sektor tersier menjadi 63,03% dan sekunder 8
sebesar 14,81%. Perubahan struktur ekonomi Bali tidak saja dilihat dari segi pendapatan saja, namun juga dari kesempatan kerja. Presentase pekerja di Bali turun setiap tahunnya sebesar 43,12% di sektor pertanian,yang mengalami fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dari 2,6% menjadi 1,3%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Bali menjadi salah satu indikator semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Dewata. Struktur ekonomi Bali masih didominasi sektor tersier sebesar 65,58 persen, menyusul sektor primer 18,86 persen dan sektor sekunder 15,56 persen. Sektor pertanian memberikan andil sebesar 18,21 persen, pertambangan dan penggalian 0,65 persen, sektor industri pengolahan 9,16 persen, serta listrik, gas dan air bersih dua persen.
Sektor bangunan menyumbang sekitar 4,4 persen, perdagangan, hotel dan restoran 30 persen, angkutan dan komunikasi 13,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,11 persen dan sektor jasa-jasa lainnya 14,72 persen. Perekonomian di Bali memiliki posisi dan peran strategis terhadap ekonomi nasional.Untuk itu Bank Indonesia (BI) berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah untuk terus mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan ekonomi Bali yang masih membaik terlihat dari peningkatan angka pertumbuhan dari sebesar 6,05persen (yoy) parakuartal I 2016 menjadi 6,53 persen (yoy) padakuartal II 2016. Pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasionalsebesar 5,18persen (yoy). Disamping itu, sebagaiprovinsi yang mengandalkan sector pariwisata sebagai sumber pendapatan, implementasi kebijakan kebebasan visa yang mencapai 169 negara juga menghasilkan dampak yang positif. C. Kontribusi Pariwisata Terhadap Ekonomi Nasional dan Regional Karena begitu pesatnya perkembangan pariwisata Bali khususnya dalam kontribusi terhadap PDRB bila dibandingkan sector lainnya termasuk juga dengan sector Pertanian, seiring adanya otonomi daerah yang berada pada kendali kabupaten, ditengarahi factor inilah yang menyebabkan pemerintah daerah Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Bali ingin menggalakkan sector pariwisata sebagai penggerak perekonomian di daerahnya masingmasing. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp57,579 miliar selama 2009, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp49,922 triliun. 9
PDRB perkapita mengalami peningkatan dari Rp14,2 juta pada tahun 2008 menjadi Rp16,21 juta pada akhir 2009. Tabel perbandingan contributor (lapangan usaha) terhadap PDRB Bali, dapat dilihat seperti table dibawah ini: Sementara menurut Suarsana (2011) peningkatan
terjadi pada semua
sektor ekonomi, di mana sektor perdagangan, hotel dan restoran masih
tetap
merupakan
sektor
andalan, karena mampu memberikan nilai tambah terbesar, yakni Rp 20,02 triliun. Selain itu sektor pertanian
masih
memberikan
kontribusi yang cukup besar yakni Rp
12,10
pengangkutan
triliun dan
serta
sektor
komunikasi
sebesar Rp 8,63 triliun. Perkembangan terakhir, lebih lanjut dikatakan bahwa untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Industri Pengolahan yang memberikan peranan masing-masing sebesar 1,2 persen.7% (Nusa Bali, 2011). Dilihat dari pertumbuhan nasional peran pariwisata menyumbang beberapa peningkatan diantara nya dengan adanya sektor pariwisata yang cukup pesat meningkat dibali juga dapat membuka lapangan pekerjaan dan sector bisnis yg dapat mengurasi sedikit permasalah penggaguran khususnya di bali Objek Wisata di Bali Pulau Bali memiliki banyak sekali tempat wisata pantai, baik pantai pasir putih dan pantai pasir hitam. Dari sekian banyak pantai yang dimiliki pulau Bali, yang paling terkenal adalah pantai Kuta.
10
Tanah Lot
Wisata Kuta
Pantai Pandawa
Pantai Tanjung Benoa
Pantai Dreamland
Pantai Lovina
Pantai Jimbaran
Pantai Nusa Dua
11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengoptimalan sektor pariwisata dapat memajukan dan mensejahterakan daerah wisata khusunya sehingga dapat berdampak positif bagi negara. Dengan langkah dan kebijakan pemerintah yang tepat, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa trbesar kelima setelah minyak, gas, batubara dan kelapa sawit.
Sektor pariwisata dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini memberikn kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran, ticketing, dll. Dari semua kegiatan usaha yang dapat dilakukan, daerah dan negara berhak memperoleh retribusi yang masuk kedalam APBD dan APBN.
Dari peningkatan jumlah wisatawan yang terus meningkat maka berbanding lurus dengan pendapatan yang diperoleh sehigga pengembangan dan pembangunan berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu langkah dan kebijakan pemerintah dengan didukung oleh masyarakat daerah wisata dengan semakin memberikan kenyaman dan kemudahan dapat terus meniingkatkan pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri sehingga diharapkan Indonesia dengan kekayaan alamnya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga negaranya untuk negaranya.
12
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com www.bali.go.id (edisi 10 febuari 2011) www.wisatabali.com (pariwisata bali) http://www.wisata.bali.go.id/web/bos.html PAD dan Retribusi Provinsi Bali https://www.van88.wordpress.com/makalah-tentang-provinsi-bali/ http://www.pengaruh-sektor-pariwisata-terhadap-perekonomian-indonesia.wordpress.com// http://www.kontribusi-pariwisata-terhadap-ekonomi-nasional-dan-regional.wordpress.com//
13