Bagian-bagian Ayam Boneless Pada praktikum boneless ini, ayam yang akan disembelih dipuasakan terlebih dahulu dengan cara tidak diberi pakan dan minum dari pagi sampai disembelih pada siangnya, ini bertujuan untuk mendapatkan bobot kosong. Menurut Soeparno (2005), pemuasaan bertujuan untuk mempermudah proses penyembelihan dan memperoleh bobot tubuh kosong. Bobot tubuh kosong merupakan bobot tubuh ternak setelah dikurangi isi saluran empedu, isi saluran pencernaan, dan isi kandung kemih ternak. Penyembelihan ayam menggunakan moeslim method, setelah penyembelihan
dilakukan pengeluaran darah selama 50-120 detik lalu melakukan plucking atau pencabutan bulu dari kulit pada air suhu 60-68°C selama ±60 detik, setelah ayam bersih dari bulu dimulai eviceration (pengeluaran jeroan, kepala, leher dan kaki) dan tersisa whole chicken atau ayam utuh, lalu mulai dilakukan proses pemisahan tulang dari daging (boneless). Boneless adalah karkas ayam yang dipisahkan antara tulang dan daging (Endang, 2017), sama seperti pernyataan Soeparno (2005) yaitu daging ayam ini adalah daging ayam yang dikemas tanpa disertakan tulang atau tanpa tulang. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu 2 potong daging paha (boneless leg) yang biasanya hasil boneless pada bagian paha biasa dikenal dengan drumstick atau dibuat chicken carrag., 2 potong daging dada (boneless breast), 2 potong wing stick (baby
drumstick), 2 potong daging sasami (dada bagian dalam). Sisa tulang bisa dibuat untuk chicken soup atau biasa dipakai untuk diambil kaldunya. Hasil dari boneless biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan barbahan campuran daging ayam seperti siomay, daging crispy, dan lainlain. (Komandoko, 2002). Boneless ini biasanya dilakukan pada ayam yang
memiliki bobot badan 2 kg ke atas, hal ini agar memudahkan pada saat dilakukan proses Boneless. Pada praktikum kali ini, bobot ayam kelompok kami adalah 1,8 kg dan termasuk ayam yang terbesar, ini merupakan salah satu faktor mengapa pemisahan tulang dari daging kami lebih mudah dibanding dengan kelompok lain. Boneless terdiri dari beberapa bagian seperti berikut: a. Boneless breast skin on, daging dada dengan kulit. b. Boneless breast skinless, daging dada tanpa kulit. c. Boneless leg skin on, daging paha dengan kulit. d. Boneless leg skinless, daging paha tanpa kulit. e. Fillet/has, daging dada kecil di bawah daging dada. f. Baby Drumstick, sayap yang telah diambil tulangnya dan dipotong ujung sayapnya (wing tip). Boneless dada ayam adalah dada ayam yang telah diambil tulangnya, atau disisihkan dari tulang tulang yang ada. Jadi ini berbeda dengan sudut pandang ayam karkas, di mana ayam dibiarkan dengan tulang tulangnya. Ayam potong jenis dada ayam tanpa kulit dan tanpa tulang telah dikuliti dan dihilangkan tulangnya. (Soeparno, 2005) Dan jelas ada penjelasan tambahan yang jadi alasan mengapa dada ayam tanpa kulit tanpa tulang dan dada ayam tanpa tulang adalah potongan yang paling mahal dari daging ayam. Karena banyak ahli kesehatan mempromosikan Boneless dada ayam sebagai yang terbaik bagi konsumennya. Ditambah menjadi makanan rendah lemak, yang hampir setengah lemak daging diambil, dan tinggi protein dan niacin. Pemasaran Boneless
Pemasaran pada daging ayam Boneless: 1. Restoran, pemasaran daging Boneless biasanya didistribusikan ke restoran-restoran yang menyediakan menu masakan olahan daging Boneless tersebut, misal: chicken katsu, chicken steak, nugget, dll 2. Perusahaan, untuk pemasaran dengan jumlah cukup besar atau industry biasanya daging Boneless didistribusikan ke perusahaan-perusahaan yang juga memproduksi olahan daging Boneless, seperti nugget, sosis, dll. 3. Supermarket
atau
Toko Swalayan, pemasaran
Boneless
juga
kebanyakan masuk ke supermarket-supermarket untuk pangsa konsumen yang lebih luas lagi, biasanya produk merk-merk terkenal dari perusahaan yang memproduksi olahan daging Boneless siap saji, misal nugget dan sosis, atau juga bisa berupa daging Boneless mentah yang siap diolah.
DAFTAR PUSTAKA Endang, S. 2017. Penanganan dan Pengolahan Hasil Ternak Unggas. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Komandoko, G. 2002. Pemeliharaan Ayam-ayam Produksi. Absolut. Yogyakarta.