36
BAB III PENJELASAN ALAT A.
ESU (elektro surgical unit)
Gambar 1.1 ESU 1. Spesifikasi alat Merek
Remed
Model
ELPIS-4L
Frekuensi Tegangan Input Ratet Load Resistance
400-500KHZ AC 220 , 50HZ -Monopolar : 200Ω -Bipolar
S/N Brand
1606005 Korea
: 100Ω
37
2.Teori Dasar Proses pembedahan sebelum adanya perkembangan teknologi dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang
menyebabkan
pasien
banyak
mengeluarkan
darah.Dengan
menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. 3. Prinsip kerja alat ESU Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz. Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode a) Mode Bipolar
Gambar 1.2 Biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain.
38
b) Mode monopolar
Gambar 1.3 Mode ini menggunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor. Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain : (1) Efek Thermal Efek thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan aliran frekunsi tinggi yang masuk ke dalam tubuh. (2) Efek Faradik Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan
39
arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz.
(3) Efek Elektrolitik Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.
4. Blog Diagram Esu
Modulator
Driver
Oscillator
HF Filter
Overload Protection
Control
Power amp
Elektroda aktif Power Suply Pasien
PLN
5. Cara Kerja Blog Diagram Power supply mendapat inputan dari jala-jala PLN, kemudian power supply akan memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit frekwensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian dikuatkan lagi
40
oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekwensi tinggi dan akan dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang masuk ke HF generator akan diisolasikan, sehingga mengahasilkan frekwensi tinggi dengan pulsa yang berbeda untuk cutting, berbentuk sinus yang terendam. Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam penggunaannya, bentuk dapat dipilih sesuai kebutuhan baik untuk cutting maupun untuk coagulasi. Output dari HF generator akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.
6. Pengoperasian Alat 1.
siapkan aksesoris
2.
Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
3.
Hidupkan alat dengan menekan tombol power
4.
Setelah lampu indikatorESU menyala, berarti ESU siap dioperasikan.
5.
Setting ESU yang akan digunakan
6.
Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
7.
Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
8.
Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan alat.
9.
Rapikan alat ke tempatnya semula.
7. Perawatan Alat 1. Bersihkan alat dengan kain basah 2. Cek elektroda aktif maupun pasif 3. Kalibrasi alat 1 minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi negara (BPFK) maupun swasta
41
8. Troubleshooting kerusakan Alat tidak menyala
perbaikan -cek
kabel
power
pastikan
sudah
terhubung dengan jala-jala PLN - cek fuse , jika putus ganti yang baru. Elektoda tidak mengeluarkan
- cek elektrodanya, jika rusak ganti yang baru
high frekuensi (HF)
- cek modul pembangkit HF, jika rusak ganti modul tersebut.
Arus bocor pada elektroda
- cek elektroda pada alat jika sudah tidak layak pakai segera diganti - pastikkan elektroda pasif/ground terpasang
42
B. Infant Warmer
Gambar 2.1 1. Spesifikasi alat Merek
GEA MEDICAL
Model
HKN-938
Tegangan Input
AC 220-230V , 50HZ
S/N
24101101005
Brand
INDONESIA
2. Teori dasar Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia, Panas dihasilkan oleh infrared element dimana panas merambat melalui udara dengan membentuk sudut, sehingga bayi yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
43
3. Prinsip Kerja Alat Sistem kontrol suhu pada infant warmer HKN-938 ada 3 macam, yaitu pre-warm mode, manual control, dan skin mode. Pada saat alat di tekan tombol START maka secara otomatis alat akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada mode pre-warm ini output panas heater ( heating ratio) telah disetting sebesar 25% sampai operator melakukan setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan. Untuk pemilihan mode manual control, operator dapat mengatur suhu sesuai dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan heating ratio. Sedangkan apabila operator memilih skin mode, maka secara otomatis alat akan disetting pada suhu 36⁰ C dengan timer yang dapat disetting. Setting suhu dan setting timer ditampilkan pada display. Untuk menaikkan atau menurunkan suhu dan pengaturan timer dipakai tombol up dan down.
4. Bagian-Bagian Alat
44
1 2
3
4
5
6
Keterangan : 1. Heater : Sebagai sumber/pembuat panas pada alat. 2. Pengatur Suhu (temperature cotroler) : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm suhu berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk kegagalan pengaturan dan system. 3. Tray : digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan
beban
maksimal 2 kg saat alat sedang digunakan. 4. Organic Glass Panel : mencegah pergeseran infant bed dan mengurangi resiko bayi terjatuh dari bed. 5. Infant bed : tempat tidur bayi . 6. Roda : jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
45
5. Blog Diagram Alat
Setting Timer Dan Waktu
Start
Display timer dan suhu
Contol unit
Buzzer
Pln
Power Suply
Heater
Sensor Suhu
Bateray
6. Cara Kerja Blog Diagram
Pada saat pesawat di On kan, maka power supply akan memberikan supply pada semua rangkaian. Control unit berfungsi sebagai pengontrol utama dari kerja seluruh rangkaian. Pertama dilakukan setting timer untuk lama proses alat bekerja dan setting suhu untuk mengatur output panas yang dikeluarkan oleh heater untuk menghangatkan bayi. Tampilan setting timer dan setting suhu ditampilkan pada display. Pada saat tombol START ditekan maka control unit akan mengontrol kerja timer dan heater sesuai dengan yang telah disetting. Pada saat heater bekerja, panas yang dihasilkan disensor oleh kontrol suhu yang diletakkan pada matras bayi. Kontrol suhu ini difungsikan agar radiasi panas yang diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena hal ini sangat berbahaya. Jadi heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah terpenuhi dan akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu turun. Apabila suhu melebihi settingan atau timer sudah habis, maka control unit akan memerintahkan heater untuk berhenti bekerja dan buzzer akan berbunyi. Alat ini dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan memory yang terdapat pada IC control unit jika suatu waktu terjadi kegagalan system dan alat seketika berhenti bekerja.
46
7. Cara Pengoperasian 1. Siapkan aksesoris 2. Hubungkan alat dengan catu daya 3. Hidupkan alat dengan menekan tombol on 4. Lakukan pemanasan alat secukupnya 5. Baringkan pasien pada tempat tidur alat 6. Atur/set suhu yang diinginkan jika perlu 7. Atur timer 8. Tekan tombol star untuk memulai 9. Pantau operasional alat oleh operator 10. Setelah timer habis 11. Lepaskan alat dari catu daya 12. Bersihkan alat dan aksesoris 13. Kembalikan aksesoris pada tempatnya
8. Pemeliharaan alat 1. Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat 2. Periksa kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu. 3. Periksa fungsi indikator alarm dan timer. 4. Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power. 5. Periksa grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.
9. Troubleshooting Kerusakan Skin sensor tidak berfungsi
perbaikan -periksa port penghubung sensor dan alat, bisa jadi pemasangannya kurang pas atau longgar -periksa sensor, ganti jika perlu
Heater tidak panas meski indikator lampu -periksa kabel penghubung pemanas, jika menyala
putus,
sambung
kembali,
setelah
47
disambung
tetap
tidak
panas
bisa
dipastikan heater rusak, ganti heater dengan yang baru Alarm tidak berbunyi meski suhu sudah -periksa kabel penghubung buzzer/alarm mencapai maksimal batas sushu
dengan alat jika putus, sambung kembali -periksa alarm, ganti jika perlu