BAB III PENUTUP CCAM adalah kelainan pada sistem pernafasan bagian bawah, yaitu bagian dari parenkim diganti dengan kista hamartomatous yang dapat terbentuk dengan ciri lesi multikistik karena proliferasi bronkiolus respiratorius. Gambaran adenomatoid pada jaringan paru ini pertama kali digambarkan oleh Chi’in dan Tang pada 1949.1,2 CCAM memiliki gejala klinis yang luas, mulai dari asimtomatik, infeksi pada masa kanak-kanak, distress pernafasan pada neonatus, hidrops fetalis, hingga menyebabkan kematian. CCAM dapat dideteksi pada trimester kedua kehamilan dengan menggunakan berbagai modalitas, salah satunya adalah USG. Kemajuan modalitas dapat membantu menegakkan diagnosis CCAM dengan tepat3. Tatalaksana CCAM adalah pembedahan. Indikasi pembedahan, baik ada atau tidak ada distress pernafasan dan infeksi paru, terutama pada pasien yang tidak menunjukkan gejala, malignansi, dan infeksi adalah alasan yang baik untuk mengangkat lesi kongenital tersebut11. Deteksi dini CCAM sebaiknya dilakukan selama kehamilan untuk mencegah konsekuensi terjadinya infeksi paru berulang dan risiko terjadinya transformasi maligna, oleh karena itu, seorang dokter seharusnya melibatkan konseling prenatal selama kehamilan untuk prognosis yang lebih baik.
22