BAB III METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian sebagai pertanggungjawaban metode pada penelitian ini adalah jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data.
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah, guru kelas dan peneliti di lingkungan sekolah. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi pendahuluan. Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengamatannya. Diskusi bersama antara peneliti dan guru dikembangkan dalam setiap penyusunan perencanaan berikutnya, dan diskusi berdasarkan hasil siklus yang telah dilakukan. Pelaksana tindakan peneliti adalah peneliti yang berperan sebagai guru kelas. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama antara peneliti dengan guru kelas, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran matematika dengan penerapan model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal. Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan peneliti bersama guru matematika. Pengamatan dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang
telah disiapkan. Kejadian – kejadian penting selama proses tindakan berlangsung yang bukan termuat dalam pedoman observasi dibuat catatan lapangan. Refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru matematika. Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
memberi
makna,
menerangkan
dan
menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada kegiatan refleksi ini dibuat suatu perencanaan untuk siklus berikutnya dibuat, atau tindakan penelitian dipandang cukup.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 16 Surakarta yang berlokasi di Karangasem Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah empat bulan. Adapun rincian waktu penelitian ini dapat dibagi dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Jadwal Pelaksanaan
1.
2.
3.
Bulan Pelaksanaan Tahun 2008 Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Persiapan a. Kajian Studi Pustaka b. Pembuatan Desain Penelitian c. Konsultasi Rancangan Penelitian d. Perumusan Rancangan Penelitian e. Penyusunan Rancangan Penelitian f. Pengurusan Izin penelitian Tahap Pelaksanaan a. Perencanaan Tindakan b. Implementasi Tindakan c. Pengamatan Kelas d. Refleksi e. Analisis dan Interpretasi Data f. Perumusan Hasil Kegiatan Tahap Penyelesaian a. Penyusunan Kerangka Laporan b. Penulisan Laporan
C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Kepala sekolah di SD Muhammadiyah 16 Surakarta bertindak sebagai subyek penelitian yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Sedangkan sebagai penerima tindakan adalah siswa kelas VI SD Muhammadiyah 16 Surakarta tahun ajaran 2008/2009.
D. Prosedur Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
tindakan
berbasis
kelas
kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional, kondisional dan kontekstual, berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SD. Guru matematika dan kepala sekolah bersama peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu : 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) observasi dan monitoring, 5) refleksi, 6) evaluasi dan 7) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian Dari langkah-langkah penelitian menurut Kemmis & Mc. Taggart, peneliti menggunakan langkah-langkah tindakan yaitu : 1. Dialog Awal Dialog awal dilakukan oleh peneliti, guru dan kepala sekolah untuk pengenalan dan diskusi membahas masalah dan cara-cara peningkatan keaktifan yang berfokus pada interaksi antara guru dan siswa. Dalam dialog awal dibicarakan model dan alternatif pembelajaran yang
akan
dipraktekkan
dan
dikembangkan,
sehingga
diperoleh
kesepakatan untuk menangani masalah peningkatan keaktifan siswa melalui pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media
dan Berkonteks Lokal. 2. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil dialog awal yang telah dirumuskan fokus permasalahan. Pada perencanaan tindakan ini melibatkan guru kelas yaitu memadukan hasil pengalaman serta persepsi guru terhadap siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari hasil dialog awal diharapkan dapat membangun kesadaran tentang pentingnya meningkatkan keaktifan siswa. Selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri dari : a. Identifikasi masalah Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa. Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah adalah: 1). Bagaimana memanfaatkan model pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal. 2). Bagaimana pengalaman guru matematika dalam meningkatkan keaktifan siswa dari tahun ke tahun. 3). Bagaimana mengusahakan siswa mampu dan berperan serta aktif dalam pembelajaran, dengan menggunakan media berkonteks lokal dan terjadi perubahan perilaku setelah pembelajaran. b. Perencanaan Solusi Masalah Solusi yang ditawarkan peneliti untuk mengatasi masalah
peningkatan
keaktifan
siswa
adalah
menggunakan
pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal. Dengan pendekatan matematika realistik, diharapkan siswa tertarik dan senang belajar matematika yang akhirnya dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. 3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru kelas VI. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal dalam usaha ke arah perbaikan. Pada tahap ini dalam pelaksanaan pengajaran di kelas lebih mengarah pada substansi yang menjadi permasalahan pokok untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal. Tindakan ini
mengacu
pada pembelajaran
dengan model
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal, di mana peneliti selalu berusaha menghadirkan persoalan-persoalan aktual di dunia nyata yang relevan. 4. Observasi dan Monitoring Observasi terhadap proses tindakan yang sedang dilaksanakan
untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan, berorientasi ke masa yang akan datang bagi kegiatan refleksi. Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. Dalam hal ini, observer hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian. Observasi ini dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dikenakan terhadap siswa, khususnya keaktifan siswa. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru matematika yang dibekali dengan pedoman observasi. Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jadwal jam pelajaran matematika kelas VI SD. 5. Refleksi Pelaksanaan refleksi ini berupa diskusi yang dilakukan peneliti dan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini dilakukan setiap akhir pelajaran matematika. Secara informal setiap hari kerja diadakan dialog antara peneliti dan guru matematika untuk membahas yang perlu penanganan segera. 6. Evaluasi Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan PTK. Masing-masing analisa akan dijabarkan melalui tabel sebagai laporan penelitian. Pada proses ini diantaranya mencakup penyeleksian,
penyederhanaan, pemfokusan, pengabstraksian, dan pengorganisasian data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Kegiatan ini dilaksanakan dalam setiap tindakan. Penyajian ini dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Dengan demikian analisis deskriptif kualikatif dalam penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode pokok Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Teknik observasi digunakan untuk mengamati siswa dalam interaksi pelajaran matematika. Metode observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti, cermat, dan hati-hati terhadap fenomena yang terjadi pada saat pembelajaran matematika kelas VI SD Muhammadiyah 16 Surakarta dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan. 2. Metode Bantu Metode bantu dalam penelitian ini berupa metode wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi:
a. Metode Wawancara Wawancara dilakukan peneliti dengan guru matematika dan siswa. Wawancara peneliti terhadap siswa dilakukan sendiri
(
Instructure Interview ) maksudnya peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan tertulis. Hal ini dimaksudkan agar wawancara dapat berlangsung luwes dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung dalam mengungkap pertanyaanpertanyaan pada responden. Bentuk wawancara dalam penelitian ini mencakup : (i) wawancara tidak terencana dimana pembicaraan dilakukan secara informal antar pelaku penelitian; (ii) wawancara terencana tidak terstruktur yaitu satu, dua pertanyaan pembukaan dari pewawancara, tetapi setelah itu pewawancara memberi kesempatan bagi responden untuk memilih obyek yang akan dibicarakan; (iii) wawancara terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Ini bertujuan mencari jawaban dari hipotesis. b. Catatan Lapangan Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru. Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua
peristiwa
yang
dialami, dilihat dan didengar. Setiap pengamatan mewakili semua peristiwa yang penting dalam setiap tindakan yang dimasukkan dalam proposisi suatu konteks. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan
adalah catatan lapangan terhadap peristiwa – peristiwa. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomer induk siswa dengan melihat dokumen untuk yang ada dalam sekolah.
F. Instrument Penelitian 1. Definisi Opersional Variabel a. Peningkatan Pada penelitian ini yang dimaksud peningkatan adalah usaha menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi-kondisi yang dapat diciptakan atau diusahakan. Kriterianya bersifat normatif dalam, yaitu hasil tindakan dianalisis dengan metode alur kemudian dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. b. Keaktifan Keaktifan siswa adalah kegiatan siswa serta peran siswa dalam pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas. Pada penelitian ini yang dimaksud keatifan siswa dalam pembelajaran matematika adalah keaktifan siswa untuk bertanya, mengemukakan ide, dan keaktifan mengerjakan soal ke depan kelas. c. Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan
Berkonteks Lokal merupakan salah satu metode yang menekankan pada pengajaran matematika dengan menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa sebagai media / alat untuk menurunkan sifat abstrak dari konsep matematika, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang sedang dipelajari. . 2. Pengembangan Instrumen Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru kelas dengan menjaga validitas isi. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi – kisi instrumen, atau matriks pengembangan instrumen. Dalam kisi – kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan dan pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi – kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Suatu instrumen yang valid mempunyai nilai validitas yang tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah. Pedoman observasi disusun berdasarkan indikator aktivitas guru dan siswa, yaitu situasi kelas, keaktifan, dan respon dalam tanya jawab maupun dalam diskusi kelompok. Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang peningkatan prestasi belajar
siswa
dalam
pembelajaran
matematika
melalui
model
Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Media dan Berkonteks Lokal. Hal – hal yang perlu diobservasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Observasi
tindak
mengajar
yang
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran. b. Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan reaksi dan inisiatif siswa dalam pembelajaran matematika. c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum terekam. 3. Uji validitas Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Syaifudin Azwar (1998:88) validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh test itu. Pengertian mencakup keseluruhan isi adalah bahwa test tersebut tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini mengukur validitas isi berdasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 untuk SD. Sedangkan
dalam hal pemeriksaan
indikator-indikator pada item-item soal test dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru matematika SD yang diteliti beserta 2 dosen pembimbing.
G. Analisa Data Menurut Miler dan Huberman (1992:15-20) analisis data dilakukan secara deskriptif kualikatif, melalui tiga jalur meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Sutama, 2000:104). Reduksi
data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.