Bab Iii Acara 3.docx

  • Uploaded by: sukma indah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Acara 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,405
  • Pages: 9
BAB III PEMBAHASAN

3.1

Sampel Endapan Magmatik Dalam praktikum yang telah dilakukan terdapat delapan sampel mineral

yang telah diamati dan dekripsi pada laboratorium yaitu Barit, Asbes, Klorit, Kalkopirit, Sulfur, Kaolin, Pirit dan Garnierit. 3.1.1 Sampel 1

Gambar 3.1 Barit

Sampel dengan nomor urut 1 dan nomor peraga EM 3 memiliki golongan mineral sulfat. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna abuabu, cerat putih, kilap tanah, belahan tidak ada, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 2.5 – 3.5. Berat jenis sampel ini adalah 4.3 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, bentuk tabular, sistem kristal orthorombik, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral CeS2, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Barit, dengan zona altrasi phylitik.

Proses pembentukan barit. Terbentuk melalui proses hidrotermal temperatur rendah sampai menengah, dan terdapat dalam urat-urat bersama bijih perak, timbal, tembaga, kobalt, mangan, antimony Berasosiasi dengan fluorit, kalsit, siderit, dolomit dan kuarsa 3.2

Sampel 2

Gambar 3.2 Asbes

Sampel dengan nomor urut 2 dan nomor peraga EM 20 memiliki golongan mineral silika. Ketika lapuk akan bewarna putih kecoklatan dan ketika segar bewarna putih, cerat putih, kilap kaca, belahan sempurna, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 2.5 – 3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan tranlucent, tenacity britte, bentuk fibrous, sistem kristal orthorombik, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral ZnS, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Asbes. Ganesa asbes terbentuk kemungkinan lebih dari satu juta tahun yang lalu sehingga perlu dibedakan antara proses transformasi dengan kegiatan produksi asbes. Variasi dari formasi asbes tidak terbentuk secara keseluruhan tetapi bersifat relatif dan saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pergerakan tektonik lokal dan kondisi geologi, keadaan permukaan , rekahan, tekanan, keadaan temperatur, dan faktor intrusi lainnya. Proses transformasi membedakan

dua kelompok asbes yaitu proses transformasi metamorfik serpentit dan jenis amfibol. Proses metamorfosa ini memperkaya material dengan SiO2. Asosiasi

mineral

asbes

biasanya

serpentin,dan

garnet

(pada

metamorfisme) 3.3

Sampel 3

Gambar 3.3 Klorit

Sampel dengan nomor urut 3 dan nomor peraga EM 31 memiliki golongan mineral karbonat. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna hijau keputihan, cerat putih, kilap tanah, belahan sempurna, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 3.5 – 4. Berat jenis sampel ini adalah 4 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, sistem kristal monoklin, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral Cu3CO3OH, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Klorit, tekstur khusus disemineasi, dengan zona altrasi prophylitik. Klorit terbentuk oleh pengaruh tekanan yang sangat besar. Klorit ini termasuk dalam mineral stress yang dapat bertahan terhadap deformasi batuan yang kuat. Selain itu terbentuk pada suhu 200o-300o C, pada lingkungan yang pHnya mendekati netral serta di daerah yang memiliki permeabilitas yang randah. Klorit termasuk mineral yang memiliki derajat metamorfosa yang tinggi.

Berasosiasi dengan mineral Garnet, biotit, kuarsa, magnetit, talk, serpentin, dan burite, topaz dan kalsit. 3.4

Sampel 4

Gambar 3.4 Kalkopirit

Sampel dengan nomor urut 4 dan nomor peraga EM 100 memiliki golongan mineral karbonat. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna kuning keoklatan, cerat hitam, kilap logam, belahan tdak ada, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 3.5 – 4. Berat jenis sampel ini adalah 4.2 – 4.3 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, bentuk kubik, sistem kristal tetragona, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral CuFeS2, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Kalkopirit, tekstur khusus disemineasi, dengan zona altrasi oreshall. Proses pembentukan kalkopirit yaitu Mineral kalkopirit terjadi pada lingkungan hydrothermal sebagai vein (urat). Sebab, jika tidak terjadi di lingkungan hydrothermal, Au tidak akan terikat oleh S. Selain itu, mineral kalkopirit sangat jarang terjadi di permukaan, karena H2S tidak ada di permukaan. Sehingga, kebanyakan mineral kalkopirit berasal dari magma.

Asosiasi mineral kalkopirit Pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) 3.5

Sampel 5

Gambar 3.5 Sulfur

Sampel dengan nomor urut 5 dan nomor peraga EM 9 memiliki golongan mineral karbonat. Ketika lapuk akan bewarna kuning kecoklatan dan ketika segar bewarna kuning, cerat putih, kilap tanah, belahan tidak ada, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 1.2 – 1.5. Berat jenis sampel ini adalah 2 – 2.1 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, sistem kristal orthorombik, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral S, komposisi mineral didapatkan mineral primer yaitu Muskovit, minera altrasi Sulfur, dan mineralisasi Pirit. Sulfur terbentuk di dekat ventilasi vulkanik dan fumarol, hasil dari sublimasi aliran gas panas. Sejumlah kecil native sulfur juga dapat terbentuk selama pelapukan mineral sulfat dan sulfide. Asosiasi mineral terbentuk di dekat ventilasi vulkanik dan fumarol, hasil dari sublimasi aliran gas panas. Sejumlah kecil native sulfur juga dapat terbentuk selama pelapukan mineral sulfat dan sulfide.

3.6

Sampel 6

Gambar 3.6 Kaolin

Sampel dengan nomor urut 6 dan nomor peraga EMI 14 memiliki golongan mineral karbonat. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna hijau keputihan, cerat putih, kilap tanah, belahan sempurna, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 3.5 – 4. Berat jenis sampel ini adalah 4 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, sistem kristal monoklin, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral Cu3CO3OH, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Kaolin, tekstur khusus disemineasi, dengan zona altrasi prophylitik. Pembentukan kaolin terjadi pada atau dekat dengan permukaan tanah yang sebagian besar terjadi pada batuan beku. Sementara proses alterasi hidrothermal terjadi karena larutan hidrothermal mengalir melalui rekahan, patahan, dan daerah permeabel lainnya sambil mengubah batuan gamping menjadi endapan kaolin. Endapan kaolin terdiri dari dua macam, yaitu residual dan sedimen. Kaolin residual, jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni. Kaolin sedimenter, sudah mengalami perpindahan oleh air, angin,

gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis. Asosiasi mineral kaolin mineral kaolinit, nakrit, dikrit dan halloysit 3.7

Sampel 7

Gambar 3.7 Pirit

Sampel dengan nomor urut 7 dan nomor peraga EM 16 memiliki golongan mineral sulfida. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna kuning kecoklatan, cerat hitam, kilap logam, belahan tidak ada, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 36 – 6.5. Berat jenis sampel ini adalah 8.2 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaque, tenacity britte, bentuk kubik, sistem kristal isometri, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral FeS2, komposisi mineral didapatkan mineralisasi yaitu Pirit, tekstur khusus disemineasi, dengan zona mineralisasi phiritshell. Adapun genesa pembentukannya Genesa Pembentukan mineral ini berasal dari proses hidrotermal pada SEDEX (sedimentary exhalative) adalah suatu jenis endapan sulfida masif yang berasosiasi dengan batuan sedimen. Sulfida masif terbentuk dari hasil presipitasi larutan hidrotermal yang dialirkan ke dasar laut melalui suatu saluran (“vent”). Saluran ini berupa zona yang memotong bagian bawah perlapisan batuan sedimen (“footwall”) dan memasuki horizon sulfida

massif diatasnya. Selain itu pyrite juga terbentuk pada endapan volcanogenic massif sulfide (VMS), Pada umumnya VMS membentuk zonasi logam disekitar endapannya, yang dihasilkan dari adanya perubahan lingkungan secara fisika dan kimia dari larutan hidrotermal yang bersirkulasi. Secara ideal, akan terbentuk pyrite yang massif, dan kalkopirit disekitar sistem rongga vent dari gabungan antara chalcopyrite-sphalerite-pyrite bergradasi menjadi fasies sphalerite-galena dan galena-manganese dan akhirnya fasies chert-manganese-hematite. Pyrite dapat terbentuk pada vms baik pada low sulfidation maupun high sulfidation Asosiasi mineral pirit seperti kalkopirit, sphalerit dll. 3.8

Sampel 8

Gambar 3.8 Garnierit

Sampel dengan nomor urut 8 dan nomor peraga EM 33 memiliki golongan mineral silikat. Ketika lapuk akan bewarna coklat dan ketika segar bewarna hijau keputihan, cerat putih, kilap kaca, belahan tidak ada, pecahan uneven. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 2 – 4. Berat jenis sampel ini adalah 2.3 – 2.5 g/cm3 dengan sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan tranlucent, tenacity britte, sistem kristal monoklin, jenis endapan hidrotermal, komposisi kimia mineral (Ni, Mg)6Si4O10(OH)8, komposisi mineral didapatkan mineral altrasi yaitu Garnierit, tekstur khusus vein, dengan zona altrasi filik.

Garnierit adalah mineral silikat hijau kaya akan Ni (Nikel) yang terdapat pada endapan laterit Nikel sebagai hasil dari proses pelapukan. Garnierit merupakan nama umum dari hidrosilikat Ni-Mg. Mineral garnierit terbentuk melalui proses hipotermal (proses sedimentasiair pada suhu panas). dalam pembentukannya mineral, garnierit bekerja sama dengan mineral talk dan serpentinit.

pembentukan

Garnierit

tidak

terlepas

dari bantuan nikel laterit. Nikel laterit digunakan untuk menentukan regolith suatu tanah yang memiliki kandungan nikel. ekgolith adalah lapisan lepas sebagai bahan utama pembentukan tanah. Air tanah yang kaya akan C% & akan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil pada batuan ultrabasa .batuan ultrabasa adalah batuan beku yang memiliki kandungan silikat, umunya kandungan Mg lebih tinggi, rendah kalium, dan biasanya terdiri lebih dari mineral (warna gelap, tinggi magnesium dan besi). Asosiasi mineral garnierite adalah sphalerit, galena dll.

Related Documents

Acara Iii
June 2020 4
Acara Iii Protein.docx
November 2019 6
Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63

More Documents from "jacksryant"