Bab I.docx

  • Uploaded by: aris hidayat
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,575
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan merupakan suatu peroses yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Prosesnya merupakan tinjauan secara menyeluruh di mana setiap ahli memiliki pandangan tertentu yang ideal menurut mereka. Komponen perancangan yaitu menepatkan fungsi arsitek sebagai perancang dan menerapkan pemecahan-pemacahan dari setiap permasalahan yang ada. Fungsi seperti membuat program, membuat rancangan bangunan, dilakukan oleh seorang arsitek. Pada awalnya perancangan dilakukan juga dalam pendidikan, dengan adanya beberapa sekolah arsitektur, sekolah seni. Yang notabene mengikuti mata pelajaran pokok dalam program perancangan yang sama. Contoh suatu pendidikan perancangan yang terpadu adalah Baubaus. Sebuah sekolah perancangan yang didirikan pra Perang Dunia ke II (dua) di Jerman. Para mahasiswa baik dari arsitektur, seni lukis, seni tari, seni teater mendapatkan pengalaman dan perancangan dasar yang sama. Baubaus merupakan sebuah reaksi pendekatan tradisional arsitektur yang dipengaruhi system Beaux Arts Prancis. Sistem ini yang mendominasi pendidikan arsitektur saat it. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan sehingga mempengaruhi pendidikan. Kurang nya penekanan pada aspek rekayasa arsitektur untuk menanggapi kebutuhan pendidikan. Berkurangnya penekanan pada struktur, teknologi, juga terjadi. Adanya pengkajian terhadap perilaku manusia juga terjadi dalam perubahan saat ini yang kian pesat. Arsitek harus mengetahui perilaku manusia hubungannya dengan lingkungan. Jadi, saat ini penekanan permasalahan pada pemecahan permasalahan yang kreatif. Saat ini perancangan dan prosesnya masih dilakukan secara aktif dalam dunia arsitektur. Mungkin hanya metodenya saja yang berbeda digunakan dalam masing-masing perancangan. Maka dari itu, kita sebagai calon arsitek hendaknya mengetahui perancangan dan tahapan-tahapan yang dimaksud sehingga kita dapat mendesain dengan benar sesuai metode-metode dalam perancangan . Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan diatas, mengenai perancangan dan prosesnya , adapun rumusan masalah adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan perancangan? 2. Bagaimana tahapan dalam proses perancangan 5 langkah? 3. Bagaimana proses desain dalam praktek standar? Tujuan 1. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan perancangan 2. Mendeskripsikan tahapan dalam proses perancangan 5 langkah

3. Mendeskripsikan proses desain dalam praktek standar Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam membuat laporan ini adalah metode studi pustaka yaitu memperoleh data dengan membaca melalui buku-buku serta melalui internet yang mencakup tentang masalah yang diangkat pada laporan ini. Dimana data tersebut sebagian besar dimasukan kedalam pembahasa BAB II sebagai landasan teori untuk penulisan.

BAB II PEMBAHASAN PERANCANGAN Perancangan (design)adalah suatu aktivitas pembuatan usulan-usulan yang merubah suatu yang telah ada menjadi lebih baik. Fungsi seorang perancangan arsitektur adalah: 1. Mengenali permasalahan-penyusunan program 2. Mengenali metode-metode untuk memperoleh pemecahan-pembuatan alternative rancangan bangunan 3. Menerapkan pemecahan tersebut-penerapan rencana tersebut PERANCANGAN

PEROSES PERANCANGAN Proses perancangan (design) adalah suatu perubahan dari suatu keadaan awal kearah suatu keadaan masa depan yang dibayangkan belum menjelaskan sepenuhnya aktivitas-aktivitas yang dijalankan sepanjang proses tersebut. Lima Tahap Proses Perancangan 1. Permulaan Permulaan melibatkan pengungkapan dan perumusan masalah yang harus dipecahkan. Meskipun sering sekali seorang arsitek dilibatkan dalam suatu pemecahan permasalahan, tradisi yang biasa dilakukan adalah seorang klien menyodorkan masalah pada seorang arsitek. Aspek lain dari langkah permulaan melibatkan peranan imajinasi dan aspirasi. Yaitu, seorang arsitek harus bias membangkitkan aspirasi dari masyarakat dari segi kualitas lingkungan yang terbentuk. Seorang arsitek juga harus mampu mengungkapkan permasalahan umum, membimbing masyarakat, dan memberikan pemecahan permasalahannya. 2. Persiapan Setelah perose perancangan , yaitu persiapan meliputi kumpulan dan analisis informasi tentang permasalahan yang harus di pecahkan. Seorang arsitek profisional selalu siap untuk memberikan pelayanan, dan secara tidak resmi dengan cara belajar dari tiap pekerjaan berikutnya. Lebih khusus, persiapan meliputi kumpulan dan analisis informasi tentang suatu proyek khusus secara sistematik. Aktivitas ini di sebut ‘’penyusun progran’’ hasilnya berupa suatu program bangunan di Amerika Serikat, dan suatu laporan ringkas di Inggris dan Eropa. Aktivitas persiapan yang lain meliputi pengumpulan data-data dasar, mengenai tampak dan data wilayahnya (tentang lingkungan alamiah dan buatan, lalu lintas, dan lain sebagainya). Produk tahap persiapan yang lain adalah sebuah daftar kriteria yang menggambarkan karakteristik-karakteristik yang diinginkan dari sebuah pemecahan arsitektur. Pemecahanpemacahan diukur melalui daur ulang tahap-tahap membuat evaluasi. Perancangan dapat menemukan bahwa berbagai jenis informasi diperlukan pada tahap perancangan. Contohnya criteria untuk rancangan sebuah rumah sakit dapat berubah dikarnakan oleh pembaruan teknologi selam berbulan-bulan waktu yang dibutuhkan untuk rancangannya. 3. Pembuatan Usulan Seorang arsitek yang memperoleh informasi adalah dipersiapkan untuk membangkitkan gagasan-gagasan dan usulan-usulan bangunan. Sering kali bahwa, klien, mahasiswa, atau pun arsitek membuat usulan yang sangat di yakini, kemudian mencoba memaksakan aktivitas-aktifitas yang di dalam program ke dalam bentuk yang dibayangkan. Beberapa perancang berpendapat bahwa kualitas perancangan adalah berbanding dengan lamanya waktu pengerjaan yang dalam hal tersebut terjadinya keputusan-keputusan individu diperlambat sementara lainnya berpendapat bahwa pembuatan program dan skema yang sejalan menjamin interaksi persyaratan-persyaratan dan pemecahan permasalahan yang semestinya. Para pengajar lainnya melakukan hal yang sebaliknya,

mereka berpendapat bahwa sesungguhnya bahwa inti dari perancangan adalah penemuan masalah yang sebenarnya. Proses pembuatan perancangan usulan rancangan sebenarnya seringkali disebut dengan sintesis. Yaitu, usulan-usulan harus menggabungkan bersama serangkaian pertimbanganpertimbangan dari konteksnya (social, ekonomi,fisik); programnya, tampaknya, kliennya, teknologi baru, estetik, dan lain-lain dari perancangan. 4. Evaluasi Dalam perancangan arsitektur terdapat pada beberapa skala dan meliputi serangkaian partisipasi. Pembahasan disini memusatkan pada evaluasi usul-usul alternative oleh perancang, meskipun biasanya rancangan-rancangan biasanya ditinjau oleh klien, badan pengawas bangunan, para pemakai bangunan tersebut dan lain-lain sebagainya. 5. Tindakan Tahap tindakan meliputi aktifitas-aktifitas yang di dihubungkan dengan persiapan dan pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen pelaksanaan meliputi gambar-gambar uraian keterangan tertulis mengenaibangunannya. Beberapa prosedur memiliki kekhasannya yaitu bersifat daur ulang. Dimana seorang perancang dapat bekerja melalui urutan-urutan secara cepat pada permulaan proyeknya untuk membangkitkan serangkaian ulasan-ulasan pendahuluan ataupun terbatas. Umpan balik juga melukiskan sifat daur ulang (cycle) proses perancangan. Informasi baru menyebabkan perancangan mempertimbangkan kembali informasi yang ada sebagai kemajuan usulan perancangan. Kedua peroses tersebut bersifat berulang. Perancang bekerja melalui daur ulang tersebut berulang kali tiap daur ulang menggabungkan sejumlah besar pokok-pokok persoalan sintesa menjadi lebih sulit. Perulangan yang berturut-turut akan menghasilkan suatu pemecahan yang memuaskan.

Lima Tahapan Proses Perancangan pada Praktek Standar Menurut The American Institute of Achitects (AIA) , dikatakan bahwa pelayanna dasar seorang arsitek dapat dibagi ke dalam lima tahapan yang berurutan : Rancangan Skematik, Pengambangan Rancangan, Dokumen Pelaksanaan, Pelelangan atau Perundingan Kontrak, dan adminitrasi Kontrak Pelaksanaan, Arsitek dapat member jasa tambahan. Kemajuan melalui kelima langkah tersebut tergantung pada persetujuandari tiap tahapan oleh kliennya. Hal ini untuk melindungi baik klien maupun arsitek. Seorang arsitek mungkin memerlukan penggantian tambahan jika perubahan tersebut menyimpang dari pokok-pokok yang sudah di setujui pada tahap sebelumnya. Jadi, jasa pelayanan professional di maksudkan sebagai fungsi sebagai elmen suatu kontrak hukum seperti halnya suatu proses prancangan.

1.Rancangan Skematik Tujuan rancangan skematik adalah untuk menetapkan karakteristik umum suatu rancangan bangunan, seperti skala yang dikehendaki untuk memenuhi persyaratan-persyaratan program dasar, pengaturan tapak, dan perkiraan biaya. Pada umumnya rancangan skematik disajikan pada klien berupa alternative bagi klien, termasuk citra umum bangunan, ukurang dan pengaturan ruang, sirkulasi danpenapakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pokok persoalan yang penting dan membuat keputusan awal sebagai dasar bagi tahap-tahap berikutnya. Ini merupakan kesempatan klien untuk mempesonakan klie. Ini juga tahap dimana arsitek mengidentifikasi konsep bangunan. Rancangan skematik dapat disajikan berupa gambar-gambar sketsa-sketsa ide, yaitu sebagai laporan sederhana, atau sebagai persentasi dan visual dramatis. 2.Pengambangan Rancangan Seorang arsitek memulai pengambangan rancangannya setelah disetujuinya rancangan skematiknya. Tujuan tahap pengambangan rancangan adalah untuk menguraikan sifat terinci dan maksud keseluruhan proyek. Document-dokument yang dihasilkan berupa denah tampak, denah lantai, tampak dan potongan-potongan, dengan catatan yang menguraikan bahan-bahan penting. Gamabr-gambar dan catatan-catatan juga memperlihatkan syarat-syarat mekanis dan listrik dari bangunan yang mencakup rincian yang teliti tentang biaya-biaya yang di perlukan. Dalam menentukan cakupan dan sifat proyek yang spesifik, klien sering terlibat dalam serangkaian pembahasan dan keputusan, meliputi kemungkinan biaya, perwajahan, mutu dan penampilan . sebagai klien lebih menyukai arsitek sebagai seorang ahli, membuat sebagian besar keputusan, sedangkan lainya ingin ikut dilibatkan. Para arsitek menganggap ini sebagai inti dari proses prancangan. Ini menghendaki kordinasi informasi teknik dan pekerjaan sejumlah besar orang dalam proyek yang kompleks. Dilaksanakannya interaksiinteraksi yang lancer serta koordinasi informasi dan tokoh-tokoh adalah perlu jika tahap-tahap yang tersisa harus dilanjutkan dengan segala efisiensi. Gambar-gambar skala besar yang dibuat pada tahap ini dibutuhkan pada tahap mempelajari pilihan-pilihan dan untuk merinci bahan-bahan dan metodemetode kontruksi. Presentasi pada klien tentang pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini biasanya di selaraskan dengan keputusan terinci yang dibuat.

3.Dokumen Kontruksi Dokumen kontruksi didasarkan atas gabungan gambar yang disebut ‘’ gambar kerja ‘’ dan syarat-syarat tertulis yang disebut ‘’ spesifikasi ‘’. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan lokasi dan kuantitas, dan spesifikasi mengidentifikasi mutu dan prosedur yang dianjurkan. Tujuan dokumen kontruksi adalah untuk memperlihatkan dengan jelas dan ringkasan informasi yang perlu diketahui oleh kontraktor agar dapat menawarkan dan membangun proyek yang bersangkutan. Lebih spesifik lagi, gambar kerja

memperlihatkan apa yang dibutuhkan , dimana segala sesuatu di tempatkan, dan bagaimana dimensidimensi fisiknya, sedangkan spesifikasi menyampaikan bahan-bahannya.

4.Penawaran Dan Perundingan Dokumen-dokumen kontruksi di keluarkan penawaran dan perundingan. Beberapa kontraktor umum mungkin mengajukan tawaran atas kontrak atau pemilik lebih suka berunding dengan kontraktor tunggal. Arsitek berperan sebagai fasilitor yang memudahkan jalannya perundingan. Kontrak kontruksi disusun antara kontrak dengan pemilik, bukan antara arsitek dengan kontraktor. 5.Tata-laksana kontrak kontruksi Secara tradisional, seorang arsitek bertanggung jawab untuk mensupervisi semua aspek kontruksi, yang menjamin bahwa bangunan akan dibangun sesuai gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi. Masalah dalam hubugan ini menjadi tanggung jawab arsitek. Sekarang ini , yang bertanggung jawab atas bangunan-bangunan menurut dokumen adalah kontraktor. Arsitek bertindak sebagai agen klien dan menafsirkan serta mensupervisi korespondensi antara pemilik dan pembangun. Arsitek harus menafsirkan dokumen-dokumen serta membuat keputusan-keputusan dan perubahan-perubahan yang diperlukan dalam setiap proyek pembangunan. Dalam merundingkan perbedaan pendapat antara klien dan kontraktor, arsitek harus memihak salah satu, namun tetap mengabdi pada bangunan yang akan digunakan klien. Arsitek bertanggung jawab atas tata-laksana kontrak antara pemilik dan kontraktor. Selanjutnya, dikehendaki bahwa arsitek menjelaskan perubahan-perubahan, menetapkan standarstandar, dan menilai prestasi.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"