Bab I.docx

  • Uploaded by: sukrang
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,057
  • Pages: 5
1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pemberi jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai profesi salah satunya adalah perawat. Perawat memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari serta memiliki kontak yang konstan dengan pasien sampai pasien keluar dari rumah sakit. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan, pemulihan orang yang luka maupun pasien yang menderita penyakit akut ataupun kronis, dan dalam keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa. Perawat di rumah sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik, pelayanan gawat darurat, dan pelayanan intensif. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan (Hamid, 2001 dalam Nainggolan 2018). Perawat memiliki tupoksi yang harus dijalankan. Tupoksi perawat dapat berjalan sesuai dengan harapan jika perawat memiliki kinerja yang baik, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dan meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Budiono, 2015). Perawat dalam menjalankan tugas di rumah sakit sangat rentan terhadap stres. Perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien, juga dengan lingkungan kerja perawat. Hal yang dapat menimbulkan stres adalah keterbatasan sumber daya manusia. Jumlah perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih besar dari standar kemampuan perawat. Kondisi ini yang akan berdampak pada keadaan psikis perawat seperti lelah, emosi, bosan, perubahan mood dan dapat menimbulkan stres pada perawat (Saam dan Wahyuni 2012). Indikator-indikator stres kerja dapat dibagi dalam tiga aspek. Indikator pada gejala psikologis seperti cepat marah, ketegangan kerja, kegelisahan kerja dan kebosanan kerja. Indikator pada gejala fisik seperti meningkatnya detak 1

2

jantung dan tekanan darah, sakit perut dan sakit kepala, dan indikator pada gejala perilaku seperti merokok berlebihan, sulit tidur, absensi meningkat dan berbicara tidak tenang (Hariandja 2002). Menurut Tyczkowski, et al (2015) jika perawat mengalami stress maka akan berdampak negatif pada sikap kerja yang kurang profesional kepada pasien dan keluarganya. Selain itu stress mengakibatkan emosi perawat yang tidak stabil. Ketidakseimbangan emosi dapat menyebabkan munculnya dorongan-dorongan emosi yang tidak sehat. Dorongan emosi yang tidak sehat yang merupakan gejala psikologis dari stres kerja inilah yang dapat menghambat karir dan kinerja seorang perawat karena turunnya motivasi, semangat dan ketekunan dalam bekerja. Hal ini akan berdampak pada kurangnya perhatian perawat dalam mengimplementasikan keselamatan pasien. Keselamatan pasien telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Semakin berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Di Indonesia, berdasarkan data pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien dari komite keselamatan pasien rumah sakit sejak tahun 2007 sampai 2011 didapatkan jumlah insiden adalah 457 kasus. Klasifikasi KTD sebesar 14,41%, KNC sebesar 18,53% serta kejadian yang menyebabkan kematian atau cacat permanen (sentinel event) sebesar 22,65% (Sari, Pasinringi dan Rachmawaty 2017). Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa rumah sakit di Indonesia diwajibkan untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi rumah sakit minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sekali. Standar akreditasi rumah sakit terdiri dari empat kelompok, yang salah satunya adalah kelompok sasaran keselamatan pasien. Sehingga keselamatan pasien merupakan bagian yang sangat penting dalam akreditasi rumah sakit (KARS 2017).

3

Budaya keselamatan pasien dapat dilihat berdasarkan enam sasaran keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh komite akreditasi rumah sakit. Enam sasaran keselamatan pasien terdapat pada standar akreditasi rumah sakit, terdiri dari ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications), kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, pengurangan risiko pasien jatuh. Komunikasi yang buruk merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan efek samping di semua aspek pelayanan kesehatan, sehingga menimbulkan permasalahan dalam pengidentifikasian pasien, kesalahan pengobatan dan transfusi serta alergi diabaikan, salah prosedur operasi, salah sisi bagian yang dioperasi, semua hal tersebut berpotensi terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien dan dapat dicegah dengan meningkatkan komunikasi (KARS 2017). Berdasarkan Informasi SDM Kesehatan Kemenkes RI tahun 2016 , jumlah SDM kesehatan di Indonesia sebanyak 1.035.803 orang dengan SDM kesehatan yang ada di rumah sakit sebanyak 410.253 orang. Proporsi tenaga perawat yang diregistrasi oleh MTKI tahun 2016 sebesar 41,83%. Rasio perawat tahun 2016 secara nasional adalah 113,40 per 100.000 penduduk dengan target tahun 2019 yaitu 180 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan belum mencapai target sebelumnya tahun 2014 yaitu 158 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2016, kondisi tenaga perawat di rumah sakit berjumlah 150.512 orang dengan jumlah rumah sakit sebanyak 2490 instansi di Indonesia (Kemenkes RI 2017a). Berdasarkan data dari RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah bahwa jumlah perawat yang bekerja di rawat inap terhitung pada bulan Januari 2019 sebanyak 272 orang yang tersebar di 15 (limabelas) ruangan. Berdasarkan pengamatan peneliti selama bekerja di rumah sakit Undata Provinsi Sulawesi Tengah yang telah terakreditasi paripurna bahwa pelaksanaan komunikasi efektif sudah berjalan dengan baik, meskipun di beberapa ruangan pelaksanaan

4

red back belum dibudayakan dan hanya dilakukan lagi jika mendekati survey verifikasi, kadang masih ada ruangan yang belum melakukan proses operan sesuai SPO dan belum konsisten dan berkesinambungan dimana hal ini akan berpotensi untuk menyebankan terjadinya kesalahan dalam pelayanan kepada pasien dan berakibat fatal pada factor keselamatan dari pesien. Dari uraian diatas maka peneliti bermaksud untuk melakukan “Hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu”.

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “apakah ada Hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu?”.

C.

Tujuan Penelitian 1.

Tujuan Umum Untuk menganalisis Hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu.

2.

Tujuan Khusus a.

Mengidentifikasi Stres Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu.

b.

Mengidentifikasi Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu

c.

Menganalisis hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu.

5

D.

Manfaaat Penelitian 1.

Bagi STIKes Widya Nusantara Palu Dapat dijadikan sumber informasi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keselamatan pasien yang berkaitan dengan penerapan komunikasi efektif.

2.

Bagi Masyarakat Dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Implementasi Komunikasi Efektif Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Undata Palu.

3.

Bagi RSUD Undata Palu Sebagai

bahan

masukan

bagi

perawat

dalam

penerapan

keselamatan pasien yang berkaitan dengan penerapan komunikasi efektif.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab I.docx
October 2019 3
6bab Ii.docx
December 2019 11