MAKALAH analisis kualitas lingkungan (pemantauan sungai baruga kec. Banggae timur)
OLEH: NAMA: Maswi (c17004) ZULKIFLI (c17007) Ginanjar s. daud (C17003) PRODI: S1 KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Tahun akademik 2018-2019
Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI BARUGA” Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian BIOTILIK DAN HASIL PANTAUAN KAMI TERHADAP SUNGAI BARUGA DI DESA COPALA KEC. BANGGAE TIMUR PROV. SULBAR MAJENE. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang BIOTA SUNGAI BARUGA DAN PENCEMARANNYA. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Majene 16 januari, 2019
Penyusun
Daftar isi Sampul Kata pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang……………………………………………………………… 1.2 Rumusan masalah………………………………………………………… 1.3 Tujuan……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN A. biotilik ………………………………………………………………………. B. alat dan bahan yang digunakan dalam pemantauan sungai…………. C. Keterangan pemantauan…………………………………………………. D. Masalah yang terjadi pada lingkungan sungai baruga……………….. E. Hasil dari pemantauan lingkungan sungai baruga…………………….. a. Penilaian kesehatan habitat sungai dan bantaran………………… b. Perhitungan hasil pemeriksaan biotilik sungai baruga Desa copala kec. Banggae timur. Prov. Sulbar majene………… c. Penilaian kualitas air sungai baruga dengan biotilik………………. F. Bagaimana seharusnya dilakukan upaya pencegahannya…………... G. Gambar-gambar pemantauan sungai…………………………………... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………......................... B. Saran………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Sumber daya air secara garis besar meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan akan lebih mudah tercemar dibandingkan dengan air tanah, karena air permukaan lebih mudah terkontaminasi dengan sumber-sumber pencemaran. Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di berbagai bidang dan adanya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun, maka kebutuhan air sesuai dengan penggunaannya pun juga semakin meningkat. Pembangunan yang semakin meningkat diikuti dengan peningkatan pencemaran lingkungan yang berasal dari buangan limbah industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian, yang mengandung bahan-bahan/zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air pada saat ini sudah sangat besar dan peningkatannya relatif tinggi. Peningkatan pencemaran air dari sumber buangan limbah, menyebabkan sumber daya air sungai yang penting untuk irigasi cenderung menurun, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Menurut Janie dan Rahayu (1993) dalam Winarsih (2002), pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai dampak pada lingkungan perairan, yang menyebabkan tercemarnya suatu badan air misalnya limbah pengolahan pangan. Komponen limbah cair pangan sebagian besar adalah bahan organik antara lain karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral serta sisasisa bahan kimia yang digunkan dalam proses pengolahan dan pembersihan. Kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber makanan bagi organisme yang akan berkembangbiak dengan cepat dan mereduksi oksigen yang terlarut dalam air. Bila oksigen terlarut dalam air rendah dan kadar bahan organiknya tinggi, maka akan timbul bau busuk dan warna air menjadi gelap. 2. Rumusan masalah a. Apa itu biotilik b. Alat dan bahan yg digunakan dalam pemantauan sungai? c. Bagaimana keterangan tempat pemantauan sungai? d. Masalah apa yg terjadi pada lingkungan yg telah dipantau? e. Hasil dari pemantauan lingkungan sungai baruga? f. Bagaimana seharusnya dilakukan upaya pencegahannya? 3. Tujuan Memenuhi tugas matakuliah analisis kualitas lingkungan Untuk mengetahui seperti apa itu biotilik Sebagai upaya penanggulangan terjadinya pencemaran lingkungan Untuk mengetahui lingkungan yg dipantau apakah tercemar ringan, sedang ataukah tercemar berat.
BAB II PEMBAHASAN A. Biotilik Biotilik atau biomonitoring adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) seperti bentos, capung, udang, siput, cacing dan lainnya. Hasil pemantauan Biotilik dapat memberikan petunjuk adanya gangguan lingkungan pada ekosistem sungai, sehingga dapat dirumuskan upaya penanggulangan yang dibutuhkan. Sungai adalah ekosistem daratan yang paling kritis karena tingginya tekanan lingkungan akibat kerusakan daerah resapan air dan bantaran sungai serta eksploitasi sumber daya alam di daerah aliran sungai (DAS) yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan. Jika selama ini pemantauan ekosistem sungai identik dengan keharusan untuk menggunakan peralatan canggih nan mahal, -yang berarti jauh dari jangkauan masyarakat umum-, maka metode Biotilik menawarkan cara sederhana tetapi efektif yang memudahkan kelompok maupun komunitas untuk langsung memantau sampai sejauh mana kesehatan ekologis sebuah sungai dan daerah alirannya. Biotilik merupakan metode yang mudah digunakan karena hanya memerlukan pengambilan sampel biota di dasar, tepian sungai atau yang menempel di bebatuan atau substrat. Biota yang ditemukan tinggal dicocokkan dengan biota yang tertera dalam gambar panduan yang terdapat di dalam modul. Untuk selanjutnya, biota yang didapat dikelompokkan menjadi biota yang tidak toleran (sensitif) terhadap pencemaran dan biota yang toleran (tidak sensitif) terhadap pencemaran.Keberadaan biota yang sensitif dengan pencemaran mengindikasikan bahwa kondisi suatu sungai masih tetap bagus kualitasnya (tidak tercemar), seperti larva kunang-kunang atau larva capung. Sedangkan biota yang tidak sensitif terhadap pencemaran mencirikan bahwa sungai telah sakit dan tercemar, diantara biota ini adalah cacing tanah (cacing darah) dan cuncum. Biotilik yang cukup dengan menggunakan jaring dengan mata jaring lebih kecil atau sama dengan 500um atau sama dengan penggunaan jaring nener atau kasa nyamuk di toko material. Biotilik mudah, juga murah dan massal karena bisa dilakukan bersamasama dan cara mitigasi pencemaran. Dengan biotilik diharapkan dapat mengambil langkah cepat antisipasi kerusakan sungai yang lebih parah
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMANTAUAN SUNGAI Dalam Memantau Kesehatan Sungai baruga disalah satu sungai yg ada dimajene lewat cara Sederhana namun Efektif. Ada beberapa alat yang kami gunakan dalam pemantauan biotilik tersebut diantaranya
1. Saringan yang besarnya kurang lebih sama dengan besarnya piring makan yg setiap hari digunakan di rumah. Tujuannya adalah untuk menangkap biotabiota/hewan yang hidup disungai baruga tersebut. Untuk mempermudah penangkapannya menggunakan saringan yg mempunyai pegangan agar tidak bersentuhan langsung dengan badan saringan. 2. Kaca pembesar untuk memperjelas biota yg kita tangkap itu benar adanya dan termasuk dalam hewan apa dan pengaruhnya terhadap sungai baruga itu. 3. Sendok bertujuan untuk menyendok/mengambil hewan yg didapat darisarinan yang kemudian dipindahkan kewadah yg telah disiapkan. 4. Mangkuk, sebagai wadah biota/hewan yang kita dapat. 5. Buku dan pulpen tujuannya menulis nama-nama biota yang disertakan banyaknya biota yang didapati.
Menggunakan panduan biotilik
Tujuannya untuk mempermudah dalam pemantauan biota sungai. C. Keterangan pemantauan Sungai yang kami tempati dalam pemantauan kualitas lingkungan cukup ironis. Dalam pemantauan sungai yang bernama sungai baruga berada pada desa copala kecamatan banggae timur, majene provinsi sulawesi barat ini, dijadikan pembuangan limbah, baik yang berupa cair seperti limbah cucian pakaian dan rumah tangga maupun Limbah padat seperti plastik, popok bayi, kaleng, dan lain-lain.
Luas sungai baruga ini kurang lebih 4 meter dengan kedalaman mencapai 15 cm jika dalam keadaan tenang dan normal Pada saat kami memantau kami melihat beberapa rumah membuang pembuangan mereka ke sungai baruga tersebut, baik yang berupa limbah cair maupun padat dan disalah satu lingkungan perumahan kami melihat seseorang mencuci dan pembuangan air cuciannya kesungai itu, dialiran air sungai selanjutnya terdapat beberapa ibu-ibu yang mencuci pakaian mereka dan anak2 yang terlihat gembira dengan genangan air sungai, sementara kita ketahui bahwa banyak pembuangan yang menuju tempat mereka mencuci dan mandi, dan itu dapat menimbulkan penyakit jika terus terus terjadi. D. Masalah yang terjadi pada lingkungan sungai baruga 1 .dijadikan pembuangan sampah 2. limbah padat plastik makanan 3. limbah cair rumah tangga cucian piring, cucian baju, dll 4. popok bayi 5. sampah tempat berkembang biaknya penyebab timbulnya penyakit 6. jika berkelanjutan terjadi, maka bisa jadi sungai ini tidak layak pakai lagi 7.sebagian menjadikan sungai ini tempat pembersih pakaian dan diri mereka 8. kurangnya kesadaran warga sekitar 9. limbah plastik dapat menghambat terjadinya aliran sungai jika terus berkelanjutan E. Hasil dari pemantauan lingkungan sungai baruga
Rata-rata skor 2,4-3,0
a. Penilaian kesehatan habitat sungai dan bantaran Tingkat kesehatan habitat Sehat , menyediakan kondisi habitat yang beragam dan stabil untuk mendukung kehidupan biota.
1,7-2,3
Kurang sehat, menyediakan habitat kurang berfariasi dan kurang stabil untuk mendukung kehidupan biota. Tidak sehat, menyediakan habitat tidak berfariasi dan tidak stabil untuk mendukung kehidupan biota.
1,0-1,6
b. Perhitungan hasil pemeriksaan biotilik sungai baruga Desa copala kec. Banggae timur. Prov. Sulbar majene NO
NAMA FAMILY
EPT 10 Baetidae
SKOR BIOTILIK (ti)
3
SUBTOTAL EPT (n EPT) NON EPT 25 Coenagrionidae 2 32 Platycnemididae 3 52 Hydrometridae 2 69 Atyidae 2 82 Thiaridae 2 75 Parathelphusidae 2 49 Mesovllidae 3 66 Chironomidae 1 SUBTOTAL NON EPT
Jumlah Persentase kelimpahan EPT(n EPT/Nx100%) Indeks biotilik(X/N)
parameter Keragaman jenis family
JUMLAH INDIVIDU (ni)
ti x ni
2
6
2
6
67 9 3 5 8 3 2 1 98
134 21 6 10 16 6 6 3 202
N = 100 2%
X = 208
Keterangan
2.08
c. Penilaian kualitas air sungai baruga dengan biotilik Skor Skor penilaian 4 3 2 1 >13 10-13 7-9 <7 2
Keragaman jenis family EPT % kelimpahan EPT Indek BIOTILIK
Kriteria kualitas air Skor ratarata
>7
3-7
1-2
0
2
>40%
>15-40%
>0-15%
0%
2
3,3-4,0
2,6-3,2
1,8-2,5
1,0-1,7
2
Tidak tercemar 3,6-4,0
Total skor Skor rata-rata (total skor:4) Tercemar Tercemar ringan sedang 2,8-3,5 1,8-2,7
8 8:4 = 2 Tercemar berat 1,0-1,7
Tercemar sedang
Pada pemantauan kami terdapat beberapa biota yang kami temukan diantaranya biota yg dengan kolom berwarna merah Coenagrionidae 67, Hydrometridae 3, Atyidae 5, Thiaridae 8, Parathelphusidae 3. Kemudian kolom yang berwarna hijau Baetidae 2, Platycnemididae 9, Mesovllidae 2, dan kolom berwarna abu-abu yang hanya satu biota Chironomidae dengan skor individu 1. Berdasarkan warna kolom pada panduan biota terdapat empat warna kolom diantaranya biru=sangat sensitif pencemaran, hijau=sensitif pencemaran, merah=toleran pencemaran, dan abu-abu=sangat toleran pencemaran. Tapi kami hanya menemukan warna hijau, merah dan abu-abu pada hasil pemantauan kami. F. UPAYA PENCEGAHAN YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN 1. Jangan membuang limbah lagi kesungai. karna dengan adanya sampah itu akan dapat mempermudah perkembang biakan penyakit, dan semakin banyak sampah disungai maka akan terjadi penumpukan dan dapat mengakibatkan kematian terhadap hewan yang seharusnya hidup didalamnya, dan jika dalam keadaan musim hujan bisa saja mengakibatkan banjir, sampah juga dapat membuat kualitas air menurun dan tidak layak lagi untuk digunakan. 2. Sebaikknya Kurangi penggunaan deterjen apa lagi pembuangannya dibuang kesungai 3. Sebaiknya membuat penampungan sampah Pada hakikatnya sampah memang tidak dapat untuk dihilangkan secara keseluruhan namun dapat kita kurangi dengan membuang sampah pada tempatnya, agar warga tidak lagi membuang sampah kesungai seharusnya mereka disediakan penampungan sampah agar dapat idolah lagi sesuai dengan kapasitas sampah masing-masing
4. Mengolah limbah Salah satu cara mengurangi penyaki dan tidak tertumpuknya sampah yang dapat menimbulkan berbagai kendala sebaiknya warga berfikir kreatif terutama anak mudanya untuk mengolah sampah menjadi bahan yg berharga dan indah untuk dilihat. 5. Membuat peraturan larangan pembuangan kesungai disertai dengan sanksi Dengan adanya peraturan ini, maka masyarakat yang bertempat tinggal di desa copala itu akan merasa dirugikan dengan sanksi, jika membuang sampah disungai tersebut. Dengan begitu mereka akan berfikir dua kali untuk membuang sampahnya kesungai. G. GAMBAR-GAMBAR PEMANTAUAN SUNGAI
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada pemantauan kami dengan hasil biota-biota yg kami dapatkan dan sampah/limbah baik cair maupun padat yg hakikatnya dari rumah tangga yang kami lihat, maka kami menyimpulkan bahwa sungai yang bernama sungai baruga yg terletak di desa copala kec. Banggae timur, kabupaten majene, prov Sulawesi barat kami nyatakan bahwa sungai tersebut tercemar sedang, B. Saran Pada penyusunan makalah ini kami mendapatkan materi langsung dari tempat tersebut Namun kami menyadari bahwa makalah yg kami buat ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami menerima dengan setulus hati kritik dan saran dari pembaca makalah ini yang bersifat membangun, agar jika ada tugas seperti ini selanjutnya dapat kami perbaiki sehingga lebih baik lagi.