Bab I.docx

  • Uploaded by: Jack Harrow
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,298
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu pembangunan kesehatan

yang menyangkut

upaya

peningkatan

kesehatan

(promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) harus dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat (Depkes RI, 2002) Dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJP) 20052025, salah satu penyakit yang menjadi perhatian dalam pembangunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia adalah penyakit diare. Di dunia sebesar 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare, dimana sebagian kematian tersebut tersebut terjadi di negara berkembang (Parashar, 2003). Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian bayi di seluruh dunia. Sementara UNICEF (Badan Peserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Penyebab utama diare pada anak adalah infeksi rotavirus. Rotavirus diperkirakan sebagai penyebab diare sebesar 20-80% di dunia (Breese, 2005) dan merupakan penyebab utama kematian karena diare. Sebanyak 440.000 kematian

disebabkan

karena

rotavirus

(Parashar,

2003).Di

Indonesia

menunjukkan bahwa 55% balita diare disebabbkan oleh rotavirus. (Soenarto, 2007) dan 5 % yang disebabkan oleh bakteri (Putnam, 2007).(Depkes RI, 2007). Selain faktor infeksi tersebut, faktor resiko terjadinya diare didukung oleh faktor penyebaran kuman penyebab diare serta faktor lingkungan dan perilaku. Faktor pengetahuan ibu, pekerjaan dan social ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi individu atau kelompok untuk berperilaku hidup sehat, perilaku hidup yang tidak sehat merupakan penyebab tingginya angka kejadian diare (Kandun, 2006) Berdasarkan Survei Kematian Balita Tahun 2005 ,diare merupakan penyebab kedua kematian pada balita dengan percentase 15,3% setelah penyakit pneumonia

(23,6%).

(Dirjen

Pengendalian

Penyakit

dan

Penyehatan

Lingkungan, 2007). Angka Kesakitan diare berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan survey kesehatan nasional tahun 2004 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare sebanyak 374 per 1000 penduduk dan pada tahun 2006 adalah 423 per 1000 penduduk dengan proporsional diare pada golongan balita adalah 55%. Propinsi yang tercatat dengan kejadian diare terparah di Indonesia sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2005 di Propinsi Nusa Tenggara Timur karena perilaku hidup bersih masyarakat di sana masih memprihatinkan. Propinsi lain yang juga tinggi tingkat penderita diare terkait dengan perilaku hidup sehat masyarakat adalah Banten dan Papua. Namun tingkat kematian penderita yang paling tinggi justru terjadi di Sulawesi Tengah, dari 69 orang penderita, sebanyak 13 orang diantaranya meninggal dunia (Khaerudin, 2006). Sesuai dengan teori Green (1980) dalam Notoatmodjo 2007 bahwa perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, pendidikan, sosial budaya dan tingkat ekonomi., selanjutnya yaitu faktor pendukung yang mencakup sikap dan perilaku petugas kesehatan. Tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi

perilaku

kesehatan

seseorang,

semakin

tinggi

tingkat

pengetahuan seseorang maka seseorang cenderung untuk memperhatikan masalah kesehatan diri dan keluarganya. Untuk mewujudkan perawatan optimal bagi penderita juga diperlukan peranan ibu sebagai mekanisme untuk menurunkan dampak masalah kesehatan pada anak dan keluarganya (Nelson, 2002). Dan dalam hal ini bila semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka ibu akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi anaknya dan cenderung memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan anaknya. Menurut Muhardi (2004) tingginya angka kesakitan dan kematian karena diare disebabkan beberapa faktor di antaranya lingkungan yang tidak bersih, ekonomi masyarakat yang masih rendah, gizi kurang, pemukiman yang padat kotor, dan hygiene perorangan yang masih kurang. Kemiskinan bertanggung jawab atas penyakit yang ditemukan pada anak. Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua untuk mendukung perawatan kesehatan yang memadai pada anak, cenderung memiliki hygiene yang kurang, miskin diet, miskin pendidikan. Sehingga anak yang miskin memiliki angka kematian dan kesakitan yang lebih tinggi untuk hampir semua penyakit. Frekuensi relatif anak dari orang tua yang berpenghasilan rendah 2 kali lebih besar menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR), 3 kali lebih tinggi resiko imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak karena penyakit dibanding anak yang orangtuanya berpenghasilan cukup (Warman, 2008).

Peran status ekonomi dalam kesehatan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung mempunyai ketakutan akan besarnya biaya untuk pemeriksaan dan perawatan kesehatan. Angka kejadian diare lebih tinggi pada keluarga-keluarga dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah dengan asumsi bahwa keluarga dengan pendidikan yang rendah cenderung untuk berpenghasilan rendah, tinggal dipemukiman yang kotor, padat, serta dengan sarana yang tidak memadai. Dengan keadaan tersebut maka angka kejadian diare akan lebih meningkat (Muhardi, 2002). Di Propinsi Bengkulu pada tahun 2009 kejadian diare sebanyak 13.771 dengan 5.579 terjadi pada balita. Sedangkan tahun 2010 kejadian diare sebanyak 23.312 dengan jumlah penderita diare pada balita 9.373 orang. Dengan demikian kejadian diare dari tahun ketahun mengalami peningkatan. (STP P2PL,Dinas Kesehatan Propinsi, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu kejadian Diare pada balita di Kota Bengkulu pada tahun 2008 berjumlah 4.671 orang. Sedangkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 5.015 orang balita. (SP2TP, Subdin Infokes Dinkes Kota Bengkulu, 2011) Pada tahun 2008 dari 17 Puskesmas di kota Bengkulu, angka kejadian diare tertinggi adalah di Puskesmas Sukamerindu yaitu 950 kasus dan menurun pada tahun 2009 menjadi 803 kasus. Namun Puskesmas Sukamerindu masih merupakan Puskesmas yang mempunyai angka kejadian diare tertinggi di kota Bengkulu.

Berdasarkan

data

yang

penulis

dapatkan

dari

Puskesmas

Sukamerindu data kejadian diare dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2010 berjumlah 197 kasus.

Dari survey awal yang dilakukan peneliti, dari 7 orang ibu yang balitanya menderita diare, 4 ibu diantaranya belum memahami dan mengerti bagaimana cara merawat balitanya pada saat diare dirumah dengan benar, dan 5 diantaranya memiliki status ekonomi yang rendah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu dengan Perawatan Diare Pada Balita di UPTD Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2010”. B. Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu ”Masih Tingginya Angka Kejadian Diare Pada Balita di UPTD Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2010”. C. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah ”Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu dengan Perawatan Diare pada balita di UPTD Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2010?”. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan status ekonomi dengan perawatan balita diare di puskesmas sukamerindu kota bengkulu.

2. Tujuan Khusus a.

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan diare pada balita.

b.

Mengetahui

gambaran

status

ekonomi

keluarga

Sukamerindu Kota Bengkulu. c.

Mengetahui gambaran perawatan diare pada balita.

di

Puskesmas

d.

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perawatan diare pada balita di puskesmas Sukamerindu.

e.

Mengetahui hubungan status ekonomi dengan perawatan diare pada balita di Puskesmas Sukamerindu.

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bersifat konstruktif atau membangun bagi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan. Bagi institusi pendidikan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dalam lingkungan perpustakaan kampus Stikes Bhakti Husada. 2. Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pada puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan di bidang kesehatan terutama tentang penyakit menular serta menambah pengetahuan tentang penyakit diare terutama pada balita dan sebagai dasar bahan masukan dalam menambah pengetahuan keluarga mengenai perawatan diare pada balita, dapat mencari alternatif atau solusi untuk dapat mencegah lebih banyak lagi kejadian-kejadian diare dimasyarakat umumnya serta dapat dijadikan bahan referensi bagi studi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa STIKES Bhakti Husada Bengkulu mengenai perawatan penyakit diare, khususnya pada balita. F. Keaslian Penelitian

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pengolahan dan Penyajian Makanan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu, dengan hasil penelitian ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu penelitian dan fokus permasalahan.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"