Bab I Qta Tuti N Esah

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Qta Tuti N Esah as PDF for free.

More details

  • Words: 709
  • Pages: 4
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Masyarakat kita tak pernah terlepas dari berbagai mitos yang ada. Adanya

mitos yang berkembang telah mengubah sebagian perilaku masyarakat sekitar. Berbagai mitos yang beredar mampu mengubah pandangan masyarakat tentang berbagai hal. Masyarakat kemudian menjadi segan melakukan sebagian hal tersebut dan akhirnya menjadi tabu karena dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang sakral. Mitos itu sendiri sebenarnya dibentuk oleh masyarakat pada masa lampau untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar. Namun, kebanyakan masyarakat hanya menerima mentah-mentah mitos tersebut dan menjadikan sebagai suatu kepercayaan. Hal ini diduga disebabkan antara lain (i) terbatasnya pendidikan bagi sebagian kalangan yang membuat kebanyakan masyarakat bepikiran sempit tentang makna mitos tersebut; (ii) pengaruh lingkungan disekitarnya. Hakikatnya mitos itu menurut Bascum (1986) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh yang punya cerita. Pendapat

lain

disampaikan

oleh

Mariasusai

Dhavamony

(1995)

ahli

Fenomenologi Agama beranggapan, bahwa memelihara mitos adalah bagian dari kebudayaan masyarakat primitif. Masyarakat Indonesia yang sebagian besar tingkat pendidikannya SMP ke bawah, menjadi pemicu berkembangnya mitos-mitos yang di luar batas pertimbangan rasionalitas. Mereka beranggapan bahwa, kehidupan di dunia ini tidak sekedar membutuhkan akal sehat semata, tetapi lebih dari itu, sebagian besar hidupnya untuk sesuatu yang supernatural. Yang dimaksud supernatural disini adalah, sesuatu yang diluar akal sehat atau dunia gaib dan memerlukan kepercayaan yang totaiitas tanpa skeptisisme. Kemudian ditunjang dengan kondisi lingkungan penelitian yang telah tersentuh oleh dunia modern, tidak terlalu terpengaruh oleh mitos dan hal-hal berbau mistis lain. Berasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Mitos Terhadap Masyarakat”

1

1.2

Rumusan Masalah Berasarkan

latar belakang di atas, disusun rumusan masalah sebagai

berikut: Apakah pengaruh mitos terhadap perilaku masyarakat XYZ? 1.3

Tujuan Penulisan Berasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini adalah untuk

mendeskripsikan adanya pengaruh mitos terhadap perilaku masyarakat XYZ. 1.4

Hipotesis adanya pengaruh negatif mitos terhadap perilaku masyarakat XYZ

1.5

Definisi Istilah Mitos

: cerita suatu bangsa tt dewa dan pahlawan zaman

dahulu, mengandung penafsiran tt asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tsb mengandung arti mendalam yg diungkapkan dng cara gaib. Sakral

: suci;keramat.

2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mitos Mariasusai Dhavamony (1995) ahli Fenomenologi Agama beranggapan, bahwa memelihara mitos adalah bagian dari kebudayaan masyarakat primitif. Menurutnya,

fungsi

mitos

bagi

masyarakat

primitif

adalah

untuk

mengungkapkan, mengangkat dan merumuskan kepercayaan kepercayaan, melindungi dan memperkuat moralitas, menjamin efisiensi dari ritus, serta memberi peraturan-peraturan praktis untuk menuntun manusia. Jadi intinya, budaya mitos merupakan produk masyarakat yang lebih mengedepankan aspek spiritual ketimbang rasional. Berbagai mitos yang beredar di lingkungan sekitar kita memiliki beragam jenis, beberapa jenis mitos yang beredar antara lain; 1. Seorang gadis tidak boleh duduk di depan pintu, konon akan menyebabkan sulit mendapatkan jodoh.

2. Di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. 3. Bantal tidak boleh diduduki, konon pantat yang menduduki itu akan terkena bisul. Menurut Mythology (1970) Mitologi, definisi dasar menurut buku ini adalah

bagai sebuah refleksi dalam sebuah cermin di mana refleksi tersebut bukan hanya mencerminkan harapan-harapan dan ketakutan-ketakutan kita tetapi juga mencerminkan orang-orang dari masa di mana mitos tersebut berasal. Terkadang beberapa mitos merupakan cermin satu2nya untuk melihat orang-orang pada zaman itu karena mungkin mitos tersebut berasal dari masa di mana belum ada catatan tertulis sejarah. Yari N.K (2007) beranggapan mitos seringkali diceritakan dari generasi ke generasi, dan tak jarang mitos tersebut sudah banyak terjadi distorsi atau perubahan dari aslinya. Bagi orang-orang di generasi

3

pertama di mana mitos tersebut berawal, cerita-cerita mitos bukan hanya sekedar cerita-cerita belaka, tetapi banyak juga berfungsi untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi melalui jawabanjawaban filosofis yang dianggap benar mewakili kejadian fenomena2 tersebut. Tentu jawaban-jawaban filosofis inilah satu-satunya yang dapat disimpulkan oleh manusia2 pada masa itu sebelum ilmu pengetahuan menggantikan jawaban2 filosofis untuk menerangkan fenomena2 alam yang terjadi. Bukan itu saja, cerita-cerita mitos pada zaman itu juga berfungsi sebagai petunjuk bagaimana manusia sebaiknya bertingkahlaku baik tingkah laku pribadi maupun tingkah laku dalam lingkup sosial. Kebanyakan mitos memang dipercayai ada pada masyarakat zaman dahulu dan seiring dengan berjalannya waktu dan generasi, cerita2 tersebut mengalami distorsi, penambahan, pengurangan dan sebagainya. Dan biasanya pula mitos-mitos ini tentu saja tidak diketahui siapa ‘pengarang’nya atau bagaimana dan siapa yang memulainya.

2.2 Masyarakat Konsep Perilaku

4

Related Documents

Tuti
November 2019 8
Tuti W.pdf
April 2020 7
Tuti Curet
July 2020 5
N At I O N A L I N S
June 2020 30