Bab 1.docx

  • Uploaded by: yukki Rin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,622
  • Pages: 8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya (Arsy Karima Zahra, 2008: 145). Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal. “Boarding Schoolyang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh halhal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama” (Arsy Karima Zahra, 2008: 145). Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang negatif seperti merokok, narkoba, tayangan film atau sinetron yang tidak mendidik dan sebagainya. Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional. Perbedaan boarding school dengan sekolah umum lainnya adalah kelas di boarding school cenderung sedikit dengan jumlah siswa-siswi yang tidak banyak seperti kelas sekolah umum. Hal ini dilakukan agar para guru bisa melakukan pendekatan ke para siswa-siswi (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). Di boarding school bisa mengeluarkan siswa-siswi dari kelas apabila siswa tersebut tidak terlihat minat dalam berpartisipasi dikelas untuk belajar (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). Di boarding school kegiatan seperti olahraga atau kesenian tidak temasuk dalam kegiatan ektrakulikuler, mereka mencakup semua aspek belajar (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). Boarding school menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan siswa. Lengkapnya fasilitas yang ada untuk menyalurkan bakat dan hobi siswa-siswi. Siswa-siswi di boarding schoolmemiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai 1

kepentingan, mengambil

bidang yang diminati, dan menunjukkan bakat mereka

(Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). Dalam sistem pendidikan boarding school seluruh peserta didik wajib tinggal dalam satu asrama. Oleh karena itu, guru atau pendidik lebih mudah mengontrol perkembangan karakter peserta didik. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat dipantau oleh guruguru selama 24 jam. Kesesuaian sistem boarding-nya, terletak pada semua aktivitas siswa

yang

diprogramkan, diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya sarat dengan muatan nilai-nilai moral. Sekolah dengan setara Sekolah Menengah Atas (SMA) akan dirancang dengan menggunakan konsep “International Islamic Boarding School” dengan penerapan “Arsitektur Islam” yang berlokasi di daerah Jakarta Barat, dari segi semangat religiusitas, boarding school menjanjikan pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani, intelektual dan spiritual. Diharapkan akan lahir peserta didik yang tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan teknologi, serta siap secara iman dan amal soleh. Kehadiran boarding school adalah suatu keniscayaan zaman kini. Keberadaannya adalah suatu konsekuennsi logis dari perubahan lingkungan sosial dan keadaan ekonomi serta cara pandang religiusitas masyarakat. Pertama, lingkungan sosial kita kini telah banyak berubah terutama di kota-kota besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan keluarga besar satu klan atau marga telah lama bergeser kearah masyarakat yang heterogen, majemuk, dan plural. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat yang terdidik dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu sudah tidak lagi kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan intelektual dan moralitas anak. Kedua, keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik mendorong pemenuhan kebutuhan di atas kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan menengah-atas yang baru muncul akibat tingkat pendidikan mereka yang cukup tinggi sehingga mendapatkan posisi-posisi yang baik dalam lapangan pekerjaan 2

berimplikasi pada tingginya penghasilan mereka. Hal ini mendorong niat dan tekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang telah diterima orang tuanya. Ketiga, cara pandang religiusitas. Masyarakat telah, sedang, dan akan terus berubah. Kecenderungan terbaru masyarakat perkotaan sedang bergerak ke arah yang semakin religius. Indikatornya adalah semakin diminati dan semaraknya kajian dan berbagai kegiatan keagamaan. Modernitas membawa implikasi negatif dengan adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan ruhani dan jasmani. Untuk itu masyarakat tidak ingin hal yang sama akan menimpa anak-anak mereka. Intinya, ada keinginan untuk melahirkan generasi yang lebih agamis atau memiliki nilai-nilai hidup yang baik mendorong orang tua mencarikan sistem pendidikan alternatif. Dari ketiga faktor di atas, sistem pendidikan boarding school seolah menemukan pasarnya. Dari segi sosial, sistem boarding school mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial yang heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama dikontruksi suatu lingkungan sosial yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam tujuan yakni menimba ilmu untuk menggapai harapan hidup yang lebih berkualitas. Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari AlQur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah. 3

Kaidah Arsitektur Islam 1) Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk hidup yang utuh 2) Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah...Allah SWT. 3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan. 4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku. 5) Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat. 6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar 7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam. 8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.

1.2

Tujuan dan Sasaran 1.

Tujuan a.

Merencanakan dan merancang sebuah International Islamic Boarding School yang berlokasi di Daerah Jakarta. Sekolah ini merupakan sebuah wadah pendidikan jenjang pendidikan menengah dengan proses penyeleksian yang obyektif dan terpadu serta penambahan fasilitas asrama yang dapat menunjang pembinaan dan pendidikan siswanya secara terarah dan berkesinambungan, dengan menerapkan sistem pendidikan Islam yang dipadukan dengan sistem standar internasional.

b.

Menciptakan pendekatan pola perilaku anak dengan kegiatan di lingkungannya yang menggunakan tema Arsitektur Islam.

c.

Mendesain konsep internasional boarding school sebagai wadah pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu dan teknologi sebagai bekal kemandirian di masyarakat dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dengan ditambah sentuhan arsitektural setempat yang sesuai. Dan juga sebagai salah satu alternatif pilihan pendidikan di Jakarta.

2.

Sasaran a.

Menyusun dan merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang dari judul pembahasan yaitu Perancangan Sekolah SMA

4

International Islamic Boarding School di Jakarta Barat dengan Penerapan Arsitektur Islam. b.

Mempelajari tentang International Islamic Boarding school serta menerapkan tema arsitektur islam pada tapak maupun bangunan

1.3

Pernyataan Permasalahan Arsitektur Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diperoleh sebuah rumusan masalah yaitu : 1.

Bagaimana menentukan lokasi objek perancangan yang cocok untuk sebuah sekolah asrama yang memiliki potensi-potensi yang dapat mendukung aktifitas pengguna objek rancangan?

2.

Bagaimana menggabungkan sekolah, asrama serta kegiatan tambahan dengan tidak mengabaikan fungsi dari masing-masing bangunan tersebut serta bagaimana mengorganisasikan ruang yang baik untuk para pelajar pada objek rancangan?

3.

Bagaimana merancang International Islamic boarding school untuk para pelajar dengan memperhatikan bentuk, warna dan tekstur pada ruang dalam dan luar?

4.

Bagaimana mewujudkan atau menampilkan bangunan dengan konsep arsitektur islam dan aturan international Islamic boarding school dengan iklim daerah setempat?

1.4

Pendekatan Pemecahan Permasalahan Arsitektur Dari perumusan permasalahan arsitektur tersebut, terdapat beberapa pemecahan permasalahan dari segi manusia, lingkungan dan arsitektur diantaranya: 1) Manusia a.

Merancang bangunan international Islamic boarding school yang mampu mewadahi aktivitas dan kebutuhan pengguna dalam satu wadah.

2) Lingkungan a.

International Islamic boarding school seharusnya terletak pada lokasi yang memiliki objek peracangan dengan potensi-potensi tapak yang dapat mendukung aktivitas pengguna objek rancangan. Di Jakarta Barat merupakan tempat yang cocok untuk international Islamic boarding school, karena memiliki potensi vegetasi yang cocok untuk sekolah asrama. 5

b.

Mempertahankan potensi-potensi yang ada pada tapak, menerapkan konsep arsitektur islam pada tapak serta memperhatikan pola sirkulasi atau penerapan material untuk menciptakan akses keterhubungan secara langsung antara objek dan ruang luar.

3) Arsitektur a.

Mempelajari dan mengkaji tentang international Islamic boarding school, tempat kegiatan ekstrakulikuler serta mengorganisasikan ruang-ruang menjadi satu wadah untuk para pelajar pada objek rencangan dan tidak mengabaikan fungsi dari masing-masing bangunan tersebut.

b.

Menerapkan elemen-elemen arsitektural islam yang sesuai dengan kegiatan para pelajar pada gubahan massa dan ruang dalam seperti bentuk, warna, tekstur.

1.5

Metode Pengumpulan Data Sumber data pada penelitian ini yaitu : 1. Sumber data langsung yaitu yang di dapatkan dari pengamatan langsung di sekolah yang menggunakan konsep Islamic boarding school. 2. Sumber data tidak langsung yaitu data yang di dapatkan dari teori, makalah penelitian,dan study pustaka yang berkaitan dengan Sekolah Islamic Boarding School.

6

Sistematika Pembahasan -

Kerangka Berfikir Latar Belakang

Tujuan Dan Sasaran

Rumusan Permasala han

Pengumpulan Data

Judul

FEEDBACK

1.6

Tema

Analisa Manusia

Desain

Analisa Lingkungan

Analisa Bangunan

Konsep

7

1.7

Metode Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Berisikan penjelasan secara umum latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, permasalahan arsitektur, pemecahan permasalahan arsitektur, metode pengumpulan data, sistematika pembahasan, metode penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisikan kajian yang mengacu pada beberapa referensi mengenai permasalahan parkir sepeda. BAB III : PELAKSANAAN HASIL PENELITIAN Berisikan penguraian parameter dan metode penelitian peralatan kerja serta prosedur pekerjaan. BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berisikan data-data hasil penelitian, analisis-analisis dari data hasil penelitian dan hipotesa akhir. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran dari seluruh tugas akhir ini DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87

More Documents from "Indrastika Wulandari"