BAB I PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang Pada saat ini, Indonesia tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan di bidang infrastruktur. Pemerintah mulai fokus membangun infrastruktur untuk mendorong investasi dan pemerataan pembangunan di Indonesia. Dalam pelaksanaan, biaya merupakan salah satu aspek yang penting untuk mewujudkan kelancaran
pembangunan.
Besar
biaya
yang
dibutuhkan
untuk
proses
pembangunan bergantung dari perencanaan biaya yang dirumuskan. Cara efektif untuk merumuskan perencanaan biaya adalah dengan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tepat. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk material, tenaga kerja, peralatan, serta biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek (Finda, 2011). Rencana Anggaran Biaya (RAB) dipengaruhi oleh faktor kebutuhan dan harga. Anggaran bangunan yang sama akan berbeda di masing-masing daerah karena perbedaan harga material maupun upah tenaga kerja. Rencana Anggaran Biaya (RAB) disusun setelah terlebih dulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi, maka dapat diketahui jumlah dan jenis material yang akan digunakan. Setelah penentuan kebutuhan material, maka biaya suatu pekerjaan tertentu dapat ditentukan. Analisa penentuan harga satuan pekerjaan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat memakai dua macam cara yaitu, analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken) dan analisa harga satuan pekerjaan (AHSP). Analisis BOW (Burgerlijke Openbare Werken) telah ditetapkan oleh pemerintah Belanda sejak 28 Februari 1921. Pada analisis BOW (Burgerlijke Openbare Werken), faktor indeks pada aspek material, tenaga kerja, peralatan, dan sebagainya tidak relevan dengan kondisi saat ini. Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan koreksi dalam analisa perhitungan metode tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
munculah metode analisa yang lebih representatif untuk kondisi saat ini, yaitu analisa harga satuan pekerjaan (AHSP). Dengan menggunakan analisa harga satuan pekerjaan, maka penulis akan membahas perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada proyek rumah tinggal yang berlokasi di Jalan Kagok, Semarang dalam tugas besar ini.
3.2 Tujuan Tujuan dari penulisan tugas besar ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk memahami berbagai aspek dalam pelaksanaan konstruksi seperti jenis
pekerjaan, tenaga kerja, peralatan, dan material, 2.
Untuk mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada proyek rumah
tinggal yang berlokasi di Jalan Kagok, Semarang.
3.3 Manfaat Manfaat dari penulisan tugas besar ini adalah sebagai berikut : 1.
Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang sedang mempelajari mata
kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek, 2.
Dapat dijadikan referensi dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
untuk proyek bangunan lain.
BAB III METODE PENYUSUNAN TUGAS
3.1 Uraian Umum Penyusunan tugas besar mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek memiliki beberapa tahapan seperti ditunjukkan pada Diagram 3.1 Diagram 3.1. Tahapan Penyusunan Tugas Besar Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek Mulai
Pengumpulan Data
Melakukan Kajian Pustaka
Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Perhitungan Volume Pekerjaan
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan Kurva S
Selesai
3.2 Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan pencarian gambar kerja bangunan dengan ketentuan bangunan terdiri dari dua lantai dan memiliki total luas minimal sebesar 500 m2. Adapun, gambar kerja yang didapat oleh penulis berupa rumah tinggal dua lantai dengan luas sebesar 500 m2 yang terletak di Jalan Kagok, Semarang.
3.3 Melakukan Kajian Pustaka Dalam tugas besar ini, kajian pustaka perlu dilakukan dalam pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan penyusunan kurva S. Adapun, kajian pustaka yang dilakukan penulis bersumber dari blog, paper, dan tugas besar mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek dari mahasiswa angkatan 2015/2016.
3.4 Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) merupakan pedoman yang penting dalam pelaksanaan proyek selain gambar kerja. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Umum Berisi keterangan mengenai syarat lelang, informasi mengenai pemberi tugas/ pemilik proyek, serta jenis dan lokasi proyek. 2. Administrasi Berisi keterangan mengenai jangka waktu pelaksanaan, waktu penyerahan pekerjaan, syarat-syarat pembayaran, denda keterlambatan, jaminan penawaran dan pelaksanaan, pekerjaan tambah dan kurang, serta masa pemeliharaan. 3. Teknis Berisi keterangan mengenai jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan serta jenis dan mutu bahan yang digunakan
3.5 Perhitungan Volume Pekerjaan Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada gambar kerja. Volume pekerjaan dihitung mulai dari pekerjaan persiapan hingga pekerjaan finishing. Cara
perhitungan volume antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain mungkin berbeda. Jadi, cara perhitungan volume bergantung pada jenis pekerjaan.
3.6 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Perhitungan harga satuan pekerjaan didasarkan pada buku analisa harga satuan pekerjaan yang dikeluarkan oleh Balai Jasa Konstruksi dan Informasi Konstruksi, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah. Harga satuan pekerjaan yang digunakan adalah harga satuan pada edisi pertama di tahun 2019 yang dikeluarkan pada bulan Februari 2019
3.7 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya bergantung pada volume dan harga satuan pekerjaan. Setelah volume dan harga satuan pekerjaan dirumuskan, maka rencana anggaran biaya dapat ditentukan. Besar nilai rencana anggaran biaya akan menentukan nilai modal yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.
3.8 Penyusunan Kurva S Kurva S merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara persentase pekerjaan dengan waktu. Kurva S digunakan untuk scheduling juga sebagai upaya pengendalian proyek. Apabila terjadi penyimpangan waktu dalam proyek maka akan dapat terlihat jelas pada kurva.