Ayah Pemelintir Tangan Bayi Hingga Patah Di Garut Mengaku Mabuk.docx

  • Uploaded by: anggitanovianti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ayah Pemelintir Tangan Bayi Hingga Patah Di Garut Mengaku Mabuk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 582
  • Pages: 2
Ayah Pemelintir Tangan Bayi Hingga Patah di Garut Mengaku Mabuk Tim Pikiran Rakyat Kamis, 28 Feb 2019, 21:44 JAWA BARAT

KAPOLRES Garut AKBP Budi Satria Wiguna didampingi kasatreskrim AKP Maradona, menunjukan bukti hasil rongent yang menunjukan adanya bagian tulang lengan anak yang patah karena dianiaya ayah kandungnya.*/AEP HENDY/KP GARUT, (PR).- Segalak-galaknya harimau pasti tak akan memakan anaknya. Rupanya peribahasa ini tak berlaku bagi AS (33). Pria warga Kampung Kaum Lebak, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota ini justru tega menganiaya anak kandungnya yang masih bayi hingga lengan kiri buah hatinya patah. Akibat dari perbuatannya tersebut, kini AS terpaksa harus berurusan dengan polisi. Kini sebesar apapun penyesalan yang ditunjukan AS sudah tak berarti lagi. "Kita telah amankan AS yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri. Ironisnya lagi, anak yang menjadi korban penganiayaannya masih berusia 10 bulan," ujar kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna saat menggelar ekspos di Mapolres Garut, Kamis 28 Februari 2019. Dikatakan Budi, perlakuan AS mengakibatkan lengan kiri sang anak mengalami patah tulang di antara sikut dan pundak. Tak hanya itu, AS juga diduga telah melakukan penganiayaan terhadap isterinya hingga mengalami memar karena dipukul. Dari hasil penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukannya, tutur Budi, perbuatan keji itu dilakukan AS pada 22 Januari lalu sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu AS pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan langsung terlibat pertengkiaran dengan sang isteri yang menolak diajak ke rumah orang tua pelaku.

"Kesal karena isterinya menolak diajak ke rumah orang tuanya, AS pun kemudian berusaha merebut anak semata wayangnya yang saat itu ada dalam pangkuan ibunya. Isteri AS pun berusaha mempertahankan anaknya agar tak dibawa oleh AS sehingga sempat terjadi aksi saling tarik," katanya. Budi menyebutkan, pelaku kemudian secara paksa menarik lengan kiri sang anak. Bukan hanya itu tubuh sang anak juga sempat diangkat dan dipelintir hingga akhirnya lengan kirinya patah. Tak puas sampai disitu, AS kemudian memukuli isterinya hingga terjatuh dan mengalami luka memar. Tak terima atas apa yang telah dilakukan AS terhadap isteri dan anaknya, keluarga isteri AS kemudian melaporkan hal itu kepada polisi. Sedangkan sang anak saat itu langsung dibawa ke rumah sakit agar segera mendapatkan penanganan medis. Sering melakukan KDRT Menurut Budi, aksi penganiayaan yang dilakukan AS terhadap isteri dan anaknya sebenarnya bukan yang pertama kalinya ia lakukan. Sebelumnya hal itu sudah cukup sering dilakukannya. Hanya saja pihak keluarga isterinya masih berusaha menahan diri untuk tidak turut campur. "Sudah sering terjadi percekcokan antara pelaku dengan isterinya yang kadang juga berujung kepada penganiayaan. Namun kali ini AS terkena batunya karena perbuatannya telah mengakibatkan lengan anaknya patah dan ia dilaporkan ke polisi," ucap Budi. Kepada petugas yang memeriksanya, tambah budi, AS mengaku bahwa meskipun saat itu dirinya dalam keadaan mabuk, akan tetapi masih sadar jika perbuatannya telah mengakibatkan lengan anaknya terluka. Atas perbuatannya tersebut, AS dijerat pasal 44 Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ancaman hukuman yang diberikan minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun kurunga penjara. Kapolres juga mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyeidikan dalam kasus ini, terutama untuk mengungkap motifnya. Penanganan kasus ini juga dikoordinasikan dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut. Kepada wartawan, AS mengaku sangat menyesali apa yang telah dilakukannya terhadap anak dan isterinya. Ia pun mengaku siap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut melalui proses hukum. "Kami sudah menikah selama 1,5 tahun dan memang selama ini cukup sering terjadi percekcokan antara kami. Namun saya sama sekali tak menduga apa yang terjadi saat itu bisa melukai anak saya satu-satunya," kata AS dengan wajah penuh penyesalan.(Aep Hendy S)***

Related Documents

Ayah
November 2019 37
Ayah
November 2019 41
Ayah
June 2020 29
Tangan
November 2019 33

More Documents from ""