Atik Sutisna, Dr, Span

  • Uploaded by: Mayiz Renata Limerse
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Atik Sutisna, Dr, Span as PDF for free.

More details

  • Words: 908
  • Pages: 30


Atik Sutisna, dr, SpAn

 Lecturer of Anaesthesiology and Intensive therapy, Faculty of Medicine, Unswagati, Cirebon  Head of Departement of Anaesthesiology and Intensive Care Unit, Putera Bahagia Hospital, Cirebon

 Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milleu interiur dalam batas-batas fisiologis dengan cairan kristaloid(elektrolit) atau koloid( plasma ekspander) secara intravena

 Air dalam tubuh berada di :  intraselular 40%,  ekstraseluler 20%.   Antarsel (interstisial) 15% cairanTranselule   Plasma 5%.

Extraseluler (20% Total Berat Badan)

Intraseluler 40 % Total Berat Badan

Interstitial (15% Total Berat Badan)

Mekanisme pengaturan egulasi tubuh Ada 2 mekanisme utama pengaturan air dalam tubuh yaitu :  pengaturan osmoler a. Sistem osmoreseptor ADH b. Sistem renin aldoteron

 pengaturan volume non osmoler.

Jenis cairan intra vena 

1. Kristaloid     



Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit tidak mengandung molekul besar. dalam waktu singkat sebagian besar akan keluar dari intravaskular, Kristaloid mempunyai waktu paruh intravaskuler 20- 30 menit. Secara umum digunakan untuk meningkatkan volume ekstrasel dengan atau tanpa peningkatan volume intrasel.

2. Koloid  

Koloid mengandung molekul-molekul besar waktu parah koloid intravaskuler 3-6 jam



kristaloid :  isotonis : NaCl 0,9 %, Rl, D 5 %  hipotonos : NaCl 5 %  hipertonis : Dex 10%, Dex 40 %

 Ukuran

selang infus :  makrodrip  mikrodrip



Ka En 1B ( KaEn 1A, KaEn 2B dll)  larutan awal bila status lab elektrolit belum di ketahui  kurang dari 24 jam pasca bedah  baik untuk pasen balita unsur utama Kalium B = 2(meq A)

Ringer asetat  mengandung asam asetat  lebih di tolerir di hepar  mencegah asidosis  tidak di akumulasi di otot  otot tdk sakit  meningkatkan tonisitas cairan infus  efek vasodilator 



Martos 10 :  untuk pasen dng DM



Aminovel – 600  untuk nutrisi parenteral

tekanan osmotik cairan yang masih bisa di tolerir oleh pembuluh darah (VENA) adl sebesar 800-900 mOsmol

  

 

cuci tangan di air mengalir pasang handschoon pilih venovath sebesar mungkin ---- makin besar nomer ukuran lumen venocath makin kecil mulai pasang venocath di tangan kiri, bila gagal pindah tangan kanan bila gagal juga tinggalkan 1 ekstrimitas untu pemasangan oleh konsulen SpAn dan SpB

TUJUAN TERAPI CAIRANiran  Mengganti cairan yang hilang  Mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung  Mencukupi kebutuhan per hari  Mengatasi syok  Mengoreksi dehidrasi

Contoh terapi cairan Cairan Perioperatif 1. Terapi cairan prabedah Tujuannya: mengganti cairan dan kalori yang dialami pasien prabedah akibat puasa, fasilitas vena terbuka bahkan untuk koreksi defisit akibat hipovolemik atau dehidrasi. Cairan yang digunakan adalah :  Untuk mengganti puasa diberikan cairan pemeliharaan  Untuk koreksi defisit puasa atau dehidrasi diberikan cairan kristaloid  Perdarahan akut berikan cairan kristaloid + koloid atau transfusi

   

Anamnesa Pemeriksaan fisik. Jumlah cairan yg keluar (kateter !!!) Laboratorium: Px.elektrolit, BUN, hematokrit, hemoglobin dan protein.

2.Cairan selama pembedahan Tujuan:  fasilitas vena terbuka,  koreksi kehilangan cairan melalui luka operasi,  mengganti pedarahan  mengganti cairan yang hilang melalui organ ekskresi.  Operasi besar : 6 – 8 ml/kgbb/jam  Operasi sedang: 4 – 6 ml/kgbb/jam  Operasi kecil: 2 – 4 ml/kgbb/jam

Kebutuhan cairan basal(rumatan):  4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama  2 ml/kgBB/jam tambahan untuk berat badan 10 kg kedua  1 ml/kgBB/jam tambahan untuk sisa berat badan

3.

Terapi cairan pasca bedah 3.1.memenuhi kebutuhan air,elektrolit dan nutrisi 3.2.mengganti kehilangan cairan pada masa pasca bedah(cairan lambung,febris) 3.3.melanjutkan penggantian defisit prabedah dan selama pembedahan 3.4.koreksi gangguan keseimbangan karena terapi cairan

-

Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa Komplikasi akibat kanulasi Infeksi Untuk koreksi cairan yg adekwat harus di pasang CVP (central venous pressure ) kateter sd muara vena pulmonalis melalui vena : basilica, cephalica, jugularis atau subclavia





Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan(genetik) pada permukaan membran eritrosit . Penyebab : perbedaan jenis karbohodrat dan protein pada permukaan membran eritrosit tsb



Landsteiner (1901) : menemukan golongan darah ABO aglutinogen(antigen) (pd membran eritrosit)



  

A B AB O

A B A dan B -----------

aglutinin (antibodi) (plasma)

β (anti B) α (anti A) -------------α dan β

 

 

Levine and Stetson (1939 ) : menemukan faktor Rhesus (Rh) Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen) RhD pada membran eritrosit

Rh (+) : memiliki antigen RhD Rh (-) : tidak memiliki antigen RhD

Hemoglobin Fetal (Hb F) :  Mayoritas prenatal  Sintesa : hepar dan lien  Hemoglobin dewasa/adult (Hb A):  Mayoritas post natal  Sintesa : sumsum tulang merah  97% Hb A1 (α2β 2)  2,5% Hb A2 (α2δ2)  0,5% Hb F 



proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya terapi



dilakukan mulai abad 15 sd pertengahan abad 17 GAGAL karena yg diberikan adalah darah Hewan

Darah lengkap ( whole bood) Pack Red cell ( PRC ) Plasma  Trombosit  Leukosit dll   



Pemeriksaan laboratorium pra transfusi biasanyaTIDAK ada masalah (compatible)



Tapi tidak jarang terjadi reaksi incompatible



ringan : urticaria berat : anafilaktik

 Komplikasi lokal :  kegagalan memperoleh akses vena  fiksasi vena tidak baik   

masalah di tempat tusukan vena pecah saat ditusuk venocath terlalu kecil



Komplikasi Umum :

   

reaksi transfusi penularan penyakit sensitasi imunologis kemokromatosis

Thanks

Related Documents


More Documents from ""

Atik Sutisna, Dr, Span
December 2019 24
Congenital Anomali.ppt
December 2019 24
A_christmas_miracle.docx
December 2019 19
Palestra-beth
April 2020 10