Nama
: Nufiliani
Usia
: 4 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:
Gang
Silampit
kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
Nama Orang Tua: Ibu Sri
Pekerjaan.
: Pelajar
Desa
Setupatok
Keluhan utama : Batuk,Pilek dan Demam Riwayat penyakit sekarang Pasien datang mengeluh batuk,pilek dan demam selama 2 hari ini. Batuk yang dideritanya tidak berdahak. Demam yang menyertainya saat dibawa ke puskesmas sudah menurun,karena menurut ibu pasien demamnya hilang timbul,seringnya diderita saat malam hari. Batuk dan pileknya kembali dirasakan semakin diperparah ketika pasien mengkonsumsi air dingin ataupun yang ditambahkan dengan es balok. Pasien juga mengeluhkan kesulitan bernafas. Kesulitan bernafas itu dilihat ibu menganggu.Namun karena pasien masih balita,pasien seperti tidak merasakan kesakitan terutama ketika sedang bermain-main dengan temannya di sekolah.
Riwayat penyakit dahulu Pasien sering mengalami sakit seperti ini terlebih lagi ketika minum atau makan makan yang diangin saat pasien mengalami kelelahan dan selalu disertai dengan kesulitan bernafas.
Riwayat penyakit keluarga Dikeluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang menderita batuk,pilek dan demam disertai dengan kesulian bernafas. Tidak terdapat juga riwayat penyakit hipertensi ataupun yang berhubungan dengan jantung ataupun pembuluh darah.
Riwayat penyakit sosial lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Pasien rutin mengkonsumsi sayur dan susu. Namun dilingkungan pasien didapatkan banyaknya penduduk yang merokok. Selain itu dilingkungan tersebut banyak Ayah pasienpun salah seorang yang perokok sangat aktif. Status ekonomi menengah ke bawah
Keadaan umum Kesadaran Tanda-Tanda Vital Suhu Nadi Respirasi
: Tampak Kesakitan : Compos mentis : 36,5 ºC : 110x/menit : 20x/menit
Kepala Penyebaran rambut merata,warna rambut berwarna kemerahan,tidak terdapat lesi,bekas luka ataupun massa.
Mata Inspeksi Konjungtiva Palpebra Sklera hiperemis Pupil
: Tidak kemerahan : Tidak terlihat adanya tumor : Putih, tidak ikterik, tidak : Letak di tengah (normal)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, kenyal
Telinga Inspeksi : Tidak ada luka, tidak mengeluarkan sekret, tidak ada tanda-tanda inflamasi pada kedua auricula
Palpasi : Tidak nyeri tekan pada kedua auricula dan tragus, elastis
Hidung Inspeksi Tidak ada luka,mengeluarkan sekret berwarna jernih, tidak kemerahan Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Leher Inspeksi: Tidak ada bekas luka,tidak ada warna kemerahan Palpasi: Tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan Kelenjar dan Pembuluh Getah Bening Inspeksi : Tidak ada kemerahan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
Dada Paru-Paru Inspeksi Palpasi tekan. Perkusi Auskultasi
: Bentuk normal : Tidak terdapat krepitasi,nyeri : Sonor : Terdapat wheezing
Diagnosa kerja Asma Kronis Diagnosa banding Bronkitis kronik Bronkitis kronik ditandai dengan batuk kronik yang mengeluarkan sputum 3 bulan dalam setahun untuk sedikitnya 2 tahun. Gejala utama batuk yang disertai sputum dan perokok berat.Gejala dimulai dengan batuk pagi, lama kelamaan disertai mengidan menurunkan kemampuan jasmani. Emfisema paru Sesak napas merupakan gejala utama emfisema, sedangkan batuk dan mengi jarang menyertainya.Benda asing di saluran napas Laringotrakeomalasia Stenosis trakea Bronkiolitis
Patomekanisme penyakit faktor, antara lain : alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respons inflamasi akut melalui 2 jalur: jalur imunologis saraf otonom
Jalur imunologi
Jalur imunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul pada orang dengan kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan ini disebut atopi.
Jalur saraf otonom Pada jalur saraf otonom, inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus dan mungkin juga epitel saluran napas. Peregangan vagal menyebabkan refleks bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan memudahkan alergen masuk ke dalam submukosa, sehingga meningkatkan reaksi yang terjadi.
Faktor Risiko Asma Faktor Genetik a. Atopi/alergi b. Hipereaktivitas bronkus c. Jenis kelamin d. Ras/etnik e. Obesitas
Faktor lingkungan a. Alergen dalam rumah (tungau debu rumah, spora jamur,kecoa, serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing,dan lain-lain). b. b. Alergen luar rumah (serbuk sari, dan spora jamur).
Faktor lain a. Alergen makanan Contoh: susu, telur, udang, kepiting, ikan laut, kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan penyedap pengawet,dan pewarna makanan. b. Alergen obat-obatan tertentu Contoh: penisilin, sefalosporin, golongan beta laktam lainnya, eritrosin, tetrasiklin, analgesik, antipiretik, danlain lain. c. Bahan yang mengiritasi Contoh: parfum, household spray, dan lain-lain. d. Ekspresi emosi berlebih Stres/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Di samping gejala asma yang timbul harus segera diobati, penderita asma yang mengalami stres/gangguan emosi perlu diberi nasihat untuk menyelesaikan masalah pribadinya.
Klasifikasi Menurut Etiologi Banyak usaha telah dilakukan untuk membagi asma menurut etiologi, terutama dengan bahan lingkungan yang mensensititasi. Namun hal itu sulit dilakukan antara lain oleh karena bahan tersebut sering tidak diketahui. Klasifikasi Menurut Derajat Berat Asma Klasifikasi asma menurut derajat berat berguna untukmenentukan obat yang diperlukan pada awal penanganan asma. Menurut derajat besar asma diklasifikasikan sebagai intermiten, persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat.
Klasifikasi Menurut Kontrol Asma Kontrol asma dapat didefinisikan menurut berbagai cara. Pada umumnya, istilah kontrol menunjukkan penyakit yang tercegah atau bahkan sembuh. Namun pada asma, hal itu tidak realistis; maksud kontrol adalah kontrol manifestasi penyakit. Kontrol yang lengkap biasanya diperoleh dengan pengobatan. Tujuan pengobatan adalah memperoleh dan mempertahankan kontrol untuk waktu lama dengan pemberian obat yang aman, dan tanpa efek samping.
Klasifikasi Asma Berdasarkan Gejala
Asma dapat diklasifikasikan pada saat tanpa serangan dan pada saat serangan. Tidak ada satu pemeriksaan tunggal yang dapat menentukan berat-ringannya suatu penyakit,pemeriksaan gejala-gejala dan uji faal paru berguna untuk mengklasifikasi penyakit menurut berat ringannya. Klasifikasi itu sangat penting untuk penatalaksanaan asma