LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA Sdr. A DENGAN POST ORIF FRACTUR CRURIS DEXTRA 1/3 DISTAL DI RSU MUNTILAN KOTA MAGELANG
Disusun oleh : 1. Mita Pratiwi
(P1337420717002)
2. Sukma Miranda
(P1337420717006)
3. Ulfah Rizki Nurjanah
(P1337420717011)
4. Ganis Riski Yulianti
(P1337420717017)
5. Hevin Nova Rahmawati
(P1337420717021)
6. Annisatul Ilzan
(P1337420717025)
7. Luqman Hakim
(P1337420717028)
8. Afrida Kurniasari
(P1337420717033)
9. Rika Zuliya Solikah
(P1337420717041)
PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN Hari/Tanggal
: Kamis / 8 Februari 2018
RSU/Ruang/Kelas
: RSU Muntilan / Ruang Mawar / VIP
No Register
: 290371
A. DEMOGRAFI 1. Identitas pasien : Nama
: Sdr. A
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: Mahasiswa
Pekerjaan
: Mahasiswa
Status Perkawinan
: Belum kawin
Alamat
:Ngawen, Gunungpring, Muntilan
2. Identitas Penanggung Jawab : Nama
: Tn. G
Umur
: 48 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status Perkawinan
: Kawin
Alamat
: Ngawen, Gunungpring, Muntilan
B. RIWAYAT KESEHATAN 1. Riwayat kesehatan sekarang : a. Keluhan Utama Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri dengan skala 5 saat menggerakkan kaki kanannya di sekitar luka operasi. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk. b. Riwayat Penyakit Keluarga Klien
mengatakan
tidak
mempunyai
penyakit
yang
berhubungan dengan tulang seperti yang dialami klien saat ini. Dan keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular. c. Riwayat Alergi Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat maupun makanan. 2. Penyakit yang pernah diderita Klien mengatakan belum pernah menderita suatu penyakit yang berat. 3. Kebiasaan merokok Klien mengatakan bukan perokok aktif. C. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON 1. Pola Manajemen Kesehatan Dan Persepsi Kesehatan Klien dan keluarganya mengetahui tentang arti kesehatan. Sehingga saat klien mengalami nyeri kaki kanan setelah terserempet sepeda motor klien langsung dibawa ke IGD RSU Muntilan untuk dilakukan pemeriksaan. 2. Pola Metabolik – Nutrisi Klien tidak melakukan program diet sebelumnya, sehingga makannya teratur. Klien biasanya makan 3 kali dalam satu hari dan minum 2 liter air setiap harinya. Selama Sdr. A mengalami sakit tidak terjadi penurunan nafsu makan. Berat badan dan tinggi badan klien ideal.
3. Pola Eliminasi Sebelum sakit : a. Frekuensi BAB Sdr. A 1x sehari b. Frekuensi BAK Sdr. A 5x sehari c. Sdr. A tidak mengalami nyeri saat BAB maupun BAK d. Sdr. A melakukan BAB dan BAK secara mandiri Setelah sakit: a. Frekuensi BAB Sdr. A 1x sehari b. Frekuensi BAK Sdr. A 4x sehari c. Sdr. A melakukan BAB dan BAK dibantu orang lain dan alat bantu. 4. Pola Aktivitas – Latihan Kemampuan perawatan diri
0
1
2
Makan/minum
√
Mandi
√ √
Toileting Berpakaian
√
Mobilitas di tempat tidur
√
Berpindah
√
Ambulasi/ROM
√
Keterangan: 0 = Mandiri 1 = Dengan alat bantu 2 = Dibantu orang lain 3 = Dibantu orang lain dan alat bantu 4 = Tergantung total
3
4
Kesimpulan : Sdr. A pada hampir semua kegiatan memerlukan bantuan orang lain, kecuali toileting yang memerlukan bantuan orang lain dan alat bantu. 5. Pola Istirahat – Tidur Istirahat klien sedikit terganggu karena klien merasakan nyeri dan kesemutan saat kaki kanannya digerakkan. Sdr. A tidur sekitar 3-4 jam semalam. 6. Pola Persepsi – Kognitif Daya raba klien berkurang terutama pada bagian distal fraktur tibia dan fibula, selain itu timbul nyeri saat pada saat kaki kanannya digerakkan. Sedangkan indera yang lain tidak mengalami gangguan. 7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri Klien mengatakan percaya dan yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh
asalkan
mendengarkan
dan
melaksanakan
nasihat
diberikan oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya. 8. Pola Hubungan – Peran Hubungan klien dan peran klien sebagai anak dengan orang tua tetap terjalin dengan baik, sedangkan untuk hubungan dan peran klien sebagai mahasiswa mengalami gangguan karena sedang sakit. 9. Pola Reproduksi – Seksualitas Sdr. A belum memiliki istri dan anak karena belum menikah. 10. Pola Toleransi Terhadap Stress – Koping Stress jangka pendek Klien dan keluarga merasa cemas ketika klien merasakan nyeri yang lama. Stress jangka panjang Klien bersiap untuk melakukan rehabilitasi agar dapat berjalan normal seperti sebelum sakit.
11. Pola Keyakinan – Nilai Sdr. A memiliki agama Islam, saat sakit aktivitas beribadah klien sedikit terganggu. Sehingga klien tidak leluasa saat beribadah karena
kadang-kadang
timbul
nyeri
dan
klien
memiliki
keterbatasan dalam bergerak. D. KOMPLIKASI a. Perubahan Metabolik Fraktur adalah letaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya. Adanya fraktur menyebabkan ganguan mobilitas yang dapat menganggu metabolisme secara normal, karena dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme tubuh.
Imobilitas tidak hanya
menyebabkan kehilangan kemampuan geraknya secara total, tapi juga mengalami penurunan aktivitas sehari-hari. Gangguan metabolik yang mungkin terjadi yaitu imobilsasi akibat fraktur menyebabkan kehilangan massa otot, terutama pada jaringan yang rusak. Imobilissasi menyebabkan ginjal mengalami hiperkalsemia yaitu eksresi kalsium dalam urin meningkat mengakibatkan resorpsi tulang. b. Perubahan Sistem Musculoskeletal 1. Gangguan muskulos : menurunnya masa otot sebagai dampak immobilitas, dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung. Pada fraktur cruris ini akan mengakibatkan berkurangnya masa otot dan kekuatan pada kaki kanan akibat immobilisasi. 2. Gangguan skeletal : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan skeletal. Pada fraktur biasanya akan menyebabkan perubahan bentuk skeletal, terlihat dari cara berjalan setelah sembuh dari fraktur. c. Perubahan Perilaku Immobilisasi menyebabkan perubahan perilaku yang mungkin terjadi adalah klien merasa sedikit kesulitan saat beraktivitas dan merasa tidak percaya diri.
E. PEMERIKSAAN FISIK a. Mengkaji skelet tubuh Dari pengkajian yang dilakukan terjadi pemendekaan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Selain itu, menyebabkan adanya deformitas yaitu adanya pergeseran fragmen tulang yang patah. b. Mengkaji tulang belakang Klien pada penderita fraktur cruris dextra tidak mengalami perubahan bentuk tulang belakang dalam jangka pendek. Skoliosi : tidak ada perubahan tulang belakang pada klien penderita fraktur cruris dextra. Lordosis : tidak ada perubahan tulang belakang pada klien penderita fraktur cruris dextra. Kifosis : terjadi perubahan tulang belakang pada klien penderita fraktur cruris dextra, karena ketika klien belajar berjalan posisi badan klien sedikit membungkuk untuk menyeimbangkan posisi berdiri klien. c. Mengkaji system otot Pemeriksaan fisik ekstrmitas yaitu kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5/ kiri 5, pada ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 500ml 20 tpm, sedangkan kekuatan otot ekstremitas bawah kiri 5/ kanan 2, akral dingin, terdapat luka post operasi ORIF tibia dengan luas luka 10 cm dan fibula dengan luas luka 7 cm, pada bagian post operasi fractur cruris yaitu kaki kanan terpasang elastis verban. d. Mengkaji cara berjalan Cara berjalan klien agak sedikit abnormal, karena hanya bertumpu pada satu kaki yaitu kaki kiri dan cara berjalannya pun selangkah – selangkah. e. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer Pada pengkajian yang dilakukan bagian kaki yang terkena fraktur cruris dextra agak sedikit terasa panas dan mengalami edema. f. Mengkaji fungsional klien
Kategori tingkat kemampuan aktivitas TINGKAT AKTIVITAS /
KATEGORI
MOBILITAS 0
Mampu merawat diri secara penuh
1
Memerlukan penggunaan alat
2
Memerlukan
bantuan
atau
pengawasan orang lain 3
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
4
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpatisipasi dalam perawatan
Rentang gerak (range of motion-ROM) Bahu
GERAK SENDI
DERAJAT RENTANG NORMAL
Siku
Fleksi : Angkat lengan
150
bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu. Pergelangan Fleksi : Tekuk jari-jari tangan
80-90
tangan ke arah bagian dalam lengan bawah. Ekstensi
:
Luruskan
80-90
pergelangan tangan dari posisi fleksi. Hiperekstensi
:
Tekuk
70-90
jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin. Abduksi pergelangan
:
Tekuk tangan
ke
sisi ibu jari ketika telapak
0-20
tangan
menghadap
ke
atas. Adduksi
:
pergelangan
Tekuk tangan
30-50
ke
arah kelingking telapak tangan
menghadap
ke
atas. Tangan dan Fleksi : Buat kepalan jari
90
tangan. Ekstensi : Luruskan jari
90
Hiperekstensi
30
jari-jari
:
tangan
Tekuk ke
belakang sejauh mungkin. Abduksi : Kembangkan
20
jari tangan. Adduksi : Rapatkan jari-
20
jari tangan dari posisi abduksi.
Derajat kekuatan otot SKALA
PERSENTASE
KARAKTERISTIK
KEKUATAN NORMAL () 0
0
Paralisis sempurna
1
10
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
2
25
Gerakan otot penuh melawan gravitasi degan topangan
3
50
Gerakan
yang
normal
melawan gravitasi 4
75
Gerakan
penuh
yang
melawan
gravitasi
dan
melawan tahanan minimal 5
100
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh
KATZ INDEX AKTIVITAS
KEMANDIRIAN
KETERGANTUNGAN
(1 poin)
(0 poin)
TIDAK
ADA Dengan
pemantauan,
pemantauan, perintah perintah, ataupun didampingi
pendampingan personal atau perawatan total
MANDI
(1 poin)
(0 poin)
Sanggup
mandi Mandi dengan bantuan
sendiri tanpa bantuan, lebih dari satu bagian atau
hanya tubuh,
masuk
dan
memerlukan bantuan keluar kamar mandi. pada
bagian
tubuh Dimandikan
tertentu
dengan
bantuan total
(punggung,genital, atau
ekstremitas
lumpuh) BERPAKAIAN
(1 poin)
(0 poin)
Berpakaian mandiri.
lengkap Membutuhkan bantuan
Bisa
jadi dalam berpakaian, atau
membutuhkan
dipakaikan baju secara
bantuan
untuk keseluruhan
memakai sepatu TOILETING
(1 poin) Mampu kecil
(0 poin) ke
kamar Butuh bantuan menuju (toilet), dan
keluar
toilet,
mengganti
pakaian, membersihkan sendiri
membersihkan genital atau
menggunakan
tanpa bantuan
telepon
PINDAH
(1 poin)
(0 poin)
POSISI
Masuk dan bangun Butuh bantuan dalam dari tempat tidur / berpindah dari tempat kursi tanpa bantuan. tidur ke kursi, atau di Alat bantu berpindah bantu total posisi bisa diterima
KONTINENSIA (1 poin) Mampu
(0 poin) mengontrol Sebagian
atau
secara
baik inkontinensia
perkemihan
dan dan bladder
total bowel
buang air besar MAKAN
(1 poin)
(0 poin)
Mampu memasukan Membutuhkan bantuan makanan ke mulut sebagian tanpa
bantuan. dalam
atau
total
makan,
atau
Pesiapan makan bisa memerlukan
makanan
jadi dilakukan oleh parenteral orang lain
Total Poin 6 = Tinggi (mandiri); 4 = Sedang; 2 = Gangguan fungsi berat; 0 = Rendah (Sangat tergantung)
Indeks ADL BARTHEL (BAI) NO 1
FUNGSI Mengendalikan
SKOR 0
rangsang pembuangan tinja
KETERANGAN Tak
terkendali
/
tak
teratur (perlu pencahar) 1
Kadang-kadang terkendali
tak (1
x
seminggu)
2
Mengendalikan
2
Terkendali teratur
0
Tak terkendali atau pakai
rangsang berkemih
kateter 1
Kadang-kadang
tak
terkendali (hanya 1x24 jam)
3
4
Membersihkan
diri
(seka
sisir
muka,
2
Mandiri
0
Butuh pertolongan orang lain
rambut, sikat gigi)
1
Mandiri
Penggunaan
0
Tergantung pertolongan
masuk
jamban,
dan
keluar
(melepaskan, memakai
orang lain 1
Perlu pertolongan pada
celana, membersihkan,
beberapa kegiatan tetapi
menyiram)
dapat
mengerjakan
sendiri
beberapa
kegiatan yang lain.
5
Makan
2
Madiri
0
Tidak mampu
1
Perlu
ditolong
memotong makanan
6
Berubah
sikap
dari
berbaring ke duduk
2
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Bisa
(pindah)
dengan
kursi roda 2
Berjalan dengan bantuan 1 orang
7
Berpindah / berjalan
3
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Bisa
(pindah)
dengan
kursi roda 2
Berjalan dengan bantuan 1 orang
8
Memakai baju
3
Mandiri
0
Tergantung orang lain
1
Sebagian dibantu (mis: memakai baju)
9
10
Naik turun tangga
Mandi
Total Skor Skor BAI 20
: Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan 9-11
: Ketergantungan sedang
5-8
: Ketergantungan berat
0-4
: Ketergantungan total
F. PEMERIKASAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan darah lengkap Nama
: Sdr. A
Tanggal
: 10 Februari 2018
Waktu
: 07.00
2
Mandiri
0
Tidak mampu
1
Butuh pertolongan
2
Mandiri
0
Tergantung orang lain
1
Mandiri
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai
Metode
Rujukan
Darah lengkap -Hemoglobin
14,4
g/dL
11,5-16,5
SLS
-Leukosit
10,9
10³/ul
4.00-11.00
Hidro dynamic
-Eritrosit
4,8
106/ul
3.80-5.80
Hidro dynamic
-Hematokit
39,4
%
37,0-47,0
Calculated
-Angka Trombosit
243
103/ul
150-450
Hidro dynamic
1
%
1-6
Laser FC
-Basofil
0,6
%
0-1
Laser FC
-Netrofil Segment
66
%
40-75
Laser FC
-Limfosit
26
%
20-45
Laser FC
-Monosit
5
%
2-10
Laser FC
-RDW-CV
12,6
%
11,7-14,4
Scaterad Light
-RDW-SD
37,3
FL
36,4-46,3
Scaterad Light
-LCR
37,0
%
9,3-27,9
Scaterad Light
-MCV
82,6
FL
76-96
Calculated
-MCH
30,2
Pg
27,5-32,0
Calculated
MCHC
32,5
g/Dl
30,0-35,0
Calculated
-Ureum
29,4
mg/dl
16,6-48,5
Kinetic Prease
Creatinin
0,74
mg/dl
0,67-1,17
Enzymatic
Jumlah Sel darah
Cuff Count Presentase -Eosinofil
Diameter Sel/Size
Calculated
Fungsi Ginjal
-Tanggal 09 Februari 2018 Pemeriksaan
Hasil
satuan
Nilai
Metode
Rujukan Koagulasi -Masa Pembekuan/CT
5
Menit
1-10
-Masa Pendarahan/BT
2
Menit
2-7
Terapi Obat -
Ranitidine 2x25 mg
: Menetralkan Asam Lambung
-
Ketoralac 3x80 mg
: Meredakan pembekakan dan rasa nyeri
-
Anukasin 2X500 mg
: Antibiotik
-
Cefazolin 3x1 g
: Antibiotik
-
Cernefil
:Suplemen untuk mencukupi kelrutan nutrisi
-
Infus RL
1x1 g
: Sumber elektrolit dan air untuk hidrasi
Hasil Februari 2018Pemeriksaan Radiologi tanggal 08 -
Fraktur comminutive 1/3 distal Tibia dan Fibula Dextra
Hasil Pemeriksaan Radiologi tanggal 10 Februari 2018 -
Post Orif : Kedudukan cneris dextra baik
Analisi Data Hari/tanggal
Data Fokus
Etiologi
Problem
Paraf
Kamis,
8 DS : Klien mengatakan Nyeri
Hambatan
Februari
kesulitan dalam melakukan
mobilitas
2018
aktivitas
fisik
terutama
saat
toileting dan aktivitas yang menggunakan kaki sebelah kanannya timbul rasa nyeri. P: Luka post op ORIF Cruris Q: Seperti ditusuk-tusuk R: Kaki kanan pada luka post op ORIF Cruris dextra S: Skala 5 T: apabila digerakkan DO: klien tampak kesulitan untuk posisi
membolak-balikkan tubuhnya.
Klien
tampak terbaring lemah di tempat
tidur dan dalam
melakukan aktivitas dibantu orang lain. DS:
Imobilisasi
Ketidakefekti
klienmengatakankakinyakes
fanperfusijari
emutankarenatidakdigerakk
nganperifer
an DO: warnakulitpucatdanbengkak padabagian
distal
ekstremitaskananbawahkare naterbalut
elastic
band
dantimbulnyerisaatdigerakk an. Luka tampakrembes.
DiagnosaKeperawatan No
DiagnosaKeperawatan
Tanggaldite
Tanggald
Par
mukan
iatasi
af
. Dx 1.
2.
Hambatanmobilitasfisikberhubungandeng
10 Februari
annyeri.
2018
Ketidakefektifanperfusijaringanberhubun
10
gandenganimobilisasi
Februari201 8
Intervensi Keperawatan Tang
No. Tujuan dan kriteria hasil
gal
dx
10
1.
Intervensi
Par af
Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor lokasi dan
Febru
keperawatan selama 3x8 jam
kecenderungan
ari
diharapkan hambatan mobilitas
selama pergerakan /
2018
fisik dapat teratasi dengan out
aktivitas
come
2. Jelaskan pada klien
1. Pergerakan
keluarga
Keseimbbangan
manfaat serta tujuan
tidak terganggu
melakukan
Gerakan otot tidak
sendi
terganggu
dan
3. Lakukan
latihan
latihan
Bergerak dengan
ROM aktif dan pasif
mudah tidak
sesuai indikasi dan
terganggu
Cara berjalan tidak terganggu
2. Ambulasi
Berjalan dengan langkah efektif tidak terganggu
Berjalan dengan
rencana 4. Konsultasikan pada ahli
terapi
mengenai
fisik rencana
ambulasi 5. Terapkan/sediakan alat bantu 6. Bantu pasien untuk
pelan tidak
berdiri dan ambulasi
terganggu
dengan
jarak
tertentu
2.
Setelah dilakukan tindakan
1. Lakukan
penilaian
keperawtan selama 3x8 jam
sirkulasi
perifer
diharapkan masalah
secara komprehensif
ketidakefektifan perfusi teratasi dengan out come: 1. Edema perifer tidak ada 2. Parastesia tidak ada 3. Kulit terasa hangat 4. Warna kulit tidak pucat
2. Tinggikan kaki 20° atau
lebih
dari
jantung 3. Ubah posisi setiap 2 jam sekali 4. Dukung
latihan
ROM aktif dan pasif terutama
pada
ekstremitas bawah 5. Instrusikan
kepada
klien dan keluarga untuk
melindungi
ekstremitas trauma
Implementasi Keperawatan
dari
Tanggal/
No
jam
.D
Implementasi
Respon
Rasional
f
x 8 Februari 2018
1.
Para
1. Mengkaji lokasi
Ds
:
Klien Setelah
dan
mengatakan
kecenderungan
timbul rasa nyeri n
adanya nyeri dan
saat menggerakan pengkaji
ketidaknyamanan
kaki kanannya
selama
P : luka post op diketahui
pergerakan /
ORIF Cruris
aktivitas
Q
:
dilakuka
an dapat
respon
seperti klien
ditusuk-tusuk
terhadap
R : kaki kanan rasa pada
luka
op nyeri
ORIF Cruris
yang
S : Skala 4
dirasaka
T
:
Apabila n.
digerakan Do
:
wajah
ekspresi tampak
menahan
nyeri
saat kaki kanan digerakan Setelah 2. Menjelaskan
Ds : klien dan diberitah
kepada klien dan
keluarga
u tentang
keluarga manfaat
mengatakan
tujuan
dan tujuan
paham
melakukan
manfaat
latihan sendi
tujuan yang telah klien dan
tentang dan
disampaikan
dan manfaat
keluarga
Do : klien dan diharapk
keluarga tampak an kooperatif
menjadi lebih memaha mi tentang latihan persendi an
3. Melakukan
Ds
:
keluarga Setelah
latihan ROM
mengatakan
dilakuka
aktif dan pasif
hendak membantu n
(menganjurkan
klien
klien merubah
melakukan ROM latihan
posisi sesering
aktif
mungkin)
Do
mengajari klien
mencoba
melakukan
melakukan ROM diharapk
latihan mobilisasi
dan
bertahap dengan
sedikit kesakitan fraktur
melatih klien
dan
menggerakan
menggerakan jari- dextra
jari-jari kaki,
jari
fleksi, elutensi
menggerakan
dan pergelangan
dengan
kaki.
ekstensi
dalam tindakan
ROM :
klien aktif dan pasif
nampak an
kaku
saat cruris
kaki, pada kaki
fleksi, klien
memutar
dan lebih cepat
pergelangan kaki membaik kanannya.
2.
1. Melakukan
Ds
:
klien Setelah
penilaian secara
mengatakan
dilakuka
kulasi perifer
kakinya
n
secara
kesemutan karena tindakan
komprehensif
terlalu lama tidak diharapk
(misal=mengecek
digerakkan.
nadi perifer,
Do : tampak pucat petugas
an
edema, warna dan pada daerah luka kesehata suhu kulit)
post
operasi n
karena
dibalut mendapt
elastic
band. kan hasil
Adanya edema di yang kaki
bagian akurat
bawah,
luka dari
tampak
tes
rembes tersebut.
dan kulit terasa dingin di tungkai kaki kanannya.
2. Meninggikan kaki Ds
:
klien Setelah
kanan klien 20°
mengatakan
atau lebih tinggi
merasa
dari jantung
nyaman
dengan
posisinya.
meletakkan bantal Do
dilakuka lebih n
dengan tindakan diharapk
:
kaki an
di bawah tungkai
kanannya tampak peredara
kaki kanannya.
ditinggikan
20° n
dengan
darah
klien
meletakkan bantal menjadi di bawah tumit.
3. Mengukur tandatanda vital
lancar.
Do : TD=120/70 Setelah mmHg,
S=36,8° dilakuka
C, N=88x/menit, n RR=16x/menit
tindakan diharapk an petugas kesehata n mendapa tkan hasil yang akurat dari
tes
tersebut
4. Berkolaborasi
Ds
:
setelah Setelah
dalam pemberian
diberikan injeksi dilakuka
terapi obat
analgesik
antibiotik dan
mengatakan nyeri tindakan
analgesik,
berkurang
ketorolac 30 mg,
Do
ranitidine 25 mg,
melaporkan
amikasin 500 mg,
penurunan
cefazolin 1000
nyeri.
mg
wajah
lebih berkuran
tenang
tidak g.
klien n
:
diharapk klien an nyeri yang skala dirasaka
Ekspresi n
klien
kesakitan setelah diberi terapi obat. 9
1.
1. Monitor lokasi
Ds
:
klien Setelah
Februari
dan
mengatakan rasa dilakuka
2018
kecenderungan
nyeri yang timbul n
adanya nyeri dan
saat menggerakan tindakan
ketidaknyamanan
kaki
kanannya diharapk
selama
sudah berkurang.
an nyeri
pergerakan/aktivit P = luka post yang as.
operasi
ORIF dirasaka
Cruris
n
Q
=
klien
seperti saat
ditusuk-tusuk
digerakk
R = kaki kanan an pada
luka
operasi
post berkuran ORIF g
Cruris S = skala 3 T
=
Apabila
digerakkan Do
:
ekspresi
wajah
masih
sedikit
menahan
nyeri
saat
kaki
kanannya digerakkan.
2. Melakukan
Ds
:
keluarga Setelah
latihan ROM
mengatakan
dilakuka
aktif (melatih dan
hendak membantu n
membantu
klien
menekuk lutut,
melakukan ROM diharapk
mengangkat kaki
aktif seperti yang an klien
semampunya dan
diajarkan.
mengayun-
Do
ayunkan kaki
mencoba
dengan posisi
melakukan ROM normal
duduk)
dan
dalam tindakan
:
dapat klien berjalan dengan
nampak kembali.
sedikit
berhati-
hati
dalam
menggerakannya.
2.
1. Melakukan
Ds
:
klien Setelah
perawatan luka
mengatakan
dilakuka
post operasi
bersedia
ORIF
dilakukan
tindakan
perawatan luka
diharapk
untuk n
Do : melakuan an bekas perawatan
luka luka post
dengan
operasi
memberikan NaCl pada dan
betadine, klien
diberikan sufratus, kasa
tetap ditutup terjaga
steril
ditutup
dan kebersih
dengan annya.
elastic
band
kembali
luka
tampak
tidak
rembes.
2. Mengkaji
Ds
:
klien Setelah
penilaian sirkulasi mengatakan
dilakuka
perifer secara
sudah
komprehensif
timbul kesemutan tindakan sejak
jarang n
kakinya diharapk
sering digerakkan
an
rasa
Do : kaki kanan kesemuta bagian masih
distal n
yang
terlihat dialami
pucat,
oedema pada
sudah
sedikit kaki
berkurang
dan klien
suhu kulit masih sudah teraba dingin.
semakin berkuran g karena sering melakuk an latihan mengger akkan kakinya.
3. Mengukur tandatanda vital
Do : TD=120/80 Setelah mmHg,
dilakuka
N=84x/menit,
n
S=36,6° PR=18x/menit
C, tindakan diharapk an petugas kesehata n mendapa tkan data yang akurat dari tandatanda vital.
tes
4. Berkolaborasi
Ds
:
setelah Setelah
dalam pemberian
diberikan injeksi dilakuka
terapi obat
analgesik
antibiotik,
mengatakan nyeri tindakan
analgesik
berkurang
ketorolac 30 mg,
sebelumnya
ranitidine 25 mg,
Do
cefazolin 1000
melaporkan
klien n
dari diharapk
:klien klien
mg, cernevit 1000 penurunan mg
an nyeri
berkuran skala g.
nyeri.
Ekspresi
wajah
tampak
tenang dan tidak kesakitan setelah diberi terapi obat 10
1.
1. Monitor lokasi
Ds
:
klien Setelah
Februari
dan
mengatakan rasa dilakuka
2018
kecenderungan
nyeri yang timbul n
adanya nyeri dan
sudah berkurang tindakab
ketidaknyamanan
dari sebelumnya
selama
P = luka post diharapk
pergerakan/aktivit operasi as
n
ORIF an nyeri
Cruris
yang
Q = seperti di dirasaka tusuk-tusuk
n
klien
R = kaki kanan selama pada
luka
operasi
post sakit ORIF berangsu
cruris
r-angsur
S = skala 2
menghila
T
=
digerakkan
apabila ng.
Do
:
ekspresi
wajah
tampak
tenang dan ceria
2. Mengajarkan dan
Ds
:
klien Setelah
melakukan ROM
mengatakan akan dilakuka
aktif (melatih
belajar
berlatih n
cara berjalan
berjalan
dengan tindakan
dengan
kruk
menggunakan
Do
kruk dengan
kooperatif
dan dapat
pelan
berhati-hati
saat terbiasa
diharapk :
tampak an klien
melakukan latihan belajar berjalan
berjalan
menggunakan
dengan
kruk
menggun akan kruk tanpa bantuan orang lain
3. Mengkaji
Ds
:
klien Setelah
kemampuan klien
mengatakan
dalam bergerak
sudah
mulai n
melakukan aktivitas
dilakuka
tindakan secara diharpka
mandiri meskipun n masih
klien
kesulitan lebih
tetapi klien tetap mandiri berusaha
untuk
Do
:
skor beraktivi
mobilitas
1 tas.
(memerlukan penggunaan alat) skala
kekuatan
otot
2.
1. Monitor penilaian
Ds
:
klien Setelah
sirkulasi perifer
mengatakan
dilakuka
secara
sudah
komprehensif
merasakan
tindakan
kesemutan
diharapk
tidak n
Do : kaki kanan an bagian
rasa
distal kesemuta
masih
terlihat n
pucat,
oedema kaki
pada
sudah berkurang klien dari
sebelumnya menghila
dan
suhu
kulit ng.
teraba hangat.
2. Melakukan
Ds
:
klien Setelah
perawatan luka
bersedia
dilakuka
post operasi
dilakukan
n
ORIF
perawatan luka
tindakan
Do : melakukan diharapk perawatan dengan an bekas memberikan NaCl luka dan
betadine, pada
diberikan sufratus kaki ditutup kasa steril klien dan
ditutup tetap
dengan
elastic terjaga
band luka tampak kebersih tidak rembes.
3. Mengukur tandatanda vital
annya.
Do : TD=120/70 Setelah mmHg,
dilakuka
N=86x/menit,
n
S=36,8° RR=20x/menit
C, tindakan diharapk an petugas kesehata n mendapa tkan data yang akurat dari pengukur an tandatanda vital.
Evaluasi Tgl / jam
No.dx
15
1.
paraf
S = Klien mengatakan dalam aktivitasnya masih
Desember
dibantu oleh ibunya dan timbul nyeri saat
2016
menggerakan kaki kannnya P = luka post op ORIF Cruris Q = seperti ditusuk-tusuk
R = kaki kanan luka post of ORIS Cruis S = skala 4 T = apabila digerakan O = skor moblitas 2 (klien memerlukan bantuan dari orang lain) kekuatan otot 5255. Ekspresi wajah tampak menahan nyeri saat kaki kannya digerakan dank lien sangat berhati-hati saat menggerakan. Klien
tampak
berlatih
menggerakan
jari-jari
kakinya. Menggerakan dengan gerakan fleksiekstensi dan memutar pergelangan kakinya. A = masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi P = lanjutkan intervensi. Kaji kemampuan klien dalam bergerak dan latihan mobilitas secara bertahap 2.
S = Klien mengatakan kakinya masih kesemutan karena terlalu lama tidak digerakan O = tampak pucat dan bengkak di daerah kaki kanan bagian distal. Terbalut elastic band. Luka tampak rembes Tanda-tanda vital : TD = 120/70 MmHg
S=
36,4֯c N = 84 x/menit
RR =
19 x/menit A = masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi P = lanjutkan intervensi
16
1.
S = Klien mengatakan dalam aktivitasnya masih
Desember
dibantu oleh ibunya dan rasa nyeri yang timbul saat
2016
menggerakan kaki kannnya sudah berkurang P = luka post op ORIF Cruris
Q = seperti ditusuk-tusuk R = kaki kanan luka post of ORIS Cruis S = skala 3 T = apabila digerakan O = skala kekuatan otot 5255. skor moblitas 2 (klien memerlukan bantuan dari orang lain). Ekspresi wajah masih sediki menahan nyeri saat kaki kannya digerakan dan klien sangat berhati-hati saat menggerakan. Klien tampak berlatih menekuk lutut,
mengangkat
mengayun-ayunkankan
kaki
semsmpunys,
kakinya
dengan
dan posisi
duduk A = masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi P = lanjutkan intervensi dengan kaji kemampuan kllien dalam bergerak dan ajarkan klien latihan mobilitas secara bertahap. 2.
S = Klien mengatakan sudah jarang kesemutan karena sudah sering digerakkan. O = masih tampak pucat di daerah kaki kanan bagian distal. Oedema sedikit berkurang di tungkai kaki kanannya. Suhu kuliat teraba dingin di daerah distal kaki kanannya, luka sudah tidak rembes. Tanda-tanda vital : TD = 115/70 MmHg
S=
36,6֯c N = 80 x/menit
RR =
18 x/menit A = masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi P = lanjutkan intervensi 17 Desember
1.
S = Klien mengatakan sudah enak dan mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain tetapi
2016
masih dengan bantuan aktat saat berjalan. Nyeri yang dirasakan sudah berkurang dari sebelumnya. P = luka post op ORIF Cruris Q = seperti ditusuk-tusuk R = kaki kanan luka post of ORIS Cruis S = skala 2 T = apabila digerakan O = klien tampak berusah menyesuaikan/ belajar berjalan dengan kruk. skala kekuatan otot 5355. skor
moblitas
1
(membutuhkan
alat
dalam
aktivitasnya ) A = masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian P = lanjutkan intervensi dengan kaji kemampuan kllien dalam ambulasi dan mobilisasi 2.
S = Klien mengatakan sudah tidak merasakan O = masih tampak pucat. Oedema sedikit berkurang di tungkai kaki kanannya. Suhu kulit teraba hangat. Terbalut elastic band dan tidak rembes di daerah luka pos op. Tanda-tanda vital : TD = 120/80 MmHg
S=
36,6֯ N = 84 x/menit
RR =
20 x/menit A = masalah ketidakefektifan perfusi jaringan teratasi sebagian P = lanjutkan intervensi