ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEGAWAT DARURATAN LUKA BAKAR A. KONSEP DASAR 1. Definisi Luka bakar adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan pada kulit, tanpa atau disertai kerusakan pembuluh darah, persyarafan, yang disebabkan trauma terhadap panas, elektrik maupun zat-zat kimia. Ada 4 tingkatan luka bakar, yaitu : Luka Bakar derajat I Mengenai lapisan luar kulit, hanya berupa kemerahan pada kulit, biasanya disebabkan oleh sinar matahari. Luka Bakar derajat II Mengenai lapisan epidermis, dermis biasanya disertai bula dan edema. Luka bakar ini disertai dengan rasa sakit yang disebabkan ujung-ujung syaraf juga mengalami perlukaan. Luka Bakar derajat III Seluruh lapisan kulit mengalami kerusakan, lapisan lemak otot pembuluh darah dan persyarafan. Luka Bakar derajat IV Disamping mengenai seluruh lapisan kulit, persyarafan otot dan lapisan lemak serta pembuluh darah juga mengenai tulang-tulang. Luas permukaan tubuh yang terbakar dinyatakan dengan persen. Untuk memudahkan perhitungan, dikenal dengan rumus "Kelipatan Sembilan" untuk dewasa (Rules of nines). Kepala dan leher = 9% Lengan dan tangan (extremitas atas) = 9% Badan sebelah atas depan – belakang = 18 % Badan sebelah bawah depan – belakang = 18 % Paha, betis dan kaki (extremitas bawah) = 18 % Genetalia eksterna = 1% 2. Etilogi - Api - Air mendidih - Listrik - Bahan kimia 3. Patofisiologi Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikatagorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi. XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas / penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan / gangguan integritas kulit dan kematian selsel. Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebialitas pembuluh darah sehingga air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan terjadinya edema dan dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi kehilangan cairan tubuh disebabkan oleh peningkatan mineralokortikoid (retensi air, natrium, klorida dan ekskresi kalium), peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga keluarga elektrolit dan protein dari pembuluh darah, perbedaan tekanan osmotik intra dan ekstrasel. Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit tetapi juga mempengaruhi seluruh system tubuh yang menunjukan perubahan reaksi fisiologis sehingga kompensasi terhadap luka bakar. Pada luka bakar yang luas (mayor), tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai komplikasi.
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
PATOFISIO
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR
LUKA BAKAR MAYOR
Pe sekresi adrenalin
Pelepasan
Kehilangan H2O
Katekolamin me
Aldosteram me
Vasokonstriksi
Aliran ke ginjal Retensi Na+ LFG me
Hipovolemia
Faktor defresan
Laju metabolik
Penurunan
miokard me
me
sel darah merah
Insufisiensi
Glukoneogenesis
Miokard
Glukogenolisis
Aliran ke limpa me
Hipoksia hepatik
curah jantung menurun
Kehilangan K+ Gagal ginjal
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
Gagal hepar
Asidosis
Kebutuhan O2 me
Anemia
-
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
urin
menurun
4. Tanda Dan Gejala - Penurunan kekuatan - Hipotensi (syok) - Takikardia - Edema jaringan sebagian / seluruh - Haluaran - Anoreksia - Nyeri - Peningkatan suhu - Sesak - Hipovolemia 5. Penatalaksanaan 1. Penyembuhan luka : a. Fase inflamasi : fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar. b. Fase fibroblastik : fase yang dimulai hari ke 4-20 pasca luka bakar. c. Fase maturasi : proses pematangan kolagen berlangsung hingga 8 bulan – 1 tahun. 2. Infeksi 3. Penanganan luka 4. Pendinginan luka 5. Debridemen 6. Tindak pembedahan 6. Komplikasi lanjut luka bakar 1. Syok 2. Gagal ginjal 3. Pneumonia 4. Deformitas 5. Dekubitus 6. Hipertropi jaringan parut 7. Kontraktur B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Fisik a. Aktivitas / istirahat. Penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit, gangguan masa otot dan perubahan tonus. b. Sirkulasi Hipotensi (syok), penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokonstriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik), takikardi (syok/ansietas/nyeri), disritmia (syok listrik), pembentukan edema jaringan (semua luka bakar). c. Integritas ego XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
d.
e. f.
g.
h.
Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah. Eliminasi Haluaran urine menurun / tidak ada selama fase darurat, warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam. Diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi). Penurunan bising usus / tidak ada, khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20 % sebagai stress penurunan mobilitas / peristaltik gastrik. Makanan / cairan Edema jaringan umum. Anoreksi, mual / muntah. Neurosensori Area kebas, kesemutan. Perubahan orientasi, efek, perilaku. Penurunan reflek tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas. Aktivitas kejang (syok listrik). Laserasi cornea, kerusakan retina, penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik). Ruptur membran timpani (syok listrik). Paralisis (cedera listrik pada aliran syaraf). Nyeri / kenyamanan Berbagai nyeri, contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrem sensitive untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, dan perubahan suhu, luka bakar ketebalan derajat kedua sangat nyeri, sementara respons pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung syaraf, luka bakar derajat ketiga tidak nyeri. Pernafasan Terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Serak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral, dan sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan thorak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada. Jalan napas atas stridor / mengi (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, edema laryngeal). Bunyi napas : gemeritik (edema paru), stridor (edema laryngeal), sekret jalan napas dalam (ronki)
i. Pemeriksaan diagnostik - Laboratorium darah - Hematokrit menurun - Leukosit meningkat - PaO2 menurun - PaCO2 meningkat - COHb meningkat > 15 % - Kalium meningkat - Natrium menurun j. Ro Thorax k. EKG
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
2. Diagnosa Perawatan 1. Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan edema jalan napas bagian atas akibat luka bakar pada daerah kepala dan leher / terhisap asap panas. 2. Gangguan volume cairan, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan cairan elektrolit dan protein masuk keruang interstitiel. 3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya volume darah untuk sirkulasi dan penurunan curah jantung.
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEGAWAT DARURATAN LUKA BAKAR Nama Pasien :…………… :……………
No. RM No.
Diagnosa Keperawatan / Data
Hari / Tanggal
:………….
Jam
:………….
Tujuan / Kriteria
Rencana Tindakan
Penunjang
Nama Perawat Paraf
1.
Jalan
napas
tidak
efektif
berhubungan dengan edema jalan napas bagian atas akibat luka bakar pada daerah kepala dan leher / terhisap asap panas.
Tujuan :
Mandiri :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah
dilakukan tindakan keperawatan
penggunaan otot bantu pernapasan, adanya
masalah
batuk, suara serak, keringat dingin, sianosis
jalan
napas
efektif
teratasi.
Observasi setiap jam suara napas,
dan perubahan warna sputum. Monitor hasil pemeriksaan astrup (PO2,
Data penunjang :
KH :
- DS : Pasien mengeluh sesak Pasien mengeluh bulu hidung terasa terbakar dan kering. Pasien
mengatakan banyak
menghisap asap Pasien mengatakan leher dan kepala terbakar. …………………………..
Hasil
PCO2, dan PH). AGD
dalam batas
Ajarkan pasien napas dalam dan latihan
normal
batuk untuk meningkatkan ekspansi dan untuk
Tidak ada sianosis
pengeluaran sekret.
Pernapasan 16 – 24 x/mnt
Monitor intake dan output secara akurat
…………………………
Monitor CVP
…………………………
…………………………. …………………………... …………………………..
Kolaborasi : Lakukan suction bila ada slem Berikan oksigen nasal/masker
- DO :
Terdapat luka bakar dikepala
dan leher pasien.
Pasien tampak sesak
RR > 28 x/mnt
Mukosa hidung dan mulut
merah
…………………………
…………………………
Lakukan postural drainase dan perkusi
dada untuk meningkatkan sekret.
Pemberian aminophylin/bronkolitic lain
untuk mengeluarkan sekret. Pemberian steroid untuk anti inflamasi dan anti bronchospasme Ro foto thorax Bronchoscopy Pemasangan endo tracheal tube (ETT) Persiapan untuk eskoriotomy …………………………….. ……………………………..
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEGAWAT DARURATAN LUKA BAKAR
No.
Nama Pasien
:……………
Hari / Tanggal
:………….
No. RM
:……………
Jam
:………….
Diagnosa Keperawatan / Data
Tujuan / Kriteria
Nama Perawat
Rencana Tindakan
Paraf
Penunjang
2.
Gangguan volume cairan : kurang
Tujuan :
Mandiri :
dari kebutuhan tubuh berhubungan
Dalam waktu 7 x 24 jam
dengan
setelah
tindakan
output setiap jam
masalah
Observasi TTV tiap jam
peningkatan
permeabilitas
dilakukan
Observasi
intake
dan
kapiler yang mengakibatkan cairan
keperawatan,
elektrolit dan protein masuk ke ruang
gangguan volume cairan :
interstitiel.
kurang dari kebutuhan tubuh
hematokrit dan CVP
teratasi.
Observasi warna dan bau
- DS :
Observasi
elektrolit,
urine
Pasien mengatakan BAK sedikit
KH :
Pasien mengeluh keringat dingin.
Tidak terjadi hypovolemik
pengeluaran urine kateter
……………………..
shock
…………………….
TTV dalam batas normal
peningkatan perdarahan dan
Observasi
kelancaran
Observasi
adanya
Sistolik 100-140 mmhg
peningkatan cloting time
- DO :
Diastolik 70-90 mmhg
………………………..
Edema pada daerah luka bakar
Nadi 60-100 x/mnt
………………………..
Kadar elektrolit < normal
RR 16-24 x/mnt
………………………..
Urine < 50 cc perjam
Urine 30-50 / jam
Kolaborasi :
………
………
dehidrasi
Pemasangan infus untuk
……………………..
pemberian cairan parenteral,
……………………..
elektrolit, plasma dan albumin
Tidak
ada
tanda-tanda
Periksa urine lengkap Pemberian transfusi darah Pemasangan dower kateter Pemasangan swan ganz kateter
untuk
mengetahui
tekanan pada arteri pulmonal dan jantung
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
mengetahui
fungsi
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEGAWAT DARURATAN LUKA BAKAR
No
Nama Pasien
:……………
Hari / Tanggal
:………….
No. RM
:……………
Jam
:………….
Diagnosa Keperawatan / Data
Tujuan / Kriteria
Rencana Tindakan
Penunjang
Nama Perawat Paraf
3.
Gangguan
perfusi
berhubungan darah
dengan
untuk
jaringan Tujuan :
Mandiri :
volume Dalam 3 x 24 jam, setelah Observasi dan catat
sirkulasi
dan dilakukan
penurunan curah jantung..
keperawatan
tindakan adanya perubahan TTV masalah
Warna
kulit,
gangguan perfusi jaringan temperature,
- DS :
teratasi.
Pasien mengatakan jari-jari
sensorik,
penurunan urine output Monitor elektrolit
terasa dingin.
KH :
………
TTV dalam batas normal
yang tenang dan relaks
………
Daerah perifer hangat
…………………….
………
Sianosis tidak ada
………
Pengisian kapiler < 3 Kolaborasi :
Ciptakan
lingkungan
detik
- DO :
……….
Pemberian oksigen
TD < 90/60 mmhg
Pemberian obat-obatan
N > 100 x/mnt
Sianosis perifer dingin
parenteral
Pengisian kapiler < 3 detik
………
darah
………
………………………..
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009
Pemberian
Pemberian
cairan
transfusi
XP/DRS/EKAH/DOK-SAK/2009