Askep Motorik Kasar

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Motorik Kasar as PDF for free.

More details

  • Words: 3,158
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) pertumbuhan (growth) dan

perkembangan(development) sebenarnya

memiliki makna yang berbeda, tetapi antara

keduanya tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan menunjukkan arti perubahan kuantitatif, pertambahan dalam ukuran dan struktur. Sejalan dengan pertumbuhan otak anak, dia memiliki kapasitas belajar lebih besar untuk belajar, mengingat, dan bernalar. Perkembangan dapat didefinisikan sebagai kemajuan terurut berkesinambungan, perubahan-perubahan koheren (menyatu). Kemajuan artinya perubahan itu berlanjut ke arah depan. Terurut dan koheren, artinya terdapat relasi tertentu antara perubahan yang sedang terjadi dan apa yang dilalui atau berikutnya. Berkembang, yaitu menunjukkan perubahan kuantitatif dan kualitatif berikutnya (Elisabeth B. Hurlock, 1978). Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya amat bergantung dari genetic dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berkembangannya. Contoh sebagai berikut :Pada tahun pertama, anak-anak kebanyakan telah mulai belajar berjalan. Jika pada usia dini ini dilatih berbagai kecakapan motorik secara terus menerus maka perkembangan

kemampuan

anak

akan

berlangsung

cepat.Pada

tahun

kedua

perkembangannya, anak anak kebanyakan telah dapat atau setidaknya telah belajar berjalan. Sebagian anak bahkan telah mampu berlari-lari dari halamannya sendiri menuju ke halaman tetangganya dan menelusuri lorong-lorong di sekitarnya. Mereka berlatih dengan berbagai kecakapan motorik, dan secara terus menerus ingin menunjukkan keterampilannya itu kepada orang tuanya dan orang lain yang menyaksikannya.Pada tahun ketiga, perilaku anak akan tampak sedikit perubahan yang berbeda. Watak tantrumnya (merengek) belum sepenuhnya hilang, kemanjaan usia dua tahunan dapat berakhir pada tahun keempat, tetapi perilaku senang rewel kebanyakan telah ditinggalkan.Setiap minggu menghasilkan ungkapan katakata baru dan cara baru dalam memanjat,melonjak

dan

meloncat. Anak-anak

mulai

mampu

menguasai

dan

mengendalikan anggota badannya guna melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan sebelumnya. Kita dapat melihat perubahan tindakan anak pada saat usiamenginjak tahun

1

prasekolah, dia belajar bagaimana menulis, mengambar, dan bagaimana memainkan permainan dengan berbagai alat permainan seperti bola, kelereng, dan sebagainya. Mereka juga membuat tentang keterampilan baru yang dapat dilakukan dan pertumbuhan diri. Misalkan ada seorang anak berkata : “Saya sudah tidak lagi kecil, ya bukan?”Anakanak ini memang benar. Mereka bukan lagi bayi kecil, masa bayi kecilnya sudah berlalu.Pada usia empat tahun, mereka telah menjadi lebih berpetualangan, mengeksplorasi dunianya dengan senang, bangga, dan terus menerus. Pada usia lima tahun, mereka adalah anak yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, dalam arti telah mampu mengkoordinasi motorik dengan baik. Anak-anak pada usia ini bahkan senang bertindak yang dapat mengejutkan orang tuanya atau pengasuhnya dengan perilaku yang mengkhawatirkan, misalnya sering menapaki anak tangga dan bangunanbangunan lain yang menanjak bahkan sembarangan objek yang dapat dinaiki.Piaget menegaskan bahwa bentuk tertinggi kecerdasan logis dapat ditelusuri hingga keasalnya ke dalam tubuh. Sebab mulai dari pertama kehidupan, tubuh bayi dengan aktif meneliti dunia dan membangun kerangka dasar yang berfungsi sebagai fondasi semua pikiran berikutnya. Kemampuan awal ini mempersiapkan jalan untuk perkembangan berikutnya di tengah-tengah masa kanak-kanak ketika anak-anak bisa secara internal mewakili berbagai benda dari sudut pandang yang berbeda-beda. 1.2.

TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain : 1.2.1

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar pada anak

1.2.2

Untuk mengetahui penyebab keterlambatan motorik kasar

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENGERTIAN Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat leher, dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. •

Urutan perkembangan motorik kasar pada anak.: 1. Menggerakkan kaki tangan saaat berbaring Sejak lahir bayi sudah memiliki reflex untuk menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana . menginjak usia 1 bulan dia mulai blajar menggerakkan kaki dan tangannya ke atas. 2. Menggangkat kepala telungkup Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bis di lakukan bayi berusia 2 bulan . namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2 bulan bahkan 1 bulan. 3. Memiringkan badan saat telungkup Memiringkan badan saat telungkupumumnya sudah dapat dilakukan bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini denagn membunyikan mainan dari arah samping / memanggil namanya. 4. Telungkup sendiri Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan di usia 4-5 bulan , dan membutuhkan bantuan orangtua . menstimulasi berulang kali sampai melakukannya sendiri. 5. Duduk Di usia 4-6 bulan bayi belum bias duduk sendiri , namun orangtua sudah bias memposisikannya duduk saat si kecil di gendong . usia 6-7 bulan mampu 3

duduk sendiri meski Cuma sebentar tanpa di bantu. Usia 8 bulan sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk sendiri.

6. Merangkak Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah dapat merangkak pada usia 6-7 bulan , tapi tidak semua bayi dapat merangkak / melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan 7. Berdiri Di usia 4-5 bulan , bayi sangat senang bial di berdirikan di atas pangkuan kita . berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan. 8. Berjalan Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan



4 stimulasi motorik kasar : 1. Jalan Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola, dan lainnya. Berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri dengan satu kaki dikuasai saat anak 2 tahun. Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil tak hanya dituntut sekadar berdiri, namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama (ini berkaitan dengan lamanya otot bekerja, dalam hal ini otot kaki). Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang pede dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan

4

seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih memilih aktivitas pasif seperti membaca buku, main playstation, dan sebagainya. Stimulasi: Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo Dek, injak gambar gajahnya!” Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga bisa membantu anak belajar berjalan. 2. Lari Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat dan lempar serta kemampuan konsentrasi anak kelak, Pada tugas perkembangan ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4 pola kaki-(heel strike/bertumpu pada tumit, toe off/telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki, swing/kaki berayun dan landing/setelah mengayun kaki menapak pada alas)dan motor planning (perencanaan gerak). Lalu apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan konsentrasi? Begini, pada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas perkembangan lari) dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam bentuk gerak yang terkoordinasi. Nah, kemampuan perencanaan gerak tingkat tinggi (seperti lari) akan memacu otak melatih konsentrasi. Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan mental seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan saat guru bercerita (anak justru asyik ke mana-mana), dan lainnya. Stimulasi Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, sekitar usia 12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda (mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik turun tangga. 3. Lompat Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan 5

gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu kaki, kaki mana yang akan digunakan. Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan tugas yang terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor planning). Stimulasi: Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur karena meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam arti, mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak. Karena seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain. Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau gunakan lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan tingkat kesulitan dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu secara bergantian.

4. Lempar Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi (proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, pada saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju. Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas (bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal menulis. Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa anak yang tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan (tipis) atau antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama, permainan dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu semisal pakai kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce, main pasel, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi pada perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan motorik halus yang bermasalah. Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor planning yang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada dua kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat sementara bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap terlebih dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap anak

6

sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya. Bila ada gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya. Sensori integrasi adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan dasar sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi yang mengintegrasikan sensori-sensorinya. Stimulasi: Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi, besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah. Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang bervelcrow.



Tugas Perkembangan motorik kasar pada anak 1. Pada anak usia 1 tahun : a. Anak bisa bergerak di tempat yang rata

b. Berdiri dan berjalan beberapa langkah c. Bejalan lancer atau cepat d. Bias langsung duduk saat jatuh e. Merangkak di tangga f. Menarik dan mendorong benda yang besar g. Melempar bola

2. Pada usia 2 tahun :

a. Meloncat b. Berjalan mundur

7

c. Menendang bola d. Memanjat sofa e. Berjalan jinjit f. Berdiri sebelah kaki g. Bangun tidur langsung duduk h. Naik tangga i. Duduk di sepeda j. Mengayuh sepeda 3. Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun : a. Berjinjit sambil berjaln tanpa jatuh ( seimbang) b. Melompat dengan satu kaki c. Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik d. Berjalan menyusuri papan titian. e. Melempar bola jarak jauh f. Melampar bola besar g. Mengendarai sepeda roda tiga 4. Pada anak usia 4 tahun : a. Sudah boleh menuruni tangga b. Berjalan mundur dengan lurus

2.2. PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK KASAR Keterlambatan motorik

kasar menunjukkan adanya kerusakan pada

susunan saraf pusat seperti serebral palsi( gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur otot –otot tubuh) :

8

-

Kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil

-

Bayi terlalu lama di jalan lahir , bayi terjepit jalan lahir, bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom

-

Kurang

asupan

nutrisi

(

asi)

,

menderita

penyakit

infeksi,asifisia,ikterus.

Gejala-gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak : 1. Bayi terlalu kaku Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat di angkat saat di gendong. Ini menunjukkan motorik kasar si kecil terlalu parah. 2. Gerakan anak kurang aktif Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika di bndingkan dengan anak sebaya nya . 2.3. PENATALAKSANAAN Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar si kecil, harus segera ditelusuri. Faktor-faktor penyebabnya sebelum menentukan apa yang harus dilakukan . 1. Pola Asuh Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau protektif, maka pertama-tama yang harus dirubah adalah sikap orang tua . Orang tua harus membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si kecil . Dengan upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan motorik kasarnya. 2. Kelainan Tubuh Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak . Berbagai kelainan tersebut misalnya otot yang tidak berkembang secara optimal atau karena adanya gangguan saraf tepi, kelainan sumsum tulang belakang ,

9

kurangnya tenaga untuk beraktivitas, ukuran kepala bayi yang abnormal serta kerusakan susunan saraf pusat. Melalui berbagai pemeriksanaan dokter dapat mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya . 3. Kurang Bergerak Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula disebabnya kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yang terjadi tatalaksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain melalui fisiotherapi. Fisiotherapi dapat menjadi salah satu alternative jalan keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan motorik kasarnya di harapkan berkembang optimal. 4. Kecukupan Gizi Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar bertumbuhan fisik anak optimal . Kondisi ini memungkinkan kemampuan motorik pun akan terasah dengan baik , sebaliknya kondisi gizi yang kurang atau buruk tentu

akan

sangat

berpengaruh

pada

pertumbuhan

fisik

dan

kemampuannya secara umum. 5. Kematangan Otot Bayi yang memiliki kematangan otot sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kemampuan motorik kasarnya . Hal ini akan sulit pula untuk menstimulasinya. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan fisiotherapi okupasi ditambah terapi obat-obatan jika memang dianggap perlu .

6. Berat Tubuh Berat tubuh berlebihan berkemungkinan membuat bayi menjadi sulit mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Yang diperlukan adalah menjaga asupan makan si kecil agar berat bandannya mendekati angka ideal sehingga ia lebih nyaman bergerak .

7. Kenyamanan 10

Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi . terkadang bayi menjadi sulit menggerakkan kaki karena terikat bedong. Saat mengajaknya belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki dan kenakan kaos atau sepatu yang tidak licin. 8. Pengalaman Negatif Pengalaman negatif misalnya saat belajar merangkak, si kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah. Kejadian ini dapat membuatnya trauma dan enggan melakukan latihan sehingga kemampuannya menjadi terlambat muncul. 9. Sakit Bayi sering mengalami sakit, diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek maupun radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat disbanding bayi seusiannya. 2.4. PATOFISIOLOGI INTRANATAL ANTENATAL L

POST NATAL Bayi terlalu lama di jalan lahir

Kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi

,

bayi

lahir,bayi

terjepit

di

jalan

menderita

kaput

sesadonium, bayi menderita Nutrisi yang diterima janin sedikit

Trauma saat Lahir

2.5. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Pertumbuhan otak tidak Kerusakan pada Otak 1. PENGKAJIAN optimal

Kurang asupan nutrisi ( ASI) ,Bayi menderita penyakit

infeksi

asfiksia,dan ikterus Suplai zat-zat nutrient ke organ-organ

tubuh

terutama otak dan otot berkurang

A. Identitas data umum Umur

: menyerang anak diusia tumbuh kembang

Status ekonomi

: nutrisi yang kurang merupakan salah satu penyebab dari gangguan motorik kasar.

Pendidikan

: Orang tua yang sibuk biasanya menggunakan pengasuh 11

Kultur/ suku

: suatu kebiasaan yang biasanya ada larangan untuk mengkonsumsi

makanan

pada

masa

tumbuh

kembang . B. Keluhan Utama C. Riwayat kehamilan dan kelahiran Prenatal

: kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil

Intranatal

: Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom

Post Natal

: kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi , asfiksia ikterus

D. Riwayat Masa Lampau 1. Penyakit waktu kecil 2. Pernah dirawat dirumah sakit 3. Obat-obat yang digunakan 4. Tindakan ( operasi ) 5. Alergi 6. Kecelakaan 7. Imunisasi

E. Riwayat Keluarga F. Riwayat Kesehatan Lingkungan 1. Lingkungan tempat tinggal, pola sosialisasi anak 2. Kondisi rumah G. Riwayat psikososial spiritual

12

1. Yang mengasuh 2. Hubungan dengan anggota keluarga 3. Hubungan dengan teman sebayanya 4. Pembawaan secara umum 5. Pelaksanaan kesuatu spiritual

Pengkajian menggunakan KMS,KKA, dan DDST A. Pertumbuhan 1. Kaji BBL,BB saat kunjungan(

BB + bulan + 8 ) 2

2. BB normal ( 1-3 tahun) – 2 a x b ( 12-4)  th7 × 7 − 5   3. BB normal ( 6-12 tahun ) umur  2   4. kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64 x 77R = usia dalam tahun 5. LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan B. Perkembangan 1. lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala , mengikuti objek dengan mata , mengoceh, 2.

usia 3- 6 bulan mengangkat kepala 90 derajat , belajar meraih benda , tertawa , dan mengais meringis ,.

3. usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu , tengkuarap , berbalik sendiri, merangkak , meraih benda, memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti. 4. usia 9-12 bulan =dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu mengeluarkan kat-kata , mengerti ajakan sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam permainan. 5. usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya menyusun 23 kata dapat mengatakan 3-10 kata , rasa cemburu, bersaing .

13

6. usia 18-24 bulan = naik –turun tangga , menyusun 6 kata menunjuk kata dan hidung, belajar makan sendiri , menggambar garis , memperlihatkan minat pada anak lain dan bermain dengan mereka. 7. usia 2-3 tahun = belajar melompat , memanjat buat jembatan dengan 3 kotak , menyusun kalimat dan lain-lain. 8. usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian , menggambar berbicara dengan baik , menyebut wana , dan menyayangi saudara. 9. usia 4-5 tahun = melompat , menari, menggambar orang , dan menghitung.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan ; 1. penurunan perkembangan fisik atau ketergantungan di sebabkan karena adanya kerusakan pada system tubuh ,atau penyakit tertentu 2. kurangnya stimulasi dari orang tua 3. perubahan lingkungan 4. keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi atau bermain atau pendidikan . 3. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tujuan : 1. orang tua mengerti tentang tugas tentang perkembangan sesuai dengan kelompok usia . 2. anak bisa melakukan perawatan diri sesuai usia 3. anak dapat bersosialisasi sesuai dengan usia Rencana tindakan : 1. Ajari orang tua terhadap tugas perkembangan sesuai dengan kelompok anak 2. berikan kesempatan pada anak bermain dengan teman sebayanya 3. berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam-macam mainan 4. berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tua selama interaksi dan makan 14

5. anjurkan perawatan diri sendiri . 4. EVALUASI Anak menunjukkan perubahan dan perkembangan yang lebih dan terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan klompok usia dan ukuran fisik sesuai batasan ideal anak

BAB III PENUTUP 3.1

KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 3.1.1.

Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia batita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan lempar, modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan

15

sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi (propioceptif) dan raba (taktil). 3.1.2.

Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti serebral palsi( gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan bagian otok yang mengatur otot –otot tubuh)

3.2

Saran-Saran 3.2.1.

Bagi perawat diharapkan dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada

3.2.2.

Bagi para orang tua diharapkan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini.

16

Related Documents