Ahmad Umam
05161002 Teknik Kimia Jayapura (@13) ASEAN ECONOMY COMMUNITY Globalisasi memang berdampak besar bagi dunia, dampak yang ditimbulkan-pun beragam baik positif maupun negatif. Dengan adanya dampak yang ditimbulkan ini tak hayal banyak terjadi masalah mulai dari masalah sederhana maupun yang kompleks di berbagai negara. Kebutuhan yang tak pernah habis akan tuntutan untuk memenuhi hak masyarakat membuat negara harus berpikir dan bekerja keras supaya kebutuhan tersebut terpenuhi. Bahkan masing-masing negara memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan tentu saja tak bisa diselesaikan sendiri, dan satu-satunya cara supaya negara tersebut dapat mengatasi masalahnya adalah dengan kerja sama antar negara baik bilateral maupun multilateral. Hal ini harus dilakukan apabila ingin meminimalisir atau menyelesaikan permasalahan yang ada karena setiap negara memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing sehingga apabila bekerja sama maka negara tersebut mampu untuk menyelesaikan masalah bahkan dengan bekerja sama akan membawa keuntungan tersendiri bagi negara tersebut. Hampir setiap negara terkena dampak globalisasi tak terkecuali di asia khususnya asia tenggara, bahkan negara-negara ini mengatasi permasalahan mereka dengan mendirikan ASEAN (Association South Asia Nation) kerjasama multilateral ini mencakup hamper semua bidang salah satunya sector ekonomi sehingga dibentuklah AEC (ASEAN Economy Community) yang bertujuan membangun ekonomi di asia tenggara karena hampir semua negaranya merupakan negara berkembang yang mana perekonomiannya masih labil. Dibentuknya AEC menjadi perhatian tersendiri bagi Indonesia, pasalnya dengan mengikuti AEC ini negara tetangga bebas menjual produk bahkan bekerja di Indonesia. Tanpa adanya batasan untuk pasar ASEAN membuat Indonesia dibanjiri berbagai macam produk yang menambah daya saing produk luar dengan produk dalam negeri sehingga masyarakat Indonesia diharapkan memiliki bekal untuk mengatasi AEC ini supaya mampu bersaing dengan produk luar agar perekonomian Indonesia tetap teratur. Salah satu yang menjadi sorotan di AEC ini adalah pemuda atau pemudi Indonesia yang diharapkan siap dan mampu bersaing dengan negara lain. Apabila pemuda pemudi tak mampu atau tak siap dengan AEC ini maka dapat dinyatakan Indonesia mengalami lonjakan pengangguran yang pesat, karena perusahaan atau tempat-tempat kerja semuanya pasti akan memilih orang-orang luar yang mungkin kualitas kerjanya lebih baik dibandingkan dengan pemuda pemudi yang ada di Indonesia. Tentu ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi negara apabila mengikuti AEC, lonjakan orang-orang asing yang ingin bekerja di Indonesia sudah tidak dapat dihindari mengingat Indonesia merupakan salah satu ladang terbesar dalam bisnis sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang mampu memiliki skill yang kompeten. Dengan adanyan AEC fokus pemerintah kini teragi menjadi dua yaitu bagaimana caranya memasarkan produk ke luar negeri khususnya di asia tenggara sehingga pendapatan negara bertambah dan bagaimana menciptakan pemuda-pemudi yang unggul dan berkualitas baik sehingga mampu bersaing dengan orang asing, tentu ini sangat penting mengingat pemuda-pemudi adalah penerus bangsa jangan sampai Indonesia yang memiliki sumber daya melimpah tapi orang lain yang menggunakannya dan kita hanya menjadi tersasingkan di tanah sendiri. Terlepas dari itu semua, AEC adalah peluang Indonesia untuk meningkatkan perekonimian yang nyatanya masih labil ini. Persaingan memang tak dapat dihindarkan, namun apabila pemudapemudi kita memiliki kualitas unggul tentu ini malah berdampak baik pada negara. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan yang unggul untuk membentuk pemuda-pemudi yang unggul juga sehingga Indonesia tidak hanya memasarkan produk-produk unggul keluar negeri melainkan juga dengan orangorang unggul yang kompeten dibidangnya. Susah memang apabila mengikuti AEC tanpa adanya persiapan sedangkan negara lain sudah tak sabaran ingin menjual produknya ke Indonesia, apabila pemerintah tak siap dalam memfilter produk dan tenaga kerja yang masuk ditakutkan Indonesia malah mengalami kemunduran ekonomi dan krisis lapangan pekerjaan sehingga kita menjadi negara penampung produk dan tenaga kerja tanpa memanfaatkan peluang kita sendiri. Jadi pemerintah mampu mempersiapkan negara ini dalam menghadapi AEC untuk semua bidang karena potensi Indonesia menjadi negara besar itu ada dan jangan sampai kita lengah dan tak memanfaatkannya dan juga Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi penyumbang TKI terbesar di asia khususnya di asia tenggara melainkan menjadi motor penggerak untuk menjadi produsen baik produk maupun tenaga kerja yang tentu saja memiliki nilai unggul dan kualitas sehingga mampu bersing secara global
Ahmad Umam
05161002 Teknik Kimia Jayapura (@13) PERBEDAAN SISWA DAN MAHASISWA Pendidikan adalah sektor penting dalam setiap negara khususnya Indonesia, pasalnya dari pendidikan inilah lahir cendekiawan-cendekiawan yang nantinya akan siap menghadapi permasalahan di masa mendatang. Unggulnya suatu pendidikan ditentukan oleh unsur-unsur yang ada didalamnya seperti siswa, mahasiswa, guru, dan juga dosen yang juga harus memiliki sifat unggul atau kualitas tinggi. Negara menjadikan pendidikan sebagai fokus utama dalam pembangunan negeri sehingga tak heran apabila pemerintah mengeluarkan dana besar untuk membangun fasilitas-fasilitas pendidikan supaya bibit-bibit unggul lahir tidak hanya dengan bakat melainkan dengan kualitas hard skill, soft skill, bahkan dengan kualitas karakter yang dimiliki. Siswa dan mahasiswa menjadi bagian penting dalam kemajuan pendidikan karena siswa dan mahasiswa merupakan unsur terbanyak dalam dunia pendidikan walaupun siswa dan mahasiswa ini memiliki Peranan yang hamper sama namun tak sedikit juga perbedaan yang ada di keduanya. Siswa adalah pelajar yang berkonsentrasi pada ilmu teori dan pengembangannya hanya pada tugas praktek yang patokannya adalah nilai baik akademik maupun non akademik yang mana dievaluasi melalui ulangan atau ujian, sedangkan mahasiswa adalah pelajar yang berkonsentrasi tidak hanya pada teori melainkan juga dengan pengembangan dan terapannya dalam kehidupan karena mahasiswa patokannya tidak hanya nilai melainkan dengan skill apa yang dia punya untuk menjawab persoalan di masa mendatang dan juga mahasiswa lebih dihadapkan dengan sebuah permasalahan yang lebih real sehingga mampu mengembangkan potensi diri yang dia punya saat menghadapi permasalahn tersebut. Jadi dalam tanda kutip siswa belajar hanya untuk nilai sedangkan mahasiswa belajar untuk mengembangkan potensi diri dalam menghadapi permasalahan dan menerapkan ilmu yang dia pelajari kepada masyarakat luas. Selain itu mahasiswa juga dituntut harus memiliki inovasi-inovasi yang mampu memecahkan fakta-fakta permasalahan sehingga mahasiswa harus aktif dan memiliki nilai social yang tinggi, tidak seperti siswa yang hanya duduk diam menyambut guru untuk belajar tapi mahasiswalah yang harus belajar tidak hanya dari dosen melainkan dari berbagai macam sumber sehingga dapat dipastikan tanggung jawab yang dimiliki mahasiswa lebih besar ketimbang siswa dan juga porsi belajarnya lebih besar. Mahasiswa juga dituntut dalam hal kemandirian dan tanggung jawab karena selain sudah dewasa pola pikir mahasiswa juga terlihat luas karena mampu menganalisis berbagai hal dalam sudut pandang yang berbeda tidak seperti siswa yang harus menyelesaikan soal Berdasarkan cara yang ada dibuku atau diinternet tetapi mahasiswa lebih kepada out of the box sehingga solusi atau inovasi yang didapatkanpun beraneka ragam. Jika siswa hanya melatih kepribadian berorganisasi pada ekskul pramuka atau kerja kelompok maka dalam tahap mahasiswa ini berorganisasi adalah salah satu faktor penting yang menunjang kualitas diri mahasiswa tersebut, karena disadari atau tidak potensi diri mahasiswa akan muncul saat bersosialisai atau berorganisasi. Pengembangan masyarakat juga merupakan aspek penting saat menjadi mahasiswa, jika siswa hanya sibuk pada tugas yang bertujuan untuk mendapatkan nilai bagus supaya lulus maka mahasiswa lebih berorientasi pada ilmu dan pengembangan masyarakat supaya ilmu yang telah diraih dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mahasiswa tersebut mampu mengembangkan ilmunya dan menjadikan ilmunya itu nyata tidak hanya terlihat pada secarik kertas yang ada nilainya melainkan mampu dirasakan manfaatnya. Tidak ada patokan seorang mahasiswa untuk belajar, semua bisa dipelajari dan mampu mengakses ilmu-ilmunya karena kalau siswa berpatokan pada buku sehingga pemikiran yang dihasilkan tidak jauh berbeda pada teori dibuku. Keaktifan mahasiswa juga harus dituntut dalam perkuliahan maupun dalam kerja praktek, mencari mencari mencari adalah tugas utama seorang mahasiswa supaya ilmu yang didapatkan semakin banyak dan semakin mudah untuk dikembangkan dan diterapkan. Oleh karena itu Indonesia harus mampu membuat mahasiswanya berkualiatas dengan cara meningkatkan dulu kualitas siswa sehingga ilmu dasar yang dimiliki mampu dikembangkan lebih besar lagi.