Artikel dengan Judul “Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Senjangan Anggaran dengan Budgetary Control dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi” oleh Ni Made Citra Dewi dan I Putu Sudana Penganggaran adalah suatu proses dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, implementasi dari rencana tersebut hingga tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil pelaksanaan rencana tersebut (Adisaputro dan Asri, 2011:6). Selain digunakan untuk mengukur kinerja, anggaran juga dapat mempengaruhi prilaku dari pihakpihak yang terkait dengan penetapan dan pelaksanaan anggaran.Terkait dengan kompensasi insentif yang berhubungan langsung dengan anggaran dan pencapaian tujuan dapat menimbulkan prilaku disfungsional yang mungkin dilakukan oleh karyawan, salah satunya yaitu dengan melakukan senjangan anggaran guna mencapai bonus setinggi mungkin. Senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan bawahan dengan estimasi terbaik dari organisasi. Konsep senjangan anggaran dapat dijelaskan mulai dari pendekatan keagenan. Menurut Anthony dan Govindarajan (1998) teori keagenan menjelaskan fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas untuk membuat suatu keputusan. Jika bawahan ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, memungkinkan bawahan akan memberikan informasi yang mereka miliki untuk membantu kepentingan perusahaan. Seringnya ada ketidaksamaan keinginan atasan dengan bawahannya mengakibatkan terjadinya prilaku disfungsional. Bawahan akan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah tercapai, sehingga mereka akan mendapatkan penghargaan atas kondisi tersebut seperti melakukan senjangan anggaran. Sebagian peneliti menyatakan dengan adanya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan mengurangi kecenderungan terciptanya senjangan anggaran. Sedangkan penelitian lain membuktikan secara empiris bahwa manajer yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran
cenderung
melakukan
senjangan
anggara.
Dengan
adanya
penganggaran partisipatif dapat meningkatkan rasa kebersamaan, menumbuhkan rasa memiliki, dan inisiatif untuk mengembangkan ide serta keputusan yang dihasilkan dapat diterima dengan baik. Namun, apabila partisipasi tersebut disalahgunakan oleh bawahan dalam keterlibatannya menyusun anggaran, dapat menimbulkan prilaku disfungsional seperti senjangan anggaran. Govindarajan, 2007 (dalam Pratama, 2013) menyatakan bahwa banyak perancang anggaran cenderung menganggarkan pendapatan lebih rendah dan pengeluaran
yang lebih tinggi dengan estimasi terbaik dari jumlah anggaran tersebut. Hal ini akan terjadi apabila bawahan memberikan informasi yang bersifat bias demi kepentingan pribadinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Citra Dewi dan I Putu Sudana mengindikasikan bahwa semakin tinggi peran manajer level menengah dan bawah berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, maka potensi terjadinya senjangan anggaran akan meningkat.
Artikel dengan Judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel Pemoderasi” oleh Marfuah dan Amanda Listiani Menurut Brownell dalam Marfuah dan Listiani (2014) partisipasi anggaran adalah sebuah proses yang menggambarkan dimana individu-individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlu penghargaan atas pencapaian anggaran tersebut. Semakin tinggi keterlibatan individu dalam hal ini manajer tingkat bawah maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan yang dihasilkan bersama. Proses penyusunan anggaran sekarang lebih banyak melibatkan banyak pihak, mulai dari manajemen tingkat atas (top management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Dengan terlibatnya manager dalam proses penyusunan anggaran, akan menambah informasi bagi atasan mengenai lingkungan yang sedang dan yang akan dihadapi serta membantu menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan anggaran (Siegel dalam Marfuah dan Listiani, 2014). Ketika bawahan ikut
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan memberikan perkiraan yang bias kepada atasan, padahal bawahan memiliki informasi yang dapat digunakan untuk membantu akuratnya sebuah anggaran organisasi. Perkiraan bias tersebut dilakukan dengan cara melaporkan prospek penerimaan yang rendah dan prospek biaya yang lebih besar sehingga target anggaran yang telah ditentukan dapat mudah tercapai. Bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan dapat terjadi jika dalam menilai kinerja atau pemberian rewards, atasan mengukurnya berdasarkan pencapaian target anggaran. Manajer tingkat bawah yang sering terlibat dalam proses penyusunan anggaran terkadang sering menimbulkan masalah yaitu senjangan anggaran atau lebih sering dikenal dengan budgetary slack.. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan senjangan anggaran adalah perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan. Untuk tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang diharapkan. Namun karena
informasi bawahan lebih baik daripada atasan, maka bawahan mengambil kesempatan dari partisipasi anggaran dengan memberikan informasi yang bias dari informasi pribadi mereka serta membuat budget yang mudah dicapai, sehingga terjadilah senjangan anggaran. Oleh karena adanya informasi asimetri, maka proses penyusunan anggaran secara partisipasi sangat dibutuhkan. Hal ini dilakukan agar dengan adanya penyusunan partisipasi anggaran dapat terjadi pertukaran informasi. Baik antara atasan dengan bawahan, maupun antara manajemen yang sama. Semakin besar perbedaan informasi antara atbawahan dan atasan semakin besar dibutuhkan partisipasi dalam proses penganggaran. Diharapkan dengan partisipasi anggaran akan dapat mengurangi terjadinya perbedaan informasi tersebut. Dalam penyusunan anggaran, partisipasi memiliki banyak keunggulan, namun ada peneliti yang menemukan masalah yang ditimbulkan dari partisipasi anggaran. Menurut Onsi (1973) berpendapat bahwa sering terjadi bawahan berusaha menciptakan senjangan anggaran selama proses penyusunan anggaran dengan cara memasukkan informasi yang bias terhadap kondisi operasional organisasi di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Marfuah dan Amanda Listiani. 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel Pemoderasi. EKBISI. Vol. VIII, hal. 200 – 218. Dewi, Ni Made Citra dan I Putu Sudana. 2013. Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Senjangan Anggaran dengan Budgetary Control dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Hal. 707-722.