Artikel Pki Fix.docx

  • Uploaded by: AINA
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Pki Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,638
  • Pages: 10
“POLA INTERAKSI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PESERTA DIDIK NORMAL DALAM PROSES KBM”

Dosen Pembimbing: Sugeng Riyanto, M.Pd

Disusun Oleh: Indra Kurniawan

(1700005317)

Dewi Anggraeni

(1700005323)

Estu Rahmawati

(1700005324)

Zainul Arifin

(1700005333)

Anggi Wulansari

(1700005335)

Eva Aina Husna

(1700005348)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN TAHUN 2017/2018

“POLA INTERAKSI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PESERTA DIDIK NORMAL DALAM PROSES KBM” ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengatasi interaksi anak ABK dan anak normal, hambatan-hambatan interaksi anak, kekurangan dan kelebihan setiap anak, implementasi kinerja guru dan pandangan masyarakat luar tentang anak berkebutuhan khusus. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan observasi langsung dengan narasumber. Jenis penelitian ini ialah penelitian Kualitatif. Hasil yang di capai dari penelitian ini adalah cara guru dalam mengatasi interaksi dengan murid ialah guru tersebut harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik setiap anak murid.Cara mengatasi hambatan interaksi antara guru dan anak murid ialah dengan melakukan pendekatan ke pada anak dan mengajak anak untuk berlatih berbicara. Masing-masing anak memiliki kelebihan dan kekurangan dengan mengetahui hal tersebut guru bisa menuntun dan mengembangkan potensi yang ada di diri anak. Implementasi kinerja guru dengan mengembangkan pendidikan karakter pada setiap anak murid. Cara meningkatkan kepercayaan diri anak ABK salah satu nya lingkungan masyarakat yang hangat dan mampu merima tanpa ada diskriminasi. Setiap anak memiliki kesempatan untuk ngembangkan potensi yang ada di diri mereka baik anak normal maupun anak yang berkebutuhan khusus. Keyword: interaksi, implementasi, ABK

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus atau yang sering di sebut sebagai ABK merupakan anak yang memerlukan perhatian khusus. Ada berbagai macam anak berkebutuhan khusus menurut kebutuhan masing-masing. Pada umumnya anak berkebutuhan khusus di anggap tidak memilikipandangantentangapa yang merekarasakanatau yang merekalihat. . Pandangan tentang suatu hal yang mereka lihat dan rasakan tidak selalu di publikasikan atau di curahkan kepada orang lain. Sehingga orang lain tidak tau bahwa mereka memliki statement tentang suatu hal. Orang tua yang dianggap sebagai orang terdekat terkadang tidak mengetahui tentang apa yang mereka rasakan. Berbagai hal yang mereka lihat hanya sebatas tersimpan dalam memori mereka saja. Salah satunya pada saat mendapatkan pelajaran di sekolah. Statement yang dimiliki hanya disimpan dalam pikiran mereka sehingga pola piker mereka tidaklah berkembang atau pengertian mereka hanya sebatas pemahaman diri sendiri.

Statement yang muncul di dalam pikiran mereka memerlukan arahan dari orang di sekitarnya untuk mendapat pemahaman yang utuh. Mereka hanya memerlukan perhatian yang lebih agar apa yang mereka lihat dan statement yang muncul di dalam pikiran mereka dapat di berikan pemahaman yang jelas. Pola pikir yang sedikit berbeda ini yang membuat mereka sedikit agak berbeda juga dalam kegiatan yang mereka lakukan . Berbeda lagi dengan anak normal pada umumnya yang mereka mampu berinteraksi dengan sesama anak yang seumuran mereka. Tidak luput juga terjadi pertengkaran dengan temannya karena perbedaan pendapat yang mereka miliki. Namun itu semua adalah proses yang dialami setiap anak. Anak normal pada umumnya bercerita tentang apa yang mereka temukan atau yang mereka lihat. Anak normal mampu bercerita dengan orang tua sendiri maupun dengan orang lain yang di percaya olehnya. Argument yang muncul dalam pikiran mereka mampu di lontarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Hal ini berpengaruh juga dalam kegiatan pembelajaranya di dalam kelas dan kehidupan sehari-hari. Anak normal pada biasanya mampu memformulasikan argument yang muncul dalam pikiran mereka karena di dorong juga oleh rasa ingin tau yang cukup tinggi. Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi proses anak normal dalam munculnya argument tentang apa yang mereka lihat dan dirasakan. Namun hanya akan di fouskan pada interaksi di dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pola interkasi belajar di dalam kelas antara anak berkebutuhan khusus dan anak normal biasa memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dalam pandangan tentang pendidikan pun berbeda jauh antara anak normal dan anak berkebutuhan khusus. Perbedaan pandangan yang terjadi antara anak normal dan anak berkebutuhan khusus tau yang sering kita sebut sebagai ABK itulah yang membuat kami ingin mengetahui lebih lanjut. Banyak sekalihal yang bias di teliti lebih lanjut, namun hanya akan di focuskan dalam proses pembelajaranya. Untuk itu dalam peneitian kami yang berjudul “ Pola Interaksi Peserta didik Berkebutuhan Khusus dengan Anak normal dalam Proses KBM “ di ajukan sebagai pembandingan antara anak normal dan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran. Rumusan Masalah Menurut Moleong (2017:93) masalah adalah lebih dari sekedar pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Permasalahan yang ada yaitu pola interaksi peserta didik berkebutuhan khusus dengan anak normal dalam KBM yang berbeda pada umumnya. Perbedaan tersebut dapat terlihat jelas karena adanya keterbatasan yang dimiliki. Dengan adanya keterbatasan – keterbatasan tersebut pasti ada cara untuk mengatasinya. Banyak sekali perbedaan yang muncul dan sangat terlihat jelas dalam

pola interaksi ABK dan anak normal. Semua orang sudah pasti dapat mengetahui dan memahami adanya pola interaksi tersebut yang nampak jelas secara fisik. Dari latar belakang penulisan penelitian, masalah-masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang menjadi penghambat interaksi anak pada proses KBM? 2. Bagaimana cara mengatasi perbedaan pola interaksi pada anak berkebutuhan khusus dengan anak normal agar komunikasi interaksi tetap berjalan tanpa adanya rasa kurang percaya diri yang terdapat pada anak berkebutuhan khusus? 3. Bagaimana cara guru untuk mengatasi kurangnya rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus agar interaksi tetap terjadi pada saat KBM berlangsung? 4. Bagaimana implementasi guru dalam mewujudkan interaksi yang baik dengan adanya perbedaan tersebut? 5. Apakah anak berkebutuhan khusus dan anak normal memiliki kesempatan yang sama dalam menjalin interaksi di dalam kelas dan lingkungannya?

BAB II Pembahasan A. Penghambat Interaksi Anak pada Proses KBM Pendidikan yang kita lalui saat ini sudah memberikan penerapan sesuia kurikulum yang ada yaitu kurikulum 2013 pada dasarnya kurikulum 2013 ini lebih menunjukkan bahwasanya peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Namun disisi lain masih ada juga yang belum menggunakan kurikulum 2013 sedangkan para pendidik (guru) disini juga harus menerapkan peraturan yang ada sesuai kurikulum yang ada untuk meningkatkan kualiatas peserta didik yang unggul dan berwawasan luas. Sebagai seorang pendidik (guru) sangat penting bahwasanya memeliki jiwa pendidik yang baik dan berwawasan luas serta menganut peraturan yang ada sangat dibutuhkan. Sekolah dasar saat ini tidak hanya mencakup anak-anak normal saja, namun masih ada anak berkebutuhan khusus yang perlu sekali pembelajaran sesuia dengan anak-anak normal, beberapa sekolah memang mencampurkan anak normal dengan ABK karena meraka sama sama harus memperluas ilmu serta mendapatkan bimbingan yang baik dari seorang pendidik (guru). Dengan begitu sebagai seorang

pendidik (guru) harus memahami setiap karakter peserta didik baik itu anak normal maupun dengan ABK dan harus bersikap adil tidak untuk membeda bedakan serta bersabar. Anak normal dengan ABK sama –sama sekolah guna mencari ilmu dan berpendidikan namun hanya saja mereka berbeda dalam hal fisik maupun kecerdasan. Disekolah luar sana masih banyak yang menerima Anak Berkebutuhan Khusus atau dicampur dengan Anak normal, dengan hal itu maka kita sebagai pendidik (guru) Tidak membeda bedakan antara anak normal dengan ABK dan khusus perrtadidik pun dapat saling mengenal sattu sama lain tidak mengenal perbedan. Interaksi yang dapat menghambat anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas dapat terjadi karena anak tersebut tidak memperhatkan saat pelajaran dimulai atau anak bicara sendiri sehingga tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh guru tersebut dan kurangnya keaktifan anak saat proses pembeljaran berlangsung. Dalam pembelajara berlangsung sebaiknya adda kegiata Tanya jawab atau kegiatan yang menuntun peserta didik berbicara di kelas sesuai mata pelajaran yang diambil. Peserta didik juga butuh bimbingan lebih dari seorang pendidik (guru) sesuai dengan kemampuan atau bakat mereka masing masing.

B. Interaksi Anak Normal dengan Anak Berkebutuhan Khusus Sebagai seorang pendidik (guru) dapat menjadi motifator atau fasilitator kepada peserta didik agar tidak adanya interaksi yang kurang baik antara peserta didik dengan peserta didik yang lain maupun guru dengan peserta didik dan seballiknya. Sedangkan interaksi yang dapat menghambat antara anak normal dengan ABK adalah tingkah laku dari mereka seperti anak normal cenderung lebih aktif dalam hal gerak maupun dalam kecerdasan. Adapun ABK juga ada anak yang hiper aktif atau biasa disebut ADHD hal lain yang sering terdapat pada sekolah sekolah umumnya yaitu Kesulitan Belajar, CIBI, dll. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di kelas tentunya peserta didik dapat berinterksi antar peserta didik tak lain halnya antara anak normal dengan ABK. Interaksi yang sesuai antara anak normal dengan ABK dapat dilihat dari cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi sehingga dapat menguakan kepercayaan satu sama lain tidak memandang mereka berbeda dan tidak menjatuhkan satu sama lain karena sebagian besar ABK lebih cenderung pemalu sedangkan anak normal lebih

percaya diri. Untuk itu anak normal sebaiknya dapat memeperat komunikasi atau iteraksi kepada ABK agar dalam proses belajar mengaajar dikelas dapat lancar sesuai dengan kegiatan yang ada dan tidak adanya kesenjangan antara anak normal dengan ABK itu sendiri. Dapat menumbuhkn rasa persaudaraan walaupun Anak Berkebtuhan Khusus berbeda dengan ank normal. Seoang gurupun haarus berperan andil dengan anak normal dan ABK karena guru lah yang dapat memberikan arahan arahan yang baik kepada peserta didiknya karena menurut peserta didik guru adalah contoh yang benar bagi peserta didiknya. Adapun interaksi yang baik antara peserta didik : 1. Melakukan komunikasi yang baik antar peserta didik yang lainnya 2. Membantu teman jika temannya butuh pertolongan 3. Memberikan arahan arahan yang baik bagi teman 4. Menumbuhkan sikap sopan kepada peserta didik 5. Hargai pendapat orang lain 6. Menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi

C. Pola Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus yang Kurang Percaaya Diri Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar yang baik harusnya dapat menciptakan suasana yang menarik dan senang. Agar suasana kelas menarik dan senang guru harus bisa membuat suasana kelas nyaman dan menyenangkan dengan cara belajar sambil bermain, bercerita, bernyanyi dll. Peserta didik seusia anak sekolah asar akan terlihat snang dan nyaman saat poses belajar apabila seorang guru dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan. Maka dari itu Anak yang Berkebutuhan Khusus lebih percaya diri jika sifat pembawan pembelajaran yang menyenangkan. Tidak membeda bedakan antara anak normal dan anak bekebutuhan kusus seuaya sama rata dalam hal pengajaran ataupun pemberin nilai. Dengan begitu anak berkebutuhan khusus tidak akan merasa malu dan aktif dalam kegiatan belajar mengaajar dikelas seperti anak normal pada umumya

Cara guru mengajar di kelas agar tidak adanya rasa kecemburuan social antara anak normal dengan anak berkebutuhan khusus : 1. Berikan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan 2. Bersifat adil dalam mengajar 3. Memberikan contoh yang baik 4. Buatlah suasana belajar yang sifatnya peserta didik aktif bertanya 5. Ketahui setiap karakter peserta didik

D. Implementasi Guru Dalam Mewujudkan Interaksi Yang Baik Dengan Adanya Perbedaan Tersebut. Dalam menerapkan Intraksi yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus, disini peran guru sangat penting untuk terlaksananya pembelajaran yang tepat tersebut. Guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus agar anak berkebutuhan khusus bisa berintraksi dengan teman normal lainnya. Guru juga bisa mengajarkan pendidikan krakter terhadap anak berkebutuhan khusus, di mana pendidikan karakter ini mengajarkan anak mengenai sikap kritis,kreatif, dan sikap toleransi. Dengan menanamkam sikap karakter ini terhadap anak berkebutuhan khusus dapat meningkatkan rasa percaya diri karena anak diajak berfikir kritis dan kreatif. Sehingga ketika nanti mereka digabungkan dengan anak normal mereka tidak merasa minder/tidak percaya diri, karna dengan belajar mengenai pendidikan krakter ini, anak berkebutuhan khusus juga mampu berfikir keritis dan kreatif sama seperti anak normal lainnya. Walaupun tetap ada perbedaan yang tampak namun tetap bisa diatasi. Dan untuk anak normal sendiri, pendidikan krakterpun penting diajarkan kepada mereka agar mereka bisa menerapkan rasa toleransi terhadap anak berkebutuhan khusus.Belajar peduli,kerja sama, dan saling menghormati. Dengan ini anak normal bisa diajarkan bagaimana cara nya saling menghargai, menghormati dan dapat menghargai perbedaan. Guru juga tidak boleh deskriminasi/pilihkasih terhadap anak normal dengan anak berkebutuhan khusus biarkan mereka mendapatkan kesempatan yang sama agar terjalin intraksi yang baik diantara mereka.Memberi kesempatan yang sama contohnya dalam seni biarkan anak berkebutuhan khusus mengembangkan potensi atau bakat dalam seni apapun termasuk dalam bidang olah raga, seringkali anak

berkebutuhan khusus dianggap tidakbisa melakukan apa yang dilakukan anak normal seperti menari,menyanyi, dan melakukan kegiatan cabang olahraga. Semua itu tidak sepenuh nya benar karna disetiap kekurangan pasti ada kelebihan begitu sebaliknya. Jadi biarkanlah mereka mengekspresikan diri mereka dalam bentuk apapun asalkan positif jangan patahkan semangat mereka karna mereka memiliki kesempatan yang sama dengan anak normal lainnya. Dalam diskusi dikelaspun ajak mereka untuk berani menyampaikan pendapat kepada teman-temannya dan biarkan mereka berbaur dengan anak normal agar mereka memiliki rasa percaya diri.

E. Anak Berkebutuhan Khusus Memiliki Kesempatan Yang Sama Dalam Menjalin Intksi di Dalam Kelas dan Lingkungannya Seringkali anak berkebutuhan khusus dianggap susah untuk berintraksi dengan lingkungan dan orang disekitarnya. Dikarenakan dianggap susah bergaul dan memiliki fisik yang berbeda sehingga membuat mereka tidak percaya diri dan lebih suka menyendiri.Tapi tidak semua anak berkebutuhan khusus merasakan hal tersebut, ada anak yang berkebutuhan khusus tapi mereka memiliki rasa percaya diri dan memiliki prestasi yang bagus juga. Semua itu karna faktor lingkungan dan orang disekitarnya.Anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian yang lebih,disini lah pentingnya peran orang tua,teman,guru di sekolah dan lingkungan. Peran orang tua sangat penting, dalam hal ini orang tua juga harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak mereka yang berkebutuhan khusus dan memberi ruang agar mereka bisa mengembangkan bakatnya jangan malah malu terhadap keadaan anak mereka dan mereka malah memberi batasan terhadap anak mereka sehingga sianak tidak bisa mengasah bakat mereka.Dan mereka akan selalu tertutup terhadap orang lain. Teman juga penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri karna dengan memiliki teman yang baik dan bisa menerima kekurangan,dapat meningkatkan rasa percaya diri terhadap anak berkebutuhan khusus.Dengan memiliki teman yang mampu menghargai perbedaan maka anak berkebutuhan khusus pun tida akan merasa beda dan dia pun bisa lebih mudah dalam berintraksi. Guru di sekolah juga penting dalam meningkatkan rasa percaya diri kepada anak berkebutuhan khusus dan dapat membuat intraksi yang baik. karna disekolah juga lah anak didik bagaimana cara intraksi yang baik.Cara menghormati dan

menghargai disinilah ank nerkebutuhan khusus diberi ruang untuk dapat berintraksi dengan anak normal lain nya. Guri harus mampu mengjarkan rasa saling toleransi sehingga mereka tida merasa beda. Dan guru juga harus bisa membuat anak berkebutuhan khusus tersebut menjadi lebih percaya diri ,selalu beri motivasi terhadap anak berkebutuhan khusus selalu yakinkan mereka bahwa mereka bisa melakukan apa yang dilakukan anak normal bahkan jika mereka terus mengasah bakat mereka, mereka bisa lebih dari anak normal karna sukses tidak harus berfisik sempurna. Dengan ini sianak akan merasa percaya diri dan terus mengasah bakat mereka. Sekolah juga harus memberikan ruang terhadap anak berkebutuhan khusus dalam mengasah bakat mereka biarkan mereka berkreasi dalam bakat mereka.

BAB III Kesimpulan Dalam menerapkan Intraksi yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus, disini peran guru sangat penting untuk terlaksananya pembelajaran yang tepat tersebut. Guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus agar anak berkebutuhan khusus bias berintraksi dengan teman normal lainnya. Sedangkan untuk anak normal sendiri, pendidikan krakterpun penting diajarkan kepada mereka agar mereka bias menerapkan rasa toleransi terhadap anak berkebutuhan khusus. Belajar peduli, kerjasama, dan saling menghormati. Dengan ini anak normal bias diajarkan bagaimana caranya saling menghargai, menghormati dan dapat menghargai perbedaan. Peran orang tua juga sangat penting, dalam hal ini orang tua juga harus bias menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak mereka yang berkebutuhan khusus dan member ruang agar mereka bias mengembangkan bakatnya jangan malah malu terhadap keadaan anak mereka dan mereka malah member batasan terhadap anak mereka sehingga sianak tidak bias mengasah bakat mereka. Dan mereka akan selalu tertutup terhadap orang lain. Teman juga penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri karna dengan memiliki teman yang baik dan bias menerima kekurangan, dapat meningkatkan rasa percaya diri terhadap anak berkebutuhan khusus. Guru di sekolah juga penting dalam meningkatkan rasa percaya diri kepada anak berkebutuhan khusus dan dapat membuat intraksi yang baik. Karna disekolah juga anak didik bagaimana cara intraksi yang baik. Cara menghormati dan menghargai

disinilah anak berkebutuhan khusus diberi ruang berintraksi dengan anak normal lain nya. Guru harus mampu mengjarkan rasa saling toleransi sehingga mereka tidak merasa beda. Oleh karenanya dukungan dari semua pihak itu sangat di butuhkan, karena anak yang berkebutuhan khusus juga ingin dihargai oleh orang yang ada disekitarnya baik di sekolah maupun di luar sekolah, anak berkebutuhan khusus harus selalu di berikan motivasi agar dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari tanpa rasa malu dengan anak normal pada umumnya.

Related Documents

Artikel Pki Fix.docx
October 2019 28
Pki
April 2020 35
Pki
April 2020 35
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113

More Documents from "Sylvain MARET"

Materi Modul.docx
December 2019 39
Agama.docx
December 2019 31
Print Ips.docx
October 2019 34
Taksonomi Bloom.docx
December 2019 32
Artikel Pki Fix.docx
October 2019 28
Print Ips.docx
October 2019 34