PENGEMBANGAN BUKU SAKU KIMIA BERBASIS MIND MAPPING DI KELAS XI MIPA SMAN 01 BENGKULU TENGAH Riza Gustina*, Amrul Bahar**, Hermansyah Amir*** *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, **Dosen Pembimbing Utama, ***Dosen Pembimbing Pendamping
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya sangat penting dalam kehidupan seseorang karena untuk mengembangkan potensi dirinya dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baik. Tujuan pendidikan dalam proses belajar mengajar harus dilakukan secara efektif, dimana pendidikan memiliki tujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal ke arah yang lebih positif (Musdalifah, dkk, 2012). Pendidikan pada saat ini berkembang sangat pesat khususnya ilmu kimia. Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari kajian tentang struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubaan tersebut (Faizi, 2013). Pelajaran kimia seharusnya menjadi pelajaran yang sangat menyenangkan untuk dipelajari terkait dengan perkembangan sikap dan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta dampaknya, tetapi pada kenyataannya dalam pelajaran di sekolah mata pelajaran kimia menjadi salah satu pelajaran yang dianggap sulit. Menurut Fibriani (2014) mata pelajaran kimia dianggap sulit karena pelajaran kimia banyak yang bersifat abstrak, banyaknya materi yang harus dipahami dan dikuasai membuat peseta didik cepat bosan dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil observasi awal di SMAN 01 Bengkulu Tengah, didapatkan hasil bahwa secara umum mata pelajaran kimia kurang diminati oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian di sekolah yang masih rendah dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran kimia yaitu sebesar 75. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Rata-Rata Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Kimia Kelas XI Tahun Ajaran 2016/2017 dan 2017/2018 di SMAN 01 Bengkulu Tengah. No. Materi Tahun Ajaran 2016/2017 2017/2018 1. Asam dan 73,55 74,24 Basa 2. Hidrolisis 67,43 65,85 Garam 3. Larutan 69,75 70,44 Penyangga Sumber: Guru Kimia SMAN 01 Bengkulu Tengah Dapat dilihat dari tabel 1.1 diatas, dalam dua tahun terakhir pada materi pokok hidrolisis garam yang mendapat nilai rerata terendah dibawah rata-rata KKM. Menurut Retno (2015) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kimia, materi hidrolisis garam merupakan salah satu materi yang memadukan antara konsep-konsep dan perhitungan, sehingga seringkali peserta didik menjadi bingung dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia dan siswa kelas XI MIPA di SMAN 01 Bengkulu Tengah, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah. Selain itu media pembelajaran yang digunakan kurang menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar, hal ini dikarenakan sarana dan prasarana yang ada di sekolah terbatas. Media pembelajaran yang sering digunakan adalah buku teks yang direkomendasi oleh pemerintah untuk menunjang proses pembelajaran. Buku teks yang digunakan oleh siswa dan guru memiliki ukuran relatif besar, sehingga sulit dibawa dan uraian bacaan pada setiap halamannya relatif panjang. Sebagian besar buku-buku tersebut menggunakan sedikit gambar dan warna sehingga memiliki tampilan yang kurang menarik. Hal-hal inilah yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa.
Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah diperlukan suatu media inovatif yang dapat digunakan siswa dalam belajar yaitu media pembelajaran yang sederhana tetapi berkualitas agar lebih bermanfaat dalam pencapaian tujuan pembelajaran yaitu buku saku yang didesain secara menarik dan praktis untuk meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian sebelumnya sudah dilakukan oleh Resi (2018) dilihat dari hasil respon siswa terhadap buku saku sebesar 98% tergolong kriteria sangat baik yang artinya buku saku dapat digunakan di MAN Model Banda Aceh. Pada proses belajar mengajar kehadiran suatu media pembelajaran mempunyai arti penting. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011) menyatakan Penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Materi yang luas akan lebih mudah diterima oleh siswa melalui media pembelajaran yang digunakan. Buku saku merupakan media pembelajaran berupa media cetak, Ami dan Susantini (2012) mengatakan Buku saku adalah buku berukuran kecil yang mudah dibawa dan dapat dimasukkan ke dalam saku. Menurut Rahmawati (2013) buku saku memiliki karakteristik yang dapat merangsang antusias belajar siswa, semangat dan menunjukkan adanya minat selama proses pembelajaran. Pengembangan buku saku kimia ini penting karena lebih praktis dan disajikan dalam tampilan yang menarik dengan penyampaian materi yang ringkas, jelas dan padat disertai dengan contohcontoh gambar sehingga dapat menumbuhkan minat baca siswa dan dapat membantu siswa untuk memahami dan menguasai pelajaran lebih dalam. Menurut Izza (2015), penyajian buku saku ini menggunakan banyak gambar dan warna sehingga memberikan tampilan yang menarik.Siswa cenderung menyukai bacaan yang menarik dengan sedikit uraian dan banyak gambar atau warna. Gambar dapat meningkatkan minat baca karena gambar dapat membantu pembaca berimajinasi. Imajinasi dapat membantu seseorang meningkatkan kinerja ingatannya dan membantu mengingat kata-kata (Hidayat, dkk., 2015). Materi pembelajaran yang luas akan lebih dipahami siswa dengan mengkonstruksikan materi ke dalam suatu gagasan dalam bentuk Mind
Mapping, yang merupakan kata kunci dari keseluruhan materi yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan penggunaan kata kunci materi tersebut, nantinya akan memetakan pikiran-pikiran masing-masing peserta didik yang akan memacu mereka untuk dapat mengembangkan pemikiran ke arah yang lebih luas lagi, sehingga dapat membantu membuka potensi-potensi tersembunyi yang dimiliki peserta didik. Secara tidak langsung akan semakin menumbuhkan motivasi belajar pada masing-masing peserta didik (Windura, 2013). Buku saku kimia yang akan dikembangkan oleh peneliti, dapat digunakan sebagai media pembelajaran apabila memenuhi kriteria valid yang dilakukan uji validasi materi dan media oleh pakar ahli, dan memenuhi kriteria menarik yang dilihat dari angket respon siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul βPengembangan Buku Saku Kimia Berbasis Mind Mapping Di Kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengahβ. 1.2 Batasan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa buku saku kimia berbasis Mind Mapping pada materi Hidrolisis Garam 2. Model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan 4D (Define, Design, Development dan Disseminate) dengan batasan tahapan yaitu 3D (Define, Design, dan Development) 3. Uji validitas produk dilakukan melalui angket oleh ahli materi dan ahli media 4. Uji coba skala kecil produk dilakukan melalui angket yang diisi oleh subjek uji coba skala kecil yaitu 9 orang siswa di kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah tahun ajaran 2018/2019 yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. 5. Uji coba skala besar produk dilakukan melalui angket yang diisi oleh subjek uji coba skala besar yaitu seluruh siswa di kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah tahun ajaran 2018/2019 pada satu kelas yang terpilih.
1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagaimana validitas media pembelajaran buku saku kimia berbasis Mind Mapping pada materi hidrolisis garam kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah? 2. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran buku saku kimia berbasis Mind Mapping pada materi hidrolisis garam kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Untuk mengetahui validitas media pembelajaran buku saku kimia berbasis Mind Mapping pada materi hidrolisis garam kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran buku saku kimia berbasis Mind Mapping pada materi hidrolisis garam kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian pengembangan buku saku kimia ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Dapat menjadi tambahan buku referensi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah pada materi hidrolisis garam. 2. Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai gambaran interaktif dalam proses pembelajaran di sekolah. 3. Bagi Peneliti Dapat mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki peneliti , dan dapat memberikan pengalaman baru serta keterampilan dalam mengembangkan atau membuat referensi tambahan dalam pembelajaran. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Dapat menjadi bahan kajian apabila permasalahan yang akan diteliti berhubungan sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih luas dan mendalam.
II TINJAUAN PUSTAKA III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pegembangan (Reseach and development). Menurut Sugiyono (2010) Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah media pembelajaran berupa bahan ajar. Dalam penelitian ini, produk yang akan dikembangkan adalah buku saku kimia berbasis mind mapping pada materi hidrolisis garam untuk siswa kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4D dengan batasan tahapan yaitu 3D terdiri dari tahapan define, design, dan development. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 yaitu bulan januari-Februari di SMA Negeri 01 Bengkulu Tengah kelas XI MIPA. 2. Tempat penelitian Penelitian ini berlokasi di SMAN 01 Bengkulu Tengah, Alamat Jalan Raya Bengkulu-Curup km 12, kode pos 38119 3.3 Subjek Penelitian Subjek pada penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah tahun ajaran 2018/2019. Pada tahap uji skala kecil yaitu 9 orang siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi, sedangkan pada tahap uji skala besar dilakukan yaitu seluruh siswa pada satu kelas yang terpilih. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate). Dalam penelitian ini hanya dibatasi
hingga tahap pengembangan. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku saku kimia berbasis mind mapping pada materi hidrolisis garam kelas XI MIPA.
b.
c. 1. Tahapan pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran dengan diawali menganalisis tujuan dari batasan materi yang akan dikembangkan, yaitu melalui analisis masalah, analisis siswa, analisis konsep dan spesifikasi tujuan penelitian. Adapun lima langkah pokok tahap pendefinisian : a. Analisis awal akhir bertujuan untuk menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan pembelajaran. Analisis yang dilakukan pada tahap ini yaitu analisis masalah dalam pembelajaran kimia. Masalah dasar yang ditemukan berdasarkan hasil observasi di SMAN 01 Bengkulu Tengah adalah siswa menganggap mata pelajaran kimia sulit, dan media pembelajaran yang digunakan kurang menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar. Media pembelajaran yang sering digunakan adalah buku teks, buku teks yang digunakan oleh siswa dan guru memiliki ukuran relatif besar, sehingga sulit dibawa dan uraian
d.
e.
bacaan pada setiap halamannya relatif panjang. Sebagian besar buku-buku tersebut menggunakan sedikit gambar dan warna sehingga memiliki tampilan yang kurang menarik yang akan menyebabkan rendahnya minat baca siswa. Hal ini membutuhkan alternatif pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, dengan cara mengembangkan buku saku kimia berbasis mind mapping yang valid dan menarik. Analisis siswa bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan karakteristik dari siswa, untuk menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan akademik siswa. Pada kelas XI dengan usia 16-17 tahun, seharusnya mereka telah mampu berpikir abstrak, dan menyelesaikan masalah dengan cara lebih kompleks. Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan siswa, terdapat beberapa siswa yang menyatakan sulit dalam memahami materi yang terdapat dalam buku teks. Sehingga siswa menginginkan media pembelajaran yang mudah dalam menuntun siswa dalam materi pembelajaran. Analisis konsep berfungsi untuk mengidentifikasi materi yang akan diterapkan dalam penelitian, memilih materi yang sesuai dan menyusun kembali menjadi bahan penelitian. Materi yang diterapkan adalah hidrolisis garam. Dimulai dari menganalisis silabus untuk mengetahui Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasarnya. Kemudian mengumpulkan bahan ajar yang dapat digunakan dalam penyusunan media pembelajaran, seperti buku pegangan siswa kelas XI untuk SMA/MA Kurikulum 2013. Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis ini dilakukan dengan merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis tugas mencakup analisis struktur isi materi yang ingin disampaikan dalam media pembelajaran yang akan dikembangkan. Spesifikasi tujuan pembelajaran adalah kegiatan menganalisis hasil dari analisis tugas dan analisis konsep untuk menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran inilah yang digunakan dalam pengembangan buku saku kimia berbasis mind mapping pada materi hidrolisis garam sebagai media pembelajaran.
2. Tahap Perancangan (Design) Tujuan tahap perencangan adalah untuk menghasilkan buku saku kimia berbasis mind mapping. Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan latar belakang dalam penelitian serta menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Buku saku kimia berbasis mind mapping dipilih sebagai media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian. Media ini akan mempermudah siswa untuk memahami materi dan meningkatkan motivasi untuk belajar, hal ini karena buku saku ukurannya kecil sehingga lebih praktis dan menarik. Pemilihan format dalam perancangan media pembelajaran buku saku kimia yaitu halaman sampul, prakata, daftar isi, SK dan KD, pendahuluan materi, Mind Mapping, materi ajar, contoh soal, cek pemahaman, soal evaluasi dan daftar pustaka. 3. Tahap pengembangan (Development) Pengembangan buku saku kimia berbasis mind mapping melalui beberapa tahap pengujian yaitu : 1. Uji Validitas Validasi dilakukan oleh ahli materi dan media. Saran-saran dari validator akan digunakan sebagai bahan revisi agar dihasilkan produk media yang valid. Dalam pengembangan buku saku kimia berbasis mind mapping ini, sebagai ahli media adalah 1 orang dosen yang ahli dibidang media dan ahli materi adalah 1 orang dosen pendidikan kimia dan 1 orang guru kimia di SMAN 1 Bengkulu Tengah. 2. Uji coba produk Produk media setelah dinyatakan valid selanjutnya diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi apakah media pembelajaran berupa buku saku kimia berbasis mind mapping ini praktis dan menarik. Untuk uji coba produk dilakukan dengan 2 cara yaitu uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Dimana sebelum mengetahui kelas yang dijadikan sebagai uji coba skala kecil dan skala besar dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu. a. Uji skala kecil Pada tahap ini, uji coba dilakukan untuk mengetahui respon siswa dan dapat memberikan penilaian terhadap kualitas
produk yang dikembangkan. dengan melihat dari hasil lembar respon siswa yang diisi oleh subjek uji coba skala kecil yaitu 9 orang siswa kelas XI MIPA yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dilihat dari nilai kimia di semester ganjil. b. Uji skala besar Setelah produk di revisi dari hasil dan saran-saran siswa pada uji coba skala kecil, maka dilakukan uji coba skala besar dengan melihat dari hasil lembar respon siswa yang diisi oleh subjek uji coba skala besar yaitu seluruh siswa di kelas XI MIPA SMAN 01 Bengkulu Tengah pada satu kelas yang terpilih. 3.5 Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.5.1
Lembar Validasi instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli terhadap buku saku yang disusun dirancangan awal, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang telah dibuat oleh peneliti. Instrumen yang telah diisi oleh validator akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki atau merevisi produk buku saku yang akan dirancang. Instrumen validasi terdiri dari dua kriteria validasi yaitu: a. Validasi Materi Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kelayakan isi dan kebahasaan. serta berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan buku saku kimia berbasis mind mapping. b. Validasi Media
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kegrafikan dan penyajian buku saku kimia berbasis mind mapping. Lembar validasi dalam pilihan jawaban dan skor mengacu pada skala likert yang tertera pada tabel 3.1. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena (Sugiyono, 2015). Tabel 3.1 Skala Penilaian Lembar Validasi Jawaban Skor Sangat Tidak Baik 1 Tidak Baik 2 Cukup Baik 3 Baik 4 Sangat Baik 5 3.5.2
Lembar Uji Coba Produk Instrumen ini berbentuk angket uji aspek kemenarikan yang diberikan kepada peserta didik. Angket uji aspek kemenarikan berupa buku saku kimia berbasis mind mapping yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat daya tarik peserta didik. Pilihan jawaban dan skor untuk lembar respon siswa mengacu pada skala likert yang tertera pada tabel 3.2.
homogen, dan sebaliknya jika taraf signifikannya <0.05 maka dinyatakan tidak homogen (Winarsunu, 2006). Uji homogenitas pada penelitian ini diperoleh dari nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) kimia semester ganjil. 3.6.2 Analisis Uji Validitas Untuk menganalisis data dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: a. Validator mengisi lembar validasi yang memiliki skor 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan bahwa skor 1 menunjukkan jawaban sangat tidak baik, skor 2 menunjukkan jawaban tidak baik, skor 3 menunjukkan jawaban cukup baik, skor 4 menunjukkan baik dan skor 5 menunjukkan sangat baik. b. Menjumlahkan skor total yang diberikan oleh validator, c. Menentukan hasil rata-rata dari semua validator d. Nilai validitas produk akan didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
V =
βπ π=1
vπ
π
diadaptasi dari Sudjana (1996).
Keterangan :
V = Skor rata-rata validasi Tabel 3.2 Skala Penilaian Lembar respon siswa Jawaban Skor Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Cukup Setuju 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 3.6 Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan, maka tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dalam penelitian ini adalah : 3.6.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji dalam penelitian ini merupakan data yang homogen atau tidak, jika homogenitas terpenuhi maka penelitian ini akan berlanjut. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16.0 for Windows untuk memudahkan perhitungan. jika taraf signifikannya >0.05 maka varian dinyatakan
v i = Skor validasi ke-i n = Banyaknya validator Adapun untuk mengetahui validitas buku saku yang telah dikembangkan, peneliti menggunakan skala persentase validasi sebagai acuan penilaian data yang dihasilkan dari pakar ahli. Adapun skala persentase validasi tersebut seperti: Tabel 3.3 Skala Persentase Penilaian validitas ahli materi
V
Klasifikasi
28 ο£ V < 50.4
Tidak Valid
50.4 ο£ V < 72.8
Kurang Valid
72.8 ο£ V < 95.2
Cukup Valid
95.2 ο£ V < 117.6
Valid
117.6 ο£ V < 140
Sangat Valid
Interval kategori ditentukan dengan rumus berikut : Interval = Total skor maksimal β Total skor minimal Skor maksimal tiap idikator Interval = 140 β 28 5 Interval = 22.4
Tabel
3.4
c.
Skala Persentase validitas ahli media
V 32 ο£ V < 57.6 57.6 ο£ V < 83.2 83.2 ο£ V < 108.8 108.8 ο£ V < 134.4 134.4 ο£ V < 160
b.
Penilaian
Klasifikasi Tidak Valid Kurang Valid Cukup Valid Valid Sangat Valid
d.
π
Μ
β π
π π
Μ
= π=1 π
e.
Interval kategori ditentukan dengan rumus berikut : Interval = Total skor maksimal β Total skor minimal Skor maksimal tiap idikator Interval = 160 β 32 5 Interval = 25.6
e. Jika skor rata-rata validitas kurang dari kriteria valid maka buku saku harus direvisi kembali sebelum dilanjutkan ketahap selanjutnya. 3.6.3 Analisis uji coba produk Uji coba produk dilakukan pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Data uji coba produk diperoleh dari hasil pengisian lembar respon siswa, adapun langkah-langkahmya sebagai berikut : a. Siswa mengisi lembar angket respon dengan kriteria respon yang memiliki skor 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan bahwa skor 1 menunjukkan jawaban sangat tidak
setuju, skor 2 menunjukkan jawaban tidak setuju, skor 3 menunjukkan jawaban cukup setuju, skor 4 menunjukkan setuju dan skor 5 menunjukkan sangat setuju. Menjumlahkan skor total dari siswa, dimana skor minimal untuk 15 pertanyaan adalah 15 dan skor maksimalnya adalah 75 Menentukan hasil rata-rata penilaian dari siswa Nilai uji coba produk akan didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
diadaptasi dari Sudjana (1996). Keterangan : π
Μ
= Skor rata-rata respon siswa π
Μ
i = Skor rata-rata respon siswa ke-i n = Banyaknya siswa mencocokkan skor rata-rata respon siswa dengan kriteria penilaian Tabel 3.5 skala persentase penilaian respon siswa Μ
Klasifikasi π
Tidak menarik 15 ο£ π
Μ
< 27 Kurang menarik 27 ο£ π
Μ
< 39 Cukup menarik 39 ο£ π
Μ
< 51 Menarik 51 ο£ π
Μ
< 63 Sangat menarik 63 ο£ π
Μ
< 75 Interval kategori ditentukan dengan rumus berikut :
Interval = Total skor maksimal β Total skor minimal Skor maksimal tiap idikator Interval = 75 β 15 5 Interval = 12
f.
Jika buku saku memenuhi kategori menarik dan sangat menarik maka buku saku kimia layak digunakan sebagai media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Ami,
M.S., dan Susantini E. (2012). Pengembangan Buku Saku Materi Sistem Ekskresi Manusia di SMA/MA Kelas XI. Journal Unessa, 1(2): 1-8
Ali, Muhammad. 2007. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. ISBN: 978-0-7910-9585-0 Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN: 9786022172475 BPTP Jambi. 2014. Booklet dan Buku Saku. http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/inde x.php/publikasi/mediacetak/bookleta-bukusaku (diakses tanggal 28 September 2018) Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN: 978979222351 _________. 2006. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN: 9792207775 Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid. Yogyakarta: Diva Press. ISBN: 9786022551447
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN: 978-6 Irham, Muhammad, dan Wiyani Novan Ardy. 2014. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. ISBN: 978-602-7874-27-5 Izza, H.N., Susilowati, E. & Haryono. (2015). Pengaruh Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Dilengkapi Media Buku Saku dan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas Xi di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4(1): 189195. Kustandi, Cecep, dan Sutjipto Bambang. 2013. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. ISBN: 9789794506332 Musdalifah, Syafsir Akhlus, dan Eka Putra Ramdhani. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Buku Saku Kimia Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) Pada Materi Asam Basa Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI MIPA. Jurnal pendidikan kimia. 2(1): 115-122
L., Damris, M. & Risnita. 2014. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta didik pada Materi Kesetimbangan Kimia SMA. Edu-Sains. 3(1):1-5.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. http://Kelembagaan.ristekdikti.go.id (diakses tanggal 28 September 2018)
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. ISBN: 978-979076-161-2
Rahmawati, Nurul Laili, Sudarmin, dan Krispinus Kedati Pukan. 2013. Pengembangan Buku Saku IPA Terpadu Bilingual dengan Tema Bahan Kimia dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar di MTs. Unnes Science Education Journal. 2(1): 157-164
Fibriani,
Hidayat, A., Saputro, S. & Sukardjo, J. S. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Ensiklopedia Hukum Hukum Dasar Kimia Untuk Pembelajaran Kimia Kelas X SMAN 1 Boyolali dan SMAN 1 Teras. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 4(2): 47-56.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. ISBN: 9786029788983
Retno, Ardina Titi Purbo, Sulistyo Saputro, dan Budi Utami. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Buletin dalam Bentuk Buku Saku Berbasis Hirarki Konsep untuk Pembelajaran Kimia Kelas XI Materi
Hidrolisis Garam. Jurnal Pendidikan Kimia. 4(2): 74-81 Rombepajung, J.P. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN: 9789793021355 Salyani, Resi, Azhar Amsal, dan Riza Zulyani. 2018. Pengembangan Buku Saku Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) di MAN Model Banda Aceh. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA. 02(01): 7-14 Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. ISBN: 978-602-941396-0 Sastrohamidjojo, H. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. ISBN: 979-420-390-4 Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Group. ISBN: 978-6020895-01-7 Sudarmo., Unggul dan Nanik Mitayani. 2014. Kimia SMA/ MA Kelas XI/ K13 Peminata Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga. ISBN: 9786022416937 Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito. ISBN: 9799185378
Bandung.
Sudjana, Nana, dan Rivai Ahmad. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. ISBN: 978-979-670246-6 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ISBN: 979-8433-64-0
_________. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ISBN: 979-8433-71-8 Sulistyani, Nurul Hidayati Dyah, Jamzuri, dan Dwi Teguh Rahardjo. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Peserta didik Antara Menggunakan Media Pocket Book dan Tanpa Pocket Book pada Materi Kinematika Gerak Melingkar Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1): 164-172 Sunarya, Yayan. 2007. Kimia Umum. Bandung: Grafisindo. ISBN: 978-979-068-721-9 Tim Badan Standar Nasional. 2014. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Tahun 2014. http://bsnp-indonesia.org/id?p=1340 (diakses tanggal 28 September 2018) Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN: 979407182X 9789794071823 Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Perpustakaan Nasional: Kencana. ISBN: 979-010-780-3 Widoyoko,Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ISBN: 9786028479714 Windura, Sutanto. 2006. Mind Map for Business Effectiveness. Jakarta: Gramedia. ISBN: 9786020445632 _________. 2013. Mind Map untuk Siawa, Guru dan Orang Tua. Jakarta: Elex Media Komputindo. ISBN: 9786020227443