Andai Aku, Ka

  • Uploaded by: m luqman hakim
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Andai Aku, Ka as PDF for free.

More details

  • Words: 9,689
  • Pages: 111
1 Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………an………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………dai…...………………a….ku…………………………,kamu……………… ……………………...……………………………………………………,atau……… ……………………………ia………………………………………………………… ……………………………jadi..……………………………………………………… …presiden…oh….pres……………..………………………………………………… …………………………i……………….….………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………den……………………..……………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………pre…………………………… …………………………..……………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………si……………………………………….……………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………den…………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… penulis

2

Pendahuluan

Andai Aku, Kau, atau Dia Jadi Presiden Andai,

dalam pikiranku kata tersebut kurumuskan sebagai sebuah rumusan yang dapat kusebut teori yang berisi jawaban-jawaban semestinya. Selain itu kata andai juga tidak jauh beda dengan hipotesa menurutku, yaitu dugaan. Nilai jawaban semestinya dan dugaan itu bisa subyektif atau obyektif, bermoral atau amoral, dan bisa juga berupa hasil khayalan atau realita. Benarkah demikian adanya ? Baik, mari kita bicara soal andai. Siapakah di antara kita yang tidak pernah berandai. Berandai jadi presiden, andai jadi kaya, andai jadi artis, andai jadi kiyai, andai jadi raja, andai jadi anak orang kaya, andai jadi anak profesor, andai kuliah di luar negeri, andai dapat isteri cantik, andai dapat pacar ganteng, dan seterusnya. Rif salah satu group band tanah air pun melantunkan tembang pengandaiannya yaitu andai jadi raja. Bukan hanya Rif saja, Opie Andarista pun juga melantunkan tembang yang sama yaitu andai jadi anak orang kaya. Andai merupakan ruang imajinasi yang merdeka dan tidak memiliki batas aturan. Aku atau siapa pun bebas melakukan pengandaian. Hingga berandai jadi presiden pun tidak ada yang melarang atau bahkan yang menentang. Kala kita sudah masuk pada proses pengandaian pun polisi, intel, CIA, FBI, tentara, LSM, atau Mahasiswa tidak akan bisa dan mampu mendeteksi atau bahkan menghentikan. Jadi tidak usah takut di demo oleh mahasiswa dong atau dikejar preman he he he. Jangankan berandai menjadi sosok presiden, berandai berwujud seperti tuhan pun otak kita mampu. Hanya saja keterbatasan berfikir serta cupet-nya pengembaraan hidup yang menjadi batasan berandai. Mengapa bisa demikian ? sebab aku bisa berandai jadi presiden adalah karena aku pernah melihat, membaca dan mendengar tentang presiden. Seandainya aku lahir dalam kondisi buta dan tuli bisakah mengandaikan jadi presiden ? atau semenjak kita lahir kita jauh dari informasi yang membicarakan tentang presiden bisakah berandai tentang presiden ? Coba perhatikan kalimat yang ada dalam tanda kutip di bawah ini (Maaf, perintahnya terlalu seremonial) “Sesuatu yang dianggap mungkin terjadi” Demikian makna dari kata andai kurang lebihnya kala aku buka kamus bahasa Indonesia. Dalam komunikasi berbahasa Indonesia kata andai memiliki padanan kata yang memiliki makna sama yaitu dengan kata misal dan kata umpama. Namun aku tidak tertarik membahas kata misal dan kata umpama yang memiliki makna hampir sama dengan kata andai. Baiklah, mari tetap konsen pada kata andai. Berandai jadi apapun adalah sah-sah saja dan tidak perlu pengorbanan yang besar. Cukup sepiring sumber energi yang mampu membuat kita hidup dan tidak

3 tertidur. Berandai jadi presiden pun tidak ada larangan dan tidak perlu pengorbanan besar. Kalau berusaha jadi presiden jelas itu butuh pengorbanan besar. Ha ha ha, kita harus berduit, punya pengaruh, ada kuasa, ada jongos yang siap diperintah, ada lawan tanding dan menegangkan. Apalagi pingin jadi tuhan, tentu akan banyak tantangan. Jadi presien ? Siapakah diantara kita kali ini yang sedang mengandaikannya ? Entahlah siapa kini yang sedang berandai jadi presiden. Bisa aku, temanku, orang disekitar kita, atau bahkan semua orang di dunia ini kini sedang berandai jadi presiden. Lantas bisakah yang berandai itu nampak jelas ekspresinya sehingga kita bisa membaca bahasa tubuhnya dengan jelas ? Dari berita politik di koran, majalah, atau lewat siaran televisi pasti bisa dituding siapa-siapa yang kemaruk (berandai-andai ingin) jadi presiden. Lantas apa salahnya jika berandai-andai jadi presiden? Yang pasti tidak ada vonis salah. Berandai-andai adalah hal yang lumrah dan masih belum ada aturan hukum yang melarangnya. Siapa sih di antara kita yang tidak pernah berandai-andai ? semenjak kita masih memiliki hasrat dan lekat dengan keterbatasan usaha, saat itu berandaiandai adalah masih menjadi jurus utama. Berandai-andai adalah tidak lebih dari pikiran yang tergoda oleh hasrat. Dari berandai-andai kita bisa rumuskan hipotesa tentang apa yang kita andaikan. Dari hipotesa itu selanjutnya kita bisa mengujinya. Seterusnya tentu kita akan ketemu dengan kepastiannya. Berandai-andai aktivitasnya tidak dibatasi umur entah itu masih kanak-kanak, bocah, remaja, dewasa, atau tua. Masih ingatkan kita dengan masa kanak-kanak atau masa ketika masih di bangku sekolah dasar ? apa yang kita andaikan kala itu ? ya, di antara kita kala itu ada yang mengandaikan bisa beli sepatu baru, tas baru, punya sepeda, dan sebagainya. Namun perlu diketahui bahwa bukan kata andai yang telah mengilhami diriku menulis sajak tentang presiden yang kini kukumpulkan dalam antologi sajak Andai Aku, Kau atau Dia Jadi Presiden. Melainkan kata presiden-lah yang jadi ilham dari pikiranku hingga memunculkan hasrat gerakkan tangan tulis sajak dengan tema presiden ini. Kelekatan inilah yang buat aku tertarik untuk menulis sajak ambil tema sentral yaitu presiden. Sementara itu ketertarikanku untuk membahas tema presiden adalah karena banyak orang yang berandai-andai jadi presiden, namun sayang posisinya hanya untuk satu orang. Sehingga proses perolehannya pun melalui perjuangan perebutan yang lumayan gede. Diawali dari berandai-andai terus berlanjut ke pengumpulan dana dan pendukung setia, seseorang berangkat wujudkan apa yang diandaikan yaitu jadi presiden.

Presiden Presiden, untuk memberikan keyakinan dan kemantaban dalam menulis aku coba cari asal usul kata itu. Aku coba temukan asal kata presiden, memiliki makna apa, digunakan untuk menyatakan atau menyimbolkan apa, serta siapa yang pertama kali menggunakan kata presiden ?

4 Pertama yang bisa aku baca dan ambil sebagai patokan mengawali pemahaman tentang presiden adalah dengan memperhatikan kata presiden itu sendiri. Yaitu di manakah kata itu tersangkut atau disimbolkan pada apa ? Untuk mengawali sebuah pengembaraan berfikir aku coba rangkai kalimat sederhana yang semua orang pernah mendengarnya, paham, dan tidak mengada-ada seperti di bawah ini. “Megawati adalah seorang presiden Republik Indonesia kelima” “Presiden direktur PT TO mengumumkan bahwa perusahaannya Go Public” Aku coba baca ulang kedua susunan kalimat di atas. Namun aku yakin walaupun sejuta kali kubaca tentu tidak akan kutemukan apa itu presiden. Dari kedua kalimat di atas yang bisa kupahami untuk sementara bahwa kata presiden adalah menyiratkan tentang posisi atau jabatan yang tertinggi di sebuah lembaga atau organisasi. Memang cukup sederhana dua kalimat di atas dan lumayan manjur sebagai pemahaman awal menurutku. Selanjutnya aku masuki langkah kedua dengan melakukan penelusuran informasi yang sudah ada, diantaranya dari buku yang membahas tentang negara dan kamus. Darii kamus bahasa Indonesia yang kumiliki aku coba cari makna presiden. Makna tidak aku temukan, karena kata presiden sendiri tidak masuk dalam kamus bahasa Indonesia yang kumiliki. Ya, mungkin kamusku terlalu kuno dan perbendaharaan katanya sedikit. Bisa juga kamusku yang kumiliki disusun sebelum kata presiden lahir sebagai simbol bahasa. Karena tidak temukan yang kumaksud, lantas aku coba beranikan diri merekareka asal kata presiden. Sebuah pemikiran yang konyol dan nekat tentunya. Dari pikiran nekat dan jahil kutuangkan pemahaman dalam benakku untuk putuskan bahwa kata presiden berasal dari kata residen. Benarkan demikian ? lantas aku buka kamus untuk cari dan temukan makna dari kata residen. Ya, ada !, ternyata kata residen ada dalam kamus bahasa Indonesia. Kata residen memiliki makna pegawai pamong praja yang mengepalai daerah. Berimbuhan huruf p kata residen berubah jadi presiden. Atau sebenarnya bukan imbuhan, melainkan proses pengucapannya saja yang mengalami degradasi. Residen yang berasal dari bahasa belanda tidak bisa dilafalkan sempurna oleh orang pribumi (jawa/melayu). Sehingga membunyikan kata residen seperti bentuk tulisannya nampaknya kurang pas di lidah pribumi. Maka berubahlah bunyi residen jadi bunyi presiden. Namun sayang, kembali aku diragukan dengan kata residen. Aku ragu karena apa yang aku paparkan adalah buah pikiranku dan belum ada satupun profesor yang menteorikannya. Benarkah kata presiden itu pengejawantahan dari kata residen ? Keraguanku terus menyeranta dan membuat aku semakin tergelitik untuk mencari makna sebenarnya dari kata presiden. Presiden, apakah itu ? Jelasnya kata presiden itu adalah bukan nama lain dari pisang goreng atau lontong. Praktis dari apa yang bisa aku saksikan lewat sesosok presiden semisal Megawati, Soeharto, Gus Dur dan lain sebagainya, maka aku bisa mengartikan presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Arti dan maksudnya

5 bahwa negara semisal Indonesia dan lainnya dipimpin oleh seorang kepala negara yang dijuluki presiden. Pemahaman seperti ini bisa aku dapat dari kuliah politik dan kenegaraan. Apakah semua negara dipimpin oleh presiden ? Jelas tidak ! Walaupun di dunia ini banyak negara yang dimpin oleh seorang presiden, namun beberapa negara seperti Inggris, Belanda, dan Malaysia adalah dipimpin oleh seorang raja untuk kepala negaranya. Sedangkan kepala pemerintahannya dipimpin oleh seorang perdana menteri. Negara seperti ini dikenal dengan nama monarkhi. Tapi yang jelas kini aku tidak tertarik membahas tentang monarkhi. Di negara seperti Indonesia, konsep tentang presiden memaparkan bahwa presiden di negara Indonesia memiliki dua kekuasaan yaitu presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Beda dengan konsep monarkhi yang kepala pemerintahannya dipegang langsung oleh perdana menteri bukan raja. Raja adalah sebagai kepala negara. Dari bantuan apa yang aku lihat dari sesosok presiden, aku yakin, sedikit banyak telah aku ketahui apa itu presiden. Namun aku masih tetap pada pendirian bahwa aku harus tahu apa itu presiden. Terlebih lagi aku harus tahu siapa yang pertama kali menggunakan kata presiden dalam sejarah kenegaraan. Aku buka sebuah kamus populer dan di sana kutemukan kata presiden. Dalam kamus tersebut kata presiden memiliki makna ketua, pemimpin, kepala negara dari sebuah negara yang berbentuk republik. Keterangan ini menurutku masih belum bisa memuaskan karena masih belum temukan asal muasal kata presiden dan penyandang pertamanya siapa. Lantas kubuka kamus bahasa inggris kucari kata presiden, dan kutemukan. Di kamus bahasa inggris kata presiden ditulis dalam susunan huruf yaitu president. Di kamus tersebut dikatakan bahwa president memiliki tiga makna yaitu pertama bermakna presiden. Kedua yaitu bermakna ketua sebuah organisasi atau perkumpulan. Ketiga yaitu bermakna rektor. Kata rektor mengingatkanku tentang kampus. Bahwa di sana ada salah satu poin dari kerangka struktur organisasi senat universitas yang disebut rektor yaitu pimpinan kampus dalam penyelenggaraan pendidikan. Oh ya, penggagas konsep republik adalah salah satu presiden Amerika Serikat yang bernama Thomas Jeferson. Apakah benar dia yang pertama kali mengenalkan istilah presiden sebagi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Jelasnya aku tidak tahu pasti. Sementara itu di sebuah kamus politik aku dapatkan pemahaman yang lumayan jelas. Presiden di situ diartikan sebagai sebutan untuk jabatan tertinggi pemerintahan nasional pada kebanyakan negara. Selain itu presiden juga bermakna kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden juga bermakna kepala atau pemimpin pucuk pada lembaga atau perusahaan. Perlu diingat bahwa kata presiden beda dengan kata preseden. Walaupun memiliki kemiripan bunyi. Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan, sementara preseden adalah tentang hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh. Atau juga preseden bisa disebut sebagai hikmah. Sebuah buku berjudul ilmu politik kubuka lalu kucari kalimat yang menjelaskan kata presiden. Sama hasilnya, aku belum menemukan yang memuaskan.

6 Di pembahasan ilmu politik keberadaan presiden terkait erat dengan presidensil. Presidensil sendiri adalah suatu sistem pemerintahan negara yang mana posisi presiden sebagai kepala negara sekaligus merangkap sebagai kepala pemerintahan dan berkuasa pula menunjuk menteri-menteri sebagai pembantu. Penjelasan ini sedikit membantuku menemukan apa itu presiden, namun aku masih belum bisa temukan kata presiden itu berasal dari mana dan siapa yang pertama kali menggunakan kata presiden. Pencarianku menemukan jati diri kata presiden mengalami kegagalan. Namun bukan berarti bahwa tulisanku ini tidak sah. Meskipun tulisan ini sudah rampung dan bisa dibaca, aku masih tetap jalan-jalan untuk menemukan jati diri dari kata presiden.

Maaf Aku Ragu Tentang tulisanku yang kusebut sajak ini sebenarnya aku ragu. Ragu kalau tulisanku ini adalah bukan sajak, melainkan hanya esai saja yang gayaku dalam menuangkan sok-sok seperti sajak. Aku tidak ragu tentang isi, karena tulisanku adalah coba bicara tentang apa yang ada di dalam otak tentang pikiran-pikiran nakalku seputar ide presiden dan tingkahnya. Tapi yang kuragukan adalah soal simbol yang aku lontarkan, simbol komunikasi berbahasa yang kupakai adalah simbol sajak untuk menamai tulisanku ini. Benarkan tulisanku yang belepotan ini bisa dianggap sejenis sajak? atau sebenarnya bukan sajak melainkan esai yang struktur penulisannya saja seperti sajak atau puisi ? Namun bukankah struktur penulisan yang membedakan jenis tulisan atau karya sastra yang satu dengan lainnya ? Kalau toh demikian, ya !, tulisanku ini memang bisa dianggap sebagai sajak. Kalau toh memang benar.

7 Daftar Isi Kata Pengantar Pendahuluan Daftar Isi 1. Adu Jangkrik 2. Ajian Tapak Asto 3. Aku Adalah Presiden 4. Andai Aku Jadi Presiden 5. Andai Aku, Kau atau Dia Jadi Presiden 6. Andai Tak Ada Presiden 7. Bangun Pagi 8. Bayal Cekolah 9. Berburu Celeng 10. Bolehkah Saya Jadi Presiden 11. Carikan Aku Kambing Hitam 12. Celana Kolor Presiden 13. Compang-camping 14. Curhat Pada Presiden 15. Duta Keramat 16. Formulir Kandidat Calon Presiden 17. Fresiden Berantas Kemiskinan 18. Hompimpa 19. Ingin Jadi Presiden 20. Izinkan Saya Teriak Di Gedung DPR-MPR 21. Presiden Dan Kyai 22. Lamunan Presiden 23. Luru Suara 24. Main Petak Umpet 25. Malu Jadi Presiden 26. Mantan Garong 27. Mbah Dukun 28. Mimpi Jadi Presiden 29. Nekat 30. Ngotot Jadi Presiden 31. Pancasila Mulai Usang 32. Panen Perdana 33. Panggung Sandiwara Presiden 34. Para Presiden Nusantara 35. Para Presiden, Airlangga 36. Para Presiden, Hitler 37. Para Presiden, Hirohito 38. Para Presiden, Abdurrahman Wahid 39. Para Presiden, Gajah Mada 40. Para Presiden, Habibie 41. Para Presiden, Hayamuruk 42. Para Presiden, Ken Arok 43. Para Presiden, Megawati 44. Para Presiden, Soeharto 45. Para Presiden, Soekarno

Halama n 1 2 7 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

8

Adu Jangkrik Adu jangkrik, Presiden ikutan beradu Jangkrik Rambo bertubuh hitam lebam andalan presiden berlaga Arena sabung riuh gemuruh suara-suara gaduh bertaruh Si Rambo pamerkan otot kaki,

9 Otot paha, Otot lengan Dan otot leher Rambo si kepala besar bersungut tebal menantang hadang lawan Rambo si jago pilih tanding Tak punya lawan sebanding Kali ini jangkrik lokal tak bersungut menantang Si Upo, Jangkrik kecil tidak hitam berjenggot Kecil raganya dan lokal gayanya, Namun derikannya cukup histeris hingga buat pemirsa bergidig Rambo pasang kuda-kuda Si Upo pasang aksi Rambo kirim pukulan godam Upo berkelit lalu balas pukul lambung Rambo Rambo lompat ke udara, Pukulan nyasar menghantam gedung WTC Tanpa beri sempat tarik nafas, Si Upo kirim pukulan kedua sasaran kepala Rambo lompat ke belakang hindari maut Pukulan nyasar terjang legian Tahu pukulan tak hantam sasaran, si Upo jadi babi buta Pukul segala penjuru arah raga Rambo Rambo diam tak bergeming berlindung di balik tameng tokoh kartun si kapten amerika Pukulan pun menghantam apa adanya Hantam gedung kedutaan, Nyasar ke hotel-hotel, Tempat-tempat peribadahan, Dan terjang tempat maksiat November 2003

Ajian Tapak Asto Aku presiden Presiden negara ini Aku sakti mandra guna Guna bagi nusa Guna bagi bangsa Meski dengan satu aji

10

Ajiku aji tapak asto Siapa pun yang tertapak akan ngasto Desember 2003

Aku Adalah Presiden Aku adalah presiden Presiden atas diriku sendiri Aku perintah diriku Aku kritik diri ini Aku angkat diri Aku jadikan sendiri Aku kendalikan diri

11 Aku awasi sendiri Aku presiden Aku rakyat Aku parlemen Aku pula kabinet Aku sejatining presiden Presiden atas diri ini sendiri Pemimpin diri sendiri Dari negeri diri sendiri Desember 2003

Andai Aku Jadi Presiden Andai aku jadi presiden Lantas aku pun jadi presiden Presiden para tikus, Tikus sawah, Tikus tongtong, Tikus piti, Dan tikus clurut, Para tikus pengerat padi yang suka klutusan di dapur kala lelap

12 Curi tempe Tenggak minyak jelantah Juga presiden para buaya Buaya darat buntung dan buaya bajol kroman si siluman jadi-jadian Andai aku jadi presiden Lantas aku pun jadi presiden Kalau tak jadi, Berarti aku tidak berandai Sukurlah aku tak jadi Desember 2003

Andai Aku, Kau atau Dia Jadi Presiden Andai aku jadi presiden Kau dan dia tak jadi presiden Andai kau jadi presiden Aku dan dia tak jadi presiden Andai dia jadi presiden Aku dan kau tak jadi presiden Andai aku, kau dan dia tak jadi presiden Maka,

13 Kalian dan mereka jadi presiden Jika negeri ini demokrasi Desember 2003

Andai Tak Ada Presiden Andai negeri ini tak ada presiden Andai negeri ini tak punya presiden Andai negeri ini tak cari presiden Andai negeri ini tak butuh presiden Andai negeri ini tak dipimpin presiden Jika tak ada, Tak punya, Tak cari, Tak butuh,

14 Tak dipimpin presiden Tentu tak ada lowongan jadi presiden Tentu tak ada yang lamar jadi presiden Tentu tak ada yang calonkan jadi presiden Tentu tak ada yang rebutan jadi presiden Tak ada lowongan Tak ada lamaran Tak ada calon Maka tak ada rebutan Desember 2003

Bangun Pagi Gogok petok ! Beg beg beg ! Kukuruyuk ! Presidenku bangun pagi Terus mandi Mandi pake’ sabun wangi Tak lupa gosok gigi sambil bersiul Habis mandi, Presidenku bergigi putih serta bau wangi

15 Buka sarapan pagi Tolak roti sumbu Santap keju dan roti Tambah ceplok mata sapi Mata diceplok Presidenku jadi sapi Giginya tak putih lagi Presidenku tak bau wangi Presidenku bau sapi Desember 2003

Bayal Cekolah Pleciden, Kakakku Belum Bayal Cekolah Bapak Tak Punya Duit Ibu Tak Punya

16 Duit Aku Juga Tak punya Duit Pleciden, Kaci Caya Duit Ya Buat Bayal Cekolah Kakak Caya Desember 2003

Berburu Celeng Susur wana Jelajahi suasana Presiden bawa serdadu Penuh senjata panah Presiden hendak buru rusa betina ‘tuk temukan kijang kencana Para rusa lagi moksa Moksa temukan kuasa Rusa tak ada, Presiden ganti buru celeng si babi hutan Para celeng geleng tak mau diburu Presiden pun ganti jadi celeng

17

Desember 2003

18

Bolehkah Saya Jadi Presiden Permisi, Nama saya mamad, Saya kuli batu Isteri saya berprofesi babu Anak saya satu Namanya pandu Anak dan isteri saya ingin jalan-jalan ke luar negeri tapi saya gak mampu Bolehkah saya jadi presiden untuk itu 2003

19

Carikan Aku Kambing Hitam Pagi-pagi pekebun istana melapor Bilang kebun istana mulai tampak kotor Kotor bukan oleh sampah sintetik Maupun pecahan barang antik Katanya, Rumput terlampau membatang Hingga mulai mengilalang Rumput terlampau segar Hingga pertumbuhannya membelukar Rumput mulai menjalar hingga serambi istana Pertumbuhannya mulai tidak terkendali Ia pun sarankan presiden beli pemangkas rumput Sayang, Presiden menolaknya Karena terlampau mahal Terlampau besar biaya “It’s very expensive” Terlampau besar pengorbanan Dan kurang simpel Serta terlalu banyak timbulkan efek “Cukup beli seekor kambing hitam saja”, putus presiden September 2003

20 Celana Kolor Presiden Dor dodor dor ! Angkat tangan presiden Setinggi langit Tapi jangan kau sundut pantat Tuhan Sundut saja pantat-pantat kabinetmu yang bahenol Namun jangan banyak goyang Dan jangan banyak gerak Sebab daku begal Begal lokajaya Begal celana kolor Perampas sempak Presiden, Serah terimakan sempakmu padaku bersama celana kolormu Oktober 2003

21 Compang-camping Bedah segala penjuru Robekan mengabsud Saku jebol Kancing melayang Compang-camping kostum presiden Kostum kenegaraan rabutan Yang disebut-sebut rakyat Yang direbut aristokrat Yang direbut plutokrat Yang direbut konglomerat Desember 2003

22 Curhat Pada Presiden Presiden yang terhormat Saya adalah penjaja cinta yang berhormat Kali ini hatiku bak rembulan tersentuh cahaya matahari Berpendar lemparkan fenomena keindahan Ketika malam menjelang, Kurindukan selalu cahaya itu ‘tuk sentuhku Hingga membuatku mempesona Presiden, Namun aku adalah rembulan Yang hanya disentuh cahaya Tampaknya matahari ‘tak ‘kan pernah singgah mendekat ke ragaku Sementara aku terjaga di malam Matahari siaga di siang Kala gerhana saja kita coba satukan diri Itu pun hanya dalam satu bayang-bayang Bukan jasad dengan peluk rindu serta rengkuhan asmara Presiden, Kapan kau lekatkan rembulan ini dengan matahari November 2003

23 Duta Keramat Presiden kirim duta keramat Keramat tunggak Keramat gantung Keramat raya Keramat jati Si jati yang keramat jadi tunggak di negeri buang Si jati yang selalu kumandangkan lagu Indonesia Raya di negeri buang Sambil gantung sang merah putih kibarkan dari pagi hingga petang Hai, Presiden yang agak keramat Jangan buang sembarang tempat Kalau tak mau kuwalat Sebab si jati sangat keramat Tak bisa disentuh sembarang orang Namun sayang, Jati si duta keramat tak sekeramat abah somat si dukun sunat Walau si jati suka nyunat Desember 2003

24 Formulir Kandidat Calon Presiden Kubaca lembar woro-woro lowongan jadi presiden Tentang presiden periode mendatang Berdasi merah berpeci hitam aku bergegas kunjungi panitia pemilihan Aku minta formulir kosong Panitia bilang harganya sejuta sen Kurogoh saku dan terasa kosong Kubayar formulir dengan jam tangan Penitia bilang tidak cukup Kutambah dengan sawah ladang Masih belum cukup Kutambah rumah Masih kurang cukup Lalu kutambahkan dengan halaman rumahku, taman-taman surga, pagar tanaman, bapak ibu, tante-tante dan om-om, bibi-bibi serta paman-paman, adik-adik, kakak-kakakku, Kutambah lagi seluruh kemenakan yang cantik-cantik, Ditambah ayam, bebek, angsa beserta bulu-bulunya, kucing, kambing, kerbau, sapi, kancil, cacing di tanah, Kutambahkan pula ikan gatol yang mangkal di comberan, ikan sepat, lele tanpa arwana dan louhan jenis ching hwa panca sona, burung perkutut kurus lama di sangkar, Tak lupa kutu rambut serta tikus rumah, sepatu, sendal jepit, terompa modin kampung, kaos oblong, celana kolor, ikat pinggang, sarung, jas safari, dompet, KTP, surat gadai, serta beberapa mimpi-mimpiku. “ Maaf !”, Masih kurang saut panitia Aku diam coba berfikir Lalu kutambah peci hitam serta tanpa ragu kutambahkan lagi celana dalamku “Cukup !”, Tegas panitia Resmi formulir telah kudapatkan Berdasi merah setia melingkar di leher aku pun keluar dari ruang panitia bertelanjang bulat 2003

25 Fresiden Berantas Kemiskinan Hallo ! Assalamu’alaikum Afa khabar fresiden Alhamdulillah fuji syukur kehadirat tuhan fresiden, Anda sukses berantas kemiskinan Kemiskinan di negeri nuswantara fendidikan berfulus Si miskin tak bisa sekolah Masuk fegawai bayar fulus Si miskin tak bisa kerja Belanja mahal Si miskin tak bisa makan fresiden, Masya alloh Si miskin fada wafat Inna lillah Wa inna ilaihi roji’un fresiden, Alhamdulillah Si miskin ada yang jadi kaya Tafi garong dan cofet meningkat Astaghfirulloh fresiden, Anda benar-benar sukses berantas kemiskikinan Desember 2003

26 Hompimpa Hompimpa alaium gambreng Parlemen berhompimpa tentukan presiden Tangan dihom mulut dipompa Hompimpa alaium gambreng Soekarno jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Soekarno dicopot jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Soeharto ganti jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Soeharto ngambek jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Habibi maju jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Habibi mundur dari presiden Hompimpa alaium gambreng Gus Dur dipungut jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Gus Dur dibuang dari kursi presiden Hompimpa alaium gambreng Megawati unjuk diri jadi presiden Hompimpa alaium gambreng Mak ija pakai baju rombeng Siapa mau jadi presiden Pakai saja baju rombeng Desember 2003

27 Ingin Jadi Presiden Aku ingin jadi presiden Presiden negara kesatuan republik Indonesia Presiden negara kesatuan republik Indonesia yang kaya akan pulau Yang pulau-pulaunya tak pernah bisa bersatu 2003

28 Izinkan Saya Teriak Di Gedung DPR-MPR Presiden, Saya lagi resah Saya lagi bingung Saya lagi gelisah Saya lagi puyeng Saya lagi gundah Saya lagi meradang Saya lagi gerah Saya lagi gak tenang Presiden, Gue lagi depresi nih Dan kini gue stress berat Presiden, Izinkan saya teriak di gedung DPR-MPR 2003

29 Presiden Dan Kyai Kyai, Sudah tak adakah insan bijak di negeri ini Sedemikian recokkah moral bangsa ini Hingga kau putus turun surau, Tutup kitabmu, Buang terompamu, Ganti sepatu, Buka buku putih, Berdiri di podium, Kampanyekan diri, Jadi presiden di negeri ini Kyai, Benarkah bangsa ini telah keblinger Jangan-jangan ! Kyai yang terlalu serakah Serakah terhadap umat Serakah terhadap pangkat Kyai, Tak cukupkah sorga Hingga harus mengkapling neraka Jangan-jangan ! Neraka kini telah hilang keangkerannya Desember 2003

30 Lamunan Presiden Di hadapan parade demonstran Presiden lamunkan jadi tuhan Di moncong bedil gerakan pengacau keamanan Presiden juga lamunkan jadi tuhan Pada lilitan sumbu dinamit teroris Presiden tetap lamunkan jadi tuhan Dekat lekat bibir politikus Presiden masih tetap lamunkan jadi tuhan Nempel corong speaker koran Presiden justru sangat ingin jadi tuhan Tuhan presiden yang super kuasa Bermodal jari telunjuk Teriakkan kata kun, Lalu geruduk Dan seruduk Ingat brankas, Presiden tak sudi jadi tuhan, Apalagi pas di samping pantat bahenol, Presiden pun ogah jadi tuhan, Presiden tak sempat lamunkan jadi apapun apalagi jadi tuhan November 2003

31

Luru Suara Istana negara presiden mulai tambah sepi Angin pun enggan berhembus Hujan t’lah malas merintik Dan guntur ngambek menggelegar Sepi dan sunyi istana Pisau koki istana berhenti berdenting Api kompor padam Sapu lumpuh Bandul jam istirahat berdetak Tidak ada radio Tidak ada televisi Presiden wegah dan gelisah Tak satu pun suara untuknya Tenteng rekorder, Presiden ke luar istana Susuri makam dan hutan Cari suara jengkerik dan auman macan September 2003

32

Main Petak Umpet O lala Kepala presiden pitak-pitak Baju presiden petak-petak Pitak di kepala petak-petak Petak-petaknya diumpet Presiden pun main petak umpet Presiden lari ngumpet Kabinet kejar temukan persembunyian Parlemen sibak meja Rakyat bengong jaga persembunyian O lala Ngumpet di petak-petak istana Pada petak yang pitak Presiden ngumpet Kepala pitak pun diumpet November 2003

33 Malu Jadi Presiden Aku malu jadi presiden Kar’na takut bugil depan dewan Ketahuan jerawatan depan wartawan Tampak panuan depan demonstran Di depan rakyat kudisan Aku malu Benar-benar malu Sungguh malu Walau presiden prei dari malu Desember 2003

34

Mantan Garong Orang bilang aku jujur Namun tidak mujur Oleh karena itu aku pernah jadi garong Mantan garong kampung pertiwi yang kini pingin jadi presiden Dulu, Ku garong rumah-rumah jutawan Garong uang, Garong perhiasan, Serta garong kemaluan istri-isteri jutawan dan puteri-puterinya yang tidak perawan lagi karena salah pergaulan Aku garong rumah-rumah berpagar besi kekar Aku penggarong apa saja, Kecuali martabat para banci November 2003

35

Mbah Dukun Aku rakyat Yang terlalu terlunta Yang terlalu dahaga Yang terlalu lapar Aku ingin kaya raya Harta melimpah bak jara di raja Mobil mewah serta istana megah Mbah duk, aji apa yang harus aku kuasai “kuasai saja aji tapak presiden”, jawab mbah duk Desember 2003

36 Mimpi Jadi Presiden Pada tidur pagi setengah siang Aku mimpi hadir dalam gedung perwakilan rakyat Di atas kepala menggantung kitab suci Tegap sigap kulantunkan tembang bai’at dituntun orang berjubah hitam Aku didekte lantunkan pasal-pasal sumpah Di depan ribuan orang Aku dibuatnya berjanji Aku bingung harus berjanji apa Kau harus berjanji, Aku harus berjanji apa, Berjanjilah, Berjanji kepada siapa, Janjikan sesuatu, Bagaimana aku bisa buat janji, Sekian janjiku masih terkatung belum terbayar, Buatlah perjanjian, Perjanjian apa, Perjanjian yang mantap, Pentolan dewan dan majelis paksa aku berjanji Dia bilang kalau janjiku dibentengi pertahanan keamanan bersama armada tempur serta para jenderalnya, ditambah benteng anti teroris, sebaris pasukan penjinak bom dan anti huru-hara, ada borgol, penjara, dan plakban hitam. Lantas kulantunkan janjiku, Aku berjanji akan menjadi presiden di negeri ini Aku berjanji tak ‘kan langgar janji ini Turun podium janji, Ke luar gedung sumpah, Aku dihadang protes Protes para dewan, para jenderal, para LSM, para mahasiswa, dan para buruh. Protes turunkan aku dari kursi kepresidenan Aku tidak mau turun, Mereka paksa aku, Aku tetap bertahan, Mereka teriaki aku pelanggar janji yang tak ‘kan bisa pernah tepati janji, Satu persatu kuberbisik di telinga mereka Bagaimana aku bisa tepati janjiku sementara kalian coba paksa aku langgar janji yang baru aku janjikan Mereka tetap ngotot, Meraka buat gaduh, Kekacauan, Pemberontakan, Terorisme, Makar Dan subversi

37 Meskipun demikian, aku tetap akan tidur bersama mimpi ini September 2003

38 Nekat Aku tak perduli Walau orang kehendaki presiden harus berdarah jawa Layaknya Soeharto yang bukan jawa imitasi Namun aku yakin Kar’na kutahu Soekarno itu fifty-fifty antara jawa dan bali Habibie nuansa sulawesi Lalu Abdurrahman Wahid si darah pelangi Serta Megawati si trio jawa, bali, dan bengkulu Aku tak perduli Dan aku harus jadi Jadi presiden di republik ini Hingga terpilih lagi Sampai mati Desember 2003

39 Ngotot Jadi Presiden Kau ! Engkau ! Kamu ! Kalian ! Dia ! Mereka ! Dan semua ! Tak pantas jadi presiden di negeri tercinta ini Negeri ini mencintaiku Aku pun mencintai negeri ini Kau ! Engkau ! Kamu ! Kalian ! Dia ! Mereka ! Dan semua ! Minggir ! Aku itu paling pas Aku itu paling klop Dan aku itu terjos di negeri ini Negeri basa-basi Aku yakin Aku pasti Aku jadi presiden di negeri ini Walau Kau ! Engkau ! Kamu ! Kalian ! Dia ! Mereka ! Dan semua ! Calonkan diri Aku adalah calon presiden tak tertandingi Aku harus jadi presiden Pokoknya aku harus jadi Harus jadi Desember 2003

40 Pancasila Mulai Usang Presidenku pancasila kini tak sakti Tak bisa cengkeram Maklum cakarnya udah tumpul Jangan-jangan dia habis dipedikur dan dimenikur Dia juga malas cerak-cerek Sepertinya ia harus kursus vokal Bulunya juga pada rontok Mungkin ia butuh sampo Presidenku, Pancasila tak mau tengok kanan Jangan-jangan ia kecapekan Presiden segeralah ulurkan jemarimu Pijiti lehernya Olesi balsem Mungkin lehernya pegal-pegal Maklum terlalau lama tengok kanan Tapi presiden, Bolehkan pancasila tengok kiri sejenak sekedar lepas pegal Oh iya presiden, Tameng pancasila udah mulai usang Motifnya mulai buram Bagaimana jikalau kita buang saja dan ganti dengan panci atau wajan Desember 2003

41 Panen Perdana Kini musim semi Ladang menghijau Padi di sawah menguning Tanda siap dipanen Di tengah hamparan padi Presiden berulah dalam seremoni panen perdana Batang dicekik tangan kiri Sabit di tangan kanan menyabet batang Batang-batang pedot meringis kesakitan Presiden angkat segenggam ke langit sambil memekik “panen perdana !” Lantas alam jadi riuh gemuruh oleh suara tepuk tangan pemirsa Segenggam padi telah diangkat ke langit Namun seribu dan sejuta genggam batang padi terinjak presiden dan para pemirsa Desember 2003

42 Panggung Sandiwara Presiden Kini menjelang akhir tahun Akhir tahun dari lima tahun duduk-duduk di kursi malas Aku rindu lagi dengan sandiwara Dan aku masih ingin merenung di atas kursi malas ini lima tahun lagi Buatkan aku naskah sandiwara Jadikan aku sang pemeran utama Pahlawan drama di atas panggung sandiwara dengan riuh gemuruh tepuk tangan dan ucapan salut Jadikan aku tokoh yang menghiba mengundang rasa pilu dan tangis keluh mendalam hingga penonton terkesima Cuci otak penonton dengan eksenku yang romantis Bawa angan mereka melambung hingga terikat oleh temaliku Lantas biarkan mereka mengembik ketika kutarik temaliku yang jerat lehernya Buatkan panggung yang fantastis Kerahkan arsitektur negeri hingga luar negeri Cari tukang lampu yang bisa kelabui ekspresiku Ciptakan ruang sejuk selama pertunjukan berlangsung Datangkan aktor kawakan Suruh berekspresi memukau Undang artis seksi Bila perlu bertubuh binal Biarkan berkelojotan di atas panggung Hingga penonton lupa jati diri serta apa dan siapa di sebelahnya Bila perlu bekali segalon air pelepas dahaga Buat saku mereka kehilangan makna tanpa terasa September 2003

43 Para Presiden Nusantara Presiden pertamaku pandai bicara Ngomongnya sambung-menyambung menjadi satu Bukan penjual jamu bukan pula ratu ngegosip Suaranya rangkai nusantara Sayang, Dia binasa tak dipercaya nusantara Presiden keduaku tak pandai bicara Bukan berarti tuna wicara Ia presiden terduka Duka luka kar’na terlalu erat genggam nusantara Presiden ketigaku tak suka bicara Begitu bicara cuil nusantara Maklum dia orang sementara Pengganti orang lama Presiden keempatku terlalu suka bicara Hingga guncang nusantara Dia pun terusir dari nusantara gara-gara tak kuasa tak bicara Maklum dia terlalu ahli olah kata Presiden kelimaku bukan pembicara Begitu bicara ia dicerca Begitu bersuara ia dihina Kini nusantara enggan menyapanya Kini calon presidenku dikelilingi para pandai bicara Maklum nusantara baru bisa bicara Desember 2003

44 Para Presiden, Airlangga Aku Airlangga Aku memang tak sekuasa sesudahku Namum aku sakti mandra guna Aku bukan raja penguasa nusantara Aku hanya seorang penunggang jatayu Jatayu seekor burung jenis garuda Aku gundah, Gulana seribu rasa Karena dipisah dengan jatayu si garuda Ragaku telah membumi Dan jatayu masih utuh hingga kini, Namun tak ada yang perduli Desember 2003

45 Para Presiden, Hitler Aku Hitler Bangsa aria yang penuh wibawa Penghancur bangsa jus yang banci Tak pernah selangkah aku injak nusantara bahkan RI Kumisku antik Seantik kumis tokoh lawak Timbul lakon ketoprak humor samiaji Sebegitu antik kimisku, Kumis upo hitam yang kupangkas dengan teknologi Hingga kini jadi incaran orang dari negeri RI Desember 2003

46 Para Presiden, Hirohito Aku Hirohito Bukan raja nusantara Bukan pula presiden RI Aku pujangga jepang Pendekar samurai yang pernah penggal kepala rakyat nusantara Serta setubuhi dewi-dewi pertiwi Kini kuhadirkan ambisi bernama mitsubisi di negeri RI Sebagai ganti Entah itu balas budi Atau jajah lagi Desember 2003

47 Para Presiden, Abdurrahman Wahid Aku Abdurrahman Wahid presiden RI keempat Aku seorang kiyai Lahir karena reformasi yang haus demokrasi Aku jadi karena koalisi Dan aku jatuh juga karena koalisi serta konspirasi Meski aku suka ke luar negeri, Aku tidak cari upeti atau plesir hibur hati Aku hanya seorang pengemis hati, Yang coba benahi bangsa ini, Bercelana kolor keluar dari istana berduri Desember 2003

48 Para Presiden, Gajah Mada Aku Gajah Mada Aku bukan presiden Bukan pula raja Aku bukan raja nusantara Karenanya aku tidak pegang nusantara Aku hanyalah maha patih yang bersumpah palapa Sumpah dari rasa senang hingga wujudkan nusantara Meski aku bukan pemilik nusantara, Aku adalah pewujud nusantara Makananku buah maja Walau maja serasa pahit, Namun aku suka Nusantara langkahku Nusantara jalan hidupku Nusantara pada tapak tanganku Desember 2003

49

Para Presiden, Habibie Aku Habibie presiden RI ketiga Aku tak punya gelar seperti soekarno dan Soeharto Aku bukan sang proklamator Bukan pula sang pembangun Aku seorang teknokrat Pembuat kapal laut dan kapal udara Aku jatuh oleh reformasi Aku tak sekharisma soekarno dan Soeharto Aku adalah kuli teknologi Bertubuh kecil namun pasti Desember 2003

50 Para Presiden, Hayamuruk Aku Hayamuruk Aku bukan presiden Aku adalah raja Raja nusantara Pemegang nusantara Makananku buah maja Walau maja serasa pahit, Namun aku suka Nusantara singgasanaku Nusantara kharismaku Nusantara legendaku Desember 2003

51 Para Presiden, Ken Arok Aku Ken Arok Aku penggagas singasari Dan aku yang lahirkan singasari Legendaku empu gandring Reformasiku tunggul ametung Revolusiku kebo ijo Meski aku bekas begal Namun aku romantis Si roman yang sanggup culik hati Dedes Hingga beranak pinak penguasa nusantara Desember 2003

52 Para Presiden, Megawati Aku Megawati Soekarno Puteri, Presiden RI kelima Bapakku presiden RI pertama Aku lahir dari corong demokrasi Dan aku jadi, Bukan karena bapakku bekas presiden RI Atau terwarisi Walau aku duduk di kursi Geser kursi teman sendiri Aku adalah perempuan sejati yang coba pimpin bangsa ini Desember 2003

53 Para Presiden, Soeharto Aku Soeharto presiden RI kedua Gelarku sang pembangun Aku jatuh oleh reformasi Aku dikutuk korupsi Namun tak sampai mati Aku teradili hingga jasadku tak pasti Walau aku terkutuk namun jiwa ragaku telah bangun bangsa ini Walau aku teradili aku masih milik bangsa ini Desember 2003

54 Para Presiden, Soekarno Aku Soekarno presiden RI pertama Gelarku sang proklamator Aku jatuh oleh revolusi Aku sakit hati Lantas mati Meski sakit hati aku masih punya hati Meski mati aku masih bisa tepati janji Desember 2003

55 Para Presiden, Susilo Bambang Yudoyono Aku Susilo Bambang Yudhoyono Presiden keenam Republik Indonesia Aku jadi dalam ruang demokrasi Aku langsung dipilih rakyat Dari yang melarat, birokrat hingga konglomerat Meski aku dilawan pejuang demokrat, namun pula aku dihantar barisan demokrat Begitu kuseleh pantat ludah para dewan pada muncrat Basahi bulpen, buku, meja, kursi, dan ruang senat Entah apa sebab SBY, itu julukanku Walau SBY-ku bukan berarti suroboyo Aku adalah si suro yang sanggup hadapi boyo 5 November 2004

56 Penjahit Presiden Kubentangkan lengan presiden Lalu kuukur panjang lengannya Kemudian kutegapkan tubuhnya Lalu kuukur jarak antar kancing pada bajunya Terus kuukur lingkar lehernya Kuukur lingkar lengannya Lingkar dada Serta perutnya Jas safari harus jadi dalam satu hari perintah presiden Dalam sehari safari telah jadi Namun kekecilan Presiden marah minta dibuatkan lagi Penjahit tak berani bantah Penjahit mengukur lagi dan buat jas safari baru Dalam sehari safari t’lah jadi Namun sayang kekecilan lagi Dia si presiden marah lagi Penjahit ukur lagi dan buat jas safari baru Namun kekecilan lagi Hingga empat puluh empat kali penjahit mengukur Namun selalu kekecilan Pada pengukuran ke empat puluh lima penjahit merasa kesal, jengkel dan putus asa Presiden tersinggung lalu marah besar Dihujat habis si penjahit agar segara dipecat “Maaf presiden” Bela penjahit, “Bukan hamba tak sanggup persembahkan jas safari kostum untuk presiden, tapi meteran baju saya sudah tak mampu lagi jangkau lingkar perut presiden” 2003

57 Petasan Meletus Di Pantat Presiden Topang dagu bertumpu meja kaca, Presiden hitung pulau-pulau bersama secangkir kohua Kohua, kopi pait ala Saudi Arabia Cangkir kosong melompong pulau-pulau meronta Perut presiden terkejut lantas mual Jelas pingin be’ol Jumpalitan lompati jendela Lari terjang ruang sidang Terombol antrian toilet istana Sayang, polisi budaya tak kenal terombol Presiden dihadang kentes hitam tepat di jidat Presiden hengkang ke kebun samping Tengok penjuru cari waktu Lalu jongkok terus ciumkan pantat ke bumi Pantat orgasme dan bumi pun basah serta bau Cucu tersayang sulut petasan Lantas lempar sembarang arah Petasan terbang melambung lalu tukik arah pantat presiden Presiden berkelit mundur selangkah Tak jadi kena pantat Tukikan hinggap nancap di bumi yang basah “Dor !” Terus kemudian lalu, “Crot !” Presiden belepotan Seperti babi-babi kusut penuh lumpur Oktober 2003

58

Pidato Presiden Saya adalah presiden Saya ingin dan akan mencerdaskan kehidupan bangsa ini Saya ingin dan akan mensejahterakan masyarakat ini Saya ingin dan akan menjaga keutuhan bangsa ini Di atas kursi malas, presiden menghimpun mimpi Sang anak datang merengek minta coklat ala itali Presiden bilang, beli saja ke negeri itali 2003

59 Presiden & Perkutut Jawa Presiden beli perkutut Perkutut jawa dwipa Jenis betina Betinanya bak gadis perawan desa Kur ketekuk, Bunyi kicau si perkutut jawa Si perkutut calon kontestan kicauan di etape minggu kliwonan Si perkutut jawa dwipa dalam sangkar Bersama satu menu santap, beras ketan hitam Hinggap di satu waktu Satu tangan Satu tempat Hingga akhir hayat Meskipun dalam ragam harga September 2003

60 Presiden Anjlok Pong belompong Bumbu sagon bumbu merak Ndok pecaho siji Pyar ! Diuyahi diasemi wolak-walek grombyang Citil dicetil nggondol presiden Presiden gondol dideglog Deglog, Wak kaji deglog nyolong endog konangan tibo anjlok Anjlok nggowo ladeng ketul Ngombe banyu butek Kejiret tampar cilik Presiden tibo anjlok Desember2003

61 Presiden Apa Maumu Kau berharap susu Lantas kusodorkan segelas susu Namun kau minta teh Lalu aku suguhkan secangkir teh Kau malah perintah suguhkan madu Presiden apa maumu Selusin sapi perahkah ? Sehektar kebun tehkah ? Baik ! Kalau begitu ambil juga madu beserta lebah serta sengat-sengatnya Desember 2003

62 Presiden Banci Andai presidenku presiden banci Tentu presiden lelaki namun bergaya wanita Jelas punya penis tapi suka payudara Suka cukur kumis dan bergincu Cintanya hanya lelaki Kostumnya rok mini Langkah lenggang aduhai Tentu dia si maskur Yang dipanggil feni Waduh ! Gawat ! Sungguh seksi Lembut namun pemberani Kar’na berotot besi Desember 2003

63 Presiden Beli Udang Masuk pasar presiden cari udang Telusuri gang Bawa keranjang kosong Dari penjual nasi pecel hingga pepesan kosong Udang ketemu hendak dibeli Udang tak mau lantas lari Presiden kejar sambil teriaki Lihat batu udang berhenti Udang pun sembunyi di balik batu Sayang presiden keburu tahu, Udang di balik batu pun dibeli dan masuk laci Desember 2003

64 Presiden Bersumpah Presiden bersumpah Bersumpah akan bersumpah Bersumpah dengan sumpah Sumpah yang akan disumpahkan Di tempat sumpah Disumpahkan bersama sumpah Sumpah serapah Serapah sana Serapah sini Serapah situ Serapah sono Sumpah diserap, Dikecap Dicecap, Lalu di-pah ! Desember 2003

65 Presiden Blo on Satu tambah satu sautnya seribu Itu presidenku Presiden super blo on Yang tak mau sebelas Yang tak suka dua satu Sebab jemarinya cuman sepuluh dan dua puluh Desember 2003

66 Presiden Cari Tuhan Presiden bingung mencari tuhannya Geser meja Singkap tabir Buka loker Mengendus-endus menyusup Nyengar-nyengir Para kabinet diinterogasi Para dewan dicurigai Kiyai disumpah Pendeta dicerca Tuhan yang tinggal di kampung detak gang kapiler senyum simpul cekikikan Presiden gerah, Putus posisi tuhan absud Prisiden pun kultus diri jadi absud Desember 2003

67 Presiden Champions Priiiiiit ! Hallo ! Welcame to the champion Presiden championship Ala kampung nuswantara Satu-satunya lomba paling bergengsi tingkat kampung Pertandingan sapta lomba Tujuh lomba sambung-menyambung Satu, Lomba keprok kendi Dua, Lomba makan kerupuk Tiga, Lomba selorop Empat, Lomba tinju bantal Lima, Lomba panjat pinang Enam, “balap kaaaaaaaaaruuuuung !” Lomba yang ketujuh yaitu : “balap ke…..le…..reeeeeeeeeeng !” Tuk rebut tropi kepresidenan Pasti ngetop ! Ngejos ! Dan ngejreng ! Lomba dimulai, Kendi dikepruk lalu makan kerupuk sambil selorop di comberan Di comberan cari lawan Lalu serang dengan jurus tinju bantal Hantam kepala lawan hingga oleng Lawan oleng Lalu panjat pinang dan injak pundak, punggung, bahu serta kepalanya Pinang terpanjat Lalu betot gantungan hadiah Hadiah terbetot masukkan karung lalu lari Lari ambil kelereng Lalu lempari lawan dengan kelereng Selamat berlomba di presiden championship ala kampung muswantara Desember 2003

68 Presiden dan Cucak Rowo Kupuji kau layaknya vokalis sejati group band nusantara Di radio suaramu merdu Di studio nadamu syahdu Presiden, Lagumu sungguh benar merindu Oleh karenanya aku tak heran jilalau dirimu bergelar bintang radio Aku pun tak takjub jikalau dirimu jadi ratu studio Lagumu pun undang hasratku mimpi tentang kekasihku Presiden, Suaramu tak seperti burung beo kok Suaramu itu semerdu cucak rowo Tapi presiden, Walau kau pelihara cucak rowo Kau kan bukan burung Desember 2003

69 Presiden Dan Demokrasi Kalian bilang negeri ini negeri demokrasi Negeri kratos yang demos Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat Negeri hijau yang dipimpin rakyat Pohon sejarah bertutur, Negeri ini tak pernah dipimpin rakyat Negeri ini milik bangsawan hingga kini Bangsawan ambisi Pemelihara budak Feodal primitif Presidennya bergaya monarchi Apalagi kabinet, dewan, serta majelisnya Bapak ibu serta saudara dan saudari yang terhormat, Negeri ini tak demokrasi Negeri ini, Negeri aristokrasi bertubuh oligarkhi bernama demokrasi yang kehendaki monarkhi Desember 2003

70 Presiden Dan Pengemis Lampu merah setopan perempatan jalan raya menyala Kereta presiden berhenti Pengemis hampiri sodorkan tangan Presiden diam Tak ada respon Aji pelet pareng-pareng sak welase pun bicara Presiden pun terpelet Jendela kereta ia buka Lantas ulurkan tangan katrol satu koin cepek Tepat di atas tengadah koin ia jatuhkan Pengemis protes bilang presiden pelit Dewan rakyat pun ikut-ikutan protes Presiden ambil segebok uang Berikan ke pengemis Lampu hijau menyala Kereta presiden hengkang Rampok, Begal, Copet, Gendam, Serta pengemis lain Kerubuti si pengemis Gebok direbut Uang pun berhamburan tak bertuan Si pengemis terkapar penuh darah Dewan rakyat tuding presiden sumber mala petaka Desember 2003

71 Presiden Dan Rakyat Aku presiden Kau seyogyanya rakyat Andai kau presiden Maka sepantasnya aku bukan rakyat Kau ayun cangkul menghunjam tanah pertiwi bertubi-tubi Mendongkel segumpal lumpur peradaban beku kemiskinan yang enggan sirna Tak ada hujan Danau-danau kering Empang-empang kerontang Sungai-sungai rekah Lumpur-lumpur lumur peluhmu Dari tumbangkan peradaban rimba, Kau sabit-sabit rumput Koyak-koyak butir kelapa Jala-jala rasa Punggungmu dan jidatku sama-sama mengkilat Demikian bedamu dan bedaku November 2003

72

Presiden Enggan Naik Becak Presiden enggan naik becak Presiden pun berhenti naik becak Kar’na becak tidak demokratis Becak tak demokratis Kar’na becak beroda tiga Kar’na becak satu sopir Kar’na becak hanya untuk dua pantat Walau tumpangan rakyat, Becak tak demokratis Becak pelanggar arus lalu lintas Becak mengganggu pemandangan pembangunan Becak pun dirasia Diusung truk-truk liar masuk sampah Becak tak ada Gantinya kereta Namun bukan kereta kencana Keretanya kereta api Si kereta gerbong Isi lusinan orang Beroda lebih tiga Rodanya besi Hinggap di satu jalur untuk dua arus berlawanan Desember 2003

73

Presiden Evolusi Presiden, Darwin bilang kita keturunan kera Kera kembara dalam lorong evolusi Yang dulunya berbulu lebat berekor panjang berjalan membungkuk Si kera penuh tingkah Suka gelayutan pada dahan Kini berjalan tegap Berbahasa Tak berbulu Namun berbaju Presiden, Banyak tingkah itu lumrah Kar’na kita keturunan kera Namun jangan terlalu banyak bicara Sebab kera tak suka bicara Desember 2003

74 Presiden Itu Candu Siapa bilang ganja itu candu Siapa bilang heroin, miras, putau, leksotan, morfin, dan ekstasi itu candu Presiden itu adalah candu Si raja candu dari segala candu Candu tak berjenis kelamin Termurah namun belum sempat diobral Tak berbentuk namun ada rasa Beritanya memabokkan Aromanya mencandui Apalagi wujudnya Sekali tenggak akan tercandui walau belum sakau Desember 2003

75

Presiden Jatuh Eh copot ! Eh copot copot Presiden jatuhnya ngepot Jatuh ngepot bibirnya nabrak pot Pot pecah, presiden kejatuhan pispot Pispot pecah isinya moncrot Raut presiden jadi blepot Presiden ngepot gara-gara ngedot Presiden kini giginya copot Kini tak bisa ngedot Desember 2003

76 Presiden Kena Diabetes Peresmian gedung sekolah dasar Presiden singgah untuk apel Turun helikopter presiden jalan menukik Lihat bocah kenyot permen Presiden iri lantas dekati Terus rampas permen Kemudian permen ia kenyot hingga abis “Bim salabim diabetes militus abra kadabra” Si bocah keluarkan mantra Kulit presiden muncul bisul-bisul Bisul-bisul meletus keluarkan lendir Presiden pucat penuh lahar manis Diabetes militus akut lagi singgah Singgah di sekujur tubuh Presiden pun puasa manis Dari gula manis hingga senyum manis November 2003

77

Presiden Lagi Sidang Istimewa Maaf, Presiden lagi sidang Sidangnya sidang istimewa Seistimewa kue martabak Martabak istimewa Istimewa pake’ telor Pake’ telor bebek Bebeknya bebek wek wek Pantat bebek disundut-sundut keluarkan telor Telor keluar trus dikeprok Martabak digoreng Liur pun ketes Martabak disaji Para sidang tertawa Wek wek wek wek wek wek wek wek ! Desember 2003

78 Presiden Larang Petasan Ramadlan berkibar Mengepak kepakkan merah putih bercampur bintang kejora Presiden bersumpah atas nama kesucian Paman Sam tepuk tangan riuh sombong Petasan dilarang bagi siapa saja Tak peduli alghozi, Hambali, Amrozi, Bocah keki, Dan atau para banci Dilarang beredar petasan sembunyi Ngumpet di antara ketiak-ketiak gedung Di gereja-geraja tua dan muda Di masjid-masjid keramat Di hotel-hotel maksiat Di diskotik-diskotik bordir Di jalanan kesesatan “Jeledug dor !” Petesan meledug di mana-mana Para jenderal pada buka dompet Rifai, Romdoni, Khusaini, Sanusi, Paidi, Paini, Parji, Dan banci tervonis mati Rifai si banci bicara, “Maaf jenderal, larangan bawa petasan tak berarti salah sulut dan bunyikan petasan kan?” November 2003

79 Presiden Main Bisbol Pantat jungkit ke atas Stik di tangan Presiden siap pukul bola Bola dilempar melayang Presiden angkat stik Bola terbang mendekat Presiden pukul bola Bola mental Panglima kasih aba-aba beri perintah menghormat “kepada presiden, hormat grak !” Semua tegap menghormat Pemain, Lawan main, Juga para penonton, Termasuk penjual kacang, Penjual rokok eceran, Penjual koran, Penjual siomay, Tak terkecuali siapapun Dengan rasa hormat presiden berjalan lenggang putari lapangan Presiden pun menang hom ran Desember 2003

80 Presiden Main Bola Presiden main bola Main bola di lapangan hijau penuh kharisma Bertanding santai Tanding lawan kesebelasan Ronaldo en Maradona Peluit berderit, Permainan dimulai Presiden giring bola Ronaldo rebut bola Ronaldo dapat bola Wasit bunyikan peluit, Lantas acungkan kartu kuning Bilang Ronaldo lakukan pelanggaran, “terlalu serius” Dekat gawang, Presiden hendak layangkan tendangan maut jebol gawang kesebelasan lawan Maradona datang menghalang Wasit bunyikan peluit lantas acungkan kartu kuning Bilang Maradona melanggar dan halangi jalan Maradona pun dihukum diam Depan gawang, Presiden siap sepak bola Kaki sepak Bola melambung Bola melayang sasaran gawang Sejengkal bola hendak masuk gawang Kiper terbang layang terkam bola Bola di tangan tak jadi masuk gawang Wasit marah, Diputusnya masuk gawang Ronaldo protes Maradona ngamuk Wasit kesal, peluit diderit Permainan disudahi Presiden pun menang sekor seribu kosong, putus wasit Desember 2003

81 Presiden Main Lempar Batu Sembunyi Tangan Presiden lagi enjoy bermain Mainkan permainan lempar batu sembunyi tangan Presiden lempar batu sasaran kepala botak Batu lending, Si botak pun benjol Si botak meringkik kesakitan Si botak marah Si botak lantas cari si pelempar Tahu si botak beraksi, presiden sembunyikan tangan Tangan masuk brangkas Brangkas anti deteksi Brangkas plastik imitasi produksi pete stop jangan diteruskan Desember 2003

82

esiden Mancing Presiden mancing ikan di laut Laut lepas penuh ikan ganas Kail dipasang Umpan dilempar Hendak tangkap si kakap Sayang si kakap enggan makan umpan Kakap tak lagi suka menu cacing atau ulat pisang Hasrat kakap hanya pada menu kini Hamberger Hotdog Pissa Fred chiken Spageti Dan blek fores Kakap berenang menghindar cari menu terkini Presiden terjunkan pasukan katak ke dasar laut kejar kakap Terjun ke laut pasukan katak buru para kakap Para kakap berhamburan Sembunyi di karang Ngumpet di bangkai kapal Benam di pasir Selip di ketiak paus Tahu para kakap si santap siang direbut, paman hiu marah Hiu kejar dan buru pasukan katak Pasukan katak kocar-kacir Malah jadi santapan ikan hiu Presiden tak peroleh ikan kakap Presiden malah dapat ikan tuna Desember 2003

83 Presiden Masuk Angin Maaf presiden lagi masuk angin Presiden enggan terima tamu Presiden tolak terima Tak sudi ketemu nama topan, Lisus, Badai, Tornado, Puyuh, Similir, Sejuk, Apalagi si hembus, Dan sepoi, Maaf presiden lagi masuk angin Presiden butuh balsem gosok dan koin rupiah Presiden harus kerokan ‘tuk keluarkan angin Angin topan, lisus, badai, tornado, puyuh, similir, sejuk, hembus, dan sepoi Desember 2003

84 Presiden Merakyat Hai rakyat, Jangan katakan aku sombong Atau angkuh seribu bahasa Apalagi tak peduli orang bawah Hai rakyat, Aku adalah presiden Karena aku presiden maka aku bisa merakyat Namun kamu rakyat, Tidak akan pernah mampu dan bisa mem-presiden Rakyat !, Kau lah yang sombong lagi angkuh Desember 2003

85 Presiden Nomor Satu Aku presiden Orang nomor satu Antri toilet pun nomor satu Hingga makan pun menu nomor satu Binik cantik nomor satu Lomba makan krupuk nomor satu Lomba deklamasi juga nomor satu Kar’na aku presiden maka aku nomor satu Tapi aku tak mau nomor satu Tak mau nomor satu untuk busanaku, Sepatuku empat tiga, Celanaku tiga puluh, Dan sempakku tiga tujuh Desember 2003

86 Presiden Sakit Gigi Presiden sakit gigi Gigi graham sebelah kanan Sedikit lubang, namun merisaukan Pipi kanan bengkak mengendor Mata membelalak berair Gigi berdenyut meraung-raung Otak teriak histeris Dan tubuh mengigil Presiden terbelenggu dalam kamar Diam jongkok di atas kasur berselimut tebal Istana diperintah sunyi Para jenderal puasa menghormat Interupsi kabinet masuk saku Parlemen tebar jala ke angkasa tangkapi suara-suara lepas Oktober 2003

87

Presiden Selamet Palu keras hantam meja Putus kalau presiden jadi terdakwah Terdakwah kasus suap apa saja Suap tanah Suap meja Suap bungah Serta suap harta Pasal KUHP mengelupas Hakim pasang jerat Presiden pun terjerat Walau presidenku terjerat Presidenku tetap selamet Kar’na namanya memang selamet Desember 2003

88

Presiden Silakan Lewat Presiden silakan lewat ! Presiden melangkah Langkah biasa Kiri bertumpu kanan melompat Kanan bertumpu kiri melompat Kiri kanan irama kaki Tangan kipat-kipat Pantat goyang ngebor Kepala manggut-manggut Presiden silakan lewat ! Duri tegap menghormat Paku telanjang bulat pamerkan pantat Beling menggalang Presiden tetap lewat Lewat debus Lewat jaran kepang Tunggang jaran presiden jadi kepang Desember 2003

89

Presiden Tak Suka Kata-kata Presidenku tak suka kata-kata Pelit suara Enggan bicara Sepatah kata sudah itu jadi suara Kalau tak bicara siap grak Ia bicara hormat senjata grak Atau hadap kanan grak Atau hadap kiri grak Atau balik kanan grak Atau istirahat di tempat grak Atau maju jalan Atau berhenti grak Atau langkah tegap maju jalan Presidenku tak suka kata-kata Maklum bukan mahasiswa Namun tentara Desember 2003

90 Presiden Tarik Tambang Tambang membentang lurus Presiden main tarik tambang lawan para dewan Bersama kabinet presiden adu otot Otot paha Otot lengan Otot panggul Otot bahu Otot betis Otot tumit Otot jari kaki Otot jari tangan Dibantu puluhan kabinet presiden adu otot lawan ribuan dewan Presiden tarik tambang, dewan tahan tambang Dewan tarik tambang, presiden tahan tambang Presiden geser kiri, dewan geser kanan Tambang tegang presiden lempar koin Dewan lepas tambang berebut koin Tambang kendor presiden jedot ke belakang Presiden menang Dewan pun nyungsep nyosor tanah Desember2003

91 Presiden Turba Ajudan, Aku hendak turba Turun ke bawah melihat rakyatku yang bersemayam di ujung kulon Ajudan, Siapkan tiket kapal udara Tapi ajudan, Dari Soekarno Hatta Cari rute penerbangan yang melewati pakistan Lantas ke hungaria Terus ke uzbekhistan Dan jangan lupa jalan menuju roma Setelah itu baru kita nungging di ujung kulon 2003

92 Presiden Yang Terguling Dalam sidang permusyawaratan Parto diangkat jadi presiden Di tengah jalan Paijo marah lantaran Parto tidak becus jadi presiden Paijo gulingkan Parto dari kursi presiden Lalu Paijo jadi presiden Karna Paijo terlalu korup Paimo protes Paijo pun terguling dan Paimo jadi presiden Paimo terlalu koncois Paidi jadi tak senang Lalu Paidi gulingkan Paimo dan ia jadi presiden Paidi terlalu boros, sehingga membuat Pa’i naik pitam Paidi terguling dan Pa’i jadi presiden Pa’i terlalu suka jalan-jalan dan membuat Pairan ngiri Pairan susun strategi, Pa’i pun terguling dan Pairan jadi presiden Tahu Pairan jadi presiden, Paini serasa kebakaran jenggot Paini pun gulingkan Pairan dari kursi kepresidenan, alasan sakit gigi Sementara itu dalam kamar berdinding kerdus, Pardji tidur lelap memeluk guling bersama mimpi 2003

93 Presiden, Kasih Saya Duit Presiden, Saya adalah pengemis terminal blok M Presiden, Saya minta duit Presiden, Cuman dua ribu kok Untuk beli baju dan gincu, presiden 2003

94 Presidenku Berdarah Biru Wahai kawanku, Presidenku berdarah biru Aku berdarah kotor Dia bangsawan Aku kampungan Dia dermawan Aku relawan Dia berdisko caca Aku main jaipong Dia main bursa Aku hanya bisa ikut arisan Dia naik limo Aku numpang bemo Kawanku, Presidenku itu berdarah biru Sebiru langit Sebiru film Sebiru cetakan Kawanku, Darahku kotor penuh debu penuh sampah Hingga kutikulaku dihinggapi jerawat penuh nanah Desember 2003

95

Presidenku Satrio Piningit Presidenku bilang kalau dirinya itu satrio piningit Satrio yang dipingit Dipingit dari negeri wingit Wadoh ! Gawat ! Presidenku turunan demit Menakutkan ! Jangan-jangan dia itu demit Demit penunggu pohon beringin yang wingit Desember 2003

96 Rebutan Jadi Presiden Aku ingin jadi presiden Kau berambisi Kalian juga Dia pasti Mereka juga Satu kursi Maka satu orang Jadi kita harus adu hati dan jati diri Mari gelut Adu jotos Saling tonjok Keprok-keprokan Tendang-tendangan Jegal-jegalan Banting-bantingan Piting-pitingan Silit-silitan Kau dapat aku rebut Dia dapat aku cabut Kau cabut aku rebut Kau rebut aku sikut Desember 2003

97

Royokan Jadi Prsiden Aku pingin Kau juga pingin Apalagi dia Mereka, Dan kalian semua Kita sama-sama pingin Pingin jadi presiden Presiden di negeri ini Ayo kita royokan ! Royokan jadi presiden Aku tarik dari sini Kau dari sana Dan kalian dari situ Desember 2003

98

Rujak Cengor Kunjung ke kediaman presiden Aku dan kawan-kawanku disuguhi rujak Rujak cingur pedas dari congor kerbau campur kecut mangga muda serta pahit getir daun pepaya dan kembang turi Rujak kusantap Ludahku bersenggama dengan pedas Liurku jadi pedas Ababku pun ikut panas Ludah berbusa Liur kucur deras Presiden tersinggung Presiden marah Katanya liurku t’lah basahi ruang tamunya Presiden, Jangan marahi aku Andai kau tak suguhi aku cingur pedasmu Liurku pun takkan basahi ruangmu Desember 2003

99 Sabun Colek Presiden Bangun tidur presiden langsung mandi Tak lupa gosok gigi lalu bilas tubuh dengan sabun colek Colek sana Colek sini Dan colek situ Desember 2003

100 Sarapan Pagi Presiden Selamat pagi presiden Saya juru masak istana Presiden hendak sarapan apa Saya akan segera sajikan Ada opor kepiting menjepit kerang Tapi presiden, Nampaknya si kepiting telah habis dan tersisa jepit serta kerangnya saja Atau pepes ular tangga Namun sayang presiden hanya tinggal si ular Sementara itu tangga lagi dipakai merenovasi kamar mandi istana Atau bagaimana jikalau sarapan dendeng kerbau dungu Tapi presiden, kini sangat sulit cari kerbau dungu Alternatif terakhir, Bagaimana kalau presiden sarapan pagi saja dengan sop buntut Tapi meskipun presiden suka, bukan berarti presiden harus menelannya kan Tidak etis jikalau presiden makan sop buntut 2003

101 Selamat Pagi Presiden Selamat pagi presiden republik ini Saya Paimo, Orang udik asal dusun songgoriti Bapak saya petani ibu saya kuli tani Saya kemari tak hendak beri upeti Tapi saya hendak ungkapkan isi hati Kalau bapak dan ibu saya pingin cuti dari bertani 2003

102 Senam Leher Ala Presiden Pagi kukuruyuk Kala ayam betina cari kokok ayam jantan Para jantan serta betina kabinet hingga dewan baris sedepa di halaman istana tuk ikuti senam pagi bersama Musik goyang dombret melantun Presiden naik podium jadi instruktur senam Presiden suka senam leher, Kar’na mampu kuatkan leher hingga kepala tak bisa oleng Para jantan serta betina kabinet hingga dewan diajarinya Ajari gerak angguk sempurna dan gerak geleng sempurna “aku geleng kalian harus geleng, aku angguk kalian harus angguk” Desember 2003

103 Si Tuli Yang Pingin Jadi Presiden Rakyat serta dewan yang saya cintai Saya kaya raya Pendidikan saya tinggi Saya punya istana Keluarga saya bermartabat tinggi Saya trah raja yang penuh kharisma dan wibawa Dan IQ saya juga tinggi Saya pingin jadi presiden bak raja diraja Tapi, telinga saya tuli 2003

104 Silsilah Presiden Aku presiden Ibuku bernama dewi partai Bapakku si sastro jurkam Sastro jurkam yang bertubuh seribu Sastro jurkam si gembleng yang tidak tahu malu Yang suka menggelar film biru dan menyetebuhi si isteri dewi partai di depan umum sambil teriak histeris karena orgasme Aku presiden terlahir dengan seribu wajah Karena bapakku seribu Desember 2003

105 Sopir Buta Warna Presiden suka warna hijau Namun bukan vegetarian Bukan pula ordo domba, biri-biri, dan lembu Presiden butuh sopir Sopir kereta mersi Sopir kereta yang buta warna Buta segala warna Tak bisa bedakan warna Hanya kenal satu warna Yang hitam jadi hijau Yang kuning jadi hijau Yang putih jadi hijau Yang biru jadi hijau Apalagi merah, Malah bertambah hijau Desember2003

106 Sprint Ala Presiden Presiden jadi atlit Presiden ikut olimpiade Presiden pilih cabang olah raga sprint ala lari cepat Di garis start presiden siap melejit Pistol meledak semua genjot kaki Lawan tanding melejit bak anak panah lepas dari busur Presiden pun genjot kaki Lari tidak menerjang Tak melejit Seperti siput Kar’na lari siput presiden pun jadi buncit Sejengkal garis finis para lawan tanding diam tak melangkah Diam tunggu presiden lewat Presiden pun tiba Berlenggang patah presiden injak garis finis Lalu gunting pita Terus langkahi garis finis Disusul para lawan tanding Presiden si siput yang buncit jadi juara satu Desember 2003

107 Surat Cinta Presiden Presiden kirim surat cinta Surat cinta yang ke seratus Surat cinta teruntuk si none manis Markonah none manis si cinta monyet yang dulu menolak cinta monyet presiden kala belon jadi presiden Tolak cinta dari surat pertama hingga ke sembilan puluh sembilan kala masih jadi monyet sekolahan Di atas lembar sertifikat senilai satu trilyun rupiah presiden tulis surat dalam bait sajak cinta Surat dikirm Sertifikat pun melayang Melayang hinggap dibelahan payu dara markonah Mengelus-elus dada markonah Markonah meringis erotis Mendesis berbisik cinta di sekujur tubuh presiden Desember 2003

108 Tukang Cukur Presiden Kupegang kepala presiden Lalu kupotong rambutnya Kupangkas rambut di pelipis presiden Handphone berdering, presiden angkat bicara Kurundukkan kepala presiden Presiden malah bicara dengan kawan sebelah sambil tertawa Aku tengokkan kepala presiden ke kanan Presiden malah main lempar-lemparan sambil bercanda Kudongakkan kepala presiden Presiden malah goyang ke segala arah Lalu kupotong rambutnya apa adanya Rampung memotong kuberitahu presiden Presiden terperanjat lihat rambut di kepalanya pitak-pitak, lalu marah seribu bahasa Di meja hijau aku hendak dipenjara Dalam pembelaan aku bilang : “maaf tuan presiden, anda sih terlalu banyak ulah” 2003

109 Ulang Tahun Presiden ulang tahun Ulang tahun yang kesejuta Sejuta pilu, lara, dan duka Sejuta naïf, sombong dan aniaya Sejuta jegal-jegalan, banting-bantingan, piting-pitingan, jotos-jotosan, kemplangkemplangan, dan pentung-pentungan Sejuta cemburu Sejuta teluh-teluhan, santet-santetan, dan pelet-peletan Sejuta tangisan, ketawa-ketiwi, dan amarah Sejuta orgasme dari perkosaan, onani, serta masturbasi Sejuta cubit-cubitan sayang Sejuta peluk cium Sejuta riuh dan gurih Sejuta manis pabrik gula Sejuta asin pulau madura Sejuta asam ketiak buruh Sejuta lambungan angan Hingga lambung sakit mag terinfeksi lilin menyala yang tersantap bersama kue tar black forest November 2003

110 Upacara Siap ! Grak ! Undangan duduk siap Pasukan berdiri tegap Presiden pun lewat Bendera berkibar, semua menghormat Hormat tangan Hormat senjata Tangan menghormat senjata diangkat Presiden pun ikut hormat Pegang mik, Presiden teriak Teriak merdeka Teriak mereka Air ludah muncrat Biji tomat selilit di gigi pun ikut mblesat Mik pun jadi basah pekat Basah pekat oleh ludah yang muncrat Mik pekat seperti sambal tomat Desember 2003

111 PROFILE Andai Aku, Kau, atau Dia Jadi Presiden ditulis oleh M Luqman Hakim (amyluq). Amyluq terlahir di Surabaya 17 Agustus 1973. Mulai berkesenian tahun 1995 saat menjadi mahasiswa diawali bergabung dengan Teater Kusuma Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Lulusan S1 FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Lahir dan tumbuh besar di lingkungan pesantren, Kompleks pesantren Ndresmo Surabaya.

Related Documents

Andai Aku, Ka
June 2020 26
Andai Aku Engkau Percayai
November 2019 43
Andai Kata
May 2020 10
Andai Nele.rtf
April 2020 15

More Documents from "Amandio Filho"