Anc.docx

  • Uploaded by: Della
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,645
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemeriksaan kehamilan dengan rutin merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh ibu yang sedang hamil agar merka dapat mejalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik . Maka dari itu perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Di dalam pemeriksaan kehamilan petugas kesehatan mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi. Dengan memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.Resiko yang timbul dalam kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Pengawasan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan kelahiran serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga dapat diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin. Sebagian dari ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilannya karena berbagai alasan. Maka dari itu penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai kehamilan. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga

Pemeriksaan Kehamilan

Page 1

diri dan kehamilannya dengan menaati nasehat yang diberikan tenaga kesehatan. Sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan kehamilan ? 1.2.2 Apa tujuan dari pemeriksaa kehamilan ? 1.2.3 Bagaimanakah pemeriksaan fisik pada ibu hamil ? 1.2.4

Apasaja Peralatan pemeriksaan kehamilan dan komponen pemeriksaan pada ibu hamil ?

1.2.5 Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan fisik pada ibu hamil ? 1.2.6 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold 1 – IV ? 1.2.7 Bagaimanakah pemeriksaan denyut jantung janin ? 1.3 TUJUAN 1.3.1 Tujuan Umum Setelah penyampaian ini diharapkan peserta dapat memahami tentang pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui defenisi dari pemeriksaan kehamilan 2. Mengetahui tujuan dari pemeriksaa kehamilan 3. Mengetahui pemeriksaan fisik pada ibu hamil 4. Mengetahui Peralatan pemeriksaan kehamilan dan komponen pemeriksaan pada ibu hamil 5. Mengetahui pelaksanaan pemeriksaan fisik pada ibu hamil 6. Mengetahui cara pemeriksaan Leopold 1 – IV 7. Mengetahui pemeriksaan denyut jantung janin 1.4 MANFAAT Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Pemeriksaan Kehamilan

Page 2

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya dalam mencapai beberapa sasaran utama yaitu untuk mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, untuk membantu masalah gizi, masalah social dan untuk memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil, membantu wanita hamil dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi dan juga penyuluhan tentang KB serta meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya resti atau komplikasi dalam kehamilan dan persalinan. Cara mengenalinya harus sedini mungkin sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangannya sedini mungkin juga. 2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN 2.2.1 Tujuan Umum Dari Antenatal Care a.

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

b.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

c.

Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, misalnya: 1. Hipertensi dalam kehamilan 2. Diabetes dalam kehamilan 3. Anemia 4. Janin dengan berat badann rendah 5. Kehamilan anggur

Pemeriksaan Kehamilan

Page 3

6. Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir) 7. Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran kemih dll d.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal /mungkin.

e.

Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

f.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

g.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

2.2.2 Tujuan Khusus Dari Antenatal Care a.

Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

b.

Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.

c.

Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.

d.

Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut

Hanifa

Wiknjosastro

(1999)

tujuan

ANC

adalah

menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. 2.3 PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan keluarga apa yang akan dilakukan. Berikan mereka waktu untuk mengajukan

Pemeriksaan Kehamilan

Page 4

pertanyaan sehingga mereka dapat memahami pentingnya pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya. Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan umur kehamilannya. Pada setiap pemeriksaankehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan baik. Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin. Banyak ibu merasa malu membuka bajunya dan memperlihatkan bagian tubuhnya, hal ini perlu diperhatikan oleh perawat untuk menjaga privasi pasien tutuplah bagian tubuhnya ibu dengan kain, sehingga hanya bagian tubuh yang diperiksa saja yang terbuka. Ibu hendaknya diperiksa dengan sentuhan yang hati-hati dengan sikap bersahabat sambil menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alasan melakukannya. 2.4 PERALATAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN KOMPONEN PEMERIKSAAN 2.4.1 Peralatan Pemeriksaan Alat yang dipakai bervariasi namun yang terpenting adalah bagai mana

seorang perawat memanfaatkan mata, telinga, hidung dan

tangannya untuk mengetahui hampir semua hal penting tentang ibuhamilyang diperiksa nya. Peralatan hanyalah penunjang

bila ada,

dapat

membantu

pemeriksaan bila tidak semua tersedia. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan baik dengan keterampilan memanfaatkan inderanya dan mempunyai kemampuan untuk menilai serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil. Peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan siap pakai. Adapun alat- alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil diantaranya adalah : timbangan berat badann, pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop monokuler atau linec, meteran atau midlen,

Pemeriksaan Kehamilan

Page 5

jangka panggul serta peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, urin reduksi dll ( bila diperlukan ). 2.4.2 Komponen Pemeriksaan Fisik Pada Kunjungan Antenatal Pertama 1. Pemeriksaan fisik umum a. Tinggi Badan b. Berat badan c. Tanda " tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, suhu. 2. Kepala dan leher a. Edema diwajah b. Ikterus pada mata c. bibir pucat d. Leher, priksa ada/tidak pembesran kelenjar tyroid dan e.

pembesaran vena jugularis. Hidung polip/tidak

3. Tangan dan kaki a. Edema di jari tangan b. Kuku jari pucat c. Varices vena 4. Payudara a. Ukuran simetris b. Putting menonjol atau masuk c. Keluarnya kolostrom atau cairan lain d. Retraksi e. Masa f. Nodul axilla 5. Abdomen a. Luka bekas operasi b. Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu ) c. Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala ( jika > 36 d.

minggu ) Denyut jantung janin ( jika > 18 minggu )

6. Genetalia luar ( eksterna ) a. Varises b. Perdarahan c. Luka d. Cairan yang keluar e. Pengeluaran dari uretra dan skene Pemeriksaan Kehamilan

Page 6

f. Kelenjar bartholini : bengkak ( masa ) cairan yang keluar 7. Genetalia dalam ( interna ) a. Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi) b. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah c. Ukuran adneksa, bentuk posisi, nyeri, kelunakan massa pada trisemester pertama

2.5 PELAKSANAAN PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain : 1) Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat Pemeriksaan pertama dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaiman sikap tubuh, keaadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis, pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira atau ibu tampak lemah.

2) Pengukuran tinggi badan dan berat badan Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menujukan ibu mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukan janinnya tumbuh dengan baik, bila kenaikan berat badan ibu kurang 5kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk. Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggi badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran cm. Pada ibu yang pendek perlu di perhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggi badan ibu kurang dari 145cm atau tampak pendek dibandingkan dengan rata rata ibu, maka persalinan perlu di waspadai. 3) Pemeriksaan tekanan darah

Pemeriksaan Kehamilan

Page 7

Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal, kecuaali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, mintalah ibu berbaring miring kesebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah kembali tekanan darahnya. Bila tekanan drah tetap tinggi, maka hal ini menunjukan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya, khususnya tekanan darahnya lebih sering ( setiap minggu ) ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit. 4) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), pemeriksaan dengar (auskultasi), pemeriksaan ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan secara bertahap. Yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan berurutan. Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien. Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki. 1. Pemeriksaan Wajah Atau Muka Pasien Adakah cholosoma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakkan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Bila terdapat bengkak di wajah periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaki dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangan atau wajah merupakan tanda

pre eklamasi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan

tanyakan apakah dia sulit membuka cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat

Pemeriksaan Kehamilan

Page 8

hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit. Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sklera mata adakah sklera kuning atau ikterik. 2.

Pemeriksaan Mulut Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah, stomatitis, gingivitis, dan adakah gigi yang tanggal, gigi yang berlubang, dan caries gigi. Selain dilihat ciumlah adanya bau mulut yang menyengat atau tidak.

3. Periksalah

Pemeriksaan Kelenjar Tyroid adakah pembesaran kelenjar

thyroid

dan

pembengkakan kelenjar limfe. 4. Pada

Pemeriksaan Payudara kunjungan pertama pemeriksaan

payudara

terhadap

kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihat apakah payudara simetris atau tidak, puting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk. Puting susu yang datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan aerola mamae adakah hyperpigmentasi aerola mamae. 5.

Pemeriksaan inspeksi, auskultasi, pada perut ibu. Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin. Sebelum memulai pemeriksaan

abdomen,

penting

untuk

melakukan hal hal sebagai berikut :  Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemih bila perlu  Bantulah ia untuk santai. Letakan sebuah bantal di sebuah kepala dan bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik nafas panjang.  Cucilah tangan sebelum memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawat cukup hangat

Pemeriksaan Kehamilan

Page 9

Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae grafidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya gerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilanya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena bertumbuhnya janin pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokan

dengan

perhitungan

umur

kehamilan

hanya

dapat

diperkirakan dari hari pertama tidak haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilannya hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalubesar. 6.

Pemeriksaan Leopold 1 a. Tujuan Untuk menentukan tingginya fundus uteri sehingga dapat ditentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). b. Teknik 1. Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu 2. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical, bila uterus belum berada ditengah perut ibu. 3. Kedua tangan dengan jari-jari miring diletakkan diatas fundus uteri secara horizontal untuk meraba fundus kemudian menentukan TFU

Pemeriksaan Kehamilan

Page 10

4. Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin. c. Hasil 1. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan) 2. Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting 3. Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.

Gambar 1 : Palpasi Leopold 1

7.

Pemeriksaan Leopold II a. Tujuan: Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, mencari letak punggung pada letak memanjang, serta mencari letaknya kepala pada letak melintang. b. Teknik: 1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu 2. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan

kanan pada dinding perut lateral kiri ibu

secara sejajar dan pada ketinggian yang sama 3. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas) Pemeriksaan Kehamilan

Page 11

c. Hasil: 1. Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan 2. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

Gambar 2: Palpasi Leopold 2

8.

Pemeriksaan Leopold III a.

Tujuan Untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).

b.

Teknik: 1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu 2. Meletakkan satu tangan dibagian bawah uterus, dengan ibu jari disebelah kanan dan jari-jari lain disebelah kiri. 3. Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi 4. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya tersebut kemudian goyang bagian terbawah janin.

c.

Hasil: 1. Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong

Pemeriksaan Kehamilan

Page 12

2. Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan).

Gambar 3: Palpasi Leopold 3

9.

Pemeriksaan Leopold IV a. Tujuan Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. b. Teknik: 1. Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus 2. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis 3. Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus. 4. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak bertemu (divergen) 5. Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi) 6. Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri

Pemeriksaan Kehamilan

Page 13

dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. c. Hasil: 1. Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) 2. Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)

Gambar 4: Palpasi Leopold 4

10.

Menentukan usia kehamilan : 1. Menentukan Usia Kehamilan ( Mc DONALD) Tinggi fundus ( cm ) = bulan / 3, 5 Contoh : tinggi fundus 24 cm maka umur kehamilan = 24 / 3,5 = 6,8 bulan = 27 minggu 2. Rumus Taksiran Persalinan ( HUKUM NAEGLER ) Rumus : HPHT = tanggal + 7, bulan –3 dan tahun tambah 1 bila bulan dikurang 3 hasilnya positif atau nol untuk siklus 28 hari. Sedangkan untuk siklus 35 hari : tanggal + 14, seterusnya sama. Contoh : HPHT 11-05-2001, taksirannya ( 11+7, 05-3, 2001+1 )18

Pemeriksaan Kehamilan

Page 14

– 02 – 2002 (siklus 28 hari)

Gambar 5

Pemeriksaan Kehamilan

Page 15

Gambar 6 : Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan dengan Usia Kehamilan (UK)

11.

Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) a. Definisi Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat fetal electro cardiograph (Doppler) pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi sebaiknya

didengar

mengalami fetal distress. Ketika partus satu

menit

denyutan

permenit.

Cara

menghitung denyut jantung janin adalah hitung secara satu menit penuh. Gambaran DJJ: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/mnt Takikardi ringan: antara 160-180x/mnt Normal: antara 120-160x/mnt Bradikardia ringan: antara 100-119x/mnt Bradikardia sedang: antara 80-100x/mnt Bradikardia berat: kurang dari 80x/mnt

 Pemeriksaan DJJ dengan Menggunakan Stetoskop Laennec Alat dan Bahan yang di gunakan adalah Stetoskop Laennec. Dengan cara pemeriksaan sebagai berikut: 1. Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang 2. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin, detak jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.

Pemeriksaan Kehamilan

Page 16

3. Hitung total detak jantung janin, serta hitung nadi ibu dengan meraba nadi radialis.Frekuensi detak jantung janin nornal 120-160 kali per menit, frekuensi nadi normal ibu hamil 80-90 kali per menit. 4. Catat hasil dan beritahu hasil pada klien.  Pemeriksaan

DJJ

dengan

Menggunakan

Fetal

Electro

Cardiograph (Doppler) Alat dan Bahan yang di gunakan adalah Doppler dan jelly. Prosedur pemeriksaanya sebagai berikut: a. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang b. Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan c. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin. d. Hitung detak jantung janin : 1) Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-160 / menit. 2) Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin 3) Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka

12.

pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS. 4) Pasien dipersilahkan bangun 5) Catat hasil pemeriksaan jantung janin. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal Tepuk punggung dibagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.

13.

Pemeriksaan genetalia Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tidak ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan menggunakan sabun.

Pemeriksaan Kehamilan

Page 17

14.

Pemeriksaan Ekstermitas Bawah Memeriksa adanya oedema atau tidak yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedema positif. Oedema positif pada tungkai kaki dapat menandakan adanya pre-eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedema biasanya keadaan pre-eklampsia sudah lebih berat.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Kehamilan merupakan periode sangat penting bagi ibu dan janinnya. Untuk itu perlu sekali untuk ibu memeriksakan kehamilannya sedini mungkin sekurang-kurangnya empat kali dalam masa kehamilan. Dengan pemeriksaan kehamilan ibu hamil juga dapat menanyakan hal-hal yang ingin ibu ketahui dan memberitahukan berbagai keluhan yang dirasakan ibu, serta dapat meminimalakn komplikasi serta resiko yng mungkin akan terjadi saat persalinan. 3.2 SARAN Setelah memahami dengan jelas pentingnya pemeriksaan kehamilan, diharapkan para ibu hamil agar mau memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan setempat baik di POSYANDU, PUSKESMAS, ataupun bidan dan rumah bersalin.

Pemeriksaan Kehamilan

Page 18

Pemeriksaan Kehamilan

Page 19

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI,. 1992. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Kelarga . Jakarta Departemen Kesehatan RI,. 1998. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antenatal), Modul Diklat Jarak Jauh. Jakarta Departemen Kesehatan RI,. 1999. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar. Jakarta Penerbit In Media, 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta

More Documents from "Della"

Baju.docx
June 2020 29
Sekret Cairan Tubuh.docx
December 2019 37
Penjas.docx
December 2019 15
Kata Pengantar.docx
November 2019 46
Skytrain-schedule.xlsx
November 2019 30
Anc.docx
June 2020 18