Analogi Air

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analogi Air as PDF for free.

More details

  • Words: 919
  • Pages: 3
Analogi Air Rate This

Air bagi saya merupakan unsur bumi yang sangat unik, air merupakan sumber kehidupan yang tidak sombong dan tidak angkuh serta tenang. Air sangat lembut dan fleksibel dalam mengisi ruang-ruang, telaten. Semua mahluk hidup membutuhkandan merindukannya. Saya tertarik untuk menulis tulisan ini saat liburan di Kampung Halaman saya beberapa waktu yang lewat. Kebetulan tempat tinggal saya berdekatan dengan sungai, apa yang saya lihat setiap hari adalah sungai dan air tentunya. Saya tergelitik untuk sedikit merenungkan tentang sifat-sifat air yang saya perhatikan setiap hari dan menganalogikannya dengan sifatsifat manusia. Secara garis besar sifat air merupakan sifat yang positif jika diterapkan pada tiap individu kita, meski demikian ada beberapa sifat air yang juga tidak baik untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Berikut sifat-sifat air yang menurut saya sangat baik : 1. Air merupakan sumber kehidupan yang tidak sombong atau pun angkuh. Sifat ini patut kita contoh kenapa? Karena biasanya sesorang akan tumbuh/ timbul sifat angkuh atau sombongnya jika sudah mencapai level tertentu. Sedang air ia tetaplah menjadi air meskipun ia dibutuhkan oleh semua mahluk hidup di alam raya ini. Memang benar air tidak diberi ‘nafsu’ oleh Tuhan, namun tidak ada salahnya bagi kita untuk mencontoh sifat tersebut. Jadilah orang yang rendah hati bukan rendah diri, buang jauh-jauh sifat sombong yang sering melekat pada diri kita. Karena pada intinya kita semua sama dimata Tuhan. Apapun pangkat/ jabatan kita kita tetaplah mahluk yang lemah. 2. Air merupakan zat yang bersifat tenang

Sifat tenang yang air miliki sangat baik untuk kita tiru, sifat tenang akan mampu membawa kita pada banyak pencapaian. Tenang dalam menghadapi permasalahan akan mendatangkan solusi yang jitu. Meski terkadang air bergelombang bagi saya air tetaplah bersifat tenang, kita perhatikan dengan cermat. Kenapa air bergelombang? Pertama karena dalam jumlah yang sangat besar, dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita sering dihadapkan pada kompetisi, baik dalam pertandingan maupun dalam hal-hal yang bersifat pekerjaan. Saya analogikan air bergelombang dengan kompetisi dalam kehidupan kita. Dalam berkompetisi kita harus memacu dan mengeluarkan semua kemampuan kita. Demikian dengan air yang bergelombang, menurut saya itulah salah satu kompetisi bagi air. 3. Air bersifat lembut Lembut, bukan berarti lemah. Tentu saja berbeda, lembut yang saya maksud disini (jika dianalogikan dengan sifat manusia) adalah sifat yang lembut. Lembut dalam bertutur sapa, dalam penyampaian, lembut dalam bersikap. Banyak orang yang terpesona dengan kelembutan sikap seseorang, sebagai contoh yang nyata adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah seorang yang lembut baik pada pengikutnya maupun pada penentangnya, yang akhirnya sifat yang lembut ini mampu meluluhkan hati para penentangnya. 4. Air sangat fleksibel Kita perhatikan betapa fleksibelnya air, kita masukan ke dalam gelas ia akan mengikuti gelas tersebut, dimasukan ke pipa, toples atau apa pun ia akan mampu mengikutinya. Sifat ini akan sangat baik jika dimiliki atau kita tiru. Kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan berbaur dengan semua kalangan, semua golongan merupakan nilai plus. Karena tidak semua orang akan mampu berbaur atau beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya baik yang baru maupun yang lama. Meski air memiliki sifat yang fleksibel ia tidak akan bisa tercampur dengan beberapa zat, seperti minyak. Air akan memisahkan diri dengan memposisikan dirinya dibawah minyak tersebut. Artinya apa, bahwa dalam bergaul di pergaulan sehari-hari kita pun harus bisa membedakan atau memisahkan diri dari sesuatu yang jelek. Kita anggap saja minyak bagi air adalah sifat jelek, air tidak menolak minyak untuk berinteraksi, berdekatan, bersentuhan namun toh air tidak mau ikut campur dengan minyak tersebut. Nah, begitu pun dengan kita, kita boleh kenal, berteman, berinteraksi dengan siapa saja. Namum paling tidak kita harus punya filter untuk menyaring mana yang layak kita intensifkan atau hanya kenal saja. 5. Air memiliki sifat telaten Ada peribahasa lokal yang berbunyi “cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok” jika di artikan dengan sebuah penjabaran kurang lebih makna seperti ini : kita ambil contoh di gua, ada stalagnit dan stalagtit biasanya dari ujung-ujungnya meneteskan air dalam bentuk butiran kecil (cikaracak : dalam bahasa sunda), butiran-butiran kecil ini jika mengenai batu secara terus-menerus meski kecil akan mampu membuat batu tersebut berlubang (legok). Tentu memerlukan waktu yang panjang, inilah kenapa saya sebut air memiliki sifat telaten, pantang menyerah!

Dalam kehidupan kita, seringkali kita berkeluh kesah dan berputus asa. Merasa usaha kita sudah maksimal namun tidak menghasilkan bahkan gagal melulu. Bukankah Aldexander Graham Bell mengalami ribuan kali kegagalan? Bukankah Thomas Alfa Edison mengalami puluhan ribu kegagalan dalam eksperimennya. Kita seringkali kurang bersabar dalam menjemput kesuksesan untuk kita. 6. Air sangat dirindukan semua mahluk Disemua musim yang ada di muka bumi ini air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk. Terlebih pada musim kemarau, air menjadi barang yang sangat berharga dan dirindukan. Bahkan dalam kepercayaan saya ada Shalat khusus untuk memohon hujan (air). Yaitu Shalat Istisqa. Ini merupakan bukti bahwa air sangat dirindukan oleh semua. Bagi kita untuk dapat dirindukan semua orang tidak sekonyong-konyong datang begitu saja, ada proses panjang yang harus dilewatinya, seperti selalu berbuat baik. 7. Air selalu mencari tempat yang lebih rendah. Kita perhatikan air, dalam setiap perjalanan panjangnya ia selalu mencari tempat yang lebih rendah, ini merupaka salah satu sikap yang tidah haus rasa hormat (jika dianalogikan pada manusia). Biasanya manusia jika sudah memiliki jabatan/ pangkat yang bagus ia cenderung arogan dan tak mau turun langsung ke bawah untuk melihat kondisi real di lapangan. Ia hanya cukup meminta laporan dari bawahannya, dan hanya memberikan perintah tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya. Ia tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, yang benar hanya pendapat dan gagasannya saja. Ini tentu sangat tidak sehat!!! Dari ulasan yang agak panjang di atas kiranya kita dapat mengambil pelajaran dari satu unsur yang sangat familiar bagi kita. Semoga Bermanfaat. Deni Suryana

Comments»

Related Documents

Analogi Air
June 2020 4
Analogi Arif.docx
July 2020 14
Air
November 2019 46
Air
November 2019 52