Analisis Eksternal Unilever berkaitan dengan berbagai faktor eksternal, mengingat tingkat operasi pasarnya di bidak barang konsumsi. Namun, seperti yang ditunjukan dalam analisis Five Force milik Porter’s ini, faktor – faktor eksternall tersebut menyebabkan variasi dalam intensitas dari kekuatan yang berdampak pada bisnis dalam mempengaruhi PT Unilever. 1. Existing Competitive Rivalry (Ancaman Pesaing) Ada banyak perusahaan yang beroperasi di bidang industry barang konsumen. Faktor eksternal ini memaksakan kekuatan yang kuat pada Unilever, selain itu, perusahaan – perusahaan ini umumnya agresif, semakin menambah intensitas kompetisi. Unilever juga mengalami persaingan ketat karena switching costs yang rendah. Misalnya, mudah bagi konsumen untuk beralih dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Dengan demikian, tingkat persaingan yang tinggi ditunjukan pada lima kekuatan unilever ini, menyoroti perlunya mempertimbangkan persaingan – persaingan sebagai kekuatan prioritas tinggi di lingkungan industri perusahaan. Pesaing utama Unilever adalah Procter & Gamble Indonesia (P&G) dan Nestle yang memiliki penetrasi pasar hampir di setiap negara yang berbeda. Pesaing – pesaing lainnya seperti PT Wings, PT Kao, dan PT Johnson & Johnson. 2. Potential Entrants (Ancaman Pesaing Baru) Unilever bersaing dengan perusahaan besar dan perusahaan – perusahaan baru di pasar konsumen. Mempertimbangkan pengaruh perusahaan baru terhadap lingkungan industri. Faktor eksternal ini menciptakan kekuatan lemah dari ancaman pendatang baru terhadap Unilever. Switching Cost yang rendah memungkinkan pendatang baru untuk memaksakan kekuatan yang kuat terhadap Unilever. Misalnya, konsumen dapat dengan mudah memutuskan untuk mencoba produk baru dari perusaahan baru tersebut. Namun, sulit untuk membangun merek kuat seperti Unilever. Faktor eksternal ini melemahkan intensitas ancaman pendatang baru terhadap perusahaan. Selain itu, Unilever mengambil keuntungan dari skala ekonomi tinggi, yang mendukung harga kompetitif dan efisiensi organisasi tinggi yang biasanya dimiliki oleh perusahaan baru. Akibatnya, perusahaan tetap kuat meskipun ada pesaing – pesaing baru bermunculan. Procter & Gambler Indonesia (P&G) merupakan perusahaan pendatang baru di industri barang konsumen Indonesia. P&G memiliki berbagai produk seperti produk perawatan rambut, perawatan bayi bahkan obat – obatan dan oli. 3. Substitutes (Ancaman Produk Pengganti) Switching Costs yang rendah memungkinkan konsumen untuk dengan mudah menggunakan produk – produk pengganti Unilever. Faktor eksternal ini
memberikan kekuatan yang kuat pada perusahaan dan lingkungan barang konsumen. Namun, dampak subtitusi secara keseluruhan melemah karena ketersediaan pengganti yang lebih rendah. Dengan contoh lebih mudah membeli pasta gigi Unilever Pepsodent dari toko daripada mendapatkan pengganti seperti pasta gigi organik buatan sendiri. Sebagian besar barang subtitusi memiliki kinerja yang lebih rendah dengan perbedaan biaya yang tidak signifikan jika dibandingkan dengan barang – barang konsumen yang telah tersedia di pasaran. Kondisi ini membuat produk Unilever lebih menarik bibandingkan dengan produk subtitusinya. Produk – produk pengganti terhadap produk PT Unilever yaitu produk – produk yang masih terbuat dari bahan – bahan alami. Seperti minuman jamu, siwak, dan produk perawatan kulit dari bahan – bahan alami. 4. Buyers (Daya Tawar Pembeli) Switching Cost yang rendah memudahkan konsumen untuk berpindah dari produk Unilever ke produk perusahaan lain. Faktor ini berkontribusi pada intensitas daya tawar pembeli. Selain itu, konsumen memiliki akses informasi terhadap barang – barang konsumsi, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memutuskan kapan akan berpindah dari Unilever ke penyedia lain. Misalnya, pembeli dapat membandingkan produk berdasarkan informasi online. Ukuran kecil dari pembelian konsumen individu memiliki dampak kecil pada keuntungan Unilever. Pangsa pasar dari produk Unilever telah mencakup hampir keseluruhan lapisan masyarakat. Produk – produk Unilever seperti Sari Wangi, Blue Band, Vaseline dan Rexona merupakan produk yang sering di jumpai oleh konsumen Indonesia 5. Supplier (Daya Tawar Pemasok) Unilever memiliki supplier – supplier besar seperti perusahaan asing yang memasuk kertas dan minyak, tetapi rata – rata supplier yang lainnya berukuran sedang. Setiap perubahan tingkat produksi supplier mengarah pada perubahan yang signifikan tetapi terbatas dalam ketersediaan bahan baku yang digunakan dalam bisnis Unilever. Perusahaan – perusahaan lain di industry ini juga terpengaruh. Salah satu supplier dari produk Kecap Bango Unilever berada di daerah pedesaan Jawa, Unilever menjadikan kelompok tani kedelai hitam menjadi supplier Kecap Bango. Serta pembudidayaan dan pengolahan ikan air tawar untuk bahan baku pembuatan penyedap rasa Royco. Bahan baku diperoleh dari ikan yang mudah dijumpai di Indonesia.