Analisis Masalah A Blok 23.docx

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Masalah A Blok 23.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,321
  • Pages: 16
ANALISIS MASALAH 1.

Amri, laki-laki usia 12 bulan, dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk. Amri sudah bisa tengkurap tapi belum bisa duduk dan merangkak, bisa mengoceh tapi belum bisa membenturkan mainan dan belum bisa mengambil benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. a. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak?

Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut : a. Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari) Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Sedangkan perawat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang masih belum diketahui oleh orang tuanya. b. Bayi (1 bulan sampai 1 tahun) Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada mata, melihat dengan tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90°, mulai bisa mencari benda-benda yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dituntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu

orang

tua

dalam

memberikan

pengetahuan

dalam

mengontrol

perkembangan lingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik. c. Todler (usia 1-3 tahun) Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai sumber pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak dengan optimal. d. Pra Sekolah (3-6 tahun)

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun. Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola makan, umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanen sudah dapat terjadi. e. Usia sekolah (6-12 tahun) Kelompok usia sekolah

sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya.

Perkembangan fisik, psikososial, mental anak meningkat. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula. Perawat disini membantu memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby yang sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak tersebut. f. Remaja ( 12-18 tahun) Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh. Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah kematangan identitas seksual yang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan masa anak-anak, sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua. Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan pengendalian koping pada jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.

b. Apa makna klinis dari keluhan yang dialami Amri? Amri mengalami gangguan perkembangan pada sektor gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa.

c. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh dan kembang? a. Faktor heriditer/ genetik Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini, 2000). Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas,

dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal. b. Faktor Lingkungan/ eksternal Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Lingkungan prenatal (faktor lingkungan ketika masih dalam kandungan) Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio. 2. Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran) Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi : 

Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.



Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.



Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.



Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.

c. Faktor Status Sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah. d. Faktor nutrisi Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.

e. Faktor kesehatan Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.

d. Apa dampak gangguan tumbuh kembang di masa yang akan datang? Umumnya, anak cenderung mengalami kesulitan sosial emosi, seperti tidak bisa berinteraksi, kurang tanggap, sulit bicara, juga kesulitan mengikuti instruksi. Jika keterlambatan tumbuh kembang dibiarkan, dampak jangka panjangnya anak menjadi anti sosial. e. Apa saja bentuk terapi yang dapat diberikan pada kasus ini? Penanganan Secara Medis a. Pendengarannya : sekitar 70-80% anak syndrom down terdapat gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini. b. Penyakit jantung bawaan c. Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini. d. Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah. e. Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha/ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis. Pendidikan a. Intervensi Dini Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi lingkungan yang memeadai bagi anak dengan syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi anak kesempatan. b. Taman Bermain Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi sosial dengan temannya. c. Pendidikan Khusus (SLB-C)

Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.

2. Amri anak ke-4 dari ibu usia 38 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR pada menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.200 gram. a. Bagaimana hubungan jumlah paritas, usia ibu, dan berat badan lahir anak dengan keluhan? 

Pada usia ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang menyebabkan nondisjunctional pada kromosom.Hal ini disebabkan kondisi sel telur terkadang menjadi kurang baik pada waktu dibuahi sperma yang menyebabkan pembelahan kurang sempurna karena usia tua.Selain itu jumlah paritas merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya kelainan pada anak dan juga mempunyai resiko tinggi birth injury karena elastisitas otot-otot panggul dan sekitarnya serta alat-alat reproduksi pada umumnya telah mengalami kemunduran.



BB lahir 2.200 gr merupakan berat badan lahir rendah, namun menurut kurva Lubchenco berat badan ini masih sesuai dengan masa kehamilan (SMK/AGA). Namun, BBL ini kurang dari 2500 gr yang merupakan faktor risiko terjadinya Sindroma Down

b. Berapa kali ANC yang dianjurkan untuk dilakukan selama masa kehamilan? Menurut Muchtar (2005), pelayanan Antenatal meliputi: 1) Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan pertama usia kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi) disebut juga K1 (kunjungan pertama ibu hamil). 2) Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).

3) Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi), disebut juga K4 (kunjungan ibu hamil ke empat).

3. Amri bisa tengkurap pada usia 4 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri. Saat ini belum bisa duduk dan merangkak dan belum bisa bicara. Sampai saat ini masih minum ASI, belum bisa makan padat, sehingga masih diberi bubur saring. Menyusu kuat, tidak ada riwayat sesak napas dan biru-biru, tidak ada riwayat kejang. a. Apa makna klinis dari keluhan pada kasus ini? Amri mengalami gangguan perkembangan pada sektor gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa. b. Apa makna klinis dari anak menyusu kuat, tidak adanya riwayat sesak napas dan biru-biru, tidak adanya riwayat kejang? Anak memiliki sucking reflex yang baik serta menandakan pernafasan yang baik (tidak asfiksia) c. Bagaimana pola pemberian MPASI? Makanan bayi dan anak harus memenuhi persyaratan yaitu: kebutuhan zatzat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak berlebihan/kekurangan; mudah diterima dan dicerna, jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian kebiasaan makan yang sehat; terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit; susunan menu seimbang (berasal dari 10-15% dari protein, 25-35% dari lemak, dan 50-65% dari karbohidrat). Bayi memerlukan air per kilogram berat badan lebih banyak dibanding anak yang lebih besar/orang dewasa. Kebutuhan kalsium dapat terpenuhi dari ASI dan makanan tambahan. Asupan besi yang dianjurkan adalah 6 mg/hari pada 6 bulan pertama dan 10 mg/hari sampai usia 3 tahun. Pada umur 4-6 bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI Eksklusif. Hal ini erat hubungannya dengan umur 4-6 bulan, bayi sudah mampu melakukan koordinasi mengisap, menelan, bernafas dan bayi siap mengisap

makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi sampai 4-6 bulan pertama kehidupan. Bayi juga dapat diberi buahbuahan lunak atau air buah untuk memperkenalkan makanan selain ASI juga sebagai sumber vitamin mineral dan sedikit kalori. Pada usia 6-12 bulan bayi dapat diberikan makanan lembek/nasi tim/multi mixes. Makanan lembek adalah makanan bayi yang terdiri campuran 4 komponen dasar yaitu: makanan pokok: padi-padian/umbi-umbian/akarakaran; makanan sumber protein: protein hewani (susu, telor, ikan, daging, hati, keju) dan protein nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe); makanan sumber vitamin dan mineral: buah-buahan, syur-sayuran; makanan sumber energi: lemak, minyak, mentega, santan, gula. Pada bayi usia 6 bulan kita berikan makanan lembek berupa nasi tim yang disaring. Kemudian setelah 9 bulan diberikan nasi tim kasar/tanpa disaring. Pada saat ini bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor bayi mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah. Demikian pula dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya dan sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit seperti biskuit.

4. Saat usia 5 hari mengalami kuning selama 2 minggu, tidak dibawa berobat, BAB tidak rutin setiap hari, kadang-kadang BAB setiap 2 atau 3 hari. a. Apa makna klinis dari keluhan diatas? Karena asupan nutrisi kurang sehingga proses pencernaan menjadi terhambat. b. Bagaimana mekanisme kuning selama 2 minggu, BAB tidak rutin setiap hari?

Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi : 1.Pembentukan bilirubin secara berlebihan. 2.Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati. 3. Gangguan konjugasi bilirubin. 4. Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama,sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi. 5. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 7,2kg, panjang badan 72cm, lingkaran kepala 36 cm. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat tetapi takut-takut kepada pemeriksa. Menoleh setelah dipanggil namanya berulangulang. Terlihat gambaran dismorfik pada wajah dengan kepala kecil dan bagian telinga kecil. Suara jantung normal tidak terdengar murmur. Pemeriksaan abdomen ditemukan hernia umbilikalis. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa menit. Kedua lengan dan tungkai lemah, kekuatan 3, lengan dan tungkai teraba lembek, refleks tendon menurun. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal ke-4 anggota gerak jatuh dengan lemas. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki, tidak ada mottling. Pemeriksaan KPSP untuk anak usia 12 bulan didapatkan jawaban Ya ada 3, tidak bisa pada gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa. a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan KPSP pada kasus ini?

No Deskripsi

Kasus

Normal

Interpretasi

1

Berat badan (kg)

7,2

8,6-12,4

Rendah

2

Panjang badan (cm)

72

70-80,5

Normal

3

Lingkar kepala (cm)

36

44,2-48,5

Mikrosefali

4

gambaran dismorfik

Ada

Tidak ada

Abnormal

5

Keadaan bayi

Anak

sadar,

kontak

mata baik, mau melihat tetapi

takut-takut

Normal

kepada 6.

a. B 6

7

8

pemeriksa,

Menoleh

setelah

dipanggil

namanya

berulang-ulang.

a Pemeriksaan

ditemukan

g abdomen

umbilikalis

a tengkurap Posisi

Dapat mengangkat dan Sudah

i

menahan

m

beberapa menit

hernia Tidak ditemukan

n tungkai

lengan

a

dapat Keterlambatan

kepala menstabilkan

a Kekuatan lengan dan 3 dan

Abnormal

perkembangan

kepala, berjalan

motorik

5

Cukup

tungkai

kuat

untuk

teraba lembek.

mengatasi gravitasi

9

Padam waktu diangkat +

-

Menandakan

e ke posisi vertikal ke-

adanya defek

k 4 anggota gerak jatuh

neurologis

a lemas dengan 10 11

n tendon Refleks Menurun i Kelainan anatomi padas kedua tungkai

-

Normal

danm kaki e abnormalitas dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan KPSP pada kasus ini? Berat Badan BB 7,2 kg Berada di bawah percentile 3 BB seharusnya untuk anak laki-laki usia 12 bulan adalah 9,2 kg Berdasarkan berat badan menurut umur BB skrg x 100 % = 7,2 x 100 % = 78 % (malnutrisi sedang) BB normal

9,2

b. Panjang badan 72 cm Berada pada percentile 10 PB seharusnya anak laki-laki usia 12 bulan adalah 76 cm

c. Lingkaran Kepala Lingkaran kepala 36 cm Berada dibawah – 3 SD (mikrosefali) d. ada gambaran dimorfik  adanya sindrom down pada amri karena salah satu penyebab gangguan tumbuh kembang pada bayi adalah sindrom down. e. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat tetapi takut-takut kepada pemeriksa, Menoleh setelah dipanggil namanya berulang-ulang. menyingkirkan adanya autis, gangguan penglihatan, gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian, gangguan pendengaran. f. Menoleh ketika dipanggil namanya  tidak ada autis g. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa menit  normalnya bayi mulai bisa mengangkat kepala dan menahannya (merupakan gerakan motorik kasar bayi pada usia 3 bulan) beberapa detik pada usia 3 bulan, dan hal ini menyingkirkan adanya muscular dystrophy (lumpuh otot generalisata) h. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3  normalnya 5; mengalami quadriplegi yang disebabkan oleh defek neurologis. Kekuatan otot : 0 = tidak terdeteksi adanya gerakan 1 = pergerakan lemah dan singkat atau tidak ada gerakan. 2 = pergerakan sendi mungkin bila eliminasi gravitasi 3 = bisa kontraksi otot melawan gravitasi tapi tanpa resistansi i. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal ke-4 anggota gerak jatuh dengan lemas defek neurologis j. Tidak ada kelainan anatomi pada tungkai dan kaki  menyingkirkan adanya gangguan otot dan tulang

b. Apa indikasi dilakukannya pemeriksaan KPSP? Tujuan pemeriksaan perkembangan dengan KPSP adalah untuk mengidentifikasi perkembangan anak normal atau tidak. c. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan KPSP? Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Cara menggunakan KPSP : Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari

usia

anak.

Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan. a. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila

umur

anak

lebih

dari

16

hari

dibulatkan

menjadi

1

bulan

Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan. b. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : o

Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?”

o

Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”

c. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan. 

Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.



Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban Ya atau Tidak.



Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP 

Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)



Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)



Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)



Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)



Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).



Rincilah jawaban Tidak pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S) 

Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.



Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.



Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.



Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M) 

Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .



Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.



Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan

adakah

penyakit

pada

anak

tersebut

yang

menghambat

perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai. 

Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.

Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan

dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan. 

Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.



Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

d. Apa

saja

pemeriksaan

yang

dapat

dilakukan

pertumbuhan dan perkembangan pada anak? Penilaian Pertumbuhan 1. Tergantung umur a. BB terhadap umur b. TB terhadap umur c. LK terhadap umur d. LILA terhadap umur 2. Tidak tergantung umur a. BB terhadap TB, LILA terhadap TB, dll. b. Gejala/tanda pemeriksaan fisik 1) Keseluruhan fisik 2) Jaringan otot

untuk

menilai

3) Rambut 4) Gigi 5) Gejala atau tanda pemeriksaan Lab/ Radiologi

2.Penilaian Perkembangan 

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)



Test Daya Dengar



Test Daya Lihat

Related Documents