ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KETEBALAN PEMAKANAN, KECEPATAN PUTAR PADA MESIN, KECEPATAN PEMAKANAN (FEEDING) FRAIS HORISONTAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM Dicky Seprianto Staf Jurusan Teknik Mesin POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang 30139 Telp. 0711-353414 ABSTRAK Proses pengefraisan adalah suatu proses pengurangan material untuk membentuk suatu produk dengan cara pahat (cutter) berputar dan tiap giginya melakukan pemakanan serta meja mesin bergerak ke kiri atau kanan sehingga benda bergerak mengikuti gerakan meja, akibatnya terjadilah penyayatan atau pemotongan oleh pahat. Dalam proses ini terdapat pengaruh terhadap hasil nilai kekasaran permukaan akibat dari penyayatan itu. Untuk mendapat nilai kekasaran permukaan maksimum yang dapat dilakukan oleh mesin frais sangatlah sulit dan untuk itu sering kali dilakukan pekerjaan tambahan untuk mendapatkan kekasaran permukaan tertentu yaitu dengan cara pengerindaan, dan hal ini mengakibatkan peningkatan biaya produksi, serta memperpanjang waktu produksi. Dilapangan ada 2 metode pengefraisan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara vertikal dan horisontal akan tetapi yang paling banyak dilakukan adalah pengefraisan vertikal. Selain itu pada proses frais ini bahan yang akan dilakukan proses permesinan akan mempengaruhi kecepatan mesin dan pemakanan yang dilakukan oleh pahat pada tiap giginya. Dari hasil penelitian ini maka kehalusan permukaan benda uji yang telah difrais untuk semua bahan yang digunakan pada pengujian dengan menggunakan cutter High Speed Steel (HSS) termasuk ke dalam katagori nilai kekasaran permukaan yang ada pada standard. Nilai kekasaran yang dapat dicapai adalah antara N6 sampai dengan N8 yang mempunyai nilai 0,8 μmm sampai dengan 0,20 μmm. Kata kunci: Cutter, HSS, Kekasaran
pengefraisan.
PENDAHULUAN
kekerasan Permukaan
bahan
perbedaan akan
dapat
dikerjakan
mengakibatkan pahat menjadi tumpul
sedikit banyak akan selalu terdapat
dan ini juga akan mengakibatkan
penyimpangan dari permukaan yang
penyimpangan.
ideal,
disebabkan
Dalam pengembangan material sebagai
ketidaklurusan pemakanan pada proses
komponen kontruksi dan perkakas
hal
ini
yang
Juga
dapat
kualitas, produk yang dibuat dengan mesin
perkakas
peranannya
sangat
untuk
penting
menghasilkan
Dilapangan
ada
2
metode
pengefraisan yang dapat dilakukan yaitu
dengan
cara
vertikal
dan
produk yang presisi. Untuk itu ada
horisontal akan tetapi yang paling
beberapa faktor yaitu: kondisi dan
banyak dilakukan adalah pengefraisan
kemampuan
vertikal, tetapi metode ini tidak dapat
mesin,
material
yang
digunakan, sistem pendinginan serta
menghasilkan
operatornya.
diinginkan dan untuk itu pengusaha
Proses
pengefraisan
permukaan
yang
adalah
sering melakukan pengasahan pahat
suatu proses pengurangan material
karena cepat tumpul, atau melakukan
untuk
pekerjaan
membentuk
suatu
produk
untuk
penyetelan
tebal
dengan cara pahat (cutter) berputar dan
pemakanan yang berulang-ulang. Oleh
tiap giginya melakukan pemakanan
karena itu peneliti sebagai orang
serta meja mesin bergerak ke kiri atau
terlibat di bidang keteknikan merasa
kanan
bergerak
perlu untuk mencoba cara kedua yaitu
mengikuti gerakan meja, akibatnya
dengan pengefraisan horisontal sebab
terjadilah penyayatan atau pemotongan
cara ini akan menghasilkan bram yang
oleh pahat. Dalam proses ini terdapat
lurus dan pahatnya tahan lama serta
pengaruh
terhadap
hasil
nilai
permukaan yang dihasilkan lebih halus
kekasaran
permukaan
akibat
dari
dibandingkan
sehingga
benda
penyayatan itu.
vertikal.
Oleh karena itu pengusaha atau
meneliti
dengan
Untuk
itu
pengaruh
mesin
frais
peneliti
akan
ketebalan
operator yang bergerak di bidang jasa
pemakanan, kecepatan putar mesin,
ini sering kesulitan untuk mendapatkan
dan
nilai kekasaran permukaan maksimum
permukaan yang dihasilkan maksimum
yang dapat dilakukan oleh mesin frais
terhadap benda kerja dengan bahan
dan mereka sering kali melakukan
baja karbon rendah dan menengah dan
pekerjaan
pahat yang digunakan adalah HSS
tambahan
mendapatkan tertentu
kekasaran
yaitu
untuk permukaan
(feeding)
agar
(High Speed Steel).
cara
Adapun rumusan masalah dari
hal
ini
penelitian ini adalah: besar pengaruh
peningkatan
biaya
ketebalan pemakanan terhadap nilai
produksi, serta memperpanjang waktu
kekasaran, pengaruh kecapatan putar
produksi.
pahat terhadap nilai kekasaran serta
pengerindaan, mengakibatkan
dengan
pemakanan
dan
nilai kecepatan pemakanan yang tepat
mengurangi
biaya
produksi
untuk mendapatkan nilai kekasaran
produk yang dihasilkan.
suatu
yang ditetapkan Adapun tujuan dari dar penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal pemakanan,
Dalam pengfraisan dikenal 2
pemakanan
metode yaitu dengan pengefraisan
(feeding), ), dan kecepatan putar yang
horisontal dan vertikal yang masing masing-
baik
masing
pada
kecepatan
TINJAUAN PUSTAKA
proses
pengefraisan
punya
kelebihan
horisontal, sehingga nantinya dapat
kekurangan.
Adapun
meningkatkan effisiensi kerja serta
pengefraisan
dapat
2
dan metode
terlihat
pada
gambar 1.
(a)
(b)
Gambar 1. a. Mesin Frais Vertikal b. Mesin Frais Horisontal (BH. Amstead, 1995,168) Pada
pengefraisan
bentuk bentuk-bentuk
kekasaran yang maksimum. Pad Padahal
tertentu, pengefraisan horisontal tak
kemampuan pada proses perm permesinan
dapat digunakan, maka digunakan
dengan
pengefraisan
tetapi
secara ra umum sesuai dengan yang telah
tidak
diteliti orang adalah 0,4 mikron (lihat
permukaan
vertikal, yang
dihasilkan
sesuai keinginan sehingga proses yang dilakukan berulang-ulang ulang atau dengan proses lanjut untuk uk mendapatkan nilai
menggunakan
gambar 2).
mesin
frais
Kekasaran permukaan (mikron) Operation 25
12.5
6.25
3.2
1.6
0.8
0.4
0.20
0.10
0.05
0.025
Gergaji,Pemotongan las Gerinda tangan Pengikiran, amplas Bubut, Shaping,Milling Pengeboran Surface grinding Cylindrical Grind. Honing, Lapping Polishing Super Finishing Bulfing
Gambar 2. Kemampuan Proses Mesin Untuk Kekasaran Permukaan (PN.Rao, 2000, 267)
Selain itu pada proses frais ini bahan
kecepatan mesin dan pemakanan yang
yang
dilakukan oleh pahat pada tiap giginya
akan
permesinan
dilakukan akan
proses
mempengaruhi
(seperti pada tabel 1).
Tabel 1. Data untuk mesin Frais (PN Rao, 2000) HSS Material C 20 Steel C 35 Steel C 50 Steel Alloy Steel Alloy Steel Alloy Steel Alloy Steel Stainless Steel Cast Iron Malleable iron Cast steel Copper Brass Bronze Alumunium Magnesium
Kekasaran
Kekerasan BHN
Speed m/min 20 25 20 30 18 14 14 20 16 27 16 38 75 38 120 210
110 – 160 120 – 180 160 – 200 180 – 200 220 – 300 220 – 300 300 – 400 200 – 300 180 – 220 160 – 240 140 – 200 120 – 160 120 – 180 160 – 200 70 – 105 40 – 60
permukaan
Carbide Feed mm/tooth 0,13 0,13 0,13 0,10 0,08 0,08 0,05 0,10 0,18 0,15 0,15 0,15 0,28 0,18 0,28 0,28
Speed m/min 90 80 60 60 90 60 60 85 58 85 50 180 240 180 240 380
Feed mm/tooth 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,15 0,13 0,13 0,20 0,18 0,18 0,15 0,25 0,15 0,25 0,25
yang
Dimana Kekasaran Permukaan ini penting
dimaksud disebabkan oleh kedalaman
untuk menghindari dari korosi. (Harun,
pemotongan, dan sisi sayatan dari pahat.
1990).
Kerakteristik
suatu
kekasaran
3. Bahan yang diperlukan
permukaan memegang peranan penting
-
Pahat giling 50 sebanyak 1 buah
untuk perancangan komponen mesin. Hal
-
Pahat giling 40 sebanyak 1 buah
ini
-
Batangan baja segi empat ST 37 50
perlu
dinyatakan
karena
ada
hubungannya dengan gesekan, keausan, pelumasan,
dan
kelelahan
material.
x 50 x 50 sebanyak 3 buah -
(Makmur, 2006)
Batangan baja segi empat ST 42 50 x 50 x 50 sebanyak 3 buah
-
50 x 50 x 50 sebanyak 3 buah
METODOLOGI PENELITIAN
4. Jalannya Penelitian
1. Lokasi Penelitian Penelitian
Batangan baja segi empat ST 37
ini dilaksanakan di
a. Pembuatan Bahan Uji
laboratorium Mekanik dan Bengkel
Bahan uji dibuat dengan ketebalan
Politeknik
pemakanan
Negeri
Sriwijaya
kemudian
RECEIVED
kecepatan pemakanan pada mesin
Palembang.
frais
2. Metode Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini nantinya peneliti melakukan percobaan dan
tertentu,
membuat
By delta at 4:00 pm, 9/4/09
diubah-ubah
sehingga
nantinya didapatkan material yang berbeda-beda.
perubahan-perubahan
paremeter yang diuji sehingga adanya perbeda
dan
menggunakannya
kemudian
terhadap
material
baja karbon rendah dan menengah, setelah itu dalam setiap perubahan parameter akan didapatkan data-data
Gambar 3. Jalannya Pembuatan Benda Uji
hasil percobaan dari berbagai bahan benda
kerja
terhadap
kekasaran
permukaannya yaitu dengan jalan uji kekasaran. Di samping itu dengan melakukan percobaan peneliti juga melakukan studi literatur agar hasil dari
penelitian
ini
dapat
dipakai
Gambar 4. Benda Uji yang Dibuat
sebagai referensi serta sesuai dengan standard yang sudah ada.
b. Pengujian kekasaran permukaan
Pengujian ini dilakukan untuk melihat kekasaran permukaan untuk setiap
Z/2
tabel normal
specimen yang telah dibuat dengan perubahan ketebalan pemakanan dan
= Nilai yang diperolah dari
= Besarnya kesalahan yang
diijinkan
juga kecepatan putar pahat.
100 - = tingkat keyakinan (76 – 98)
c. Pengolahan Data Pengujian
%
Rancangan yang digunakan dalam
penelitian
(standar deviasi)
ini
adalah
dengan
membandingkan hasil dari semua data
N = Jumlah titik uji keseluruhan
yang didapat dan telah diolah dengan
n
perhitungan sebagai berikut:
uji.
1. Kekasaran (Ras),
Rata-rata
yaitu
dihitung
= { Ra /N ( 1 – Ra/N) }1/2
= Jumlah titik uji pada tiap lokasi
sementara rata-rata
kekasaran pada tiap lokasi uji.
Setelah data didapat dengan alat uji surface tester maka data diolah dengan statistika
Ra
1 n Rai n i 1
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Kekasaran Rata-rata (Ra), yaitu rata-rata dari nilai kekasaran ratarata sementara.
Data hasil pengamatan dan data yang telah dianalisa dapat dilihat pada lampiran. Untuk mempermudah analisa
Ra
JumlahNila iRata rataSement ara JumlahLoka siPengujia n
3. Interval menyatakan
kekasaran, nilai
yaitu kekasaran
terendah sampai pada nilai tertinggi rata-rata dari permukaan bahan uji.
data
yang
pengamatan
diperoleh, dianalisa
maka dengan
hasil analisa
teknis. Kemudian, disusun kedalam tabel analisa
disain,
mempermudah
yang dalam
berguna
untuk
membandingkan
hasil dari setiap permukaan telah diproses Ra - Z/2 / N1/2 < Ra < Ra + Z/2 / N1/2 Dimana :
mesin. Setelah itu dibuat grafik untuk mempermudah pembacaan data.
pemakanan,
Data Untuk ST 37
Nilai Kekasaran (mikromilli)
1.55
kecepatan
pemakanan,
kecepatan putar mesin. Akan tetapi secara
1.5 1.45
keseluruhan
1.4
hasil
dari
percobaan
Ra +A
1.35
Ra - A
1.3
menunjukkan bahwa nilai kekasarannya
1.25
untuk semua bahan masih dikatagorikan
1.2 1.15 1
2
3
4
5
6
masuk ke dalam dan sesuai dengan
No. Percobaan
Gambar 5. Grafik Data Hasil Untuk ST 37
standard.
Data untuk ST 42
Nilai Kekasaran (mikromilli)
1.6
KESIMPULAN DAN SARAN
1.55 1.5 1.45 1.4
Ra - A
1.35
Ra + A
Kesimpulan
1.3 1.25
Ternyata
1.2
perubahan
kecepatan
1.15 1
2
3
4
5
pemakanan ada pengaruhnya terhadap
6
No. Percobaan
Gambar 6. Grafik Data Hasil Untuk ST 42
kekasaran pemakanan
permukaan, yang
bila
tinggi
kecepatan
maka
nilai
Data Untuk ST 60
kekasarannya semakin besar.
Nilai Kekasaran (mikromilli)
1.55 1.5
Adapun untuk kehalusan permukaan
1.45 1.4 1.35
Ra +A
1.3
Ra - A
benda uji yang telah difrais untuk semua
1.25
bahan yang digunakan pada pengujian
1.2 1.15 1.1 1
2
3
4
5
termasuk ke dalam katagori nilai kekasaran
6
No. Percobaan
permukaan yang ada pada standard. Gambar 7. Grafik Data Hasil Untuk ST 60
N ilai Kekasaran (mikromill)
Data Hasil Percobaan Ra + A untuk ST 37 Ra + A untuk ST 42 Ra + A untuk ST 60 Ra - A untuk ST 37
1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Ra - A untuk ST 42 Ra - A untuk ST 60
FINAL
Nilai kekasaran yang dapat dicapai dari yaitu antara N6 sampai dengan N8 yang mempunyai nilai 0,8 μmm sampai dengan 0,20 μmm. Saran Pada penelitian ini mesin yang
1
2
3
4
5
6
No. Percobaan
Gambar 8. Grafik Data Hasil Percobaan
digunakan adalah mesin frais kovensional jenis F4 yang ada di bengkel Mekanik
Dari hasil percobaan bila dilihat
Politeknik Negeri Sriwijaya dan dikontrol
dari grafiknya setiap bahan menunjukkan
oleh kemampuan operator. Oleh karena itu
hasil yang bahwa ada perbedaan untuk
ketebalan
setiap perubahan yang terjadi baik itu tebal
pemakanan, kecepatan putar pahat sangat
pemakanan,
kecepatan
berpengaruh
terhadap
kekasaran
R. Thomas Wringt. 1990. Process of
permukaan, akan tetapi karena kondisi
Manufacuring. USA. The Goodheart
mesin yang tidak 100 % lagi maka data
Willcox ompany. Inc.
yang dihasilkan tidak begitu akuran. Untuk hasil yang akurat maka kondisi mesin hendaknya
dilakukan
perawatan
dan
perbaikkan agar hasil dari pengerjaan dapat sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
BH.
Amstead,
Bambang
Priambodo.
1995. Teknologi Mekanik II. Jakarta. Erlangga. Harun.
1990.
Alat-alat
(Pengerjaan
perkakas
Penyayatan).
3
Jakarta.
Bina Cipta. Makmur
dan
Taufikurrahman,
2006,
Pengaruh Variasi Putaran, Kecepatan Putar Benda serta Kecepatan Meja terhadap Nilai Kekasaran Benda Kerja pada Proses Penggerindaan Silinder. Teknika. Volume XVI No. 1 hal
5-
10,
Palembang,
ISSN: Politeknik
0854-3143 Negeri
Sriwijaya, PN. Rao. 2000. Manufacturing Technology Metal Cutting And Machine Tool. International Edition. Singapore. Mac Graw-Hill.
Sarjono. 1978. Teknologi Mekanik II. Jakarta. P dan K.