Analisa Enclosure Lama.docx

  • Uploaded by: YunitaHusnulKhotima
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisa Enclosure Lama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,330
  • Pages: 11
4.1.1

Analisa Enclosure Analisa Enclosure merupakan perwujudan dari aktivitas-aktivitas yang akan terjadi. Dengan kata lain, analisa ini adalah analisa untuk mewadahi atau membentuk aktivitas-aktivitas yang akan terjadi. Pada analisa ini memasukkan fungsi/ aktivitas bangunan, sehingga pada analisa memperhatikan aspek arsitektural, struktur, dan utilitas.

1.

Analisa Arsitektural Gaya arsitektur yang akan diterapkan pada bangunan Museum Astronomi ini berupa gaya arsitektur internasional modern. Yang mengutamakan form follows function. Dengan bentuk geometri kubus dengan tambahan dome.

2.

Analisa Struktural Pemilihan struktur bangunan berdasarkan beban pada fungsi maupun aktivitas di dalam bangunan, keadaan fisik tapak / topografi lingkungan, dan faktor ekonomis.

a. Struktur Bawah bangunan Struktur bawah bangunan dapat ditentukan oleh beban pada struktur tengah, struktur atap, beban hidup didalam bangunan, maupun keadaan tanah pada lokasi. Jenis tanah pada lokasi perancangan adalah tanah keras. Dasar pertimbangan: 3. Kemampuan substruktur untuk menahan beban bangunan dengan ketinggian 2-3 lantai. 4. Kesesuaian struktur dengan daya dukung tanah.

b. Struktur Badan Bangunan Struktur dan konstruksi badan bangunan Museum Astronomi dapat dipertimbangkan berdasarkan: 1. Ketahanan bangunan terhadap kebakaran.

2. Merespon keadaan suhu lingkungan 3. Efisiensi penggunaan material 4. Fleksibilitas penggunaan ruang

c. Struktur Atap Bangunan Pemilihan struktur konstruksi atap bangunan berdasarkan keadaan iklim, cuaca, kekuatan struktur, dll.

1. Analisa Utilitas Bangunan

harus

memiliki

sistem

pencahayaan,

sistem

penghawaan, sistem plumbing (jaringan air bersih dan air kotor), sistem jaringan drainase, sistem jaringan listrik, sistem penangkal petir, sistem pencegah kebakaran, sistem transfortasi dalam bangunan, sistem keamanan, sistem komunikasi serta sistem pembuangan sampah. a. Sistem Plumbing Air Bersih Distribusi air bersih berasal dari PAM yang kemudian ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa. Air yang telah ditampung akan dialirkan ke tiap lantai atau ke ruang dalam bangunan yang membutuhkan air bersih melalui sistem down feed.

Kebutuhan air bersih digunakan pada: o Toilet pengunjung dan toilet pegawai o Dapur umum dan restoran o Kegiatan servis dan pemeliharaan bangunan

Gambar 4.8 Skema Air Bersih Sumber: Analisis Pribadi

Air Kotor Jenis-jenis limbah / air kotor yang ada pada bangunan yaitu: 1. Black Water Black Water adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinoir, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya.

Gambar 4.9 Skema Air Kotor Sumber: Analisis Pribadi

2. Grey water Grey water adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari wastafel, sink dapur dan lainnya . Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.

Gambar 4.10 Skema grey water Sumber: Analisis Pribadi

3. Air Hujan Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas,

karena

bila

di

campurkan

sering

terjadi

penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. Buangan air hujan yang mengaliri atap dapat digunakan sebagai sumber air alternatif untuk menyiram tanaman atau dialirkan menuju danau buatan.

Gambar 4.11 Skema Air Hujan dari Atap Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 4.12 Skema Air Hujan dari Tapak Sumber: Analisis Pribadi

b. Sistem Cahaya

Pada analisis pencahayaan ruang dibutuhkan pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dari ruang pamer itu sendiri. Pencahayaan menjadi sangat penting bagi perancangan Museum karena pencahayaan merupakan salah satu upaya informasi dalam memberikan pengalaman serta pemahaman bagi pengunjung yang datang di Museum tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencahayaan ruang pada Museum yaitu kegiatan yang terjadi pada Museum tersebut, luas ruang yang memerlukan pencahayaan tersebut, dan intensitas pencahayaan itu sendiri. Pencahayaan pada dasarnya terdiri dari dua sumber yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Untuk pencahayaan buatan, terdapat beberapa jenis lampu yang digunakan pada pencahayaan ruang pada Museum. Tabel 4.5 Macam-macam pencahayaan buatan museum Sumber: Neufert, 1996

Penerangan

Penjelasan

Penerangan simetris, langsung Diutamakan

untuk

penerangan umum ruang kerja, ruang rapat, untuk dengan lalu lintas publik dan zona lalu lintas. Untuk mencapai penerangan

suatu yang

tingkat telah

ditentukan diperlukan daya kerja listrik yang relatif tidak begitu besar.

Lampu sorot dinding-cahaya Untuk

pemasangan

pada

yang menghadap ke bawah, bidang

dinding

untuk

lampu sorot-lampu raster

penerangan dinding yang merata. Efeknya terhadap dinding adalah penerangan dari suatu penerangan yang langsung

Lampu sorot rel aliran

Penerangan dinding yang merata

dengan

bagian

ruang.

Tergantung

pada

jarak yang dipilih antar lampu,

kuat

penerangan

dapat dicapai hingga 500 lx. Pemasangan lampu bahan bercahaya dan lampu pijar halogen dimungkinkan. Lampu sorot untuk instalasi Pada bagian ruang yang langit-langit

kurang untuk penerangan dinding

yang

Penggunaan

eksklusif.

lampu

pijar

halogen dan lampu bahan bercahaya.

Lampu sorot terarah cahaya Pada susunan lampu yang mengarah ke bawah

teratur

di

langit-langit

dimungkinkan

suatu

penerangan yang dibedabedakan

sesuai

dengan

ruangnya.

Lampu sorot langit-langit, Untuk penerangan bidang lampu sorot lantai langis-langit atau bidang

lantai, penggunaan lampu pijar halogen atau lampu bahan

bercahaya

digunakan, dimungkinkan

dapat juga lampu

pengosongan-tekanan tinggi

c. Sistem Penghawaan Pada analisa penghawaan pada Museum, penghawaan ruang merupakan

hal

wajib

yang

harus

dipenuhi

dalam

memberikan kenyamanan ruang khususnya pada ruang pamer ataupun ruang lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi penghawaan ruang yaitu aktivitas yang terdapat pada ruang, volume ruang tersebut, dan segala isi yang terdapat pada ruang tersebut. Penghawaan ruang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistem penghawaan alami dan system penghawaan buatan. Untuk penghawaan alami digunakan untuk memberikan bukaan-bukaan pada bangunan yang memberikan sistem penghawaan secara

alami. Sedangkan untuk penghawaan buatan, kebutuhan AC dirasa penting pada ruang-ruang di dalam Museum karena untuk mendapatkan kelembapan yang baik dan seimbang dengan suhu didalam ruang. Ruang pamer yang berada di indoor menjadi perhatian khusus karena kelembapan tidak bisa ditolerir karena dapat mengakibatkan rusaknya pada hasil karya yang sedang di pamerkan.

d. Sistem Transportasi Sistem transportasi vertikal yang digunakan dalam bangunan adalah sistem lift, ramp dan tangga biasa. Pemilihan ramp sebagai transportasi bangunan agar para pengunjung bangunan ini lebih nyaman ketika berpindah dari lantai ke lantai. Pada ramp, standar kemiringan adalah 7˚ bagi manusia dan 15˚ bagi kendaraan. Kegunaan dari alat transportasi

ini

adalah

berfungsi

untuk

membawa

mempermudah pencapaian dari satu lokasi ke lokasi lain maupun dari ruang ke ruang. Sedangkan penggunaan tangga pada bangunan sebagai tangga darurat dan tangga menuju ruang pengelola. Untuk transportasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan antar ruang.

e. Sistem Sampah Sampah pada tiap gedung dikumpulkan secara manual oleh petugas kebersihan, dan ditampung sementara di dekat area gedung.

f. Sistem Pencegah Kebakaran Pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dibedakan atas dua cara yaitu:

o Pencegahan

dan

penanggulangan

aktif:

bangunan

dilengkapi smoke detector, sprinkler, hydrant, fire extinguisher dan pasokan air. o Pencegahan

dan

penanggulangan

pasif:

dengan

melakukan penyelamatan melalui jalur evakuasi serta konstruksi tahan api. Tahapan pengamanan kebakaran: -

Pencegahan: smoke detector mampu mendeteksi asap pada temperatur 40°-50°C dan heat detector pada suhu 60°-70° C.

-

Penyelamatan: Fire

extinguisher,

yaitu

tabung

karbondioksida

portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia yang ditempatkan pada tiap jarak 20m dengan luas area 200 m2. Hydrant: diletakkan di dalam dan ruang luar dengan jangkauan selang 30m dan jarak efektif semburan gas 5m. Sprinkler: bekerja otomatis dengan air, gas dan busa.

Gambar 4.13 Distribusi air pada sistem kebakaran Sumber: Analisa Pribadi

g. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir dilakukan pada Museum arsitektur menggunakan sistem Thomas. Sistem penangkal ini mempunyai jangkauan perlindungan yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan pengebumiannya. Bebeberapa

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang sistem penangkal petir, yaitu :      

Keamanan secara teknis. Penampang hantara-hantaran pengebumian. Ketahanan mekanis. Ketahanan terhadap korosi. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. Faktor ekonomis.

Gambar 4.14 Penangkal Petir Thomas Sumber: http://www.pasangpenangkalpetir.net/penangkal-petir-thomas

h. Sistem Komunikasi Sistem jaringan komunikasi yang digunakan pada bangunan Museum adalah jaringan telepon dan internet. Jaringan telepon yang dibuat pada Museum ini menggunakan nomor telepon induk yang memungkin operator akan menjawab segala telepon yang akan masuk. Sedangkan pada Museum itu sendiri digunakan pada nomor-nomor ekstansi yang memungkinkan komunikasi antara ruang satu dengan ruang lainnya.

i. Sistem Listrik Listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama setelah melalui transformator, aliran listrik didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui sub Distribution Panel (SDP). Dan untuk cadangannya menggunakan genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus. Genset yang digunakan

dilengkapi dinding berganda untuk meredam suara dan getaran.

Gambar 4.15 Sistem Distribusi PLN Sumber: Analisa pribadi

Related Documents

Analisa Enclosure Lama.docx
November 2019 16
Enclosure
June 2020 15
Enclosure No.docx
April 2020 15
Enclosure Josekis
November 2019 28
Gto 1502d Enclosure
May 2020 8
Analisa
October 2019 73

More Documents from "zamrul"

Bab 1&2 Fix.docx
November 2019 12
Analisa Enclosure Lama.docx
November 2019 16