AL’QU RAN -SIAP AK AH INI ? Pada sejarah awal Islam berdiri, sahabat Nabi Muhammad, Abdullah bin Mas'ud telah menentang untuk menerima beberapa Surah-surah yang ada di dalam al-Quran. Adalah wajar bagi kita meneliti penyebab Abdullah bin Mas’ud menentang ayat-ayat tersebut, yang mana ayat tersebut (sebenarnya) berasal langsung dari Mohammad SAW.
Su rah Pembuk aan y akni Su rah al -F atih ah . Mengandungi tujuh baris ayat, di letakan di muka al-Quran. Ayat-ayat ini juga penting bagi doa-doa Islam. Satu terjemahan dalam bahasa Inggeris adalah seperti ini: "In the name of God, the Compassionate, the Merciful! Praise be to God, the Lord of the Worlds, the Compassionate, the Merciful, the Master of the judgement Day! You (alone) we worship and from You (alone) we seek help. Guide us to the straight path, the path of those on whom You have bestowed bounty, not of those with whom You are angry and who have gone astray!" Dalam bahasa Indonesia inilah terjemahannya:
1. 2. 3. 4. 5.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:1) Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, (QS. 1:2) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:3) Yang menguasai hari pembalasan. (QS. 1:4) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (QS. 1:5) 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1:6) 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nimat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:7) Apakah kata-kata ini sebenarnya dari Allah? Jauh sekali! Ini adalah kalimat doa dari Muhammad sendiri, bukan dari Allah... Ayat ini merupakan suatu pujian dan pujaan kepada Allah, perghormatan kepada-Nya dan permintaan doa bagi pertolongan-Nya. Apakah Allah sendiri berfirman:"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Yang Mahapengasih, Penyayang, lagi mempunyai penguasa hari pembalasan..." kepada diri-Nya ? Jawabannya "Tidak"! Masalah ini tidak akan timbul jika Surah al-Fatihah ini dimulakan dengan perkataan Arab "Qul" yang bermaksud "Kata" seperti yang terdapat pada ayat-ayat al-Quran yang lain contohnya surah 112 ayat 1: "Kata ka nla h : Dialah Allah yang Maha Esa...", atau surah 109 ayat 1: "Kata ka nla h : Hai orang-orang yang kafir...", atau surah 18 ayat 110: "Kat ak anl ah : Sesungguhnya aku seorang manusia seumpama kamu..." dsb-nya. Adalah tidak masuk akal Allah berbicara:
“Tunj ukil ah k ami j al an y ang lurus, ( QS . 1:6 ) (y ai tu ) jal an orang -o ran g yan g te lah En gk au an uge rahka n nima t kepa da merek a; buka n (jala n) mereka y ang dimu rka i da n bu ka n (pu la j al an ) merek a yan g sesa t. (QS. 1:7) ” Jadi Surah al-Fatihah ini ucapan nabi Muhammad untuk Allah karena segala isinya adalah pujian serta permintaan perlindungan kepada Allah. Inilah salah satu sebab, mengapa Abdullah bin Mas'ud menolak bukan saja Surah-surah seperti surah al-Fatihah, tetapi juga Surah al-Falaq dan surah anNas sebagai sebagian dari al-Quran. Kedua surah tersebut mengandung ungkapan-ungkapan "Aku be rlin dung kepa da A lla h. .. " Abdullah Mas'ud adalah seorang sahabat yang akrab dengan Muhammad dan juga seorang penghafal dan juga pencatat isi al-Quran. Di dalam al-Quran terdapat banyak contoh ayat yang aneh, di antara dua sumber ucapan. Satu adalah Allah, dan satu lagi Muhammad sendiri, ini di dalam ayat-ayat yang sama ! Contohnya di dalam surah al-Israak ayat 1 terdapat satu-satunya cerita mengenai perjalanan malam Nabi Muhammad.
“Ma ha Suci All ah , yang t ela h memp erj al ank an h am ba -Ny a pa da sua tu m al am d ar i AlMas jid il Har am ke Al- Ma sji dil A qsha yan g tel ah K ami be rka hi sek eli ling nya ag ar Kam i pe rlih at ka n kep ad anya seba gi an ta nd a- tan da kebes ar an Kami . Sesun gguh nya Dia adal ah M ah a Mend eng ar l ag i Ma ha Meliha t.” (QS. 17:1) Ungkapan "Mahasuci Allah yang telah memperjalankan..." itu diucapkan oleh Allah atau oleh siapa yah, Jibril, atau Muhammad? Ungkapan selanjutnya itu yang menceritakan tentang masjid il-Haram ke masjid yang amat jauh (Baitul-Makkdis), yang "telah Kami berkati sekelilingnya..." ini adalah (asli) ucapan daripada Allah. Juga sama seperti ungkapan seterusnya "supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami.." Akan tetapi kata-kata penutupnya "Sesungguhnya Dia adalah maha mendengar lagi maha melihat" ini Muhammad dan bukan kata-kata Allah. Mari kita “belah” ayatnya... Muh am ma d: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya- All ah : .....pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami- Muha mm ad : Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Ada pula ayat-ayat lain yang terasa aneh didengar dan dibacanya. Salah satu nya lagi adalah Surah 33 (al-Ahzaab) ayat 21-24. Ayat 21 tertulis:
“Sesung guhn ya t ela h ad a pa da (diri ) Rasulu lla h it u suri tel ad an yan g ba ik b ag imu (yait u) b ag i orang y an g mengh ar ap ( rahm at ) A lla h da n (k eda tan ga n) hari kia ma t d an dia b any ak men yebut All ah .” (QS . 33:21) Sudah tentu jika Allah yang mengucapkannya, ragam ayatnya akan berbeda dan akan berbunyi seperti berikut : "Mereka yan g menc ar i- ca ri d an men gha rap ka n Aku ( Tuha n) h arusl ah men ga mb il r asul Ku seb ag ai suri tel ad an ba gi merek a. "
Dalam ayat-ayat 22 dan 23 pula, pengikut-pengikut Nabi dipuji kerana bersetia teguh semasa perang parit disekeliling kota Madinah:
Dan tat ka la or an g- orang mumin meli ha t g ol ong an -gol on ga n yan g be rsekut u itu , merek a ber ka ta: Inila h yang d ij anj ika n All ah d an Rasul -Ny a k epa da ki ta . D an ben ar la h All ah d an Rasul -Ny a. Da n yan g dem ikia n it u ti da kla h mena mb ah k epa da merek a kecu al i ima n da n ketun duk an . (QS. 33:22) Di a nt ar a or an g- orang mu min itu ad a or an g- orang y an g menep at i apa yang merek a jan jik an kep ad a All ah ; ma ka di an ta ra merek a a da yang g ugur . Dan d i an ta ra merek a ada ( pul a) yan g menung gu -nun ggu d an mereka sed iki tpu n ti da k mero ba h (jan jiny a), (Q S. 33:23 ) tetapi ayat 24 menambahkan satu syarat
sup ay a All ah mem ber ika n ba la sa n kepa da o rang -or an g yang be na r itu karen a kebena rann ya, da n men yiks a o rang muna fik jik a d ik ehend ak i- Ny a, a tau mene rim a tau ba t mereka . Sesung guhny a All ah ada la h Ma ha Peng am pun lagi M ah a P en yayan g. (Q S. 33:24 ) Disini, sekali lagi, bukanlah Allah tetapi Nabi Muhammad yang mengucap kata-kata itu. Jika Allah sendiri yang menyatakannya, sudah tentu ia akan berbunyi seperti: "Supaya Kam i membalasi orang-orang benar karena kebenarannya.." Satu anggapan melaporkan bahwa ini ditulis oleh Muhammad, ketika beliau sedang menyiapkan rencananya menyerang Roma di negeri Syam pada 8 AH.
Beliau juga telah menanyakan sebabnya mengapa Al-Jadd bin Qais, ketua satu suku kelompok Madinah, tidak bergabung berperang bersama-sama rombongan mereka tahun itu. Dalam jawabannya, al-Jadd bin Qais berkata kepada Nabi Muhammad, "Ampunilah saya dan selamatkanlah saya daripada godaan! Saya amat berminat kepada para wanita, dan amat risau jika melihat wanita-wanita Bizantium itu, saya tidak dapat menahan godaan saya itu." Ini pula telah membawa kepada turunnya ayat 49 surah 9 at-Tauba yang berkata:
Di a nt ar a mereka a da y ang berk at a: B eril ah s aya k ei jina n (t id ak pergi be rpe rang ) dan jan ga nla h ka mu menj ad ik an saya ter jeru mus da la m fi tn ah. Ket ahui la h, b ahwa merek a tela h ter jeru mus da la m fi tna h. D an sesung guhny a J aha nna m i tu ben ar -ben ar melipu ti orang -or an g yang k afir . (QS. 9:49) Sudah jelas sekali kata-kata ini adalah dari mulut Nabi, bu ka n daripada Allah, kerana al-Jadd bin Qais telah memohon ijin dari Muhammad, dan bukan dari Allah, supaya dia dikecualikan dari peperangan itu! Jadi Muhammad lah yang telah memberi jawabannya kepada beliau. Suatu bukti nyata bahwa Al-Quran bukanlah murni Allah berfirman...campur tangan tulisan/perkataan Muhammad juga tertuang di sana. Dan ini juga tercemar sama dengan Alkitab yang umat muslim katakan Palsu serta sudah direkayasa.. Banyak ayat yang susunannya membuktikan bahwa Muhammad lah yang menuliskan ayat tersebut sementara jika Allah yang berfirman, ada ungkapan kata “Qul – Kat aka n”
Kerancuan di antara ayat Allah dengan ayat Muhammad jelas dan terbukti lagi dari ayat-ayat Surah Yunus ayat 99 dan 100. Alla h : Dan j ika la u Rabb mu men ghend ak i, t ent ula h beri ma n semua o ran g yan g di muk a bu mi seluruhny a. M ak a apa ka h ka mu (hen da k) me ma ksa manus ia su pay a merek a menj ad i o rang -or an g yang be rim an semu an ya? (QS. 10:99) Muh am ma d: Dan t id ak ad a se or an gpun a ka n ber ima n kecu ali deng an i zin Al lah ; d an Alla h menim pa ka n kemurk aan k epa da or ang -o rang yan g ti da k mem pergun ak an aka ln ya. (QS. 10:100) Ayat 99 adalah firman Allah kepada Muhammad, tetapi seb al ikn ya ay at 10 0 ungkapannya merupakan kata-kata Muhammad sebagai satu pelipur lara bagi dirinya, supaya perasaan kecewa, putus asa serta kemarahan Nabi terhadap para pendengar beliau yang (saat itu) menolaknya. Saat itu..... Arab di jaman Jahiliyyah (masa) Muhammad, rakyatnya sungguh mudah terbawa oleh arus kesenangan di mana rakyatnya tidak stabil karena kemiskinan yang diterimanya maka tidaklah mengherankan jika orang muslim sendiri saat itu menentang dan berperang ke Muhammad sendiri di Badr. Itulah sebabnya (menurut Muhammad) Allah marah dan turunlah kitab an-Nisaak ayat 97-99
Sesun ggu hn ya or an g- orang yan g di wafatk an m al aik at dal am k ead aan men ga ni aya d iri send iri , (k epa da merek a) m al aik at ber tan ya: Dala m kea da an ba gai ma na kam u ini. Merek a men jawab : Ad al ah k ami o rang -or an g yang t ert ind as d i negeri ( Mek ah ). P ar a mal aik at ber ka ta : Buk ank ah bu mi Al lah itu lu as, sehingg a k amu d ap at berhi jr ah d i bu mi itu. O ran g- orang itu t emp atn ya ne raka J aha nna m, da n Jah ann am i tu sebu ruk bu rukn ya t emp at k em ba li , (QS. 4:97) kecua li mereka yan g te rt ind as b aik l aki -l aki a tau wan it a at au pun a na k-a na k yang tid ak m am pu ber day a up aya d an tid ak menge ta hui j al an (un tuk hi jr ah ), ( QS . 4 :98) Merek a i tu, mu da h- mu dah an A lla h mem aa fk ann ya. Da n ad al ah All ah Maha Pema af la gi Mah a Peng am pun . (QS. 4:99) Bagi Allah sendiri, yang telah mentakdirkan segelintir manusia supaya menjadi kafir, ketidak percayaan kelompok manusia ini memang tidak akan mengejutkan-Nya atau pun menyebabkan Allah menjadi marah! Juga, mari kita teliti Surah 33 ayat 24 yang jelas berasal dari Muhammad (dan bukan Allah) yang berbunyi :
“sup aya A lla h memb erik an b al as an k ep ad a or an g- orang yan g ben ar i tu karena kebena rann ya, da n men yiksa or an g mun afik j ika dik ehen da ki -Ny a, at au menerim a tau ba t mereka . Sesung guhny a All ah ada la h Ma ha Peng am pun lagi M ah a P en yayan g. (Q S. 33:24 ) KEJA MNY A P ER INT AH ALL AH Adalah di kota Mekah sebe lum peristiwa Hijrah, Allah telah menurunkan kepada Muhammad perintah yang sopan dan tertib seperti berikut:
Seru la h (m anusi a) kep ad a j al an Rab bm u den ga n hikma h da n pel aj ar an yang b ai k da n ban ta hl ah merek a den ga n ca ra yang le bih ba ik . Sesung guhn ya Rab bm u Dia -lah y an g le bih menge ta hui t ent an g si ap a yang t ersesa t da ri j al an -Ny a da n Di a- lah yan g lebih men get ah ui or an g- orang yan g mend ap at p etun juk . (QS. 16:125)
Beberapa tahun sesuda h it u , apabila Islam telah bangkit, Muhammad menjadi satu kekuatan politik dan jika dia bisa masuk Mekkah sebagai panglima perang, maka nada perintah Allah telah berubah menjadi lebih keras, memaksa dan mendesak. Seperti berikut:
Apa bi la su da h ha bis bul an -bu la n Har am itu , ma ka bunuhl ah o rang -or an g musyir ikin di man a sa ja ka mu jum pa i mereka , d an t an gk ap la h mereka . Kep ungl ah merek a d an in ta il ah di t emp at pen gin ta ia n. Jik a merek a ber ta ub at d an men dir ika n shol at da n menun ai kan za ka t, maka beri la h kebeb as an k epa da merek a untuk berj al an . Sesun ggu hn ya All ah M ah a P eng am pun l ag i Ma ha Pen yay ang . (Q S. 9:5 ) Sebagai manusia biasa, ini tampak sebagai tulisan manusia yang terbelenggu dalam ikatan dendam namun apakah Allah juga memiliki sifat itu??? Walau bagaimanapun, jelas bahwa
“Ti da k ad a pa ksa an untuk ( mem asuki ) aga ma (Isla m) ; sesun gguh nya tel ah jel as j al an yang bena r dari pa da j al an y an g sal ah . Karen a it u ba rang sia pa y ang in gka r k epa da Tag hu t da n ber ima n kep ad a All ah, mak a sesun gguh nya ia t ela h ber peg an g kep ad a bu hul ta li y an g am at ku at yan g ti da k ak an p utus . D an All ah M ah a Men deng ar la gi Mah a Men get ahu i.” (QS. 2:256) yang telah diturunkan pada tahun 1 selepas Hijrah (AH), tetapi setahun kemudian keluar perintah Allah,
Dan pe rangi lah di ja la n All ah o rang -or an g y ang me mer an gi ka mu, ( te ta pi ) j an ga nla h kamu mel am pa ui b at as, k arena sesungg uhn ya Al lah tid ak men yuk ai o rang -or an g yang mel am pa ui b at as. ( QS . 2:190 ) Dan ber per an gl ah k amu sek ali an di j al an A lla h, d an ket ahuil ah sesun gguh nya All ah Mah a Men deng ar la gi Ma ha Menge ta hui . (QS. 2:244) Dan juga diimbangi oleh
Tid akl ah s am a an ta ra mu min yang du duk (yang t id ak t uru t ber per an g) yang t id ak mem puny ai uzur den ga n orang -o ran g yan g be rjih ad di j al an A lla h deng an har ta merek a dan ji wanya. All ah mele bihk an o ran g- or an g y ang berj iha d den ga n ha rt a d an ji wanya a tas o rang -or an g yang d uduk s at u der aj at. Kep ad a mas ing -m asin g mereka Alla h menj an jika n pa ha la yang b aik (surg a) da n All ah mele bihk an o rang -or an g yang be rjih ad ata s or ang y ang dudu k deng an p ah al a y an g besar , (QS. 4:95 ) Jadi artinya diharapkan para Muslimin ini diwajibkan berperang bagi perjuangan Allah (kalau mau dapat pahala besar), di mana sebaliknya setahun sebelumnya mereka ini kononnya tidak boleh dipaksa menganuti agama Islam (QS 2/257). Juga, ayat-ayat di atas memberitahu pengikut-pengikut Islam bahwa 'persamaan' di antara mereka bukanlah sama rata semuanya. Bagi pengikut-pengikut yang hanya mengakui syahadat Islam tid akl ah se ban din g dengan mereka yang juga menderma harta-benda atau uang mereka bagi perjuangan Islam atau dengan mereka yang menghunus pedang-pedang mereka di medan peperangan dalam perkembangannya. Di kota Mekah sebelum peristiwa Hijrah Allah telah mewahyu kepada Muhammad bahwa :
"Ti da k sa ma p erb ua ta n y ang b ai k deng an perb ua tan y ang jah at. Tola kla h kej aha tan orang deng an j al an y an g ter ba ik , lalu sek ony on g- konyong ( ti da k dis an gk a- san gk a)
merek a yang a da pe rmusuh an a nt ar a ka mu deng an d ia menj ad i sah ab at y ang kari b." Su rah as-S aj da h ay.34. Di Madinah pula, Allah telah menurunkan perintah-perintah yang bertentangan kepada Rasul-Nya yaitu:
Su rat Muh am ma d (47 :35) Jang anl ah k amu lem ah d an mi nt a d am ai pa da ha l kamul ah y ang d i at as da n All ah p un Pertentangan-pertentangan yang frontal seperti di atas jarang diteliti oleh kaum muslim dalam mengkaji kitab al-Quran nya. Ada juga contoh-contoh yang lain seperti persoalan Allah menuju umat Arab di Hijaz, mengenai air dalam surah al-Waaqi'ah ayat 68-69 :
Mak a te rang ka nla h kep ad ak u tent ang a ir y ang kamu minum . (QS. 56:68) Kamu ka h yang menurunk anny a da ri awan at au ka h Kami yan g menurun kan (QS . 56:69) Sebaliknya, di ayat al-Quran yang lain, Pencipta semesta alam dinampakkan sebagai serba memerlukan, sama seperti insan-insan ciptaan-Nya. Satu petikan adalah dari surah al-Hadid ayat 25:
Sesun ggu hn ya Kai t ela h mengu tus r asul -rasul Kam i deng an me mb awa buk ti -bukt i yang nyata dan te lah Kami t urunk an be rsa ma mereka Al- Kit ab da n ner ac a ( kea di la n) sup ay a ma nusia da pat mela ksa na ka n kea dil an . Dan K ami ci pt aka n besi y ang p ad anya terda pat keku at an yan g heb at da n ber ba gai m anfaa t ba gi m anusi a, (sup ay a mereka mem perg una ka n besi it u) d an su pay a All ah men get ah ui sia pa yang men olo ng (ag ama )-Ny a d an r asu l- rasul- Ny a pa dah al A lla h ti da k dil iha tny a. Sesun gg uhn ya Al lah Mah a Kuat l ag i Ma ha P er kas a. (QS. 57:25) Apakah ayat ini dimaksudkan bahwa hanya manusia yang mengunakan pedang di medan perang merupakan umat yang benar-benar menolong Allah dan membelanya demi rasul-Nya. Banyak ayat-ayat yang lainnya lagi yang membawa masalah dengan para pentafsir al-Quran serta ahli-ahli ulama islam yang berusaha sekuat tenaga untuk ‘memanipulasi’ maksud dari ayat2 tersebut. Ayat yang satu bertentangan dengan ayat yang lainnya...Sungguh menjadi dilematis... Sesuatu yang bersifat inkonsisten lazim terjadi di manusia, karena itulah manusia disebut “yang tidak sempurna”. Tapi Allah adalah sempurna dan selalu konsisten, pertanyaannya adalah... Mengapa demikian ayat yang satu bertentangan dengan ayat yang lainnya? Anda bisa jawab??? Inilah cikal bakal sehingga musuh-musuh Muhammad mentertawakan dan mengejeknya karena Allah melalui dan memalui Muhammad memberi sebuah keputusan dan membatalkannya pada keesokan harinya. Ejekan mereka telah memberikan jawaban dalam :
Pat ut kah (mereka ingk ar kepa da ay at -ay at All ah ), d an se tia p k ali merek a men ga ngk at jan ji, segol on ga n mereka melemp ar ka nn ya. Ba hka n seb ag ia n besa r da ri merek a t id ak be rim an . (QS. 2:100) Namanya Allah, dia keluarkan lagi surat:
Ayat man a s aj a y ang K ami n asa khka n, at au Kami j ad ik an ( ma nusia ) lu pa kepa dany a, Kami d at angk an y an g lebih b ai k da ri pa da nya a tau seb an din g den ga nn ya. T ia dak ah kamu men get ah ui bah wa All ah M ah a K uasa at as sega la sesuat u? (QS . 2:106) Allah itu Maha Kuasa dan Maha Tahu kan? Dia tidak akan pernah memberikan perintah lalu membatalkannya. Sifat Allah adalah Kekal adanya dan tidak terikat oleh siapapun juga terlebih atas kelemahan manusia. Untuk itulah Allah memberikan nasehat yang tidak perlu dibatalkan.
Disalin dan diterjemahkan dari http://www.answering-islam.org/Bahasa/index.html