Allah, dzat yang maha sempurna Diulas oleh Kendra Hartaya 021-70895998
Allah adalah dzat yang maha sempurna, sempurna dzatNya, sempurna sifat-sifat-Nya, dan sempurna tindakan-Nya. Semua materi pasti memiliki sifat, tidak ada materi yang tidak memiliki sifat-sifat. Oleh karena itu, materi apa saja bisa dikenali, diidentifikasi, dan diketahui keberadaannya, perilakunya atau interaksinya ketika berhubungan dengan materi lainnya. Semua sifat-sifat yang ada di dalam materi pasti akan tercermin kedalam tindakan, perilaku, reaksinya terhadap materi lain. Tidak ada sifat yang tidak terwujud menjadi perilaku. Dengan melihat perilakunya, maka materi bisa dikenali sifat-sifatnya. Dengan melihat sifat-sifatnya, maka materi bisa diketahui dzatnya atau keberadaannya pada kondisi tertentu. Tuhan bisa dipanggil dengan jenis perbuatanNya, wahai dzat yang membuat hidup tenteram setiap makhluk, wahai dzat yang menerbitkan matahari dari barat, wahai dzat yang membuat bumi dan planet-planet beredar tetap pada lintasannya, dll. Tuhan juga bisa dipanggil jenis sifat-Nya, wahai dzat yang maha mengasihi makhluk-makhluk yang dikehendaki, wahai dzat yang maha mengabulkan seluruh permohonan semua makhluk, wahai dzat yang maha memberi rizki kepada semua makhluk, dll. Tuhan juga bisa dipanggil melalui nama-Nya, yaitu Allah, ya Allah.... Tuhan yang tiada Tuhan selain Engkau, ya Allah ... Tuhan yang hanya kepadaMu hidup dan matiku, ya Allah Tuhan yang hanya kepadaMu aku menyerah, dll. Ketika Tuhan dipanggil dengan jenis perbuatanNya semua makhluk (tak ada satu pun makhluk yang tidak) menoleh kepadaNya, karena tidak ada dzat yang bisa berbuat demikian. Misalnya, wahai dzat yang kuasa menerbitkan matahari dari barat, dll. Ketika Tuhan dipanggil dengan jenis sifat-Nya, semua makhluk (tak ada satu pun makhluk yang tidak) menoleh kepadaNya, karena tidak ada dzat yang memiliki sifat demikian. Misalnya, wahai dzat yang maha mengasihi semua makhluk, wahai dzat yang maha rahman, dll. Ketika Tuhan dipanggil dengan Nama-Nya, semua makhluk (tak ada satu pun makhluk yang tidak) menoleh kepadaNya, karena namaNya meliputi semua sifat-sifat yang baik, namanya indah dan nama itu sudah dikenali makhlukNya sejak semua makhluk
belum mewujud menjadi seperti ini. Ini membuktikan bahwa nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya melekat menjadi satu padu tidak bisa dipisahkan. Perbuatan yang sempurna adalah perwujudan dari sifatsifat yang sempurna, sifat yang sempurna selalu dimiliki oleh dzat yang sempurna. Dengan kata lain, dzat yang sempurna akan melahirkan sifat yang sempurna dan perilaku yang sempurna. Beribadah adalah mendekatkan diri pada Tuhan, mendekatkan diri dalam arti mendekati sifat-sifat-Nya. Mendekati sifat-Nya berarti mentauladani sifat-sifat-Nya, asma al husna-Nya. Jika kita sudah mendekati sifat-Nya (saya tidak mengatakan menyamai sifat-Nya), mungkin pemahaman ini yang dikatakan oleh shekh siti jenar atau istilah jawa, manunggaling kawula lan gusti. Saya, kalau tidak salah punya buku itu, tulisan sularso sopater. Seorang muslim yang baik akan berpenampilan yang terbaik, selalu bersih dan rapi badannya, pakainnya, bertutur kata menyejukkan dalam pergaulan, berkata-kata yang baik, tidak banyak bergurau, selalu baik dan benar perbuatannya, tidak ada yang mengecewakan dalam tubuhnya, pakaiannya dan perbuatannya, berakhlak mulia, disukai oleh golongannya dan tidak dibenci (karena tidak ada alasan untuk membenci) oleh yang bukan golongannya. Kehadiranya sangat dirindukan oleh masyarakat, kepergiannya banyak disesalkan oleh masyarakat. Keberadaannya menjadi tempat curhat masyarakatnya, perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi orang yang berniat menempuh jalan kebaikan. Respon perkataannya terhadap persoalan mampu menembus orangorang yang memiliki akal sehat, respon diamnya terhadap persoalan mampu menembus hati orang-orang baik. Sekian terimakasih, wassallam, Nov 2008 **********