PENERAPAN REAL JOB PROGRAM DALAM MEREALISASIKAN
MINAT TECHNOPRENEUR MATA PELAJARAN KERJA PROYEK KELAS XII MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 (BEST PRACTICE)
Oleh
ALI BASYAH, ST, M.Pd
NIP. 19670922 200501 1 005
Guru Keahlian Multimedia SMKN 1 Mojokerto
Diajukan untuk mengikuti Simposium Guru 2016
Topik : Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN Jl. Benteng Pancasila 244 Kota Mojokerto. Nomor Telepon, : 0321 322109. Nomor Faximile, : 0321 323276 TAHUN 2016
LEMBAR PERNYATAAN
ii
iii
KATA PENGANTAR Suatu kesyukuran kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala limpahan
rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Best Practise
yang berjudul “Penerapan Real Job
Program Dalam Merealisasikan Minat Technopreneur Mata Pelajaran Kerja Proyek
Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto”. Tujuan penulisan Best Practise ini untuk berbagi pengalaman dengan teman pengajar lain yang sama dalam pencapaian materi Mata Pelajaran Kerja Proyek di Multimedia.
Berbagi pengalaman melalui lomba penulisan Best Practice Pengawas
Sekolah dan Guru tahun 2016, merupakan ajang yang tepat untuk lebih menyebarluaskan secara cepat dan tepat. Mudah mudahan niatan penulis semuga mendapatkan kelancaran dan kemudahan.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan penulisan Best Practice ini hingga selesai, terutama kepada,
1. Drs. Harol Kristiyandoko, MT selaku kepala SMKN 1 Mojokerto 2. Teman-teman Bapak/Ibu guru SMKN 1 Mojokerto
3. Teman-teman di Team Business Center Multimedia. 4. Istri tercinta beserta anak-anak tersayang.
Penulis menyadari bahwa penulisan Best Practice ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan Best Practice ini.
Akhir kata, semoga penulisan Best Practice ini dapat bermanfaat dan
barokah serta menambah pengetahuan, pengalaman dan motivasi bagi para pembaca untuk melakukan inovasi pembelajaran di kelas. Aamiin
iv
RINGKASAN (ABSTRAK) Kemajuan negara bisa dicapai dari seberapa besar lulusan pendidikannya
dapat menghasilkan wirausaha. Apabila lebih dari 2% lulusan dapat menjadi
wirausaha maka kemajuan negara mudah dicapai. Kelas wirausaha Multimedia diharapkan meningkatkan minat dan kemampuan siswa terjun dalam wirausaha khususnya technopreneur. Minat siswa SMK setelah lulus hampir 99% ingin
bekerja dan melanjutkan, hanya 1% siswa yang berminat berwirausaha terutama yang berlatar belakang keluarga pengusaha.
Mata Pelajaran Kerja Proyek Multimedia pada kelas XII Multimedia dalam
tiga tahun ini menerapkan program Real Job Program (RJP) utamanya pada bidang Technopreneur untuk menumbuhkan semangat berwira usaha. Studi pada tahun
2015 didapatkan bahwa minat awal siswa berwirausaha hanya 5%, pada semester ganjil dapat tumbuh hingga mencapai 30% sedangkan diakhir semester genap
(kelulusan) berdasarkan penelusuran minat terjun dalam technopreneur mencapai 6,7%.
Dengan rincian 34% murni berwirausaha baru, 12% melanjutkan usaha
keluarga dan melanjutkan studi, 54% berwirausaha sambil melanjutkan studi. Kesimpulan dari studi ini adalah melalui Real Job Program dapat menumbuhkan minat dan merealisasikan ber-technopreneur pada siswa Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto.
Kata Kunci: real job program, technopreneur, multimedia
v
DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. Halaman Pengesahan .......................................................................................
i
ii
Lembar Pernyataan...........................................................................................
iii
Ringkasan (Abstrak).........................................................................................
v
Kata Pengantar .................................................................................................
iv
Daftar Isi .........................................................................................................
vi
A. Latar Belakang ................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat .........................................................................
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
1
3
3
5
A. Real Job Program ............................................................................
5
C. Mata Pelajaran Kerja Proyek ...........................................................
7
B. Technopreneur ................................................................................
6
D. Intention Pendidikan Technopreneur ..............................................
8
A. Perencanaan Pembelajaran ..............................................................
9
BAB III METODE PENYELESAIAN MASALAH ..................................... B. Konsep dan Metode Real Job Program ........................................... C. Penugasan Terstruktur .....................................................................
D. Ekspos Program ...............................................................................
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL
9
10
11
11
A. Pelaksanaan Real Job Program .......................................................
12
C. Evaluasi Program .............................................................................
13
B. Pemanfaatan Sumber Daya ..............................................................
D. Penilaian ..........................................................................................
BAB V
PENUTUP .......................................................................................
13
14
17
A. Kesimpulan .....................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
19
B. Refleksi dan Rekomendasi ..............................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
vi
17
20
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kunci dari pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah entrepreneur
yang merupakan penggerak yang sangat penting bagi kemajuan perekonomian dan sosialsuatu Negara (WEF, 2011). Banyak dan tingginya peluang kerja diciptakan oleh usaha usaha kecil yang berkembang dan dimulai dari perilaku dan mental individual untuk berwirausaha. Dari bibit usaha usaha kecil tersebut akan tumbuh usaha usaha besar dan berkembang. Entrepreneur
yang berlatar belakang teknologi
yang disebut
technopreneur saat ini secara luas diajarkan diberbagai tahap dan jenjang pendidikan. Saya fokus pada program pendidikan Kerja Proyek di Multimedia
yang dipadukan dengan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, di level Sekolah Menengah Kejuruan.
Technopreneur adalah proses yang kompleks, memang dengan hanya
pandang sepertinya mudah untuk menilainya. Menggunakan data statistik pada wirausaha baru tidak menyediakan semua informasi yang diperlukan tentang kewirausahaan tentang cara menciptakan dan hambatannya (Fayolle, 2007).
Penanaman mental berwirausaha kepada anak didik seringkali
terlupakan, oleh karena pendidiknya sendiri kebanyakan bukan seorang
wirausahawan. Khususnya di SMK selalu menekankan kepada siswa agar siap bekerja, bukan siap berwirausaha.
Oleh itu Rencana Pembelajaran yang disusun guru selalu berusaha
bagaimana pembelajaran memberikan pengalaman kepada anak didik agar
dapat menyelesaikan suatu permasalahan pekerjaan tertentu, atau memberikan pengalaman trouble shooting pada job pekerjaan tertentu. Membuat mental siswa untuk menjadi pekerja (employment), apabila pekerjaan yang diharapkan 1
tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, merasa peluang kerja menjadi sempit dan menjadikan pengangguran (unemployment) terdidik.
Padahal orang yang berwirausaha sering mengungkapkan bahwa
mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk melaksanakan kebebasan
kreatif, harga diri yang lebih tinggi, dan umumnya memiliki kontrol yang besar
atas kehidupannya sendiri. Akibatnya, banyak orang pebisnis yang berpengalaman menjadi pemimpin politik, ekonom dan sebagainya. Kami sebagai pendidik percaya bahwa meningkatkan budaya kewirausahaan yang kuat akan memaksimalkan keberhasilan ekonomi dan sosial individu dan kolektif pada skala lokal, nasional, dan global.
Riset awal pada siswa Multimedia kelas XII untuk terjun berwirausaha
menunjukkan minat yang sangat rendah. Sedangkan materi Pelajaran Kerja Proyek adalah membidani kegiatan wirausaha khususnya berbasis teknologi informasi (technopreneur). Hanya 5% siswa yang berminat untuk terjun
berwirausaha. Selebihnya berkeinginan untuk bekerja, atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, pendidikan di Indonesia
cukup sangat tertinggal mempersiapkan hal ini. Pendidikan di Malaysia dengan
program MARA telah mempersiapkan diri dari awal melahirkan entrepreneur
muda dari bangsa Melayu. Singapore jauh lebih maju lagi. Hal ini yang menimbulkan pemikiran bahwa Standar Nasional Pendidikan Kewirausahaan dikembangkan untuk mempersiapkan remaja dan orang dewasa agar berhasil dalam ekonomi kewirausahaan.
Dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN, dari 6 negara utama
ASEAN, Indonesia adalah negara paling sedikit melahirkan wirausaha yaitu
hanya 1.65%, Sedangkan Singapore sebesar 7%, Malaysia sebesar 5% dan
Thailand sebesar 3%. Padahal menurut survey Global Enterpreneur Monitor (GEM) pada tahun 2015, menunjukkan bahwa keinginan berwirausaha
masyarakat Indonesia adalah tertinggi kedua di ASEAN setelah Philipina. Tetapi kenyataannya realisasinya menjadi yang terkecil. Jadi ada faktor kesenjangan antara keinginan berwirausaha dengan realisasi setelah melalui 2
pendidikan di sekolah / universitas di Indonesia. Inilah yang disebut dengan intension dari dunia pendidikan yang kurang.
Mata Pelajaran Kerja Proyek Multimedia dikelas wirausaha
mencerminkan bahwa kewirausahaan adalah proses belajar seumur hidup,
mulai sedini mungkin dan maju melalui semua tingkat pendidikan, termasuk pendidikan di sekolah menengah kejuruan.
Standar dan Indikator Kinerja yang penulis kembangkan berdasarkan
Real Job Program mendukung kerangka kerja bagi guru untuk digunakan dalam membangun tujuan yang tepat, kegiatan belajar, dan penilaian untuk pencapaian target.
Menggunakan kerangka kerja ini, siswa akan memiliki kegiatan
pendidikan lebih semakin menantang; pengalaman yang akan memungkinkan
mereka untuk mengembangkan wawasan yang diperlukan untuk menemukan dan menciptakan peluang kewirausahaan; dan keahlian untuk berhasil memulai dan mengelola bisnis mereka sendiri untuk mengambil keuntungan dari kesempatan ini.
Pengalaman mengerjakan tugas yang nyata ada di masyarakat dan
dibawa sebagai materi proyek kerja di kelas XII memberikan kepercayaan diri siswa untuk dapat melakukan pekerjaan usaha dengan teknologi yang telah dipelajari di Program Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto.
Seperti yang dikatakan Thomas L. Friedman, pengarang The World Is
Flat, menurutnya bahwa dunia di abad 21 ini akan sangat berbeda dari apa yang
kita ajarkan. Untuk tetap survive di dunia kompetisi global, siswa sekarang
yang sangat diperlukan adalah kreativitas, kemampuan pemecahan masalah,
semangat untuk belajar, dedikasi terhadap etos kerja dan kesempatan belajar sepanjang hayat. Siswa dapat mengembangkan kemampuan hal diatas tersebut melalui pembelajaran berbasis strategi Best Practice.
Bertolak dari hal di atas, kami menyajikan pengalaman terbaik (best
practice) dengan judul Penerapan Real Job Program Dalam Merealisasikan
Minat Technopreneur Mata Pelajaran Kerja Proyek Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto.
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang coba penulis sajikan adalah bagaimana
Penerapan Real Job Program Dalam Merealisasikan Minat Technopreneur Mata Pelajaran Kerja Proyek Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto Tahun Pelajaran 2015/2016.
C. Tujuan dan Manfaat
Sebagaimana diketahui bahwa penumbuhan technopreneur merupakan
proses sejak mula, sejak pelajar dimana proses itu akan berkesan dan menimbulkan minat yang besar. Halangan utama adalah keberanian mencoba
pada diri siswa. Kreativitas diusia dini sangatlah kaya karena belum banyak tanggung
jawab
yang
dibebankan.
Tinggal
bagaimana
pendidikan
merealisasikan minat kreativitas siswa untuk menjadikan seorang wirausaha.
Tujuan dari best practice ini agar dapat memberikan intensi dari bidang
pendidikan
terhadap
penumbuhan kewirausahaan
berbasis
teknologi.
Menjadikan gerakan bersama guru keahlian Multimedia khususnya dan SMK
umumnya, terutama pada mata pelajaran Kerja Proyek atau Pengembangan Produk Kreatif.
Manfaat yang akan didapat nantinya berpengaruh besar pada tiap
individu siswa, yaitu semangat memulai usaha sejak dari usia dini. Di negara lingkup ASEAN bahwa Young Enterpreneur begitu dibina dan ditumbuhkan. Disenergikan antara dunia pendidikan dan perbankan. Apabila
pertumbuhan
young
entrepreneur
dengan
bidang
technopreneur dunia pendidikan SMK dapat dapat memberikan kontribusi
pada pertumbuhan entrepreneur nasional, maka kemakmuran bangsa dan kemajuan negara akan lebih mudah dicapai.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Real Job Program
Real adalah kata sifat, sedang atau terjadi sebenarnya atau benar-benar;
memiliki eksistensi diverifikasi; bukan ilusi (artikata.com), sedangkan job
adalah aktivitas utama dalam hidup yang lakukan untuk mendapatkan uang. Real job adalah aktivitas atau pekerjaan yang nyata yang dilakukan untuk mendapatkan uang.
Sedangkan menurut urbandictionary.com, real job adalah pekerjaan
yang dibayar dengan baik, umumnya pekerjaan yang menyenangkan dan memiliki keamanan karena melibatkan beberapa keterampilan yang perlu pelatihan cukup, yang memiliki potensi kemajuan, dan dapat diharapkan kelak menjadi sebuah pekerjaan professional.
Real Job Program yang dimaksud adalah gerakan semua kegiatan dan
aktivitas pembelajaran Mata Pelajaran Kerja Proyek yang berkaitan dengan pekerjaan dikaitkan dengan aktivitas atau pekerjaan yang nyata yang ada di masyarakat dan dilakukan untuk mendapatkan uang.
Sayangnya dalam kenyataan, walau pekerjaan nyata yang terjadi
sebenarnya bisa dilakukan oleh orang yang berpendidikan dan cukup usia, tidak mereka semerta akan melakukan. Karena kurangnya keperpacaan diri. Oleh sebab itu dengan Real Job Program akan membiasakan siswa yang terlatih langsung tanggap dan mampu untuk melakukan pekerjaan sebenarnya yang ada di masyarakat dengan ukuran keterampilan yang dimilikinya.
Real Job Program lebih kepada mengembangkan kepercayaan diri
siswa bahwa dengan keterampilan yang dimiliki penuh percaya diri mengambil dan memposisikan pekerjaan nyata untuk mendapatkan uang.
B. Technopreneur
5
Dalam
kamus
Merriam-Webster
online
bahwa
pengertian
technopreneur adalah an entrepreneur involved with high technology. Berasal
dari dua kata yaitu techno dan entrepreneur. Istilah ini digunakan pertama kali tahun 1987.
Techno yang dimaksud adalah teknologi sehingga dapat merubah
penggunaan pola pikir dalam menjalankan usaha, memiliki percaya diri dalam
memasuki kompetisi usaha, sukses teknologi, pasar, dan inovasi yang berkelanjutan.
Menurut Mathews (2007) bahwa entrepreneur atau kewirausahaan
telah lama dikaitkan dengan kreativitas dan sulit untuk tidak menyertakan
kreativitas dalam membicarakan tentang kewirausahaan. Jika kreativitas berarti datang dengan sesuatu dan nilai yang baru, kemudian kewirausahaan memerlukan penciptaan baru dalam bisnis yang dapat menciptakan beberapa bentuk nilai untuk pemilik bisnis dan pelanggannya.
Jadi technopreneur adalah proses pembentukan usaha baru yang
melibatkan kemajuan teknologi. Basis perkembangan teknologi ada di dunia pendidikan dan industri. Bagi siswa penting bahwa integrasi antara pemanfaatan pengetahuan yang didapat di dunia pendidikan dan penerapannya di basis pengembangan kewirausahaan di masyarakat.
C. Mata Pelajaran Kerja Proyek
Struktur Kurikulum 2013 SMK Program Keahlian Multimedia
memiliki Mata Pelajaran Kerja Proyek. Diberikan di kelas XII dengan beban belajar Semester Ganjil 4 jp @ 45menit, dan Semester Genap 8 jp @ 45 menit. Kompetensi Dasar Pengetahuan yang dikehendaki adalah : 1)
Memahami tim kerja proyek yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik, 2) Mengembangkan ide-ide yang berupa topik-topik kerja proyek, 3)
Memahamikebutuhan pelanggan sebagai alternatif topik kerja proyek, 4) Mengatur tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam kerja
proyek, 5) Menganalisis kerja proyek bersama tim untuk menentukan topik kerja proyek yang aktual dan selaras dengan sarana-prasarana sekolah, 6) Mengkaji ulang
rancangan kerja proyek yang terpilih bersama tim dan 6
pembimbing agar sesuai dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, 7) Menganalisis orijinalitas rancangan kerja proyek yang akan dikerjakan, 8) Memahami dokumen proposal kerja proyek yang telah disetujui oleh pembimbing yang berisi : tujuan kerja proyek, tim dalam kerja proyek beserta tugas dan tanggungjawab, metode kerja proyek, organisasi kerja
proyek, rencana kerja proyek, analisis dan desain, implementasi kerja proyek,
9) Memahami prinsip penjaminan mutu hasil kerja proyek, 10) Mamahami
prinsip pembuatan buku panduan hasil kerja proyek, 11) Menganalisis hasil
kerja proyek, 12) Menganalisis bahan-bahan presentasi hasil kerja proyek, 13) Memahami proses pengemasan hasil kerja proyek, dan 14) Memahami kerangka pembuatan laporan akhir kerja proyek.
Kompetensi Dasar Keterampilan Kerja Proyek adalah : 1) Membuat
Kelompok kerja proyek yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik, 2) Menyajikan hasil topik kerja proyek, 3) Membuat permintaan kebutuhan pelanggan sebagai alternatif topik kerja proyek yang berupa deskripsi tema
proyek, 4) Membuat pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam kerja proyek, 5) Menyajikan hasil analisis kerja proyek
bersama tim untuk menentukan topik kerja proyek yang aktual dan selaras
dengan sarana-prasarana sekolah, 6) Menyajikan hasil pengkajian ulang rancangan kerja proyek yang terpilih bersama tim dan pembimbing agar sesuai dengan
pengembangan
sikap
pengetahuan,
dan
keterampilan,
7)
Mempresentasikan orijinalitas rancangan kerja proyek yang akan dikerjakan,
8) Membuat dokumen proposal kerja proyek yang telah disetujui oleh pembimbing yang berisi : tujuan kerja proyek, tim dalam kerja proyek beserta tugas dan tanggungjawab, metode kerja proyek, organisasi kerja proyek,
rencana kerja proyek, analisis dan desain, implementasi kerja proyek, 9) Menyajikan prinsip penjaminan mutu hasil kerja proyek, 10) Membuat buku
panduan hasil kerja proyek, 11) Mengevaluasi hasil kerja proyek, 12) Mempresentasikan hasil kerja proyek, 13) Membuat kemasan hasil kerja proyek, 14) Membuat laporan akhir kerja proyek.
D. Intention Pendidikan Technopreneur 7
Technopreneur telah lama diakui sebagai kekuatan utama untuk
pembangunan ekonomi. Korea contohnya, dapat mengemas semua industri
kreatifnya dengan baik. Dimulai pendidikan tentang technopreneur disemua lini, baik sebagai niatan tersembunyi (hidden curriculum intention).
Pelaku technopreneur adalah seorang inovator yang menciptakan dan
memanfaatkan peluang, akibatnya menciptakan nilai dan perubahan terhadap ekonomi dan masyarakat. Dalam rangka untuk melakukan itu, seorang pelaku technopreneur harus kreatif.
Konsep kreativitas dalam technopreneur yang berasal dari bidang dan
disiplin ilmu yang luas dan sering beragam, seperti psikologi, seni, teknologi informasi
dan
sebagainya
menyebabkan
lahirnya
pandangan
yang
bertentangan dan berbeda beda. Meskipun banyak pendapat tentang pendidikan Technopreneur, tetapi semua mengharapkan dan berkeinginan untuk keberhasilan dalam berwirausahanya.
Kreativitas secara umum dapat didefinisikan sebagai "kombinasi baru
dan kesesuaian dan telah dikaitkan dengan pemecahan masalah oleh generasi
baru serta perilaku reaktif dan adaptif yang memungkinkan orang untuk tetap survive dalam perubahan jaman" (Berglund dan Wennberg, 2006).
Tidak banyak pendidikan yang mengedepankan pentingnya kreativitas.
Dalam mata pelajaran Kerja Proyek di Multimedia, justru kreativias menjadi
urat nadi jalannya harapan atau niatan (intention) pendidikan Technopreneur. Belum banyak penelitian yang mengkaitkan terobosan yang signifikan antara
kreativitas siswa dan niatan berwirausaha. Bahkan hubungan positif antara
wilayah geografis yang dipilih oleh bidang pendidikan tertentu dengan
pembentukan usaha usaha baru. Pendirian sekolah kejuruan di Malaysia dan Thailand, menghasilkan para entrepreneur baru di wilayah tersebut dan menciptakan lapangan kerja baru. Di bandingkan dengan sekolah menengah
kejuruan di Indonesia menghasilkan tenaga kerja terampil yang siap pergi ke daerah lain untuk mencari pekerjaan.
Minat berwirausaha dapat dijabarkan dalam sikap seperti : keingingan,
ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk 8
berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut
dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang
dialami. Tingginya minat berwirausaha pada siswa yang memiliki pengalaman pelajaran disebabkan karena siswa telah mengetahui seluk-beluk bagaimana
memulai dan mengoperasikan suatu bisnis berdasarkan pada pengalaman pada Real Job Program (Lestari, 2012).
Minat siswa diukur dalam beberapa hal yaitu : 1) memiliki rasa percaya
diri, 2) dapat mengambil resiko, 3) kreatif dan inovatif, 4) disiplin dan kerja
keras; 5) berorientasi ke masa depan, 6) memiliki rasa ingin tahu, 7) jujur dan
mandiri. Untuk mendapatkan data tersebut siswa diberikan 2 buah angket dengan
sejumlah
pertanyaan
https://goo.gl/pJo0NY).
tertutup.
(https://goo.gl/GrHBXx
dan
Sedangkan realisasi diukur secara time series dalam waktu 1 tahun
berselaras dengan program Waka Humas Penelusuran Tamatan Multimedia SMK Negeri 1 Mojokerto di https://goo.gl/Q6CkfU. Dilakukan setiap empat bulan sekali.
9
BAB III
METODE PEMECAHAN MASALAH
A. Perencanaan Pembelajaran
Real Job Program dalam Mata Pelajaran Kerja Proyek tertuang dalam
Rencana Persiapan Pembelajaran yang telah disiapkan. Tujuan pembelajaran
adalah membuat bisnis baru sebagai tugas yang menantang dan kompleks. Jalan menuju sukses technopreneur bisa panjang, berliku dan penuh dengan
perangkap, hambatan dan buta. Mengenal resiko memulai bisnis baru yang tinggi, seperti yang digambarkan oleh tingkat kegagalan yang tinggi dalam usaha baru. Namun, seperti yang selalu terjadi, imbalan yang sepadan dari
risiko, di samping imbalan psikis memulai bisnis seperti menyaksikan
dominasi pengusaha dalam daftar orang terkaya didunia adalah selalu dimulai dari keberanian membuka usaha baru yang kreatif. Tujuan dari Real Job Program adalah :
• Membantu siswa memahami proses, tantangan, risiko dan manfaat dari memulai sebuah bisnis baru.
• Membantu membentuk tim kerja yang solid sebagai modal keberhasilan usaha dalam multimedia.
• Melengkapi mereka dengan alat yang diperlukan untuk memulai bisnis mereka sendiri.
• Meningkatkan peluang mereka berhasil memulai bisnis mereka sendiri. Indikatornya adalah:
• Kemampuan untuk membuat dan menilai ide bisnis.
• Mengembangkan pemecahan masalah kreatif keterampilan yang dibutuhkan dalam bisnis kewirausahaan.
• Kemampuan untuk membuat rencana bisnis, termasuk kemampuan untuk menganalisis peluang pasar.
• Mengembangkan model bisnis dan strategi.
• Formulir dan bekerja dengan sukses dalam tim. • Membuat presentasi professional.
10
• Membuat proposal usaha yang professional.
B. Konsep dan Metode Real Job Program
Kelas akan terdiri dari kelas teori dan workhshop dengan model
bimbingan terstruktur, yang keduanya wajib diikuti. Ceramah teori dan
workshop akan memfasilitasi pembangunan dari aktualisasi ide kreatif, rencana bisnis. Topik yang relevan akan dibahas sebagai rencana yang dikembangkan dalam workshop dan akan digunakan pada rencana tonggak selanjutnya.
Kedua pembelajaran di kelas teori dan workshop akan mencakup
diskusi dengan partisipasi aktif. Experiential di kelas latihan juga akan disertakan.
Kelas Teori : Pemaparan, konsultasi, penilaian
Team Work: Aktualisasi Ide dan potensi diri RJP Fokus : pusat referensi, riset dan kunsultasi dalam technopreneur Expose Program: KWU kolaborasi
Business Center : Workshop
Gambar 1 : Konsep dan Metode Real Job Program
Siswa diharapkan untuk dapat :
• Membuat beberapa presentasi di kelas. • Berpartisipasi aktif dalam kelas,
• Terlibat dalam pemecahan masalah dan diskusi kelompok.
• Membaca dan memecahkan masalah sebagai bagian dari persiapan untuk kelas diskusi.
11
• Bertemu dengan tim proyek mereka di luar kelas
• Bekerja dalam sebuah tim work untuk mempersiapkan rencana bisnis tertulis dan presentasi investor.
C. Penugasan Terstruktur
Inti dari penilaian Kompetensi Dasar Keterampilan mata pelajaran
Kerja Proyek ini adalah penyelesaian penugasan terstuktur. Sebagai penilaian berbasis portofolio, maka ada beberapa tugas yang harus diselesaikan siswa baik secara individu maupun team.
Real Job Program mewajibkan setiap kelompok kerja (Team Work)
siswa mengumpulkan tugas terstruktur yaitu : 1. 2. 3. 4.
Rencana Bisnis berupa Presentasi
Proposal Kerja Proyek yang sudah mencerminkan Apraisal Proyek (studi
kelayakan)
Prototype Produk
X-Banner atau poster A3 tentang bisnis plan dan produk.
D. Ekspos Program
Diakhir semester genap (biasa di akhir bulan Februari), semua hasil
kerja Real Job Program mata pelajaran Kerja Proyek Multimedia akan diadakan Ekspos Program selama seminggu, menjelang Ujian Praktik Kejuruan.
Selama kegiatan ini hasil kerja Real Job Program dipamerkan
disepanjang koridor kelas atau tempat-tempat tertentu untuk dapat dilihat oleh
warga sekolah. Baik oleh teman kelas sejawat atau adik kelas dan guru sekolah. Secara tidak langsung kegiatan ini menjadi pembelajaran atau perbandingan (benchmark) terhadap hasil kerja tahun tahun sebelumnya.
12
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL
A. Pelaksanaan Real Job Program
Jadwal pelaksanaan RJP disesuaikan dengan Program Tahun dan
Program Semester sistem kalender pendidikan tahun berjalan. Dimana perencanaan berdasarkan jumlah minggu efektif dalam satu tahun yang dijalani
siswa kelas XII. Sebagaimana diketahui bahwa pada semester genap, kegiatan kelas XII efektif hanya sampai bulan Februari.
Oleh itu selama program harus dapat terselesaikan minimal dalam 14
minggu pertemuan dengan 4 jam pelajaran @ 45 menit. Berikut pembagiannya. Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Real Job Program
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Topic
Teori: Mengapa Technopreneur, dan pengantar perencaan kerja proyek, apa itu Real Job Program Menciptakan, mengevaluasi dan menyajikan ide bisnis terencana Inovasi dan proposisi nilai Aktualisasi ide masing masing individu dalam kelompok Pemilihan ide oleh kelompok Teori : Strategi Berkompetisi I Strategi Berkompetisi II Perencanaan Pembiayaan I Membangun, memanaj dan memotivasi team Rencana Pembiayaan II Execution plan Negosiasi win-win-solution Presentation workshop Final Business Plan Presentations Expose Program
Pada akhir pembelajaran, masing-masing tim siswa harus telah
menghasilkan rencana bisnis yang dapat disajikan kepada investor / penilai atau tim business center multimedia.
13
Setelah pertemuan minggu ke enam di berikan angket online Angket
Minat Berwirausaha #1 di https://goo.gl/GrHBXx. Dan di akhir pembelajaran Minggu ke dua belas siswa diberikan angket online Angket Minat Merealisasikan Usaha #2 di https://goo.gl/pJo0NY. Secara periodik setelah lulus siswa setiap empat bulan dilakukan penelusuran tamatan. Angket yang diberikan adalah https://goo.gl/Q6CkfU
B. Pemanfaatan Sumber Daya
Untuk hal tertentu tugas terstruktur yang dikerjakan siswa memerlukan
dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun lainnya. Seperti
dalam mendesai suatu pembiayaan memerlukan bantuan dari ahli pembiayaan yang diintegrasikan dengan materi Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan
(KWU). Untuk desain produk dan kemasan tentu harus berkonsultasi dengan Guru Mapel Desain Multimedia.
Demikian juga untuk dukungan peralatan produksi memaksimalkan
penggunaan peralatan yang dimiliki Laboraturium Multimedia dan Studio. Penggunaan peralatan produksi yang dimiliki Business Center Multimedia
diperbolehkan selama ada persetujuan tertentu dengan pengelola (sewa, pinjam dsb).
Dalam hal pemasaran produk, lebih diutamakan pada kegiatan internal
seperti pemasaran KWU dalam event Ujian Akhir Semester, Business Center
Multimedia sesuai produk yang dikehendaki. Atau dengan memanfaatkan penjualan online menggunakan website resmi sekolah atau secara mandiri.
C. Evaluasi Program
Setiap tahapan pelaksanan Real Job Program harus selalu dalam kontrol
dan pengawasan yang ketat oleh guru. Karena keberhasilan program ini tergantung dari progress yang didapat dari tiap tahapannya. Satu tahapan tidak
terpenuhi maka akan berakibat pada pelaksanaan tahap selanjutnya. Egois
memang tetapi karena proses ini berkaitan dengan waktu kurikulum yang sudah ditentukan.
14
Tahapan yang penting dan memiliki batas waktu (deadline)
penyelesaian adalah :
Tabel 2 : Jadwal Evaluasi Real Job Program
Nomor 1
Tahapan Utama Pengajuan ide (slide) per siswa
Deadline 1 minggu
3
Persetujuan ide dan pembentukan tim
1 minggu
2
Pemilihan ide per kelompok
Draft pertama rencana bisnis (ringkasan
4
eksekutif saja)
5
Rencana bisnis 2 draf
6 7 9
Presentasi final
1 minggu
Peer review per kelompok
11
1 minggu
1 minggu
Presentasi rencana bisnis final
10
1 minggu
Draf rencana pembiayaan Rencana bisnis final
8
1 minggu
Material Expose Program
1 minggu
2 minggu
1 minggu 2 minggu
D. Pengembangan Produk Kreatif
Siswa akan mempelajari proses penciptaan usaha baru melalui benar-
benar bekerja melalui proses sendiri (kelompok). Siswa diarahkan untuk dapat mengembangkan produk kreatif sehingga diharapkan : • Mengembangkan ide untuk bisnis baru
• Membuat rencana bisnis tingkat profesional tingkat dan presentasi untuk investor.
• Menampilkan rencana bisnis untuk panel investor / penilai. Setiap rencana bisnis harus mencakup: • Proposisi nilai dan inovasi
• Identifikasi Pasar dan analisis
• Strategi Pemasaran dan penjualan
• Keunggulan kompetitif berkelanjutan • Perusahan Produk dan jasa
15
• Kerja Tim
• Rencana Ekspansi
• Rencana Operasional
• Pembiayaan dan analisis usaha
E. Penilaian
RJP terintegrasi dalam Mata Pelajaran Kerja Proyek dan memiliki ujian
tertulis kompetensi pengetahuan di UTS, UAS dan Ulangan Harian. Kompetensi lain seperti Keterampilan dan Sikap berdasarkan komponen penilaian berikut:
• Partisipasi (20%), tanda partisipasi akan tergantung pada partisipasi dalam kelas serta kontribusi individu untuk rencana bisnis akhir. Semua anggota
tim akan diminta untuk menulis peer review. Angket penilaian teman sejawat.
• Rencana bisnis (40%), Rencana akan dievaluasi pada kualitas ide, dan ketelitian dan profesionalisme dari rencana. Sebuah rencana yang sukses
akan menjadi salah satu yang bisa disampaikan ke Business Center dan akan dipertimbangkan secara serius untuk pendanaannya.
Tim
diminta
untuk mengirimkan 2 rancangan sebelum rencana akhir bisnis. Draft tidak
akan dinilai tetapi setiap pengajuan yang terlambat akan dihitung terhadap
titik penalti di rencana bisnis akhir. Rencana bisnis dibatasi maksimal 25 halaman.
• Presentasi (20%), Presentasi akan dievaluasi pada persuasi dan profesionalisme mereka. Sebuah presentasi yang sukses akan menjadi salah satu yang mengakibatkan pemeriksa ingin menjadwalkan menindaklanjuti pertemuan
untuk
membahas
rencana
tersebut.
Tanda partisipasi akan oleh individu. Presentasi dan Rencana Bisnis tanda akan kelompok. Dalam kasus di mana individu tidak memberikan kontribusi
secara proporsional dengan rencana bisnis atau presentasi, tanda mereka
dapat disesuaikan. Siswa diminta untuk siap untuk dipanggil secara acak di kelas untuk menanggapi pertanyaan, untuk membuat presentasi, dll
16
• Expose Program (20%) Hasil tampilan dan kreativitas dalam menyajikan
Bisnis Plan, Prototype, XBanner ataupun Poster. Pelaksanaan ekspos program dapat menyertakan penguji luar (eksternal) yang telah terjalin kerjasamanya dengan Keahlian Multimedia.
F. HASIL
MINAT
TAMATAN
BERWIRAUSAHA
DALAM
PENELUSURAN
Setelah pembelajaran dengan Real Job Program memasuki minggu ke
enam, siswa diberikan angket untuk mengetahui sejauh mana minat
berwirausaha. Angket diberikan secara online menggunakan Google Form
dengan alamat https://goo.gl/GrHBXx. Demikian juga setelah menyelesai minggu ke 12 menjelang Expose Program, siswa kembali digali informasi keminatannya terhadap Technopreneur yang sudah diselesaikan. Angket juga diberikan dengan model online pertanyaan tertutup di https://goo.gl/pJo0NY.
Sedangkan Hasil Realiasasi Minat Berwirausaha tersaji dalam Angket
Penelurusan Tamatan https://goo.gl/Q6CkfU. Hasil dari angket dapat ditampilkan seperti gambar berikut :
Gambar 2 : Realisasi Minat Berwirausaha Siswa Multimedia Tahun 2016
17
BAB V
A. Kesimpulan
PENUTUP
Hasil penerapan Real Job Program pada mata pelajaran Kerja Proyek
Kelas XII Multimedia di lapangan menunjukkan bahwa :
1. Sebenarnya minat siswa sangatlah tinggi untuk terjun di dunia wirausaha terutama dibidang techopreneur seperti keilmuannya yang ditekuni selama ini, tetapi perlu dorongan untuk merealisasikannya. Oleh itu intention dari Pendidikan Technopreneur dikembangkan menjadi suatu gerakan dari semua komponen sumber daya sekolah.
2. Dengan Real Job Program pada mata pelajaran Kerja Proyek Kelas XII
Multimedia didapat data bahwa ada perubahan pilihan terhadap jenis pekerjaan setelah lulus, dimana meningkat secara signifikan pada keinginan
untuk berwirausaha. Terutama setelah berhasil membuat perencanaan usaha dan mendapat apresiasi dari hasil ekpos program dan produk yang diterima pasar di Business Center Multimedia.
B. Refleksi dan Rekomendasi
Beberapa hal yang perlu diadakan refleksi adalah sebagai berikut :
1. Gerakan Real Job Program kurang nampak karena hanya berupa gerakan
moral yang dibangun berdasarkan intention Pendidikan Technopreneur.
Walaupun hasil yang didapat pada siswa sangat besar kesannya dalam
kehidupan selanjutnya. Oleh itu perlu rekomendasi bahwa gerakan ini dilembagakan setara pusat penelitian (Riset Center). Paling tidak melalui
labelisasi pada pelaksanaan proses baik pada pakaian siswa atau guru, modul, maupun tempat kerja.
2. Akses permodalan dan pemasaran hanya berlingkup sekolah, karena
program berjalan atas pelaksaan kurikulum sekolah. Oleh itu perlu rekomendasi bahwa sekolah memfasilitasi akses pasar berupa berdirinya bisnis center yang bersifat untuk umum. Dengan demikian akses pasar akan lebih dikenal oleh masyarakat diluar sekolah.
18
DAFTAR PUSTAKA Ardichvili, A., Cardozo, R. N., Tune, K, & Reinach, J. (2002). The role of angel
investors in the assembly of non-financial resources of newventures: conceptual framework and empirical evidence. Journal of Enterprising Culture, 8(2), 103-119
Ardichvili, A., Cardozo, R., & Ray, S. (2003). A theory of entrepreneurial opportunity identification and development. Journal of Business Venturing, 18(1), 105-123.
Ardichvili, A. & Gasparishvili, A. (2003). Russian and Georgian entrepreneurs and non-entrepreneurs: A study of value differences. Organization Studies 24(1), 29-46.
Artikata.com (online). Kamus difinisi. Fayolle, Alain, 2007, Handbook of Reseach in Entrepreneurship Education, Vol 2, Edward Elgar Publishing Limited, Glos GL50 1 UA, UK
Friedman, T., (2005). The World Is Flat. New York: Farrar, Straus and Giroux. Goldberg, D. E., Sastry, K., Ohsawa, Y. (2002). Discovering Deep Building Blocks for Competent Genetic Algorithm Using Chance Discovery via KeyGraphs. Download Publication
http://www.merriam-webster.com/ (online). Kamus istilah online. Tomlinson, C. (2003). Differentiation in Practice: A Resource Guide for Differentiating Curriculum. Alexandria, VA: ASCD.
____, World Economic Forum, on https://www.weforum.org/reports/the-globalcompetitiveness-report-2016-2017-1
19
LAMPIRAN Foto Kegiatan Promotion
20
Foto Kegiatan Produksi
21
Penilaian oleh Kolaborator Guru KWU
22
Contoh produk yang di hasilkan
23
24
25
26
27
Entertainment
28
29