Analisis Transaksi Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo, Laporan Keuangan Akuntansi untuk Perusahaan Dagang Akuntansi Persediaan
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
AkuntAnsi untuk sMk, sMA, & MA
pustaka-indo.blogspot.com
Akuntansi untuk sMk, sMA, & MA Hery, s.E., M.si GWI 703.14.8.029 ©Penerbit PT Grasindo, Jalan Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270 Editor : Ayu Teresia Penata Isi & Desain Sampul : Dienscreative Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo Anggota IKAPI, Jakarta, 2014 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotokopi, mikroilm, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/penerbit.
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
pustaka-indo.blogspot.com
AkuntAnsi untuk sMk, sMA, & MA Hery, s.E., M.si.
Pt Gramedia Widiasarana indonesia, Jakarta, 2014
pustaka-indo.blogspot.com
DAFtAR isi
iv
Kata Pengantar ..................................................................................................
vi
BAB 1. Perusahaan dan Akuntansi .....................................................................
1
1.1 Jenis Perusahaan dan Bentuk Organisasinya.....................................................
2
1.2 Para Pengguna Informasi Akuntansi ................................................................
5
1.3 Bidang Pekerjaan Akuntansi ..........................................................................
7
1.4 Asumsi Dasar Akuntansi ...............................................................................
8
1.5 Persamaan Dasar Akuntansi ...........................................................................
10
1.6 Laporan Keuangan .......................................................................................
15
1.7 Soal Latihan ..............................................................................................
18
BAB 2. tahap Pencatatan ...................................................................................
21
2.1 Kegunaan dan Karakteristik Akun ...................................................................
22
2.2 Saldo Normal Akun.......................................................................................
24
2.3 Analisis Transaksi dan Jurnal ........................................................................
26
2.4 Buku Besar ................................................................................................
32
2.5 Neraca Saldo ...............................................................................................
36
2.6 Soal Latihan ..............................................................................................
37
BAB 3. tahap Penyesuaian .................................................................................
41
3.1 Konsep Penandingan Sifat dan Proses Penyesuaian ............................................
42
3.2 Sifat dan Proses Penyesuaian ........................................................................
44
3.3 Perbedaan antara Koreksi dengan Penyesuaian ................................................
52
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA pustaka-indo.blogspot.com
3.4 Penyesuaian atas Aset Tetap ........................................................................
56
3.5 Soal Latihan dan Solusinya ...........................................................................
59
BAB 4. Penyelesaian siklus Akuntansi ................................................................
70
4.1 Siklus Akuntansi ..........................................................................................
71
4.2 Penggunaan Neraca Lajur ............................................................................
73
4.3 Menyiapkan Ayat Jurnal Penutup ....................................................................
75
4.4 Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Penutupan....................................................
77
4.5 Ayat Jurnal Pembalik ..................................................................................
78
4.6 Klasiikasi Neraca (Standar) ..........................................................................
81
4.7 Ilustrasi Penyelesaian Siklus Akuntansi ..........................................................
84
4.8 Ilustrasi Problem .........................................................................................
84
BAB 5. Akuntansi Perusahaan Dagang .................................................................
106
5.1 Karakteristik Perusahaan Dagang ....................................................................
107
5.2 Sistem Pencatatan Perpetual .........................................................................
108
5.3 Sistem Pencatatan Periodik ...........................................................................
116
5.4 Penyesuaian atas Persediaan Barang Dagang ...................................................
120
5.5 Laporan Keuangan .......................................................................................
122
5.6 Ilustrasi Penyelesaian Siklus Akuntansi ..........................................................
127
5.7 Soal Latihan dan Solusinya ...........................................................................
162
BAB 6. Akuntansi Persediaan .............................................................................
180
6.1 Konsep Dasar Persediaan ..............................................................................
181
6.2 Kesalahan dalam Penghitungan Persediaan .....................................................
182
6.3 Metode Penilaian Persediaan .........................................................................
186
6.4 Penilaian Persediaan dalam Sistem Pencatatan Perpetual ..................................
188
6.5 Penilaian Persediaan dalam Sistem Pencatatan Periodik .....................................
195
6.6 Penyajian Persediaan Barang Dagang di Neraca ................................................
198
6.7 Soal Latihan dan Solusinya ...........................................................................
199
Daftar Pustaka ....................................................................................................
204
Tentang Penulis ..................................................................................................
205
Daftar isi
v
pustaka-indo.blogspot.com
kAtA PEnGAntAR B
uku ini secara keseluruhan dan mendalam akan mengulas mengenai siklus akuntansi (analisis transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, laporan keuangan); akuntansi untuk perusahaan
dagang; dan akuntansi persediaan. Pembahasan akan dimulai dengan memperkenalkan terlebih dahulu kepada para pembaca tentang karakteristik perusahaan dan akuntansi. Setelah pembaca memahami dengan baik jenisjenis perusahaan; siapa saja para pengguna informasi akuntansi; profesi akuntansi; asumsi dasar dan persamaan akuntansi; serta laporan keuangan, ulasan akan berlanjut pada serangkaian aktivitas yang ada dalam siklus akuntansi perusahaan, yang dimulai dengan proses pencatatan, proses penyesuaian, sampai pada penyelesaian siklus akuntansi itu sendiri. Setelah itu, buku ini juga akan membahas mengenai akuntansi untuk perusahaan dagang (termasuk penghitungan harga pokok penjualan) serta akuntansi persediaan. Buku ini sangat cocok digunakan sebagai bahan penunjang atau pengayaan materi akuntansi bagi para siswasiswi yang ada di SMK, SMA, maupun MA. Jakarta, 2014
Hery, S.E., M.Si.
vi
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA pustaka-indo.blogspot.com
BAB 1
Perusahaan dan Akuntansi tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat:
5. 6.
Memahami jenis dan bentuk perusahaan. Mengidentiikasi para pengguna informasi akuntansi. Menjelaskan bidang pekerjaan yang ada dalam dunia akuntansi. Memahami asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi. Menyatakan persamaan dasar akuntansi dan menjelaskan pengertian aset, kewajiban, serta modal (ekuitas). Memahami tujuan dan urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya.
Perusahaan dan Akuntansi
1
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
1. 2. 3. 4.
1.1 Jenis Perusahaan dan Bentuk Organisasinya Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan menghasilkan keuntungan dengan cara menjual produk (barang dan atau jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk memaksimalkan proit. Di samping itu, ada juga jenis perusahaan yang memang dalam kegiatan usahanya lebih memprioritaskan pada pelayanan secara maksimal kepada masyarakat; jenis organisasi ini dinamakan organisasi nirlaba (non proit). Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan (rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi) dan badan atau instansi pemerintah. Ditinjau dari jenis usahanya (produk yang dijual), perusahaan dibedakan menjadi:
Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Business) Perusahaan jenis ini terlebih dahulu mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw material) menjadi output atau barang jadi (inished goods/inal goods), baru kemudian dijual kepada para pelanggan (distributor). Contoh perusahaan manufaktur, diantaranya adalah perusahaan perakit mobil, komputer, perusahaan pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik, dan sebagainya.
Perusahaan Dagang (Merchandising Business) Perusahaan jenis ini menjual produk (barang jadi), tetapi perusahaan tidak membuat/ menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan memperolehnya dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang, diantaranya adalah: Indomaret, Alfa-Mart, Carrefour, Gramedia, dan sebagainya.
Perusahaan Jasa (Service Business) Perusahaan jenis ini tidak menjual barang tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Contoh perusahaan jasa, diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan transportasi (jasa angkut), pelayanan kesehatan (rumah sakit), jasa konsultan, telekomunikasi, dan sebagainya.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
2
pustaka-indo.blogspot.com
Ditinjau dari karakteristik bentuk organisasinya, perusahaan dapat dibedakan menjadi:
Perusahaan Perorangan (Proprietorship) Perusahaan perorangan merupakan bentuk perusahaan yang paling sederhana. Perusahaan ini dimiliki oleh satu orang sehingga apabila perusahaan memperoleh keuntungan atau kerugian (proit or loss) maka seluruh keuntungan akan dinikmati sendiri dan seluruh kerugian akan ditanggung sendiri oleh si pemilik tunggal. Pemilik perusahaan bertanggung jawab secara pribadi atas seluruh kewajiban maupun tuntutan hukum yang ditujukan kepada perusahaan. Dengan kata lain, apabila perusahaan bangkrut maka para kreditor berhak untuk menyita kekayaan (asset) pribadi si pemilik tunggal perusahaan. Dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis seluruhnya berada dalam kendali satu orang. Kelemahan dari bentuk perusahaan perorangan ini adalah bahwa sumber dana/keuangan yang tersedia bagi perusahaan hanya sebatas pada jumlah modal yang dimiliki oleh satu orang. Untuk tujuan pajak penghasilan, dalam perusahaan perorangan berlaku ketentuan nontaxable entity, artinya penghasilan yang diperoleh perusahaan akan dikenakan pajak hanya pada level individu, bukan pada entitas/perusahaan. Hal ini berarti, tidak akan ada pajak atas badan (entitas), melainkan pajak atas nama pribadi.
Perusahaan Persekutuan (Partnership) Perusahaan ini dimiliki oleh dua orang atau lebih yang dibentuk atas dasar kepercayaan. Dalam partnership keahlian yang dimiliki oleh salah seorang anggota sekutu dapat dikombinasikan dengan sumber daya (modal) yang dimiliki oleh anggota sekutu lainnya. Sebagai contoh misalnya, Tn. X memiliki keahlian dalam reparasi mesin bubut, tetapi tidak memiliki modal untuk membuka bengkel, kemudian bergabung dengan Tn. Y sebagai pemilik modal, membentuk sebuah irma (perusahaan persekutuan). Net income maupun net loss yang timbul akan didistribusikan diantara para sekutu (partner) menurut kesepakatan bersama. Masing-masing anggota sekutu memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimited liability) kepada kreditor atas seluruh utang/kewajiban yang ditimbulkan oleh perusahaan. Jadi, apabila perusahaan tidak dapat membayar utang kepada kreditor maka setiap anggota sekutu yang terlibat dalam perusahaan harus merelakan kekayaan pribadinya demi mencukupi pembayaran utang perusahaan. Karakteristik lain dari perusahaan persekutuan adalah
Perusahaan dan Akuntansi
3
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
mutual agency, artinya setiap anggota sekutu adalah wakil atau perantara perusahaan di mana tindakan dari setiap anggota sekutu ini akan mengikat perusahaan secara keseluruhan dan menjadi kewajiban bagi seluruh anggota sekutu. Aset yang diinvestasikan atau disetor ke dalam perusahaan oleh setiap anggota sekutu akan menjadi milik bersama (joint assets) bagi seluruh anggota sekutu yang ada. Nantinya, ketika irma dibubarkan, klaim dari setiap anggota sekutu terhadap kekayaan perusahaan akan diukur berdasarkan pada jumlah saldo modal masing-masing. Partnership sama halnya dengan proprietorship, yaitu sebuah non-taxable entity di mana perusahaan/entitas tidak dikenakan pajak. Pajak hanya akan dikenakan pada level individu, yaitu pada setiap anggota sekutu yang menerima bagian atas laba perusahaan. Partnership memiliki umur yang terbatas (limited life), artinya perusahaan dapat dibubarkan apabila ada seorang anggota sekutu yang mengundurkan diri. Jika kegiatan bisnisnya masih ingin dilanjutkan maka partnership baru dapat dibentuk kembali dengan membuat perjanjian/ kesepakatan irma yang baru (kesepakatan mengenai perbandingan jumlah modal yang baru, rasio pembagian laba/rugi yang baru, dan sebagainya).
Perusahaan Perseroan (Corporation) Kepemilikan persero terbagi ke dalam lembar saham. Modal perusahaan diperoleh dari hasil penjualan saham kepada para pemegang saham (stockholders) yang dinamakan sebagai modal saham (capital stock) atau modal disetor (paid-in capital). Keunggulan utama dari bentuk persero adalah adanya potensi atau kemampuan perusahaan dalam meningkatkan/ mendapatkan sejumlah besar dana atau sumber daya ekonomi dengan cara menerbitkan dan menjual saham. Dalam persero berlaku ketentuan limited liability di mana kewajiban pemegang saham kepada kreditor perusahaan hanya sebatas pada besarnya investasi atau jumlah saham yang dibeli (dimiliki). Persero yang sahamnya diperdagangkan secara luas kepada publik di bursa efek (pasar modal) dinamakan public corporation, sedangkan persero yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik melainkan hanya kepada sekelompok kecil investor dinamakan nonpublic (private) corporation. Persero memiliki umur yang tidak terbatas (sesuai dengan asumsi kesinambungan usaha/going concern), artinya persero tidak akan berhenti beroperasi (dibubarkan) dengan adanya pengunduran diri dari salah seorang investor yang melepas kepemilikan sahamnya dari perseroan.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
4
pustaka-indo.blogspot.com
Persero tidak seperti halnya proprietorship dan partnership, yaitu sebuah taxable entity di mana pajak dikenakan baik pada tingkat individu (pajak atas deviden yang diterima investor) maupun juga atas penghasilan (laba) perusahaan. Kelemahan bentuk persero ini dalam kaitannya dengan pajak adalah cenderung mengarah pada timbulnya pajak berganda (double tax) di mana laba perusahaan yang telah dikenakan pajak akan dipajakkan kembali pada waktu sebagian dari laba ini didistribusikan kepada para investor dalam bentuk deviden tunai. Jika kita perhatikan, deviden yang dikenakan pajak adalah deviden yang berasal dari laba perusahaan yang telah dikenai pajak terlebih dahulu sebelum pada akhirnya sebagian dari laba tersebut didistribusikan kepada para pemegang saham. Dalam persero, ketentuan pajak berganda ini timbul mengingat terdapat dua pihak terpisah yang dianggap turut menikmati laba, yaitu perusahaan selaku badan hukum dan para investor selaku individu.
1.2 Para Pengguna informasi Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat dideinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Akuntansi juga sering dianggap sebagai bahasa bisnis di mana informasi bisnis dikomunikasikan kepada stakeholders melalui laporan akuntansi. Mula-mula sebuah transaksi bisnis akan diidentiikasi (dianalisis), dicatat, dan barulah dilaporkan lewat laporan akuntansi yang merupakan media komunikasi informasi akuntansi. Transaksi bisnis di sini dapat diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perubahan posisi keuangan perusahaan. Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sangat berbedabeda (bervariasi) tergantung pada jenis keputusan yang hendak diambil. Para pengguna informasi akuntansi ini dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Yang termasuk dalam kategori pemakai internal, antara lain:
Direktur dan Manajer keuangan Untuk menentukan mampu atau tidak suatu perusahaan dalam melunasi utang secara tepat waktu kepada kreditor (bankir, supplier) maka mereka membutuhkan informasi akuntansi
Perusahaan dan Akuntansi
5
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh tempo pinjaman/utang.
Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran Untuk menentukan efektif atau tidak suatu saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai tingkat penjualan (tren penjualan).
Manajer dan supervisor Produksi Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan harga pokok produksi yang pada akhirnya juga digunakan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit.
Sedangkan yang termasuk dalam kategori pemakai eksternal, antara lain:
Investor (penanam modal), menggunakan informasi akuntansi investee (penerima modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasi miliknya. Dalam hal ini, investor perlu secara cermat dan hati-hati dalam menanggapi setiap perkembangan kondisi kesehatan keuangan investee. Investor sebagai pihak luar dari investee dapat menilai prospek terhadap dana yang akan (telah) diinvestasikan lewat laporan keuangan investee,
apakah menguntungkan (proitable) atau tidak. Kreditor, seperti supplier dan bankir, menggunakan informasi akuntansi debitor untuk mengevaluasi tingkat resiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditor dapat memperkecil resiko dengan cara mencari tahu seberapa besar tingkat
bonaiditas dan likuiditas debitor melalui laporan keuangan debitor yang bersangkutan. Pemerintah, berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besar pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara. Badan Pengawas Pasar Modal, mewajibkan public corporation (emiten) untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada BAPEPAM. Dalam hal ini, pihak BAPEPAM memiliki ke-
pentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan untuk melindungi para investor. Ekonom, Praktisi, dan Analis, menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan tingkat inlasi, pertumbuhan pendapatan nasional, dan sebagainya.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
6
pustaka-indo.blogspot.com
1.3 Bidang Pekerjaan Akuntansi Akuntansi (accounting) berbeda dengan pembukuan (bookkeeping). Pembukuan hanya meliputi aktivitas pencatatan semata, sedangkan akuntansi meliputi seluruh proses pelaporan, mulai dari pengidentiikasian transaksi bisnis, pencatatan, pengkomunikasian (dalam bentuk laporan) sampai pada tahapan analisis dan interpretasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pembukuan (pencatatan) merupakan bagian dari seluruh proses akuntansi (pelaporan). Akuntansi dibedakan menjadi akuntansi keuangan (inancial accounting) dan akuntansi manajerial/manajemen (managerial/management accounting). Financial accounting memberikan informasi akuntansi/keuangan bagi kepentingan pemakai eksternal. Managerial/management accounting memberikan informasi akuntansi/keuangan bagi kepentingan pemakai internal. Berbagai macam jenis pekerjaan/profesi yang ada dalam bidang akuntansi adalah
Pemeriksaan Eksternal (External Auditing); dilakukan oleh akuntan publik/auditor eksternal yang memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan klien. Dalam opini tersebut, auditor akan menyatakan, apakah laporan keuangan yang diperiksa sudah bebas atau masih mengandung salah saji yang material dan apakah sudah disusun sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan klien merupakan tanggung jawab manajemen klien, bukan tanggung jawab akuntan publik. Akuntan publik tidak memberikan jaminan penuh (garansi), tetapi hanya memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa bebas dari salah saji yang material. Pemeriksaan eksternal ini
sering dinamakan sebagai public accounting. Akuntansi umum (General Accounting); melakukan pencatatan atas transaksi harian dan menyiapkan laporan keuangan. Akuntansi Biaya (Cost Accounting); menentukan serta menyiapkan laporan harga pokok produksi. Akuntansi biaya ini lebih mengarah kepada akuntansi untuk perusahaan manufaktur. sistem informasi Akuntansi (Accounting Information System); merancang sistem pemrosesan data akuntansi. Data transaksi (input) diproses sedemikian rupa secara sistem untuk menghasilkan sebuah informasi (output) yang berguna dalam proses pengambilan Akuntansi Pajak (Tax Accounting); menyiapkan dan melaporkan perhitungan pajak penghasilan serta melakukan perencanaan pajak. Perusahaan dan Akuntansi
7
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
keputusan.
Pemeriksaan internal (Internal Auditing); auditor internal mengevaluasi eisiensi dan efektiitas kinerja unit/divisi maupun perusahaan secara keseluruhan serta memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional perusahaan telah “berjalan” sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Auditor internal tidak memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan dari perusahaan di mana ia bekerja, melainkan hanya memberikan rekomendasi (saran-saran) perbaikan demi peningkatan eisiensi dan efektiitas. Auditor internal tidak memberikan opini karena sebagai karyawan dari perusahaan bersangkutan, posisi dalam struktur organisasi bersifat tidak independen. External Auditing lebih independen dibanding Internal Auditing, oleh sebab itu pihak luar perusahaan lebih mempercayai opini yang diberikan oleh External Auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
1.4 Asumsi Dasar Akuntansi Profesi akuntansi telah mengembangkan seperangkat standar yang berlaku umum dan diterima universal. Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun inansial perusahaan secara baku (yang secara standar diterima umum) dan transparan. Laporan keuangan yang telah disusun manajemen berdasarkan standar/prinsip akuntansi yang berlaku umum ini merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen kepada investor selaku pemilik dana. Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah
Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter) Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk mengkuantiikasi (mengukur) setiap transaksi bisnis/peristiwa ekonomi ke dalam nilai uang. Asumsi unit moneter terkait langsung dengan penerapan konsep biaya (cost concept).
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
8
pustaka-indo.blogspot.com
Konsep biaya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan di mana aset yang dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost); historical cost accounting. Diasumsikan pula bahwa nilai daya beli adalah konstan, sesuai dengan asumsi stable monetary unit yang berarti mengabaikan efek inlasi. Sebagai contoh, sebuah peralatan kantor dibeli dengan harga 15 juta rupiah maka peralatan kantor yang baru dibeli tersebut dapat dicatat sebesar harga perolehannya dengan satuan mata uang (unit moneter) dalam rupiah. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan pekerja, jumlah karyawan yang berhenti, dan sebagainya.
Economic/Business Entity Assumption (Asumsi Kesatuan Usaha) Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya. Sebagai contoh, Tn. Alfonso sebagai pemilik bengkel mobil tidak boleh memperhitungkan biaya pribadi sebagai beban bengkel. Misalnya, biaya untuk sewa apartemen sebagai tempat tinggal, biaya untuk keperluan sekolah anak, dan lain-lain. Jadi, yang boleh diperhitungkan sebagai beban bengkel hanya pengeluaran yang benar-benar terkait langsung dengan usaha bengkel. Demikian pula apabila Tn. Alfonso memiliki dua jenis usaha yang berlainan misalnya, usaha bengkel dan salon, harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha bengkel, dan beban usaha salon.
Accounting /Time Period Assumption (Asumsi Periode Akuntansi) Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis). Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau tahunan (annually).
Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha) Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan tetap terus beroperasi (exist) dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada penyusutan atas aset tetap karena aset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi. Demikian juga tidak akan
Perusahaan dan Akuntansi
9
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas aset dan kewajiban. Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku umum, penyusutan atas aset tetap dan penggolongan aset serta kewajiban ke dalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha.
1.5 Persamaan Dasar Akuntansi Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan aset/harta/kekayaan (assets). Aset ini selanjutnya akan digunakan (dimanfaatkan atau dikonsumsi) oleh perusahaan demi lancarnya kegiatan operasional sehari-hari. Contoh dari aset meliputi: uang kas, piutang usaha, persediaan barang dagang, perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar dimuka, tanah, bangunan, peralatan/perabot toko dan kantor, kendaraan operasional, dan aset lainnya. Piutang usaha dikatakan aset karena piutang ini nantinya akan dapat ”dicairkan” (dikonversi) dari piutang menjadi uang kas sebagai hasil dari penagihan penjualan. Piutang usaha mencerminkan hak perusahaan untuk menagih kepada customer/pelanggan demi mendapatkan uang kas. Persediaan barang dagang merupakan aset karena nantinya akan dijual oleh perusahaan kepada pelanggan untuk mendapatkan piutang (hak menagih) maupun kas pada akhirnya, sedangkan untuk perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar dimuka, tanah, bangunan, peralatan/perabot toko dan kantor, serta kendaraan operasional dikatakan aset karena mereka memiliki manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk digunakan/dikonsumsi selama periode akuntansi. Utang (liabilities) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditor (supplier, bankir) dan pihak lainnya (karyawan, pemerintah). Kreditor dan pihak lainnya memiliki hak/klaim atas asset perusahaan, sebagai contoh:
utang usaha (Accounts Payable) Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utang kepada supplier sebagai akibat dari pembelian barang dagang secara kredit. Dalam hal ini perusahaan selaku pembeli barang dagang secara kredit harus mentransfer uang kas kepada supplier (penjual) yang berarti supplier memiliki hak/klaim atas asset si pembeli.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
10
pustaka-indo.blogspot.com
Pinjaman Bank (Bank Loans) Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utang kepada pihak bank (bankir) sebagai akibat dari transaksi peminjaman uang bank. Dalam hal ini perusahaan harus membayar jumlah pokok pinjaman berikut bunga. Bunga bank yang masih terhutang (interest payable) dan yang belum dibayarkan juga merupakan kewajiban (liabilities) bagi debitor (peminjam uang).
utang Gaji (Salaries Payable) Perusahaan (majikan) memiliki kewajiban untuk membayar utang kepada karyawan atas uang gaji yang belum dibayarkan di mana karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan. Dalam hal ini, karyawan memiliki hak/klaim atas assets (uang kas) perusahaan.
utang Pajak Penghasilan (Income Taxes Payable) Perusahaan memiliki kewajiban (berdasarkan undang-undang) untuk membayar pajak yang terhutang kepada pemerintah atas penghasilan/keuntungan yang diperoleh perusahaan. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik dana atau pemegang saham atas asset perusahaan.
Ekuitas untuk perusahaan perorangan dinamakan ekuitas pemilik (owner’s equity), untuk irma (persekutuan) dinamakan partnership equity, sedangkan untuk perseroan dinamakan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity). Ekuitas atau modal disebut juga sebagai kekayaan bersih (net assets) yang artinya hak (klaim) pemilik atau pemegang saham atas kekayaan perusahaan diperoleh setelah seluruh kekayaan yang ada dalam perusahaan dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Hubungan antara kekayaan, kewajiban, dan ekuitas dapat dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi (accounting equation) sebagai berikut:
Assets = Liabilities + Equity Rumusan persamaan akuntansi di atas sifatnya baku (mutlak), di mana liabilities harus ditempatkan terlebih dahulu sebelum equity. Ini mengandung makna bahwa kreditor memiliki hak pertama atas kekayaan perusahaan, setelah itu sisa assets yang masih ada barulah merupakan hak
Perusahaan dan Akuntansi
11
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
pemilik dana/pemegang saham.
Ilustrasi: Pada tanggal 1 Januari 2008, Tn. Taxler memulai usaha jasa sebagai seorang konsultan (perusahaan perorangan) dalam bidang perpajakan. Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2008 adalah sebagai berikut: 1 Januari
Tn. Taxler menyetor uang kas ke dalam perusahaan sebagai modal awal sebesar Rp95.000.000,00.
3 Januari
Dibayar sewa kantor untuk bulan Januari sebesar Rp8.000.000,00.
6 Januari
Dibeli perlengkapan berupa alat tulis kantor secara kredit dengan harga Rp5.000.000,00.
10 Januari
Dibayar beban iklan, yang dimuat dalam surat kabar harian Kompas sebesar Rp500.000,00.
12 Januari
Diterima uang sebesar Rp10.000.000,00 atas jasa yang telah diberikan kepada klien.
13 Januari
Tn.
Taxler
mengambil
uang
tunai
untuk
kepentingan
pribadi
sebesar
Rp7.000.000,00. 15 Januari
Membebankan tagihan kepada klien atas jasa yang telah diberikan Tn. Taxler sebesar Rp33.000.000,00. Dalam hal ini, Tn. Taxler belum menerima pembayarannya.
17 Januari
Dibayar utang atas pembelian perlengkapan pada tanggal 6 Januari yang lalu.
22 Januari
Diterima sebagian pembayaran atas jasa yang telah diberikan pada tanggal 15 Januari yang lalu sebesar Rp20.000.000,00.
30 Januari
Dibayar beban listrik dan telepon sebesar Rp1.500.000,00.
31 Januari
Dibayar gaji karyawan sebesar Rp25.000.000,00.
Persamaan akuntansi dari ilustrasi di atas adalah
Kas
+ Piutang Usaha + Perlengkapan =
+
Ekuitas
1 Jan
95.000.000
=
95.000.000
3 Jan
(8.000.000)
=
(8.000.000)
6 Jan 10 Jan 12 Jan
5.000.000 (500.000) 10.000.000
= 5.000.000 = =
(500.000) 10.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
12
Utang
pustaka-indo.blogspot.com
13 Jan
(7.000.000)
15 Jan
33.000.000
=
(7.000.000)
=
33.000.000
17 Jan
(5.000.000)
22 Jan
20.000.000
30 Jan
(1.500.000)
=
(1.500.000)
31 Jan (25.000.000)
=
(25.000.000)
=
96.000.000
78.000.000 +
= (5.000.000) (20.000.000)
13.000.000
+
5.000.000
Penjelasan transaksi: 1 Januari:
Kas perusahaan menjadi bertambah (terbentuk) sebagai akibat adanya transaksi penyetoran uang tunai dari pemilik (Tn. Taxler) ke dalam perusahaan; uang kas ini akan dijadikan sebagai modal awal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dalam menyusun persamaan dasar akuntansi, jumlah sisi kiri harus sama dengan jumlah sisi kanan, oleh sebab itu kas bertambah dan modal juga bertambah.
3 Januari:
Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas beban sewa kantor. Dalam menyusun persamaan dasar akuntansi, jumlah sisi kiri harus sama dengan jumlah sisi kanan. Oleh sebab itu, kas berkurang dan modal juga berkurang. Pembahasan mengenai saldo normal dan makna debet kredit akun akan lebih diperjelas dalam Bab 2 di mana beban yang telah terjadi (apalagi telah dibayarkan) bersifat mengurangi modal.
6 Januari:
Uang kas perusahaan tidak terpengaruh (tidak berkurang) karena perlengkapan dibeli secara kredit. Saldo perlengkapan dan utang menjadi bertambah. Sekali lagi, perhatikanlah bahwa jumlah sisi kiri dengan jumlah sisi kanan dalam persamaan dasar akuntansi telah seimbang.
10 Januari: Sama seperti transaksi pada tanggal 3 Januari. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas beban iklan. Agar persamaan
Perusahaan dan Akuntansi
13
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
dasar akuntansi menjadi seimbang maka kas berkurang dan modal juga berkurang.
12 Januari: Kas bertambah karena perusahaan menerima uang dari klien atas jasa yang telah diberikan. Pendapatan dari klien ini otomatis menambah modal perusahaan. Dari segi persamaan dasar akuntansi, kas bertambah dan modal juga bertambah (agar seimbang antara sisi kiri dengan sisi kanan). Perhatikan juga bahwa pendapatan bersifat selalu menambah modal, sepanjang jasa tersebut telah diberikan atau telah terjadi. 13 Januari: Uang kas perusahaan menjadi berkurang karena adanya pengambilan pribadi untuk Tn. Taxler. Dalam akuntansi untuk perusahaan perorangan maupun persekutuan, istilah pengambilan untuk kepentingan pribadi dikenal sebagai prive (drawing) dan bukan dianggap sebagai beban (expense) perusahaan. Akan tetapi, prive ini memiliki sifat sama dengan beban dalam hal mengurangi modal. Persamaan dasar akuntansi menjadi seimbang dengan berkurangnya kas demikian juga modal. Akun beban merupakan komponen dari laporan laba rugi sedangkan akun prive merupakan komponen dari laporan ekuitas pemilik. 15 Januari: Uang kas perusahaan tidak terpengaruh (tidak bertambah) karena perusahaan belum menerima pembayaran dari klien. Akan tetapi, karena perusahaan telah memberikan jasanya kepada klien, namun belum dibayar maka perusahaan memiliki hak (asset) untuk menagih. Dalam hal ini, piutang usaha akan timbul demikian juga pendapatan. Pendapatan bersifat menambah modal. Jadi, persamaan akuntansinya adalah piutang usaha = modal. 17 Januari: Uang kas perusahaan berkurang karena dipakai untuk membayar utang atas pembelian perlengkapan yang dilakukan secara kredit pada tanggal 6 Januari yang lalu. Persamaan dasar akuntansinya adalah kas berkurang demikian juga utang. 22 Januari: Uang kas perusahaan bertambah sebagai hasil dari penerimaan sebagian tagihan yang telah dibebankan kepada klien pada tanggal 15 Januari yang lalu. Dalam hal ini, berarti sebagian piutang usaha menjadi berkurang dengan diterimanya kas. Perlu diperhatikan di sini bahwa modal tidaklah terpengaruh meskipun ada penerimaan kas karena pendapatan telah diakui dan menambah modal pada tanggal 15 Januari yang
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
14
pustaka-indo.blogspot.com
lalu, yaitu pada saat perusahaan memberikan jasa kepada klien. Jadi, pendapatan akan diakui dan menambah modal bukan pada saat uang kas diterima melainkan pada saat jasa diberikan. 30 Januari: Sama seperti transaksi pada tanggal 3 dan 10 Januari. Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas beban listrik dan telepon (beban utilitas). Agar persamaan dasar akuntansi menjadi seimbang maka kas berkurang dan modal juga berkurang. 31 Januari: Sama seperti transaksi pada tanggal 3, 10, dan 30 Januari. Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas beban gaji karyawan. Modal akan berkurang dengan adanya atau terjadinya beban gaji karyawan tersebut.
1.6 Laporan keuangan Setelah data transaksi dicatat ke dalam jurnal dan diposting ke dalam buku besar (ledger), laporan akuntansi disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan (users), terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan kelak. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan (inancial statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihakpihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, serta pihak eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi
Perusahaan dan Akuntansi
15
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isinya: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut: 1.
Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba/rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban.
2.
Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). Ekuitas pemilik akan bertambah dengan adanya investasi (setoran modal) dan laba bersih. Sebaliknya, ekuitas pemilik akan berkurang dengan adanya prive (penarikan/pengambilan untuk kepentingan pribadi) dan rugi bersih. (Catatan: laporan ekuitas yang dibahas dalam buku ini hanyalah laporan ekuitas untuk perusahaan perorangan).
3.
Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4.
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/ penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode. Catatan atas laporan keuangan (notes to the inancial statements) merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
16
pustaka-indo.blogspot.com
Contoh format laporan keuangan pada perusahaan perorangan:
Micro service Laporan Laba Rugi untuk Bulan Yang Berakhir 31 Januari 2008 Pendapatan Jasa
5.000.000
Beban-beban: Beban Gaji
500.000
Beban Sewa
200.000
Beban Iklan
150.000
Beban Perlengkapan
400.000
Beban Penyusutan Peralatan 340.000 Beban Rupa-Rupa
200.000 (1.790.000)
Total Beban
3.210.000
Laba Bersih
Micro service Laporan Ekuitas Pemilik untuk Bulan Yang Berakhir 31 Januari 2008 17.500.000
Laba Bersih
3.210.000
Kenaikan Modal Pemilik Prive Modal Santo (akhir)
20.710.000 (300.000) 20.410.000
Perusahaan dan Akuntansi
17
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Modal Santo (awal)
Micro service neraca 31 Januari 2008 AsEt Kas Piutang Usaha
kEWAJiBAn 4.350.000
Utang Usaha
1.000.000
16.100.000
Perlengkapan
960.000 EkuitAs PEMiLik
Total Aset
21.410.000
Modal Santo
20.410.000
Total Kewajiban dan Ekuitas
21.410.000
Catatan: 1.
Pendapatan dan beban merupakan komponen/item/unsur dari Laporan Laba Rugi.
2.
Prive merupakan komponen dari Laporan Ekuitas Pemilik.
3.
Sedangkan beberapa contoh komponen dari Neraca adalah kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, modal.
4.
Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya harus selalu dimulai dari Laporan Laba Rugi, Laporan Ekuitas Pemilik, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Untuk contoh format penyusunan laporan arus kas tidak diberikan dalam buku ini, tetapi akan diberikan dan dibahas secara rinci dalam buku akuntansi lanjutan dengan bab tersendiri mengenai laporan arus kas.
1.7 soal Latihan soal 1 Di bawah ini adalah hasil analisis transaksi dari sebuah perusahaan pada bulan Maret 2008 yang disajikan dalam persamaan dasar akuntansi:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
18
pustaka-indo.blogspot.com
(dalam ribuan rupiah) kas
Piutang
Perlengkapan
usaha
Peralatan
utang
Deskripsi
45.000
Investasi
kantor
45.000 (18.000)
24.000
(1.000)
Modal
6.000
2.
1.000
1.400
1. 3.
5.000
3.600
Pendapatan
4.
Jasa (1.500)
(1.500)
(500) 2.000
(500)
Prive
6.
(2.000)
7.
(3.000)
(3.000)
(1.000)
Beban Sewa
(1.000)
(1.200) 1.600
5.
9. (1.200)
Beban Gaji
(1.600)
23.800
0
8. 10. 11.
1.000
24.000
400
(400)
3.900
44.900
Beban Utilitas
12.
Diminta: a.
Tuliskan secara singkat transaksi-transaksi yang telah terjadi selama bulan Maret 2008 berdasarkan informasi di atas!
b.
Hitunglah laba bersih yang dihasilkan selama bulan Maret 2008!
soal 2 Pada awal bulan September 2008 UD. Beauty Group memulai usaha jasa perawatan kulit wajah. Investasi awal berupa uang tunai sebesar Rp30.000.000,00. Data berikut ini memberikan informasi
Kas
Rp14.000.000,00
Piutang Usaha
Rp 4.000.000,00
Pendapatan Jasa
Rp 7.500.000,00
Perlengkapan Kosmetik
Rp 2.000.000,00
Perusahaan dan Akuntansi
19
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
keuangan pada tanggal 30 September 2008 tentang posisi aset, kewajiban, dan jumlah beban:
Beban Iklan
Rp
500.000,00
Peralatan
Rp25.000.000,00
Utang Wesel
Rp13.000.000,00
Utang Usaha
Rp 1.200.000,00
Beban Perlengkapan
Rp 1.600.000,00
Beban Gaji
Rp 1.800.000,00
Beban Utilitas
Rp
300.000,00
Ny. Cathrine selaku pemilik perusahaan selama bulan September 2008 tidak melakukan penambahan investasi, namun telah mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp2.500.000,00. Diminta:
Susunlah Laporan Laba Rugi, Laporan Ekuitas Pemilik dan Neraca per 30 September 2008!
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
20
pustaka-indo.blogspot.com
BAB 2
tahap Pencatatan tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat:
2. 3. 4. 5. 6.
Menjelaskan karakteristik akun dan kegunaannya dalam proses pencatatan. Memahami saldo normal dan makna debet kredit akun. Menganalisis transaksi dan mencatatnya ke dalam jurnal. Mengidentiikasi jurnal umum dan jurnal khusus. Menjelaskan serta menyiapkan buku besar umum dan buku besar pembantu. Menyiapkan neraca saldo dan menjelaskan tujuan serta keterbatasannya.
tahap Pencatatan
21
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
1.
2.1 kegunaan dan karakteristik Akun Sebuah sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan kenaikan ataupun penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan. Kenaikan ataupun penurunan saldo ini haruslah dicatat secara terperinci dan terpisah untuk setiap komponen laporan keuangan. Catatan akuntansi yang terperinci dan terpisah inilah yang dinamakan sebagai akun (perkiraan). Jadi, akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aset, kewajiban, dan ekuitas. Sebagai contoh, lihatlah kembali laporan keuangan untuk Micro Service yang telah disajikan pada Bab 1 terdahulu. Sebelum sampai pada penyusunan laporan keuangan, Micro Service tentu saja memiliki catatan akuntansi yang terpisah untuk kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, pendapatan jasa, beban gaji, beban sewa, beban iklan, dan seterusnya. Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of accounts). Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasiikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi. Sesungguhnya, akun identik dengan komponen laporan keuangan, contohnya adalah akun kas, akun piutang usaha, dan seterusnya. Contoh Chart of Accounts (COA): 1.
2.
1.1
Kas
1.2
Piutang Usaha
1.4
Perlengkapan Kantor
1.5
Asuransi Dibayar Dimuka
1.7
Peralatan Kantor
1.8
Perabot Kantor
UTANG 2.1
Utang Usaha
2.3
Sewa Diterima Dimuka
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
22
ASET
pustaka-indo.blogspot.com
3.
4.
5.
EKUITAS PEMILIK 3.1
Modal
3.2
Prive
PENDAPATAN 4.1
Pendapatan Usaha
4.2
Pendapatan Sewa
4.3
Pendapatan Bunga
BEBAN 5.1
Beban Gaji
5.2
Beban Iklan
5.3
Beban Sewa Kantor
5.4
Beban Utilitas
5.9
Beban Rupa-Rupa
Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of accounts dan yang telah diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan kode (nomor) 1 selalu dimulai dari akunakun aset, lalu diikuti dengan akun-akun dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban. Untuk aset yang tergolong lancar, urutan penyusunan/penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aset yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan piutang usaha dan seterusnya. Dalam keseharian praktek akuntansi, kas sebagai aset yang paling lancar seringkali menjadi objek yang paling “digemari” untuk dicuri, diselewengkan, atau disalahgunakan oleh oknum karyawan tertentu sehingga memerlukan penerapan pengendalian internal yang baik (memadai). Sedangkan untuk aset tetap, penyusunannya selalu dimulai dari aset tetap berwujud yang memiliki umur ekonomis (masa manfaat) paling lama. Oleh sebab itu, tidaklah heran apabila tanah ditempatkan terlebih dahulu sebelum aset tetap berwujud lainnya (bangunan, kendaraan bermotor, peralatan, dan seterusnya). Penyusunan COA untuk utang dimulai dari utang jangka pendek yang bersifat paling lancar, biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya. Akun beban rupa-rupa dibuat untuk “menampung” seluruh pengeluaran yang jumlahnya
tahap Pencatatan
23
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
relatif kecil dan jarang terjadi sehingga tidak perlu dibuatkan akun khusus untuk mencatat
pengeluaran-pengeluaran tersebut. Akun beban rupa-rupa ini harus ditempatkan paling akhir dalam daftar akun. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah penerapan lexible numbering system (sistem penomoran yang leksibel) di mana sebuah kode dan nama akun yang baru dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang sudah ada. Dalam contoh bagan perkiraan sebelumnya, perhatikanlah dengan seksama urutan nomor/ kode yang sengaja dilewatkan (dikosongkan), yaitu dari kode 1.2 untuk akun piutang usaha ke kode 1.4 untuk akun perlengkapan kantor, dan seterusnya. Hal ini bertujuan, jikalau nanti terdapat penambahan akun baru maka penambahan atau penempatan akun baru ini harus tetap memenuhi persyaratan urutan tingkat likuiditas (untuk kelompok aset lancar) dan seterusnya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi, sebagai contoh jika ternyata terdapat akun yang sifatnya lebih lancar dibanding akun perlengkapan kantor, misalnya akun piutang wesel (notes receivable) maka akun yang baru muncul ini bisa langsung disisipkan tepat di atas akun perlengkapan kantor, yaitu dengan nomor kode 1.3 tanpa harus merombak seluruh kode akun yang selama ini telah digunakan. Demikian juga halnya dengan penambahan akun baru untuk tanah dan bangunan dapat langsung disisipkan di antara nomor kode 1.5 dan 1.7. Bentuk format yang paling sederhana untuk menunjukkan kenaikan atau penurunan saldo masing-masing komponen laporan keuangan adalah dengan menggunakan model T account. Dinamakan T account karena memang bentuk formatnya seperti huruf T. Namun bentuk format yang paling umum digunakan dalam keseharian praktek akuntansi adalah model buku besar yang akan dijelaskan nanti di Subbab 2.4. Nama Akun Model T account: Mutasi Debet Mutasi Kredit (Dr)
(Kr)
2.2 saldo normal Akun Dengan memahami persamaan dasar akuntansi (lihat Bab 1), kita dapat menyimpulkan secara cermat bahwa setiap transaksi akan mempengaruhi paling tidak dua akun atau bahkan lebih. Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan atas dasar double-entry system Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
24
pustaka-indo.blogspot.com
di mana salah satu dari dua akun tersebut akan dicatat di sebelah debet dan yang lain dicatat di sebelah kredit. Dengan kata lain, jumlah antara sisi debet dengan sisi kredit dalam sebuah jurnal haruslah seimbang. Sebelum kita mencatat transaksi ke dalam jurnal, kita perlu memahami terlebih dahulu saldo normal dan makna debet kredit akun. Aset memiliki saldo normal di sebelah debet. Jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah aset perusahaan maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebet aset yang bersangkutan. Sebaliknya, jika efek dari suatu transaksi akan mengurangi aset maka aset yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah kredit. Kas
Dr
Kr
Saldo Awal
xxx
Pengeluaran
xxx
Penerimaan
xxx
Saldo Akhir
xxx
yyy
yyy
Piutang Usaha
Dr
Kr
Saldo Awal
xxx
Penagihan
xxx
Jual Produk
xxx
Saldo Akhir
xxx
yyy
yyy
Catatan: Mutasi debet pada piutang usaha timbul karena belum diterimanya pembayaran atas jasa yang sudah diberikan. Mutasi kredit terjadi setelah hasil penagihan piutang diterima. Hal yang sama juga berlaku untuk penjualan barang dagang secara kredit.
Utang (kewajiban) memiliki saldo normal di sebelah kredit. Jadi, jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah kewajiban perusahaan maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mengkredit kewajiban yang bersangkutan. Sebaliknya, jika efek dari suatu transaksi sifatnya mengurangi jumlah kewajiban maka utang yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah debet. Utang Usaha
Kr
Pembayaran
xxx
Saldo Awal
xxx
Saldo Akhir
xxx
Beli Barang
xxx
yyy
yyy
Catatan: Mutasi kredit pada utang usaha timbul karena melakukan pembelian barang secara kredit. Mutasi debet terjadi setelah utang tersebut dibayar/dilunasi.
tahap Pencatatan
25
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Dr
Pinjaman Bank
Dr
Kr
Pembayaran
xxx
Saldo Awal
xxx
Saldo Akhir
xxx
Tambahan
xxx
yyy
yyy
Ekuitas memiliki saldo normal di sebelah kredit. Ekuitas akan bertambah di sebelah kredit dan sebaliknya, akan berkurang di sebelah debet. Prive memiliki saldo normal di sebelah debet di mana prive bersifat mengurangi ekuitas. Pendapatan memiliki saldo normal di sebelah kredit sehingga pendapatan bersifat menambah ekuitas. Pendapatan akan bertambah di sebelah kredit dan sebaliknya, akan berkurang di sebelah debet. Beban memiliki saldo normal di sebelah debet di mana sifatnya akan mengurangi ekuitas. Beban akan bertambah di sebelah debet dan sebaliknya, akan berkurang di sebelah kredit. Perhatikanlah bahwa saldo normal pendapatan berbanding lurus dengan saldo normal ekuitas, sedangkan saldo normal prive dan beban berbanding terbalik dengan saldo normal ekuitas.
2.3 Analisis transaksi dan Jurnal Dalam akuntansi, proses pencatatan selalu dimulai dengan menganalisis setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Analisis ini mengandung pengertian bahwa seorang akuntan harus dapat menentukan pengaruh dari setiap transaksi terhadap akun. Pada tahapan ini, akuntan sudah selayaknya memiliki pemahaman yang baik mengenai deinisi/pengertian dari aset, kewajiban, ekuitas, prive, pendapatan, serta beban yang merupakan akun utama laporan keuangan. Setelah transaksi dianalisis, langkah selanjutnya adalah mencatat kandungan informasi yang ada pada setiap transaksi ke dalam jurnal (tentu saja setelah kandungan informasi tadi diterjemahkan ke dalam akun-akun). Transaksi dicatat ke dalam jurnal secara kronologis, yaitu berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi. Jurnal akan memperlihatkan pengaruh setiap transaksi terhadap akun dalam bentuk debet kredit. Lewat prosedur debet kredit inilah kita dapat melihat kenaikan ataupun penurunan atas saldo masing-masing akun terkait.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
26
pustaka-indo.blogspot.com
Ilustrasi: Berikut ini adalah serangkaian transaksi yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik Drs. Thomas Nelson selama bulan pertama operasionalnya, yaitu bulan Februari 2008: 1 Febr
Tn. Thomas menyetor uang kas ke dalam perusahaan sebagai modal awal sebesar Rp30.000.000,00.
2 Febr
Dibayar sewa kantor untuk bulan Februari sebesar Rp7.000.000,00.
2 Febr
Dibeli peralatan kantor berupa komputer seharga Rp14.000.000,00. Dalam hal ini, perusahaan membayar tunai Rp10.000.000,00 dan sisanya akan dibayar dikemudian hari.
3 Febr
Dibeli tunai perabot kantor berupa meja dan kursi seharga Rp3.000.000,00.
4 Febr
Dibeli tunai perlengkapan kantor berupa kertas print dan alat tulis kantor seharga Rp1.400.000,00.
11 Febr Diterima kas dari klien, PT. Langga Internusa, atas jasa konsultasi sistem akuntansi klien sebesar Rp1.850.000,00. 13 Febr Dibayar sebagian utang atas transaksi tanggal 2 Februari yang lalu, yaitu sebesar Rp1.500.000,00. 16 Febr Diterima kas dari klien, PT. Wahana Mandiri, atas jasa penyusunan laporan keuangan tahun 2007 yang lalu sebesar Rp2.000.000,00 sedangkan sisanya sebesar Rp1.500.000,00 baru akan dilunasi oleh klien dalam jangka waktu dua minggu kemudian. 19 Febr Dibeli tambahan perlengkapan kantor berupa kertas print secara kredit sebesar Rp400.000,00. 25 Febr Dibayar gaji karyawan sebesar Rp2.000.000,00. 27 Febr Dibayar utang atas transaksi tanggal 19 Februari yang lalu.
tahap Pencatatan
27
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
28 Febr Dibayar beban utilitas berupa pemakaian listrik dan telepon sebesar Rp250.000,00.
Ayat jurnal yang perlu dibuat dari ilustrasi di atas adalah tanggal nama Akun COA 1 Febr Kas 1.1 Modal Thomas 3.1 2 Febr
2 Febr
3 Febr
4 Febr
11 Febr
16 Febr
19 Febr 25 Febr
27 Febr
28 Febr
kr 30.000.000
Beban Sewa Kantor Kas
5.3 1.1
7.000.000
Peralatan Kantor Kas Utang Usaha
1.7 1.1 2.1
14.000.000
Perabot Kantor Kas
1.8 1.1
3.000.000
Perlengkapan Kantor Kas
1.4 1.1
1.400.000
Kas
1.1 4.1
1.850.000
Utang Usaha Kas
2.1 1.1
1.500.000
Kas Piutang Usaha Pendapatan Usaha
1.1 1.2 4.1
2.000.000 1.500.000
Perlengkapan Kantor Utang Usaha
1.4 2.1
400.000
Beban Gaji Kas
5.1 1.1
2.000.000
Utang Usaha Kas
2.1 1.1
400.000
Beban Utilitas Kas
5.4 1.1
250.000
Pendapatan Usaha 13 Febr
Dr 30.000.000
7.000.000
10.000.000 4.000.000
3.000.000
1.400.000 1.850.000 1.500.000
3.500.000
400.000
2.000.000
400.000 250.000
Penjelasan transaksi: 1 Februari:
Kas perusahaan bertambah akibat adanya transaksi penyetoran uang tunai dari pemilik (Tn. Thomas Nelson) ke dalam perusahaan; uang kas ini akan dijadikan
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
28
pustaka-indo.blogspot.com
sebagai modal awal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Ingat kembali bahwa kas (aset lancar) memiliki saldo normal di sebelah debet sehingga kas akan bertambah di sebelah debet. 2 Februari:
Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya transaksi pembayaran beban sewa kantor. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal di sebelah debet. Mengapa beban memiliki saldo normal di sebelah debet? Ingat kembali bahwa beban bersifat mengurangi modal dan modal akan berkurang di sebelah debet. Modal memiliki saldo normal di sebelah kredit.
2 Februari:
Peralatan kantor menjadi bertambah karena dibeli. Penambahan aset tetap ini akan dicatat dalam jurnal dengan menggunakan akun peralatan kantor di sebelah debet sebesar Rp14.000.000,00. Dari total pembelian peralatan kantor ini, Rp10.000.000,00 langsung dibayar tunai sehingga mengurangi akun kas di sebelah kredit, sedangkan sisanya Rp4.000.000,00 merupakan utang. Utang bertambah di sebelah kredit sesuai dengan saldo normalnya.
3 Februari:
Perabot kantor menjadi bertambah karena dibeli. Penambahan aset tetap ini akan dicatat dalam jurnal dengan menggunakan akun perabot kantor di sebelah debet. Perabot kantor tersebut dibeli secara tunai sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.
4 Februari:
Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli. Penambahan aset lancar ini akan dicatat dalam jurnal dengan menggunakan akun perlengkapan kantor di sebelah debet. Perlengkapan kantor ini dibeli secara tunai sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal. Kas perusahaan menjadi bertambah di sebelah debet dalam jurnal karena adanya penerimaan uang kas dari klien atas jasa konsultasi yang telah diberikan. Karena perusahaan telah memberikan jasa kepada klien maka saat itu juga perusahaan akan mengakui pendapatan usaha. Pendapatan memiliki saldo normal di sebelah
tahap Pencatatan
29
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
11 Februari:
kredit. Ingat kembali bahwa pendapatan bersifat menambah modal. Modal akan bertambah di sebelah kredit. 13 Februari:
Kas menjadi berkurang di sebelah kredit karena adanya transaksi pembayaran atas sebagian utang pembelian peralatan kantor pada tanggal 2 Februari yang lalu. Sebagian utang yang dibayar ini akan berkurang di sebelah debet.
16 Februari:
Nilai jasa yang telah diberikan kepada klien adalah sebesar Rp3.500.000,00. Nilai inilah yang harus diakui sebagai pendapatan usaha di sebelah kredit dalam jurnal. Jadi, Rp3.500.000,00 ini akan langsung diakui sepenuhnya sebagai pendapatan, meskipun uang kas yang baru diterima hanyalah sebagian yaitu Rp2.000.000,00. Intinya adalah bahwa pendapatan akan langsung diakui ketika perusahaan telah memberikan jasanya kepada klien, tidak peduli apakah kas sudah diterima seluruhnya, sebagian, atau bahkan sama sekali belum ada pembayaran dari klien. Dalam akuntansi, inilah yang dinamakan sebagai dasar pencatatan akrual yang akan dibahas secara lebih rinci dalam Bab 3. Agar sisi debet dan sisi kredit dalam jurnal menjadi seimbang (double entry system), akun piutang usaha didebet sebesar Rp1.500.000,00 yang menggambarkan hak perusahaan untuk menagih kepada klien. Piutang usaha merupakan aset lancar yang memiliki saldo normal di sebelah debet.
19 Februari:
Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli. Penambahan aset lancar ini dicatat dalam jurnal dengan menggunakan akun perlengkapan kantor di sebelah debet. Perlengkapan kantor ini dibeli secara kredit sehingga uang kas perusahaan tidaklah terpengaruh (tidak berkurang). Pembelian perlengkapan kantor secara kredit tentu saja akan menambah besarnya saldo utang. Penambahan utang akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.
25 Februari:
Sama seperti transaksi pada tanggal 2 Februari. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya transaksi pembayaran gaji karyawan. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal di sebelah debet.
27 Februari:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
30
Sama seperti transaksi pada tanggal 13 Februari. Kas menjadi berkurang di
pustaka-indo.blogspot.com
sebelah kredit karena adanya transaksi pembayaran atas seluruh utang pembelian perlengkapan kantor pada tanggal 19 Februari yang lalu. Seluruh utang yang dibayar ini akan berkurang di sebelah debet sehingga saldo utang yang khusus berasal dari transaksi pada tanggal 19 Februari yang lalu sekarang menjadi nol. 28 Februari:
Sama seperti transaksi pada tanggal 2 dan 25 Februari. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya transaksi pembayaran beban utilitas. Kas berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal di sebelah debet.
Jurnal dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum (general journal) dan jurnal khusus (special journal). Jurnal umum dibuat atas transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Contoh transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum adalah transaksi retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara kredit. Jurnal koreksi (correcting entries), jurnal penyesuaian (adjusting entries), dan jurnal penutup (closing entries) tergolong ke dalam jurnal umum. Jurnal khusus dibagi menjadi:
Jurnal penjualan (sales journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penjualan barang dagang ke pelanggan secara kredit. Untuk transaksi penjualan barang dagang yang
dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Jurnal pembelian (purchases journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang dagang dari supplier secara kredit. Untuk transaksi pembelian barang dagang yang
dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal pembayaran kas. Jurnal penerimaan kas (cash receipts journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas langsung dari pelanggan dalam transaksi penjualan barang dagang secara tunai dan penerimaan kas dari hasil penagihan piutang akan dicatat dalam buku jurnal ini. Contoh lainnya adalah penerimaan kas dari hasil pinjaman serta penjualan Jurnal pembayaran kas (cash payments journal), digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Pembayaran kas langsung ke supplier dalam transaksi pembelian barang dagang secara tunai, pengeluaran kas untuk pelunasan utang, serta pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara tunai akan dicatat dalam buku jurnal ini.
tahap Pencatatan
31
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tunai peralatan dan perabot kantor yang tidak terpakai.
2.4 Buku Besar Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah mem-posting (memindahbukukan) setiap saldo akun yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing-masing akun. Intinya adalah bahwa setiap saldo akun yang masih “tercerai berai” dalam jurnal akan diakumulasikan ke dalam buku besar sesuai masing-masing akun. Nantinya, buku besar untuk masing-masing akun ini akan memperlihatkan secara terperinci mengenai setiap perubahan (mutasi debet dan mutasi kredit) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal. Pemahaman yang mendalam mengenai saldo normal dan makna debet kredit akun sangatlah dibutuhkan dalam proses penyusunan buku besar. Buku besar dibuat dengan urutan akun seperti yang tercantum pada bagan perkiraan (chart of accounts) yang dimulai dengan akun neraca (kas, piutang usaha, dan seterusnya). Sebagai contoh, buku besar kas akan memuat secara terperinci saldo awal, mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir. Mutasi debet yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindahbukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang telah dicatat dalam jurnal. Demikian juga mutasi kredit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindahbukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar (ledger) dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum (general ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary ledger). Untuk perusahaan yang sudah computerized system, proses posting dari jurnal ke buku besar tidak lagi dilakukan secara manual, tetapi langsung terposting secara otomatis lewat program komputer. Buku besar umum selalu dibuat atas seluruh akun laporan keuangan. Tidak semua akun memerlukan buku besar pembantu. Perusahaan biasanya akan membuat buku besar pembantu khusus untuk akun piutang usaha dan utang usaha. Buku besar pembantu diperlukan untuk merinci saldo yang terdapat dalam buku besar umum. Bayangkan saja dalam sebuah perusahaan dagang di mana transaksi penjualan barang dagang (secara kredit) dilakukan ke banyak pelanggan. Demikian juga perusahaan melakukan transaksi pembelian barang dagang (secara kredit) dari banyak supplier. Dengan adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan dari masing-masing pelanggan dan utang ke masing-masing supplier akan lebih memudahkan bagi perusahaan untuk mengontrol saldo keseluruhan piutang usaha dan utang usaha. Total jumlah saldo dari keseluruhan masing-masing buku besar pembantu harus sama dengan jumlah saldo yang tertera dalam buku besar umum. Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
32
pustaka-indo.blogspot.com
Piutang
GL
Utang Usaha
Usaha
sL
Customer
Customer
Customer
Supplier
Supplier
Supplier
A
B
C
A
B
C
Ilustrasi: Dengan menggunakan data transaksi Kantor Akuntan Publik Drs. Thomas Nelson di atas, berikut adalah buku besar umum yang dibuat:
1.1 kas keterangan
1 Febr.
Setoran Tn. Thomas
2 Febr.
Bayar sewa kantor
Ref.
Debet
kredit
saldo
30.000.000
Beli komputer
30.000.000 7.000.000
23.000.000
10.000.000
13.000.000
3 Febr.
Beli meja & kursi kantor
3.000.000
10.000.000
4 Febr.
Beli kertas print & alat tulis
1.400.000
8.600.000
11 Febr.
PT. Langga Internusa
13 Febr.
Bayar utang
16 Febr.
PT. Wahana Mandiri
25 Febr.
Bayar gaji bulan Februari
27 Febr. 28 Febr.
1.850.000
10.450.000 1.500.000
8.950.000 10.950.000
2.000.000 2.000.000
8.950.000
Bayar utang
400.000
8.550.000
Bayar utilitas
250.000
8.300.000
tahap Pencatatan
33
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
1.2 Piutang usaha tgl. 16 Febr.
keterangan
Ref.
PT. Wahana Mandiri
Debet
kredit
1.500.000
saldo 1.500.000
1.4 Perlengkapan kantor tgl.
keterangan
Ref.
4 Febr.
Kertas print & alat tulis
19 Febr.
Kertas print
Debet
kredit
saldo
1.400.000
1.400.000
400.000
1.800.000
1.7 Peralatan kantor tgl. 2 Febr.
keterangan
Ref.
Komputer
Debet
kredit
14.000.000
saldo 14.000.000
1.8 Perabot kantor tgl. 3 Febr.
keterangan
Ref.
Meja & kursi
Debet
kredit
3.000.000
saldo 3.000.000
2.1 utang usaha tgl. 2 Febr.
Beli komputer
13 Febr.
Bayar utang komputer
19 Febr.
Beli kertas print
27 Febr.
Bayar utang kertas print
Ref.
Debet
kredit
saldo
4.000.000
4.000.000
1.500.000
2.500.000 400.000
400.000
2.900.000 2.500.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
34
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
3.1 Modal tn. thomas tgl. 1 Febr.
keterangan
Ref.
Debet
Setoran tunai
kredit
saldo
30.000.000 30.000.000
4.1 Pendapatan usaha tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
11 Febr.
PT. Langga Internusa
1.850.000
1.850.000
16 Febr.
PT. Wahana Mandiri
3.500.000
5.350.000
5.1 Beban Gaji tgl. 25 Febr.
keterangan
Ref.
Gaji karyawan Februari
Debet
kredit
2.000.000
saldo 2.000.000
1.3 Beban sewa kantor tgl. 2 Febr.
keterangan
Ref.
Sewa kantor bulan Februari
Debet
kredit
7.000.000
saldo 7.000.000
1.4 Beban utilitas
28 Febr.
Catatan:
keterangan Listrik & telepon Februari
Ref.
Debet 250.000
kredit
saldo 250.000
Kolom reference diisi dengan nomor jurnal (J1, J2, dan seterusnya) di mana jumlah debet/kredit yang diposting ke buku besar diambil dari jurnal bersangkutan.
tahap Pencatatan
35
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
2.5 neraca saldo Neraca saldo (trial balance) diperlukan untuk memastikan bahwa tidak adanya kesalahan dalam memposting jumlah debet/kredit dari jurnal ke buku besar. Kecocokan antara jumlah debet dengan jumlah kredit ini harus dibuktikan pada setiap akhir periode laporan akuntansi. Langkah awal dalam menyiapkan neraca saldo adalah menentukan saldo akhir per periode laporan akuntansi untuk setiap akun (lihat saldo akhir yang dicetak tebal pada buku besar di atas). Seluruh saldo akhir tersebut (untuk tiap-tiap akun) akan dipindahkan ke neraca saldo. Perlu ditekankan di sini bahwa neraca saldo dibuat hanya untuk membuktikan bahwa antara jumlah debet dengan jumlah kredit telah sama (equality). Neraca saldo tidak menjamin dalam hal kelengkapan dan keakuratan data transaksi. Jika antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo tidak sama maka berarti terdapat kesalahan posting (karena dalam doubleentry system, seharusnya antara sisi debet dengan sisi kredit seimbang). Sebaliknya, jika antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo sama maka hal ini belum tentu (tidak menjamin) bahwa semua transaksi telah dicatat secara benar dalam jurnal. Antara jumlah debet dengan jumlah kredit dalam neraca saldo akan tetap sama, meskipun:
Terdapat kesalahan identiikasi akun dalam pembuatan ayat jurnal; misalnya sebuah peralatan yang dibeli secara tunai dicatat dalam jurnal sebagai penambah utang. Dalam hal ini, meskipun akun yang digunakan salah (mengkredit akun utang, seharusnya mengkredit akun kas) antara sisi debet dengan sisi kredit akan tetap seimbang dalam jumlah yang
sama. Terdapat transaksi bisnis yang tidak dijurnal (terlewatkan). Terdapat transaksi bisnis yang dijurnal secara ganda (double).
Ilustrasi: Dengan menggunakan saldo akhir dari masing-masing akun yang ada pada buku besar KAP Drs. Thomas Nelson di atas, berikut ini adalah tampilan neraca saldo yang dibuat:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
36
pustaka-indo.blogspot.com
kAP Drs. thomas nelson neraca saldo 29 Februari 2008 kode Akun
nama Akun
Debet
kredit
1.1
Kas
8.300.000
1.2
Piutang Usaha
1.500.000
1.4
Perlengkapan Kantor
1.800.000
1.7
Peralatan Kantor
1.8
Perabot Kantor
2.1
Utang
3.1
Modal Tn. Thomas
30.000.000
4.1
Pendapatan Usaha
5.350.000
5.1
Beban Gaji
2.000.000
5.3
Beban Sewa Kantor
7.000.000
5.4
Beban Utilitas
14.000.000 3.000.000 2.500.000
250.000 37.850.000 37.850.000
2.6 soal Latihan soal 1 Kurniawan, pada tanggal 30 Juni 2008 mendirikan perusahaan jasa radio swasta dengan nama “Merdu Broadcasting Station”. Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2008 adalah sebagai berikut: 1 Juli
Kurniawan memindahkan uang tunai sebesar Rp200.000.000,00 dari rekening pribadinya di bank ke dalam rekening perusahaan. Pemindahan uang ini dimaksudkan sebagai setoran modal awal. Dibeli peralatan siaran seharga Rp100.000.000,00 dari Toko Elektronik. Transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp70.000.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian. tahap Pencatatan
37
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2 Juli
3 Juli
Dibayar sewa ruangan kantor untuk jangka waktu 1 tahun sebesar Rp12.000.000,00.
5 Juli
Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp4.500.000,00 dari CV. Agung. Transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp2.500.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian.
8 Juli
Pendapatan jasa yang diperhitungkan/dibebankan kepada pelanggan (para pemasang iklan) sebesar Rp18.000.000,00. Dari jumlah ini, sebesar Rp12.000.000,00 diterima tunai.
10 Juli Dibayar utang pembelian peralatan kepada Toko Elektronik sebesar Rp30.000.000,00. 12 Juli Dibayar beban iklan yang dimuat di surat kabar harian Kompas untuk bulan Juli 2008 sebesar Rp400.000,00. 15 Juli Dibeli tambahan peralatan dari Toko Elektronik seharga Rp42.000.000,00. Uang muka yang telah dibayarkan sebesar Rp12.000.000,00. 17 Juli Diterima hasil penagihan piutang sebesar Rp6.000.000,00 (dari transaksi pada tanggal 8 Juli 2008 yang lalu). 19 Juli Dibayar utang perusahaan sebesar Rp2.000.000,00 kepada CV. Agung atas pembelian perlengkapan kantor yang telah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2008 yang lalu. 20 Juli Diterima uang sebagai hasil pendapatan jasa dari sebuah perusahaan minuman yang mengiklankan produknya melalui siaran radio sebesar Rp500.000,00 untuk bulan Juli 2008. 23 Juli Untuk menambah persediaan uang kas perusahaan, Kurniawan meminjam uang dari bank sebesar Rp30.000.000,00. 26 Juli Dibayar utang pembelian peralatan kepada Toko Elektronik sebesar Rp30.000.000,00 27 Juli Pendapatan jasa yang diperhitungkan/dibebankan kepada langganan (para pemasang iklan) sebesar Rp5.000.000,00. Dari jumlah ini, sebesar Rp2.000.000,00 diterima tunai. 28 Juli Kurniawan mengambil uang tunai dari perusahaan sebesar Rp10.000.000,00 untuk keperluan pribadi. 29 Juli Dibayar gaji karyawan untuk bulan Juli 2008 sebesar Rp8.000.000,00. 30 Juli Beban perlengkapan kantor yang diperhitungkan oleh perusahaan untuk bulan Juli 2008 sebesar Rp2.700.000,00. 31 Juli Beban
sewa
yang
diperhitungkan
untuk
bulan
Juli
2008
adalah
sebesar
Rp1.000.000,00. Diminta: Catatlah transaksi-transaksi tersebut di atas dalam jurnal umum!
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
38
pustaka-indo.blogspot.com
soal 2 Pada tanggal 1 Maret 2008, Tn. Vicky Alexander selaku pemilik tunggal perusahaan mendirikan usaha perorangan (proprietorship) yang bergerak dalam bidang jasa servis elektronik dengan nama “Performance Service”. Aset yang disetor ke dalam perusahaan sebagai modal awal adalah berupa: -
Kas
Rp 2.000.000,00
-
Perlengkapan
Rp
-
Peralatan
Rp15.000.000,00
500.000,00
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2008 adalah sebagai berikut: 2 Maret Dibayar sewa ruangan untuk bulan Maret sebesar Rp200.000,00. 3 Maret Dibeli peralatan seharga Rp2.000.000,00. Transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp500.000,00 sedangkan sisanya akan dibayar kemudian. 5 Maret Dibayar pemasangan iklan sebesar Rp150.000,00. 7 Maret Diterima dari pelanggan atas jasa servis sebesar Rp700.000,00. 9 Maret Dibayar sebagian utang Rp500.000,00. 11 Maret Diterima tunai dari jasa servis sebesar Rp1.500.000,00. 15 Maret Dibeli tunai tambahan perlengkapan seharga Rp200.000,00. 17 Maret Diperhitungkan kepada langganan atas jasa servis yang telah diberikan senilai Rp1.200.000,00. Dari jumlah tersebut diterima tunai sebesar Rp500.000,00 sedangkan sisanya akan ditagih kemudian. 21 Maret Diambil uang tunai untuk keperluan pemilik Rp300.000,00. 25 Maret Dibayar untuk beban rupa-rupa sebesar Rp200.000,00. 27 Maret Diterima sebagian pelunasan dari pelanggan, atas jasa yang telah diserahkan pada tanggal 17 Maret yang lalu sebesar Rp200.000,00. 28 Maret Dibayar gaji karyawan sebesar Rp500.000,00. 31 Maret Perlengkapan yang masih belum terpakai senilai Rp300.000,00. Diminta: 1. Buatlah ayat jurnal umum yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan “Performance Service”! 2. Setelah mem-posting masing-masing ayat jurnal di atas ke dalam buku besar, susunlah Laporan
tahap Pencatatan
39
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Laba Rugi, Laporan Ekuitas Pemilik dan Neraca!
soal 3 Pada tanggal 3 Februari 2008 Tn. Thian Akwet mendirikan sebuah perusahaan perorangan yang bergerak dalam bidang jasa broker penjualan rumah. Selama bulan Februari 2008, transaksitransaksi yang telah terjadi adalah sebagai berikut: 3 Febr
Tn. Thian Akwet mencairkan deposito pribadinya sebesar Rp50.000.000,00 untuk investasi awal ke dalam perusahaannya.
5 Febr
Membayar sewa kantor bulanan sebesar Rp2.500.000,00.
9 Febr
Membeli peralatan kantor senilai Rp17.500.000,00 di mana dalam transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp5.000.000,00 sedangkan sisanya akan dilunasi kemudian.
11 Febr Membeli perlengkapan kantor secara kredit dari UD. Aneka sebesar Rp3.600.000,00. 13 Febr Menerima komisi penjualan rumah sebesar Rp17.500.000,00. 18 Febr Membayar pemasangan iklan di koran Kompas untuk bulan Februari 2008 sebesar Rp3.000.000,00. 20 Febr Mencatat pendapatan komisi penjualan rumah sebesar Rp32.500.000,00 yang akan diterima bulan depan. 24 Febr Membayar sebagian utang usaha kepada UD. Aneka sebesar Rp1.600.000,00 atas transaksi pembelian perlengkapan kantor secara kredit yang telah dilakukan pada tanggal 11 Februari yang lalu. 26 Febr Membayar rekening air, listrik dan telpon untuk bulan Februari 2008 sebesar Rp3.250.000,00. 26 Febr Komisi yang masih harus diterima sebesar Rp10.000.000,00. 26 Febr Tn. Thian Akwet mengambil perlengkapan kantor senilai Rp600.000,00 untuk keperluan pribadi. 27 Febr Membayar gaji karyawan sebesar Rp1.000.000,00 dan mencatat (memperhitungkan) gaji yang masih harus dibayar atas karyawan yang sedang dinas atau berada di luar kota sebesar Rp500.000,00. 27 Febr Selama bulan Februari 2008, besarnya perlengkapan kantor yang sudah terpakai adalah Rp1.800.000,00, sedangkan besarnya penyusutan atas peralatan kantor adalah Rp3.500.000,00. Diminta:
Buatlah ayat jurnal umum yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas!
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
40
pustaka-indo.blogspot.com
BAB 3
tahap Penyesuaian tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat:
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menjelaskan konsep penandingan dalam kaitannya dengan asumsi periode akuntansi. Membedakan antara pencatatan akuntansi berbasis kas dengan akrual. Memahami tujuan jurnal penyesuaian. Mengidentiikasi item-item yang memerlukan penyesuaian. Menyiapkan ayat jurnal penyesuaian untuk biaya yang dibayar dimuka dan pendapatan yang diterima dimuka. Menyiapkan ayat jurnal penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar dan pendapatan yang masih harus diterima. Menyiapkan ayat jurnal koreksi. Memahami penyesuaian atas aset tetap.
tahap Penyesuaian
41
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
1.
3.1 konsep Penandingan Ketika bagian akuntansi suatu perusahaan akan menyiapkan (menyusun) laporan keuangan, mereka menyadari bahwa periode pembukuan perusahaan yang akan dilaporkan dapat dibagi ke dalam beberapa periode. Dengan menggunakan konsep periode akuntansi ini, atau yang dikenal dengan sebutan accounting period concept, akuntan harus berhati-hati dan setepat mungkin dalam menentukan besar jumlah pendapatan dan beban yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat, tersedia dua pilihan yang dapat dijadikan sebagai dasar pencatatan oleh akuntan, yaitu cash basis dan accrual basis. Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi (income statement) dalam periode di mana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau uang kas dibayarkan (untuk beban). Jadi, dapat disimpulkan bahwa transaksi pendapatan dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah transaksi-transaksi yang melibatkan arus uang kas masuk (untuk pendapatan) ataupun arus uang kas keluar (untuk beban). Besarnya laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dengan beban akan mencerminkan jumlah bersih uang kas yang dihasilkan (untuk net income) atau jumlah bersih uang kas yang dikeluarkan (untuk net loss). Misalnya, dengan menggunakan dasar pencatatan cash basis, diperoleh jumlah pendapatan selama periode sebesar 120 juta rupiah (uang kas masuk), sedangkan jumlah beban selama periode sebesar 30 juta rupiah (uang kas keluar). Dalam contoh ini maka besarnya net income adalah 90 juta rupiah, dan 90 juta rupiah ini identik dengan jumlah bersih uang kas yang masuk (dihasilkan), yaitu setelah pendapatan dikurangi dengan beban. Sedangkan apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual basis maka baik untuk pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperhatikan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas keluar. Sebagai contoh, dalam perusahaan jasa, pendapatan akan segera langsung diakui ketika perusahaan telah memberikan jasa (performed) kepada pelanggan (secara substansial ekonomi, proses pembentukan pendapatan telah selesai). Baik sudah atau belum menerima pembayaran, perusahaan yang telah memberikan jasa akan langsung mengakuinya sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dalam periode di mana jasa tersebut telah diberikan kepada pelanggan. Demikian juga dalam perusahaan dagang, apabila perusahaan menjual barang Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
42
pustaka-indo.blogspot.com
dagang kepada pelanggan maka penjual akan langsung mengakuinya sebagai pendapatan (sales revenue), tidak peduli apakah penjualan tersebut dilakukan secara tunai atau kredit. Perlakuan yang sama juga berlalu untuk pengakuan beban. Beban akan langsung diakui dalam periode di mana beban tersebut memang benar-benar sudah terjadi, meskipun belum dibayarkan (belum ada arus uang kas yang keluar). Sebagai contoh adalah beban gaji yang terhutang yang belum dibayarkan pada saat perusahaan tutup buku (misalnya 31 Desember 2008) haruslah tetap diakui (di-accrue) sebagai beban tahun 2008. Alasannya adalah bahwa perusahaan telah menggunakan jasa para karyawan di tahun 2008, meskipun belum dibayarkan hingga tahun 2009. Jadi, karena perusahaan telah menggunakan jasa karyawan di tahun 2008 maka pemakaian jasa karyawan ini haruslah menjadi beban untuk tahun 2008 juga. Dengan accrual basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapatan harus dilaporkan dalam periode yang sama di mana pendapatan tersebut juga diakui. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep penandingan (matching concept). Sebagai contoh: sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agen air minum mineral (dalam kemasan botol) berhasil memperoleh omset penjualan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 sebesar 372 juta rupiah. Berdasarkan matching concept, perlu ditegaskan di sini bahwa omset penjualan sebesar 372 juta rupiah tersebut diperoleh bukanlah dengan “modal dengkul”, dalam arti 372 juta rupiah ini tercipta (diperoleh) tentu saja juga dengan mengeluarkan pengorbanan-pengorbanan sebesar jumlah tertentu. Pengorbanan-pengorbanan ini bisa berupa harga pokok penjualan (harga beli dari pabrik langsung atau distributor utama), beban gaji karyawan toko dan gudang, beban sewa gudang, beban utilitas (air & listrik), beban penyusutan kendaraan (kendaraan untuk kirim barang ke konsumen), dan sebagainya. Beban-beban yang terjadi ini turut “menciptakan” terbentuknya omset penjualan di sepanjang tahun 2008 sehingga pengorbanan berupa beban-beban ini harus ditandingkan dengan omset penjualan dalam periode yang sama di mana omset penjualan tersebut diperoleh (diakui). Dasar pencatatan cash basis pada umumnya masih diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang tergolong kecil, di mana kepemilikan modalnya hanya dimiliki oleh satu atau beberapa orang saja. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan yang tergolong menengah keatas, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang modalnya dimiliki oleh banyak investor (pemegang saham) diharuskan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menerapkan accrual basis
tahap Penyesuaian
43
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
sebagai dasar pencatatan akuntansinya. Ini dapat dimengerti bahwa penerapan dasar akrual
diharapkan bisa memberikan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan kepada para investor selaku pemilik dana/modal. Dengan dasar pencatatan akrual ini, memungkinkan bagi para pemakai laporan keuangan untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan secara lebih memadai dibanding dasar pencatatan dengan menggunakan cash basis.
3.2 sifat dan Proses Penyesuaian Setelah ayat jurnal (journal entry) diposting ke buku besar (ledger), disiapkanlah neraca saldo sebelum penyesuaian (un-adjusted trial balance). Siklus akuntansi belum selesai sampai di sini. Masih ada beberapa tahapan proses lagi yang harus dilalui hingga akhirnya diterbitkan seperangkat laporan keuangan (inancial statement) yang bermanfaat bagi para users. Tahapan proses tersebut diantaranya adalah proses penyesuaian dan proses penyajian neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance) dan seterusnya. Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun dalam buku besar yang dapat segera dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa mengalami perubahan. Akan tetapi, ada juga beberapa akun yang perlu disesuaikan. Penyesuaian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperbaharui (updating) data laporan keuangan agar sesuai dengan konsep akrual dan konsep penandingan yang berlaku dalam akuntansi. Sebagai contoh adalah bahwa besarnya saldo perlengkapan (supplies) yang mencerminkan: harga pokok perlengkapan pada awal periode ditambah dengan harga pokok perlengkapan yang diperoleh/dibeli sepanjang periode, harus disesuaikan dengan besarnya jumlah perlengkapan yang telah dipergunakan sepanjang periode untuk mengetahui saldo akhir perlengkapan yang masih tersisa (yang belum digunakan). Contoh lainnya adalah penyesuaian untuk akun beban gaji dan akun utang gaji yang timbul atas jumlah gaji yang belum dibayarkan tetapi bebannya telah terjadi (incurred); akun piutang bunga dan akun pendapatan bunga yang timbul atas jumlah bunga yang belum diterima uangnya tetapi pendapatannya telah terjadi; akun biaya dibayar dimuka; dan lain-lain. Ayat jurnal yang membuat saldo akun menjadi up to date pada akhir periode akuntansi dinamakan sebagai adjusting journal entry. Setiap ayat jurnal penyesuaian sekurang-kurangnya akan mempengaruhi satu akun laporan laba rugi dan satu akun neraca. Jadi, dalam ayat jurnal penyesuaian selalu melibatkan akun pendapatan atau akun beban dan akun aset atau akun kewajiban. Apa yang akan terjadi jika seandainya akuntan lupa membuat ayat jurnal penyesuaian
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
44
pustaka-indo.blogspot.com
terhadap akun-akun yang sesungguhnya memerlukan penyesuaian? Jawabannya adalah tentu saja bahwa akun-akun tersebut akan menjadi tidak up to date, dalam arti akun-akun tersebut ada yang kebesaran jumlahnya (overstated) dan ada juga yang kekecilan (understated), sehingga terjadi salah saji (misstatement) dalam laporan keuangan. Pada prinsipnya ada empat item yang memerlukan penyesuaian, yakni beban yang masih harus dibayar/beban akrual/utang akrual (accrued expenses or accrued liabilities), pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/piutang akrual (accrued revenues or accrued assets), beban yang ditangguhkan atau biaya dibayar dimuka (deferred expenses or prepaid expenses), dan pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan diterima dimuka (deferred revenues or unearned revenues).
Accrued Expenses/Accrued Liabilities Sepanjang periode, beban-beban tertentu mungkin telah terjadi tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi meskipun belum dibayarkan. Dalam pencatatan beban/utang akrual ini, akun beban didebet dan akun utang dikredit. Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat accrued expense or accrued liability adalah sebagai berikut: Beban Upah
xxx
Utang Upah Beban Bunga
xxx xxx
Utang Bunga
xxx
Misalkan: Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari Sabtu, di mana pembayaran upah terakhir untuk tahun 2008 ini jatuh pada tanggal 27 Desember 2008 (hari Sabtu). Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir tanggal 31 Desember 2008. Perusahaan menetapkan bahwa jumlah hari kerja dalam seminggu adalah sebanyak 6 hari, yaitu mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Total upah karyawan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja adalah 20 juta rupiah.
tahap Penyesuaian
45
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
1).
Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, upah karyawan selama 3 hari, yaitu untuk tanggal 29 Desember 2008 (Senin), 30 Desember 2008 (Selasa), dan tanggal 31 Desember 2008 (Rabu) harus diakui sebagai bagian dari beban upah karyawan tahun 2008, meskipun pembayarannya baru akan dilakukan pada hari Sabtu pertama di tahun 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Beban Upah
Rp10.000.000,00
Utang Upah
Rp10.000.000,00
(3/6 x Rp20.000.000,00) 2).
Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh pinjaman uang dari Bank senilai 100 juta rupiah. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok pinjaman beserta bunga pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 9% per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) pada tahun 2008 harus diakui sebagai beban tahun 2008, meskipun pembayarannya baru akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Beban Bunga
Rp3.000.000,00
Utang Bunga
Rp3.000.000,00
(4/12 x 9% x Rp100.000.000,00)
Accrued Revenues/Accrued Assets Sepanjang periode, pendapatan tertentu mungkin telah terjadi tetapi penagihan kas belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan dan mencatat pendapatan yang telah terjadi, meskipun belum diterima uangnya. Dalam pencatatan atas pendapatan akrual ini, akun aset didebet dan akun pendapatan dikredit. Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat accrued revenue or accrued asset adalah sebagai berikut:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
46
pustaka-indo.blogspot.com
Piutang Bunga
xxx
Pendapatan Bunga
xxx
Misalkan: Pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memberikan pinjaman uang kepada debitor senilai 100 juta rupiah. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan menerima kembali nilai pokok pinjaman beserta bunga pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 9% per tahun. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi (berlangsung) pada tahun 2008 harus diakui sebagai pendapatan tahun 2008, meskipun pembayarannya baru akan diterima pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Piutang Bunga
Rp3.000.000,00
Pendapatan Bunga
Rp3.000.000,00
(4/12 x 9 % x Rp100.000.000,00)
Deferred Expenses/Prepaid Expenses Sepanjang periode, pengeluaran-pengeluaran tertentu (yang telah dibayarkan) dicatat pada pembukuan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan secara tepat mana bagian dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang sudah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan (yang telah menjadi beban) dan mana bagian dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang akan digunakan/ditangguhkan untuk periode berikutnya (deferred expenses). Untuk pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan pada periode berikutnya, memerlukan pengakuan sebagai aset (karena belum terpakai). Metode penyesuaian untuk prepaid expenses tergantung pada bagaimana awalnya pengeluaran-pengeluaran tersebut dicatat di dalam akun. Pengeluaran-pengeluaran tersebut mungkin pada awalnya telah dicatat sebesar debet ke akun aset terlebih dahulu atau bisa juga langsung ke akun beban. Kedua metode ini jika diterapkan secara konsisten akan menghasilkan nilai akhir yang sama. Jadi, kedua metode tersebut sama-sama benar/diperkenankan. Perusahaan akan
tahap Penyesuaian
47
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
memilih salah satu dari kedua metode yang ada dan menerapkannya pada masing-masing periode.
Mula-mula didebet ke akun aset Jika akun aset mula-mula didebet dalam ayat jurnal umum maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mensyaratkan bahwa akun beban akan didebet atas bagian dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai selama periode berjalan dan lawannya yaitu akun aset akan dikredit sebesar jumlah prepaid yang telah berkurang karena pemakaian. Akun aset yang masih tersisa dengan saldo debet menunjukkan bagian dari jumlah pengeluaran dalam periode berjalan yang dapat dipakai pada periode mendatang. Sebagai contoh, misalnya pada tanggal 1 Januari 2008, perusahaan membayar dimuka premi asuransi sebesar $120 untuk masa pertanggungan 3 tahun. Jika pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui sebagai aset dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008 maka ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2008 (pada saat pembayaran dimuka) adalah Asuransi Dibayar dimuka
$120
Kas
$120
Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka
$40 $40
($120 x 1/3) Premi asuransi yang dibayarkan dimuka sebesar $120 diharapkan dapat bermanfaat untuk jangka waktu 3 tahun, yaitu terhitung mulai awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2010 mendatang. Sepanjang tahun 2008 (satu tahun penuh), manfaat dari pembayaran premi asuransi tersebut sudah dipergunakan/sudah berlangsung sehingga sepertiga dari $120 harus diakui sebagai beban untuk tahun 2008. Sedangkan sisanya, dua pertiga dari $120, yaitu $80 masih merupakan aset (asuransi dibayar dimuka) dengan saldo debet yang diharapkan bisa memberikan manfaat dalam tahun 2009 dan tahun 2010 mendatang.
Mula-mula didebet ke akun beban Jika akun beban mula-mula didebet dalam ayat jurnal umum maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mengharuskan akun aset didebet sebesar bagian dari jumlah pengeluaran
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
48
pustaka-indo.blogspot.com
yang belum terpakai dalam periode berjalan (yang ditangguhkan atau baru akan digunakan pada masa yang akan datang) dan akun beban dikredit. Lalu akun beban akan tersisa dengan saldo debet yang menggambarkan atau menunjukkan bagian dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan. Sebagai contoh, idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas pembayaran premi asuransi tersebut mula-mula diakui langsung sebagai beban. Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2008 (pada saat pembayaran dimuka) adalah Beban Asuransi
$120
Kas
$120
Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi
$80 $80
($120 x 2/3) Perlu diperhatikan di sini bahwa kedua metode akan menghasilkan nilai akhir yang sama. Pelajarilah dengan cermat bahwa dengan menggunakan salah satu dari kedua metode tersebut akan sama-sama diperoleh besarnya beban asuransi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi (income statement) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar $40, sedangkan untuk saldo akun aset, yaitu akun asuransi dibayar dimuka yang akan tampak dalam neraca (balanced sheet) per 31 Desember 2008 adalah sebesar $80.
Deferred Revenues/unearned Revenues Pembayaran-pembayaran mungkin akan diterima dari pelanggan sebelum barang dikirim atau sebelum jasa diberikan. Jumlah yang diterima dimuka akan dicatat dengan mendebet akun aset (kas) dan kreditnya bisa dengan menggunakan dua akun, yaitu langsung diakui sebagai akun pendapatan atau bisa juga terlebih dahulu diakui sebagai akun utang (pendapatan diterima dimuka). Pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan mana bagian dari jumlah penerimaan tersebut yang benar-benar telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan dan mana bagian
tahap Penyesuaian
49
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
dari jumlah penerimaan tersebut (yang diterima di periode berjalan) yang akan ditangguhkan
sebagai pendapatan untuk periode mendatang (deferred revenues). Metode penyesuaian untuk pendapatan yang ditangguhkan tergantung pada apakah penerimaan pendapatan atas barang yang belum dikirim atau atas jasa yang belum diberikan pada awalnya dicatat sebesar kredit ke akun pendapatan atau akun utang. Contoh umum dari pendapatan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang langganan majalah/surat kabar dari pelanggan, penerimaan dimuka atas uang sewa dari si penyewa, penerimaan uang dari hasil penjualan tiket, penerimaan uang kuliah dari mahasiswa, dan sebagainya. Sesungguhnya, inti daripada unearned revenues adalah bahwa uang telah diterima dimuka tetapi barang atau jasa belum diberikan. Majalah akan segera dikirim jika uang telah diterima terlebih dahulu dari si pelanggan, si penyewa rumah baru bisa menggunakan fasilitas rumah sewaannya setelah membayar terlebih dahulu uang sewa kepada pemilik, uang hasil penjualan tiket pertunjukan telah diterima terlebih dahulu sebelum pertunjukan berlangsung, dan seterusnya.
Mula-mula dikredit ke akun pendapatan Jika akun pendapatan mula-mula dikredit dalam ayat jurnal umum maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mengharuskan bahwa akun utang akan dikredit sebesar bagian dari jumlah penerimaan yang ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang dan akun pendapatan akan didebet. Lalu pada akun pendapatan akan tersisa saldo kredit yang menggambarkan atau menunjukkan bagian dari jumlah penerimaan yang telah menjadi pendapatan selama periode berjalan. Sebagai contoh misalnya, pada tanggal 1 Januari 2008 perusahaan menerima dimuka pembayaran uang sewa ruangan yang tidak terpakai dari si penyewa sebesar $120 untuk masa sewa selama 3 tahun. Jika pencatatan atas penerimaan uang sewa dimuka tersebut mula-mula langsung diakui sebagai pendapatan dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diasumsikan berakhir tanggal 31 Desember 2008 maka: Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2008 (pada saat menerima pembayaran dimuka) adalah Kas
$120 Pendapatan Sewa
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
50
$120
pustaka-indo.blogspot.com
Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Pendapatan Sewa
$80
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
$80
($120 x 2/3)
Mula-mula dikredit ke akun utang (pendapatan diterima dimuka) Jika akun utang mula-mula dikredit dalam ayat jurnal umum maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi) mensyaratkan bahwa akun pendapatan akan dikredit sebesar bagian dari jumlah penerimaan yang telah menjadi pendapatan periode berjalan dan sebaliknya akun utang akan didebet. Akun utang yang masih tersisa dengan saldo kredit menunjukkan bagian dari jumlah penerimaan di periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang. Sebagai contoh, idem dengan di atas, hanya saja pencatatan atas penerimaan uang sewa dimuka tersebut mula-mula diakui sebagai utang terlebih dahulu. Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2008 (pada saat menerima pembayaran dimuka) adalah Kas
$120 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
$120
Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Pendapatan Sewa Diterima Dimuka Pendapatan Sewa
$40 $40
($120 x 1/3) Perlu diperhatikan di sini bahwa dari kedua metode tetap akan menghasilkan nilai akhir yang sama. Untuk dapat memahaminya dengan baik dari penggunaan kedua metode di atas,
tahap Penyesuaian
51
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
pelajarilah secara cermat.
3.3 Perbedaan antara koreksi dengan Penyesuaian Adalah penting untuk dapat membedakan antara jurnal koreksi dengan jurnal penyesuaian. Dalam akuntansi, jurnal koreksi perlu dibuat dengan maksud untuk mengoreksi nilai transaksi yang telah salah dibukukan dan atau untuk mengoreksi penggunaan klasiikasi akun yang salah (salah dalam mengidentiikasi akun). Sedangkan jurnal penyesuaian, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dibuat dengan tujuan untuk memperbaharui data akuntansi supaya menjadi lebih akurat. Secara garis besar dapat disimpulkan di sini bahwa jurnal koreksi dibuat atas kesalahan yang terjadi pada saat awal mula transaksi tersebut dicatat dan dibukukan (baik salah nilai maupun akun). Sedangkan jurnal penyesuaian dibuat bukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada awal mula transaksi dicatat, melainkan untuk memenuhi konsep akrual dan deferral dalam akuntansi. Jadi, akuntan akan/perlu membuat jurnal penyesuaian atas transaksi yang pada awal mula telah dicatat secara benar (tidak salah dalam membukukan nilai maupun tidak salah dalam penggunaan akun) dalam rangka memperbarui data akuntansi dengan cara menentukan secara tepat: berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima dimuka yang telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima dimuka (dalam periode berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran yang telah menjadi beban untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai beban untuk periode mendatang, berapa besarnya jumlah beban periode berjalan yang harus diakui meskipun pembayarannya belum dilakukan, dan berapa besarnya jumlah pendapatan periode berjalan yang harus diakui meskipun penagihan kasnya belum diterima. Contoh dari proses penyesuaian telah diberikan dan dijelaskan secara rinci pada bagian sebelumnya. Berikut ini adalah contoh transaksi yang memerlukan ayat jurnal koreksi. Misalnya, pada tanggal 6 September 2008 perusahaan membeli peralatan kantor seharga Rp7.500.000,00 secara kredit. Ayat jurnal transaksi yang seharusnya dibuat oleh bagian pembukuan perusahaan pada awal pencatatan adalah dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun utang senilai Rp7.500.000,00. Namun, dalam contoh ini, terdapat beberapa kemungkinan transaksi tersebut salah dicatat:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
52
pustaka-indo.blogspot.com
1.
Pembelian peralatan kantor namun dicatat sebagai pembelian perlengkapan kantor. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun perlengkapan kantor dan mengkredit akun utang sebesar nilai transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet akun yang benar (yang seharusnya) yaitu akun peralatan kantor dan mengkredit kembali akun yang telah salah didebet yaitu akun perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun utang serta nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena telah dicatat/dibukukan secara benar. Ini adalah koreksi atas kesalahan dalam mengidentiikasi akun peralatan kantor. Mula-mula dicatat: Perlengkapan Kantor
Rp7.500.000,00
Utang
Rp7.500.000,00
Jurnal koreksi: Peralatan Kantor
Rp7.500.000,00
Perlengkapan Kantor
Pembelian peralatan kantor secara kredit namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara tunai. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mengkredit akun yang benar (yang seharusnya) yaitu akun utang dan mendebet kembali akun yang telah salah dikredit yaitu akun kas sebesar jumlah yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun peralatan kantor serta nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena telah dicatat/dibukukan secara benar. Ini adalah koreksi atas kesalahan dalam mengidentiikasi akun utang. Mula-mula dicatat: Peralatan Kantor
Rp7.500.000,00
Kas
Rp7.500.000,00
Jurnal koreksi: Kas
Rp7.500.000,00 Utang
Rp7.500.000,00 tahap Penyesuaian
53
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2.
Rp7.500.000,00
3.
Pembelian peralatan kantor secara kredit, namun dicatat sebagai pembelian perlengkapan kantor secara tunai. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun perlengkapan kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet kembali akun yang telah salah dikredit, yaitu akun kas dan mengkredit kembali akun yang telah salah didebet, yaitu akun perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Jurnal koreksi belum selesai sampai di sini karena disamping jurnal koreksi di atas (jurnal koreksi yang telah mengeliminasi masing-masing akun yang salah) juga perlu dibuat jurnal koreksi untuk mencatat transaksi yang seharusnya (yang sebenarnya). Jadi, jurnal koreksi berikutnya perlu dibuat lagi dengan cara mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun utang. Dalam kasus ini, nilai transaksi telah dicatat/dibukukan secara benar. Ini adalah koreksi atas kesalahan dalam mengidentiikasi akun peralatan kantor dan akun utang. Mula-mula dicatat: Perlengkapan Kantor
Rp7.500.000,00
Kas
Rp7.500.000,00
Jurnal koreksi: Kas
Rp7.500.000,00 Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor Utang 4.
Rp7.500.000,00 Rp7.500.000,00 Rp7.500.000,00
Pembelian peralatan kantor secara kredit senilai Rp7.500.000,00 namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara kredit senilai Rp5.500.000,00. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun utang, namun sebesar nilai transaksi yang salah, yaitu hanya Rp5.500.000,00 bukan Rp7.500.000,00. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebet kekurangan saldo untuk akun peralatan kantor dan mengkredit kekurangan saldo untuk akun utang, yaitu masingmasing sebesar Rp2.000.000,00. Ini adalah koreksi atas kesalahan dalam membukukan nilai transaksi.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
54
pustaka-indo.blogspot.com
Mula-mula dicatat: Peralatan Kantor
Rp5.500.000,00
Utang
Rp5.500.000,00
Jurnal koreksi: Peralatan Kantor
Rp2.000.000,00
Utang
Rp2.000.000,00
Perhatikanlah dengan cermat bahwa apabila kedua jurnal di atas digabung maka akan diperoleh kondisi jurnal yang seharusnya, yaitu akun peralatan kantor dengan saldo debet dan akun utang dengan saldo kredit masing-masing akan menjadi sebesar Rp.7.500.000,00. Pembelian peralatan kantor secara kredit senilai Rp7.500.000,00 namun dicatat sebagai pembelian peralatan kantor secara kredit senilai R17.500.000,00. Jadi, mula-mula transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebet akun peralatan kantor dan mengkredit akun utang, namun sebesar nilai transaksi yang salah yaitu Rp17.500.000,00 bukannya Rp7.500.000,00. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mengkredit kelebihan saldo untuk akun peralatan kantor dan mendebet kelebihan saldo untuk akun utang, yaitu masing-masing sebesar Rp10.000.000,00. Ini juga adalah koreksi atas kesalahan dalam membukukan nilai transaksi. Mula-mula dicatat: Peralatan Kantor
Rp17.500.000,00
Utang
Rp17.500.000,00
Jurnal koreksi: Utang Peralatan Kantor
Rp10.000.000,00 Rp10.000.000,00
Perhatikanlah dengan cermat bahwa apabila kedua jurnal di atas digabung maka akan diperoleh kondisi jurnal yang seharusnya, yaitu akun peralatan kantor dengan saldo debet dan akun utang dengan saldo kredit masing-masing akan menjadi sebesar Rp7.500.000,00.
tahap Penyesuaian
55
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
5.
Bagaimana dengan jurnal koreksi yang perlu dibuat apabila kesalahan yang terjadi sekaligus meliputi kesalahan dalam pencatatan akun maupun kesalahan dalam pencatatan nilai transaksi? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, pelajarilah terlebih dahulu kelima kemungkinan yang telah dijelaskan di atas dengan baik. Setelah memperoleh pemahaman yang cukup baik, pikirkan secara cermat apa dampak dari kesalahan tersebut jika timbul secara bersamaan.
3.4 Penyesuaian atas Aset tetap Aset tetap (ixed assets) adalah aset yang secara isik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Jadi, aset tetap merupakan aset yang berwujud (tangible assets). Berbeda dengan aset tidak berwujud (intangible assets) di mana tidak memiliki wujud isik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi, maupun kontrak sosial. Contoh aset tetap adalah tanah, bangunan, kendaraan operasional, peralatan kantor, peralatan toko, perabot kantor, dan perabot toko. Tanah merupakan satu-satunya aset tetap yang tidak disusutkan (non depreciable asset) karena nilainya akan selalu cenderung naik, bukan menurun. Tanah memiliki umur ekonomis (economic life) atau masa manfaat (beneit life) yang tidak terbatas (unlimited life). Berbeda dengan tanah yang berisi kandungan minyak, gas, batu, pasir, mineral, atau logam tertentu yang secara rutin akan dimanfaatkan atau digali untuk diambil kandungannya. Contohnya adalah tanah yang memuat kandungan tembaga, belerang, batu bara, dan sebagainya. Untuk tanah seperti ini, tentu saja nantinya secara sistematis dan periodik akan disusutkan; dalam akuntansi, penyusutannya dinamakan deplesi. Sedangkan untuk aset tetap lainnya yang dapat disusutkan (depreciable assets), penyusutannya dinamakan depresiasi. Aset tetap ini memiliki umur ekonomis yang terbatas (limited life). Contoh dari aset tidak berwujud adalah goodwill (nama baik), trademark (merek dagang), franchises (waralaba), patent, copyright (hak cipta), customer list (daftar pelanggan), dan broadcast license (ijin penyiaran). Dalam akuntansi, penyusutan untuk aset tidak berwujud dinamakan amortisasi. Sama halnya dengan aset tetap, tidak semua aset tidak berwujud diamortisasi, tergantung pada kepastian umur apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset tidak berwujud yang memiliki umur tidak terbatas (tidak pasti) tidak diamortisasi, sedangkan aset tidak berwujud yang
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
56
pustaka-indo.blogspot.com
memiliki umur terbatas (pasti) akan diamortisasi. Aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi adalah goodwill, trademark, dan broadcast license. Ijin penyiaran ini secara otomatis dapat diperpanjang disetiap kurun waktu tertentu, asal tayangannya tidak menimbulkan dampak sosial yang negatif atau merugikan publik dan tidak melanggar undang-undang penyiaran sehingga aset tidak berwujud ini dikatakan memiliki umur tidak terbatas dan oleh karena itu tidaklah diamortisasi. Merek dagang juga tidak diamortisasi karena tidak memiliki batasan nilai ekonomis (berbeda dengan waralaba dan paten). Merek dagang meskipun memiliki batasan waktu, tetapi pada prinsipnya sama seperti ijin penyiaran di mana hampir dapat diperpanjang secara rutin. Jika faktor ekonomi mengindikasikan bahwa merek dagang akan terus memiliki nilai yang dapat diduga pada masa yang akan datang maka masa kegunaan dari merek dagang ini akan menjadi tidak terbatas. Sedangkan untuk goodwill tidaklah diamortisasi karena memang telah menimbulkan beragam kontroversi akuntansi terutama dalam hal pemilihan metode untuk penggabungan usaha. Walaupun goodwill, trademark, dan broadcast license tidak diamortisasi tetapi mereka tetap perlu ditinjau ulang atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai (impairment). Topik mengenai goodwill dan penurunan nilai akan dibahas nanti secara rinci dalam buku akuntansi lanjutan. Pada saat sebuah aset tetap diperoleh/diakuisisi untuk pertama kali, tentu saja belum ada penyusutan yang dicatat/diakui dalam pembukuan perusahaan (karena belum dipakai). Pada akhir periode akuntansi, setelah aset tetap tersebut dipakai, jurnal penyesuaian perlu dibuat untuk mengakui bagian dari jumlah harga perolehan aset tetap yang sudah menjadi beban (depreciation expense) karena pemakaian. Penyusutan dapat diartikan sebagai: (1) menurunnya kegunaan dari suatu aset tetap, (2) transfer secara sistematis dan periodik dari harga perolehan/cost menjadi beban/expense atau dapat juga diartikan sebagai bagian dari harga perolehan yang telah menjadi kadaluarsa (expired) karena pemakaian. Ada beberapa metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun ganda (double declining balance method), metode jumlah angka tahun (sum of the years’ digits method), metode unit produksi/metode output produktif (units of production method/productive-output method), dan metode jam operasional/ metode jam jasa (operating hours method/service hours method). Penghitungan penyusutan aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus akan menghasilkan jumlah penyusutan yang sama besar untuk masing-masing tahun sepanjang umur ekonomis/masa manfaatnya. Adapun formula rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya
tahap Penyesuaian
57
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
penyusutan per tahun adalah
Penyusutan/thn = (Harga Perolehan–Estimasi Nilai Residu) : Estimasi Umur Ekonomis
Keterangan: 1.
Harga perolehan merupakan jumlah seluruh pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk menjadikan aset tetap yang baru dibeli/diperoleh tersebut siap untuk digunakan. Jadi, harga perolehan ini meliputi tidak hanya sebesar harga beli saja tetapi juga termasuk pengeluaranpengeluaran lainnya yang dikorbankan agar aset tetap yang baru dibeli/diperoleh tersebut berada dalam kondisi siap pakai. Contoh pengeluaran-pengeluaran lainnya adalah biaya pajak, biaya angkut, biaya asuransi (jika diasuransikan), biaya pemasangan, dan sebagainya. Harga perolehan ini sifatnya obyektif, bukan subyektif (estimasi) karena seluruh jumlah yang dikeluarkan/dibayarkan nilainya tercantum dalam berkas dokumen pendukung transaksi pembelian. Karena sifatnya yang obyektif maka seringkali harga perolehan dikatakan memiliki atau mencerminkan karakteristik dapat diuji/diukur (veriiability).
2.
Estimasi nilai residu (estimated residual value) merupakan taksiran mengenai nilai sisa (salvage value) aset tetap yang diperkirakan masih akan tetap ada diakhir umur ekonomisnya. Nilai residu ini ditentukan secara subyektif tergantung pada penilaian manajemen perusahaan masing-masing, namun tetap harus memenuhi asas kewajaran.
3.
Estimasi umur ekonomis merupakan taksiran mengenai lamanya sebuah aset tetap dapat memberikan manfaat/kegunaan bagi perusahaan. Umur ekonomis ini juga ditentukan secara subyektif yaitu tergantung pada penilaian manajemen perusahaan masing-masing. Untuk mengilustrasikan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat sehubungan dengan
penyusutan (pemakaian) aset tetap selama periode, misalnya sebuah peralatan toko dibeli dengan harga Rp8.500.000,00 pada tanggal 1 Januari 2008. Perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung beban penyusutan periodiknya. Nilai sisa aset tetap tersebut diperkirakan sebesar Rp1.000.000,00 pada akhir masa manfaatnya. Perusahaan mengestimasi bahwa peralatan toko tersebut memiliki umur ekonomis 10 tahun. Ayat jurnal penyesuian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Beban penyusutan-peralatan toko Akumulasi penyusutan-peralatan toko
Rp750.000,00 Rp750.000,00
(Rp8.500.000,00–Rp1.000.000,00) : 10 Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
58
pustaka-indo.blogspot.com
Akan tetapi, apabila peralatan toko tersebut dibeli pada tanggal 1 April 2008 maka besarnya beban penyusutan per 31 Desember 2008 akan menjadi: 9/12 x Rp750.000,00= Rp562.500,00 (untuk masa pemakaian selama 9 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 1 April 2008 hingga 31 Desember 2008). Perhitungan penyusutan aset tetap dengan menggunakan metode selain metode garis lurus akan dibahas secara lebih terperinci dalam Bab 10 (Akuntansi untuk Aset Tetap).
3.5 soal Latihan dan solusinya soal 1 Berikut ini adalah saldo perkiraan-perkiraan dalam buku besar PT. Hard Cute Corporation pada tanggal 31 Desember 2008 sebelum dan setelah penyesuaian: nama Akun
sebelum Penyesuaian
setelah Penyesuaian
Piutang Usaha
0
3.250.000
Perlengkapan
2.125.000
675.000
Asuransi Dibayar dimuka
5.600.000
2.400.000
Utang Gaji
0
2.970.000
Utang Utilitas
0
475.000
600.000
0
Sewa Diterima dimuka Pendapatan Jasa
91.000.000
94.250.000
Beban Gaji
60.050.000
63.020.000
Beban Utilitas
4.950.000
5.425.000
Beban Asuransi
0
3.200.000
Beban Perlengkapan
0
1.450.000
7.200.000
7.800.000
Pendapatan Sewa
tahap Penyesuaian
59
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian sehubungan dengan informasi di atas!
Solusi: Piutang Usaha
3.250.000
Pendapatan Jasa Beban Perlengkapan
3.250.000 1.450.000
Perlengkapan Beban Asuransi
1.450.000 3.200.000
Asuransi Dibayar Dimuka Beban Gaji
3.200.000 2.970.000
Utang Gaji Beban Utilitas
2.970.000 475.000
Utang Utilitas Sewa Diterima Dimuka
475.000 600.000
Pendapatan Sewa
600.000
soal 2 Data berikut merupakan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam sebuah perusahaan yang ternyata telah salah dibukukan. Ayat jurnal yang salah ini telah dimasukkan pada perkiraan yang bersangkutan dalam buku besar. 1.
Pembelian perlengkapan secara kredit seharga Rp630.000,00 telah dicatat ke dalam perkiraan yang bersangkutan sebesar Rp603.000,00.
2.
Pembelian peralatan secara kredit seharga Rp16.000.000,00 telah dicatat sebagai pembelian tunai perlengkapan.
3.
Pembelian perlengkapan secara tunai seharga Rp560.000,00 telah dicatat sebagai pembelian peralatan secara kredit Rp650.000,00.
4.
Pembayaran gaji karyawan sebesar Rp8.000.000,00 telah dicatat sebagai pembayaran beban sewa.
5.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
60
Pembayaran utang perusahaan sebesar Rp6.000.000,00 telah salah dijurnal:
pustaka-indo.blogspot.com
Piutang Usaha
Rp6.000.000,00
Kas 6.
Rp6.000.000,00
Pembelian peralatan seharga Rp45.000.000,00 yang dibayar tunai Rp15.000.000,00 dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian, telah salah dijurnal: Perlengkapan
7.
Rp45.000.000,00
Kas
Rp30.000.000,00
Utang Bank
Rp15.000.000,00
Penerimaan tunai pendapatan komisi sebesar Rp4.275.000,00 telah salah dijurnal: Kas
Rp4.257.000,00 Pendapatan Komisi
8.
Rp4.257.000,00
Pengembalian atas perlengkapan yang telah dibeli secara kredit seharga Rp452.000,00 telah salah dijurnal: Kas
Rp542.000,00 Perlengkapan
9.
Rp542.000,00
Penambahan investasi oleh pemilik ke dalam perusahaan berupa sebuah peralatan seharga Rp9.135.000,00 telah salah dijurnal: Kas
Rp9.153.000,00 Peralatan
10.
Rp9.153.000,00
Penerimaan pembayaran dari salah seorang langganan sebesar Rp20.000.000,00 atas jasa yang telah diberikan kepadanya satu bulan yang lalu, telah salah dijurnal: Piutang Usaha
Rp20.000.000,00
Pendapatan Jasa
Penerimaan uang tunai sebesar Rp15.000.000,00 atas penyerahan jasa yang telah diselesaikan pada hari ini, telah salah dijurnal: Piutang Usaha Pendapatan Jasa
Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00
tahap Penyesuaian
61
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
11.
Rp20.000.000,00
12.
Pelunasan utang usaha oleh perusahaan sebesar Rp3.124.000,00 telah salah dijurnal: Utang Bank
Rp3.142.000,00
Kas Diminta:
Rp3.142.000,00
Buatlah ayat jurnal koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan tersebut di atas!
Solusi: 1.
Perlengkapan
27.000
Utang Usaha 2.
3.
4.
27.000
Peralatan
16.000.000
Kas
16.000.000 Perlengkapan
16.000.000
Utang Usaha
16.000.000
Perlengkapan
560.000
Utang Usaha
650.000
Peralatan
650.000
Kas
560.000
Beban Gaji
8.000.000
Beban Sewa 5.
Utang Usaha
8.000.000 6.000.000
Piutang Usaha 6.
Peralatan
45.000.000
Utang Bank
15.000.000
Kas
15.000.000 Perlengkapan
45.000.000
Utang Usaha
30.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
62
6.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
7.
Kas
18.000 Pendapatan Komisi
8.
18.000
Utang Usaha
452.000
Perlengkapan
90.000
Kas 9.
10.
542.000
Peralatan
18.288.000
Kas
9.153.000
Modal
9.135.000
Kas
20.000.000
Pendapatan Jasa
20.000.000
Piutang Usaha 11.
40.000.000
Kas
15.000.000 Piutang Usaha
12.
15.000.000
Utang Usaha
3.124.000
Kas
18.000 Utang Bank
3.142.000
soal 3 Buatlah ayat jurnal koreksi yang diperlukan dengan membuat terlebih dahulu jurnal yang seharusnya, atas kesalahan-kesalahan dalam pencatatan transaksi-transaksi di bawah ini: Pada tanggal 5 Maret 2008, perusahaan membayar sewa gedung kantor untuk bulan Maret 2008 sebesar Rp4.000.000,00. Jurnal yang telah keliru dibuat adalah Peralatan Kantor Kas
4.000.000 4.000.000
tahap Penyesuaian
63
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
a).
b).
Pada tanggal 12 April 2008, perusahaan menerima uang hasil penagihan dari pelanggan senilai Rp6.500.000,00. Jurnal yang telah keliru dibuat adalah Kas
6.500.000 Pendapatan Penjualan
c).
6.500.000
Pada tanggal 20 Juni 2008, perusahaan membayar premi asuransi kerugian senilai Rp12.000.000,00 untuk masa pertanggungan 2 tahun. Jurnal yang telah keliru dibuat adalah Beban Iklan
10.000.000
Kas d).
10.000.000
Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan menerima bunga sebesar Rp300.000,00 sebagai hasil dari uang simpanan yang ada di bank. Jurnal yang telah keliru dibuat adalah Kas
300.000 Beban Bunga
e).
300.000
Pada tanggal 4 Desember 2008 perusahaan menerima kembali barang dagang yang telah dijualnya secara kredit kepada pelanggan karena rusak sebesar Rp1.500.000,00. Jurnal yang telah keliru dibuat adalah Penjualan
1.500.000
Piutang Usaha
1.500.000
Solusi : a).
Ayat Jurnal Seharusnya: Beban Sewa
4.000.000
Kas
4.000.000
Ayat Jurnal Koreksi: Beban Sewa Peralatan Kantor
4.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
64
4.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
b).
Ayat Jurnal Seharusnya: Kas
6.500.000 Piutang Usaha
6.500.000
Ayat Jurnal Koreksi: Penjualan
6.500.000
Piutang Usaha c).
6.500.000
Ayat Jurnal Seharusnya: Asuransi Dibayar Dimuka
12.000.000
Kas
12.000.000
Ayat Jurnal Koreksi: Asuransi Dibayar Dimuka
12.000.000
Beban Iklan
10.000.000
Kas d).
2.000.000
Ayat Jurnal Seharusnya: Kas
300.000 Pendapatan Bunga
300.000
Ayat Jurnal Koreksi: Beban Bunga
300.000
Pendapatan Bunga Ayat Jurnal Seharusnya: Retur Penjualan
1.500.000
Piutang Usaha
1.500.000
Ayat Jurnal Koreksi: Retur Penjualan Penjualan
1.500.000 1.500.000
tahap Penyesuaian
65
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
e).
300.000
soal 4 CV. Kilat Elektronik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan peralatan elektronik. Berikut ini adalah neraca saldo sebelum dan setelah penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008:
CV. kilat Elektronik neraca saldo 31 Desember 2008 nama Perkiraan Kas Piutang Usaha Perlengkapan Asuransi Dibayar Dimuka Peralatan Akm. Penystn. – Peralatan Trucks Akm. Penystn. – Trucks Utang Usaha Utang Gaji Pendapatan Jasa Diterima Dimuka Modal Prive Pendapatan Jasa Beban Gaji Beban Sewa Beban Perlengkapan Beban Penystn. – Peralatan Beban Penystn. – Trucks Beban Utilitas Beban Pajak Penghasilan Beban Asuransi Beban Rupa-Rupa
sebelum Penyesuaian Dr kr 7.100 28.500 6.950 3.750 95.000 54.000 195.000 114.000 22.500 0 5.000 110.000 5.000 239.500 175.000 18.000 0 0 0 4.700 3.500 0 2.500 545.000 545.000
(dalam ribuan rupiah) setelah Penyesuaian Dr kr 7.100 28.500 2.650 1.250 95.000 58.500 195.000 123.500 24.500 4.500 1.500 110.000 5.000 243.000 179.500 18.000 4.300 4.500 9.500 6.700 3.500 2.500 2.500 565.500 565.500
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian sehubungan dengan informasi di atas! Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
66
pustaka-indo.blogspot.com
Solusi: Beban Perlengkapan
4.300.000
Perlengkapan Beban Asuransi
4.300.000 2.500.000
Asuransi Dibayar Dimuka Beban Penyusutan-Peralatan
2.500.000 4.500.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Beban Penyusutan-Truck
4.500.000 9.500.000
Akumulasi Penyusutan-Truck Beban Gaji
9.500.000 4.500.000
Utang Gaji Beban Utilitas
4.500.000 2.000.000
Utang Usaha Pendapatan Jasa Diterima Dimuka Pendapatan Jasa
2.000.000 3.500.000 3.500.000
soal 5 Berikut ini adalah saldo perkiraan-perkiraan yang tidak terstruktur yang tampak dalam buku besar
Modal
400.000.000
Piutang Usaha
135.700.000
Kendaraan Bermotor
125.250.000
Kas
80.250.000
Peralatan Kantor
41.000.000
Utang Usaha
28.000.000
tahap Penyesuaian
67
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
CV. Jagat Saputra pada tanggal 31 Desember 2008 sebelum penyesuaian:
Perlengkapan
22.850.000
Beban Upah
12.000.000
Wesel Bayar
15.000.000
Perawatan (mobil) Dibayar Dimuka
10.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka Iklan Dibayar Dimuka
6.000.000 12.000.000
Akm. Penyusutan-Kendaraan Bermotor
4.000.000
Prive
2.500.000
Akm. Penyusutan-Peralatan Kantor
1.300.000
Beban Rupa-Rupa
500.000
Beban Bunga
250.000
Data lainnya yang diketahui untuk penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: a).
Asuransi dibayar dimuka, dibayar pada tanggal 4 Agustus 2008 untuk premi asuransi dengan masa pertanggungan 12 bulan terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2008.
b).
Iklan dibayar dimuka, dibayar pada tanggal 1 September 2008 untuk 24 kali pemasangan iklan. Setiap bulannya, penayangan iklan akan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu masingmasing pada setiap tanggal 10 dan tanggal 20 terhitung sejak tanggal 10 September 2008.
c).
Dalam beban upah, belum termasuk di dalamnya upah untuk 3 hari kerja pegawai harian, yaitu untuk tanggal 29, 30 dan 31 Desember 2008 karena pada hari Sabtu (hari gajian) terakhir jatuh pada tanggal 27 Desember 2008. Besarnya upah mingguan (untuk 6 hari kerja) adalah Rp1.200.000,00.
d).
Perawatan dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk pemeliharaan atas 4 buah kendaraan bermotor selama 5 bulan yang terhitung mulai tanggal 1 November 2008 berdasarkan kontrak kerja.
e).
Beban penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus: •
Kendaraan bermotor memiliki nilai residu sebesar Rp5.250.000,00 dengan umur ekonomis 10 tahun.
•
Peralatan kantor memiliki nilai residu sebesar Rp6.000.000,00 dengan umur ekonomis 10 tahun.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
68
pustaka-indo.blogspot.com
Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2008 dalam pembukuan CV. Jagat Saputra!
Solusi: 2.500.000
Asuransi Dibayar Dimuka Beban Iklan
2.500.000 4.000.000
Iklan Dibayar Dimuka Beban Upah
4.000.000 600.000
Utang Upah Beban Perawatan
600.000 4.000.000
Perawatan Dibayar Dimuka Beban Penyusutan-Kendaraan Bermotor
4.000.000 12.000.000
Akumulasi Penyusutan-Kendaraan Bermotor Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
12.000.000 3.500.000 3.500.000
tahap Penyesuaian
69
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Beban Asuransi
BAB 4
Penyelesaian siklus Akuntansi tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
70
Memahami tahapan-tahapan yang ada dalam siklus akuntansi. Menjelaskan kegunaan kertas kerja. Memahami tahapan-tahapan dalam menyiapkan kertas kerja. Menyiapkan ayat jurnal penutup. Menjelaskan isi dan tujuan neraca saldo setelah penutupan. Memahami ayat jurnal pembalik. Mengidentiikasi klasiikasi neraca bentuk standar.
pustaka-indo.blogspot.com
4.1 siklus Akuntansi Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan mula-mula akan dianalisis (dalam rangka mengidentiikasi akun) dan dicatat ke dalam jurnal. Seluruh data transaksi yang telah tercatat dalam jurnal lalu akan dipindahbukukan (diposting) ke dalam buku besar sesuai dengan klasiikasi masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, ayat jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan ayat jurnal pembalik. Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi kemudian diakhiri dengan membuat laporan dinamakan sebagai siklus akuntansi (accounting cycle). Produk akhir dari siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan. Pada bab ini akan dibahas secara lengkap mengenai tahapan-tahapan dalam proses penyelesaian siklus akuntansi yang belum dijelaskan sepenuhnya pada bagian sebelumnya. Secara lebih rinci, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut: 1.
Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut dicatat dalam jurnal.
2.
Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal diposting ke buku besar.
3.
Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun ”didaftar” (dipindahkan) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
4.
Menganalisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian.
5.
Memposting data jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
6.
Dengan menggunakan pilihan (optional) bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja (work sheet), neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance) dan laporan keuangan
7.
Membuat ayat jurnal penutup (closing entries).
8.
Memposting data jurnal penutup ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
9.
Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post-closing trial balance).
10.
Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries).
Penyelesaian siklus Akuntansi
71
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
disiapkan.
Untuk perusahaan yang telah memiliki sistem komputerisasi akuntansi, yaitu sebuah perangkat lunak (software) yang memuat program pemrosesan data dan pelaporan akuntansi akan secara otomatis memposting jurnal ke buku besar hingga menghasilkan laporan keuangan dan berbagai laporan lainnya yang dibutuhkan perusahaan. Dalam kondisi ini, kertas kerja (yang sifatnya optional) tentu saja tidak lagi dibutuhkan. Jika digambarkan dalam bagan arus, tahapan siklus akuntansi akan tampak sebagai berikut: Transaksi Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi) Analisis Transaksi (Identiikasi Akun) dan Buat Jurnal Posting Jurnal ke Buku Besar Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian Jurnal Penyesuaian (updating) dan posting ke Buku Besar Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Kertas Kerja (Neraca Lajur)
Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca) Jurnal Penutup dan posting ke Buku Besar Neraca Saldo Setelah Penutupan Jurnal Pembalik
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
72
pustaka-indo.blogspot.com
4.2 Penggunaan neraca Lajur Akuntan seringkali menggunakan kertas kerja (work sheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan. Kertas kerja ini berbentuk multi kolom yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo setelah penyesuaian, kolom laba rugi, dan kolom neraca. Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Kertas kerja juga sesungguhnya, berguna sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi mulai dari neraca saldo sebelum penyesuaian hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk akhir dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen. Oleh sebab itu, tidak termasuk sebagai bagian dari catatan akuntansi formal lainnya, seperti jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bagian dari sistem akuntansi. Sifatnya yang bukan merupakan bagian formal dari tahapan siklus akuntansi tampak dari bagan arus yang telah digambarkan di atas di mana kertas kerja ini berada di luar alur tahapan siklus akuntansi. Kertas kerja menjadi tidak diperlukan terutama bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja juga tidak diperlukan lagi dalam perusahaan kecil yang hanya memiliki sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan dapat disiapkan langsung dari neraca saldo setelah penyesuaian tanpa menggunakan alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja. Adapun urutan tahapan dalam menyiapkan kertas kerja adalah sebagai berikut: 1.
Menyiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian (un-adjusted trial balance) ke dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun (saldo akhir sebelum penyesuaian) ke dalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian yang ada dalam kertas kerja. Memasukkan data jurnal penyesuaian ke kolom penyesuaian yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai penyesuaian akun yang ada dalam ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal penyesuaian ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas) maka tambahan akun baru tersebut akan disisipkan tepat di bawah total jumlah neraca saldo. Penyelesaian siklus Akuntansi
73
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2.
3.
Memasukkan saldo yang telah disesuaikan ke dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo setelah penyesuaian ini merupakan hasil gabungan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4.
Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian ke dalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilahmilah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom laba rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo debet, saldo akun utang usaha yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer ke kolom laba rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer ke kolom laba rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo akun yang terdapat dalam kolom laba rugi dan kolom neraca inilah yang nantinya akan dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
5.
Untuk masing-masing kolom (baik kolom laba rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kreditnya dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas sampai ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom laba rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, namun posisi untuk setiap selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom laba rugi dengan kolom neraca. Artinya, jika posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom laba rugi berada di sebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit dengan besar selisih yang sama. Sebagai contoh, untuk kolom/lajur laba rugi dengan total saldo debet Rp30.000.000,00 dan total saldo kredit Rp40.000.000,00 akan memiliki posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp10.000.000,00. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp85.000.000,00 dan total saldo kredit Rp75.000.000,00 akan memiliki posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp10.000.000,00. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing memiliki nilai yang sama yaitu Rp10.000.000,00 baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
74
pustaka-indo.blogspot.com
laba rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada kolom laba rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi melebihi total saldo debet untuk kolom laba rugi maka akan menghasilkan laba bersih. Sebaliknya, jika total saldo debet untuk kolom laba rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom laba rugi maka akan menghasilkan rugi bersih.
4.3 Menyiapkan Ayat Jurnal Penutup Sebelum masuk pada pembahasan mengenai ayat jurnal penutup, perlu diingat kembali bahwa neraca sesungguhnya adalah sebuah laporan yang akan menggambarkan mengenai kondisi atau posisi keuangan perusahaan per tanggal tertentu (sampai dengan tanggal pelaporan), sedangkan laporan laba rugi adalah sebuah laporan yang mencerminkan kinerja (performance) manajemen dan proitabilitas perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Jadi, misalnya saldo kas yang dilaporkan dalam neraca per 31 Desember 2008 berjumlah Rp400.000.000,00 berarti jumlah saldo ini merupakan saldo kas akumulatif yang dihasilkan lewat transaksi-transaksi kas yang terjadi sampai dengan tanggal pelaporan, yaitu per tanggal 31 Desember 2008. Sedangkan jika saldo pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 berjumlah Rp750.000.000,00 berarti jumlah saldo pendapatan ini merupakan hasil dari transaksi yang terjadi yang hanya diperhitungkan untuk sepanjang satu tahun saja, yaitu sepanjang tahun 2008. Seluruh akun neraca dikatakan memiliki sifat yang permanen dan akumulatif (”gulungmenggulung”), di mana akun-akun neraca ini tidak akan ditutup pada setiap akhir periode akuntansi dan saldonya akan dibawa terus ke periode-periode akuntansi berikutnya. Sedangkan untuk akun prive dan seluruh akun yang ada dalam laporan laba rugi memiliki sifat yang sementara, di mana akun prive dan seluruh akun laba rugi ini nantinya akan ditutup pada setiap akhir periode akuntansi. Sehubungan dengan penutupan (membuat nihil atau membuat saldo akun menjadi nol) terhadap saldo akun-akun laporan laba rugi, lalu timbul pertanyaan: Kalau begitu, untuk apa laporan laba rugi dibuat dan bagaimana dengan nilai saldo yang melekat pada setiap akun
Penyelesaian siklus Akuntansi
75
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
laporan laba rugi tersebut? Sekali lagi, bahwa laporan laba rugi tetap perlu/harus dibuat untuk
memperoleh gambaran mengenai kinerja manajemen perusahaan dan untuk mengetahui berapa besarnya tingkat keuntungan/kerugian yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan sepanjang satu tahun tertentu. Nilai saldo yang melekat pada akun prive dan setiap akun laporan laba rugi pada akhirnya akan ditransfer atau ditutup ke akun neraca, yaitu akun modal. Ingat kembali bahwa pendapatan memiliki sifat menambah modal, sedangkan beban memiliki sifat mengurangi modal. Pendapatan dan modal sama-sama memiliki saldo normal di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal yang berlawanan dengan saldo normal untuk pendapatan dan modal. Jika pendapatan lebih besar dari beban maka akan diperoleh laba bersih. Laba bersih ini berarti sifatnya akan menambah modal dan sebaliknya, jika terjadi rugi bersih (beban lebih besar dari pendapatan) maka sifatnya akan mengurangi modal. Prive memiliki saldo normal di sebelah debet dan memiliki sifat mengurangi modal. Jurnal penutup dilakukan dengan cara: (1) mentransfer akun pendapatan yang memiliki saldo normal kredit ke sebelah debet kemudian mengkredit akun ikhtisar laba rugi (income summary); (2) mentransfer akun beban yang memiliki saldo normal debet ke sebelah kredit kemudian mendebet akun ikhtisar laba rugi; (3) mentransfer jumlah laba bersih/rugi bersih ke akun modal dengan ketentuan bahwa jika laba bersih maka akun modal akan dikredit (debetnya adalah akun ikhtisar laba rugi) dan sebaliknya, jika rugi bersih maka akun modal akan didebet (kreditnya adalah akun ikhtisar laba rugi); (4) mentransfer akun prive yang memiliki saldo normal debet ke sebelah kredit kemudian mendebet akun modal. Sebagai kesimpulan, bahwa pada setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan disusun, bagian akuntansi perusahaan perlu menyiapkan ayat jurnal penutup (closing entries). Hal ini dilakukan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara (temporary/nominal accounts) ke akun yang sifatnya permanen (permanent/real accounts), yaitu akun modal. Berikut ini adalah contoh ayat jurnal penutup yang disiapkan pada akhir periode akuntansi: Menutup akun pendapatan: Pendapatan Jasa Ikhtisar Laba Rugi
Rp7.900.000,00
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
76
Rp7.900.000,00
pustaka-indo.blogspot.com
Menutup akun beban: Ikhtisar Laba Rugi
Rp6.300.000,00
Beban Gaji
Rp3.200.000,00
Beban Penyusutan
Rp 900.000,00
Beban Utilitas
Rp 800.000,00
Beban Bunga
Rp 500.000,00
Beban Iklan
Rp 400.000,00
Beban Perlengkapan
Rp 300.000,00
Beban Asuransi
Rp 200.000,00
Menutup jumlah laba bersih: Ikhtisar Laba Rugi
Rp1.600.000,00
Modal
Rp1.600.000,00
Menutup akun prive: Modal Prive
Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
Perlu diperhatikan secara cermat bahwa besarnya saldo laba bersih (Rp.1.600.000,00) ditutup dan ditransfer ke perkiraan modal. Saldo laba bersih ini tidak lain adalah selisih antara total saldo akun pendapatan dengan total saldo akun beban (Rp7.900.000-Rp6.300.000). Akun ikhtisar laba rugi ini sesungguhnya merupakan akun sementara dari akun modal.
4.4 Menyiapkan neraca saldo setelah Penutupan Prosedur akuntansi yang terakhir setelah ayat jurnal penutup dibuat dan diposting ke masingmasing buku besar akun terkait adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post-closing trial balance). Sesuai dengan namanya, laporan ini hanyalah berisi saldo akhir dari masingmasing akun neraca (kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, dan seterusnya) yang akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya. Jadi, dalam neraca saldo setelah penutupan ini sudah tidak ada lagi saldo akun prive dan saldo akun-akun laporan laba rugi karena
Penyelesaian siklus Akuntansi
77
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
telah ditutup lewat ayat jurnal penutup sehingga bersaldo nol.
Neraca saldo setelah penutupan ini sesungguhnya dapat digunakan sebagai alat untuk membuktikan bahwa proses penjurnalan dan pemostingan ayat jurnal penutup telah dilakukan secara tepat dan lengkap. Neraca saldo setelah penutupan ini juga dibuat untuk membuktikan bahwa keseimbangan dalam persamaan akuntansi telah dipenuhi pada akhir periode akuntansi setelah melewati berbagai tahapan siklus akuntansi.
4.5 Ayat Jurnal Pembalik Dalam akuntansi, pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries) adalah bersifat pilihan (optional). Ayat jurnal pembalik ini biasanya dibuat pada setiap awal periode akuntansi dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal (item) yang perlu dibuatkan ayat jurnal pembalik, yaitu:
Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar/beban akrual/utang akrual, seperti beban upah yang masih harus dibayar (utang upah) dan beban bunga yang masih harus dibayar (utang bunga).
Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/ piutang akrual, seperti pendapatan bunga yang masih harus diterima (piutang bunga).
Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar dimuka yang mula-mula dicatat langsung sebagai beban, bukan sebagai aset/prepaid, seperti biaya sewa dibayar dimuka (prepaid rent) yang mula-mula dicatat sebagai beban sewa (rent expense), biaya iklan dibayar dimuka (prepaid advertising) yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan (advertising expense), dan biaya asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance) yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi (insurance expense).
Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang mula-mula dicatat langsung sebagai pendapatan, bukan sebagai utang, seperti pendapatan sewa diterima dimuka (unearned rent revenue) yang mula-mula dicatat sebagai pendapatan sewa (rent revenue), dan lain-lain. Ingat kembali bahwa unearned rent revenue merupakan komponen dari neraca, yaitu sebagai utang, sedangkan rent revenue merupakan komponen dari laporan laba rugi, yaitu sebagai pendapatan lain-lain (other income).
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
78
pustaka-indo.blogspot.com
Jurnal untuk periode berikutnya, yang terkait dengan 4 item di atas, tentu saja akan dipengaruhi oleh ada tidaknya ayat jurnal pembalik yang dibuat pada awal periode tersebut. Sebagai contoh untuk mengilustrasikan efek yang ditimbulkan dari perbedaan antara dibuatnya ayat jurnal pembalik dengan tidak dibuatnya ayat jurnal pembalik (karena optional) adalah misalnya, pada tanggal 1 September 2008 perusahaan memberikan pinjaman uang kepada debitor senilai 100 juta rupiah. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan menerima kembali nilai pokok pinjaman beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar 9% per tahun. Periode akuntansi perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah berlangsung dalam tahun 2008 ini haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 dalam pembukuan kreditor, meskipun pembayarannya baru akan diterima nanti pada tanggal 1 Maret 2009. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Piutang Bunga
Rp3.000.000,00
Pendapatan Bunga
Rp3.000.000,00
(4/12 x 9% x Rp100.000.000,00) Sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibuat pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi: Pendapatan Bunga
Rp3.000.000,00
Piutang Bunga
Rp3.000.000,00
Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi: (diluar pokok pinjaman) Kas
Rp4.500.000,00 Pendapatan Bunga
Rp4.500.000,00
Penyelesaian siklus Akuntansi
79
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
(6/12 x 9% x Rp100.000.00,00)
Namun, jika seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi: (diluar pokok pinjaman) Kas
Rp4.500.000,00 Piutang Bunga
Rp3.000.000,00
Pendapatan Bunga
Rp1.500.000,00
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bunga sebesar Rp3.000.000,00 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp1.500.000,00 (untuk 2 bulan). Sebagai contoh lainnya, untuk mengilustrasikan efek yang ditimbulkan dari ada tidaknya ayat jurnal pembalik adalah misalnya pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh pinjaman uang dari Bank Mandiri (selaku kreditor) senilai 100 juta rupiah. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok pinjaman beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 9% per tahun. Periode pembukuan perusahaan (selaku debitor) akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi di tahun 2008 ini haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 oleh debitor, meskipun pembayarannya baru akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Beban Bunga
Rp3.000.000,00
Utang Bunga
Rp3.000.000,00
(4/12 x 9% x Rp100.000.000,00) Sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibuat pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
80
pustaka-indo.blogspot.com
Utang Bunga
Rp3.000.000,00
Beban Bunga
Rp3.000.000,00
Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi: (di luar pokok pinjaman) Beban Bunga
Rp4.500.000,00
Kas
Rp4.500.000,00
(6/12 x 9% x Rp100.000.000,00) Namun, jika seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi: (di luar pokok pinjaman) Utang Bunga
Rp3.000.000,00
Beban Bunga
Rp1.500.000,00
Kas
Rp4.500.000,00
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bunga sebesar Rp3.000.000,00 haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya beban bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp1.500.000,00 (untuk 2 bulan).
4.6 Klasiikasi Neraca (Standar) Laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditor, dan investor ketika akun-akun yang ada dalam laporan diklasiikasikan secara tepat ke dalam masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasiikasi secara tepat terhadap akun-akun neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aset lancar, aset tetap, total aset, jumlah utang lancar, utang jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya
Penyelesaian siklus Akuntansi
81
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
modal yang dimiliki perusahaan.
Lebih lanjut, melalui klasiikasi ini pula para pengguna laporan neraca akan dapat: 1.
Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang akan segera jatuh tempo lewat aset lancar yang dimilikinya.
2.
Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat aset yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan.
3.
Mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak lancar.
4.
Memprediksi jumlah total klaim kreditor atas aset perusahaan.
5.
Memprediksi jumlah total klaim pemilik dana atau investor atas aset perusahaan.
6.
Memperoleh gambaran mengenai besarnya komposisi aset tetap terhadap total aset.
7.
Memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Klasiikasi akun neraca yang standar terbagi menjadi: aset lancar, aset tetap, utang lancar,
utang jangka panjang, dan modal. Aset lancar terdiri dari kas dan sumber daya ekonomi lainnya yang diperkirakan akan dapat direalisasi menjadi kas (contohnya piutang) atau dapat dijual (contohnya persediaan barang dagang) atau dapat dikonsumsi (contohnya perlengkapan, asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka) dalam kurun waktu satu tahun periode akuntansi. Ingat kembali bahwa penyajian untuk akun aset lancar dalam neraca disusun berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya. Kas lebih lancar dibanding piutang dan persediaan, piutang lebih lancar dibanding persediaan, dan seterusnya. Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, aset tetap diklasiikasikan menjadi dua yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Pada prinsipnya, aset tetap adalah sumber daya ekonomi yang memiliki masa kegunaan lebih dari satu tahun periode akuntansi, yang dimiliki perusahaan dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dan bukan untuk dijual, serta besar nilainya material yang tergantung pada kebijakan manajemen perusahaan masing-masing dalam hal kapitalisasi. Aset tetap akan disajikan dalam neraca sebesar harga perolehannya. Di samping itu, untuk aset tetap berwujud juga harus disajikan besarnya akumulasi penyusutan, yaitu yang merupakan total beban penyusutan mulai dari tahun pertama sejak aset tetap tersebut diperoleh hingga tahun pelaporan. Untuk akhir tahun pertama sejak tanggal perolehan, otomatis besarnya beban penyusutan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi akan sama dengan besarnya akumulasi penyusutan yang dilaporkan dalam neraca. Sedangkan besarnya akumulasi penyusutan sampai dengan akhir tahun kedua yang akan dilaporkan dalam
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
82
pustaka-indo.blogspot.com
neraca adalah jumlah antara akumulasi penyusutan yang telah dilaporkan dalam laporan neraca akhir tahun pertama dengan beban penyusutan untuk tahun kedua, dan seterusnya. Akumulasi penyusutan ini sifatnya sebagai akun pengurang (contra account) dari harga perolehan aset tetap di mana akumulasi penyusutan memiliki saldo normal di sebelah kredit atau kebalikan dari saldo normal untuk harga perolehan aset tetap. Harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan akan diperoleh nilai buku (book value). Aset tetap berwujud akan disajikan dalam neraca berdasarkan urutan lamanya umur kegunaan aset tetap bersangkutan (tanah, bangunan, peralatan, dan seterusnya). Utang lancar adalah kewajiban-kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar yang ada atau dengan melalui pembentukan utang lancar lainnya. Utang lancar ini harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Utang lancar meliputi utang usaha, utang gaji dan upah, pinjaman bank yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun atau maksimum satu tahun, utang bunga, utang pajak, bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun, dan utang lancar lainnya. Sedangkan kewajiban-kewajiban yang diperkirakan akan dibayar setelah satu tahun diklasiikasikan sebagai utang jangka panjang. Utang dalam kategori ini meliputi utang obligasi (bonds payable), utang hipotik (mortgages payable), wesel bayar jangka panjang (long-term notes payable), pinjaman bank jangka panjang (long-term bank loans), dan utang jangka panjang lainnya. Komponen modal yang terdapat dalam laporan neraca sangatlah beragam atau berbedabeda tergantung pada bentuk karakteristik organisasi perusahaan. Untuk perusahaan perorangan (proprietorship), hanya ada satu akun modal saja yaitu akun yang mencerminkan modal dari si pemilik tunggal perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki bentuk organisasi persekutuan (partnership), besarnya bagian kepemilikan dari setiap anggota sekutu akan tercermin lewat masing-masing akun modal, misalnya akun modal Tn. A, akun modal Tn. B, akun modal Tn. C dan seterusnya sesuai dengan berapa banyak anggota sekutu yang ada dalam perusahaan. Sedangkan untuk perseroan (corporation), ada dua sumber utama modal yaitu modal disetor (paid-in capital atau contributed capital) dan laba ditahan (ending retained earning). Modal yang disetor ini merupakan modal saham (capital stock). Period retained earning merupakan hasil pengurangan laba bersih (net income) periode berjalan dengan deviden (pembagian hasil keuntungan kepada investor) yang kemudian sisanya diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan.
Penyelesaian siklus Akuntansi
83
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Saldo laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca merupakan saldo akhir yang sifatnya akumulatif
(”gulung-menggulung”), yaitu kumpulan dari besarnya saldo laba ditahan yang dihasilkan dalam satu periode ke periode berikutnya. Jadi, ending retained earning = beginning retained earning + period retained earning. Di mana, period retained earning = net income – dividend.
4.7 ilustrasi Penyelesaian siklus Akuntansi Akuntansi untuk perusahaan jasa relatif lebih simpel dibanding perusahaan dagang. Hal ini disebabkan karena untuk perusahaan dagang, terdapat dua alternatif metode akuntansi yang diperkenankan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam hal mencatat persediaan barang dagang yaitu metode perpetual dan metode periodik/isik, belum lagi kerumitan ditambah dengan alternatif metode penilaian yang ada dalam menghitung besarnya harga pokok persediaan barang dagang. Namun pada intinya, proses (alur) penyelesaian siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang adalah hampir sama. Karena akuntansi untuk perusahaan dagang relatif lebih rumit dibanding perusahaan jasa maka dalam buku ini, ilustrasi mengenai penyelesaian siklus akuntansi (dengan menggunakan alat bantu worksheet) akan langsung diberikan untuk perusahaan dagang, yang akan diuraikan nanti dalam Bab 5 (Akuntansi untuk Perusahaan Dagang).
4.8 ilustrasi Problem soal 1 Felixia Beatrice Artistik merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang pertamanan (landscaping). Penutupan buku perusahaan dilakukan pada setiap tanggal 31 Desember. Perkiraanperkiraan dalam buku besar perusahaan pada tanggal 30 November 2008 menunjukkan saldo sebagai berikut: no. Perkiraan
saldo
101
Kas
58.340.000
103
Piutang Usaha
59.200.000
104
Perlengkapan Kantor
4.150.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
84
nama Perkiraan
pustaka-indo.blogspot.com
107
Asuransi Dibayar Dimuka
9.000.000
108
Iklan Dibayar Dimuka
151
Kendaraan
152
Akumulasi Penyusutan-Kendaraan
36.000.000
153
Peralatan Kantor
70.000.000
154
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
14.000.000
201
Utang Usaha
28.000.000
202
Utang Bank
40.000.000
203
Utang Gaji dan Upah
0
204
Utang Bunga
0
301
Modal Ny. Felixia
214.000.000
302
Prive Ny. Felixia
16.300.000
303
Ikhtisar Laba-Rugi
401
Pendapatan Jasa
501
Beban Gaji dan Upah
502
Beban Asuransi
0
503
Beban Iklan
0
504
Beban Perlengkapan Kantor
0
505
Beban Listrik dan Telpon
506
Beban Pemeliharaan
507
Beban Penyusutan-Kendaraan
0
508
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor
0
509
Beban Bunga
2.160.000
510
Beban Rupa-Rupa
5.400.000
0 180.000.000
0 140.900.000 49.000.000
6.850.000 12.500.000
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2008 yang belum dibukukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: Dibeli dari PT. Imora sebuah kendaraan dan peralatan kantor, masing-masing senilai Rp36.000.000,00 dan Rp12.000.000,00. Dibayar tunai Rp38.000.000,00 sedangkan sisanya akan dilunasi nanti di kemudian hari. Penyelesaian siklus Akuntansi
85
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
1 Desember
4 Desember
Diterima tunai sebesar Rp17.500.000,00 sebagai pembayaran untuk pekerjaan merancang dan membangun sebuah taman.
5 Desember
Dibayar biaya iklan pada majalah bulanan Kartini untuk 6 kali pemasangan sebesar Rp5.400.000,00 (catat dalam perkiraan nomor 108). Pemasangan iklan akan dilakukan pada setiap tanggal 5 yang terhitung mulai hari ini.
8 Desember
Dibeli tunai perlengkapan kantor seharga Rp3.850.000,00.
10 Desember Diterima pelunasan dari debitor sebesar Rp25.000.000,00. 12 Desember Dibayar beban pemeliharaan kendaraan operasional perusahaan sebesar Rp6.500.000,00. 14 Desember Dibayar upah tenaga kerja honorer sebesar Rp9.700.000,00. 17 Desember Diambil uang tunai dari kas perusahaan sebesar Rp9.000.000,00 untuk keperluan pribadi pemilik. 20 Desember Dibayar rekening listrik dan telpon bulan Desember 2008 sebesar Rp650.000,00. 22 Desember Telah diselesaikan pembuatan dekorasi atas sebuah taman di Hotel Megah dengan total faktur sebesar Rp17.600.000,00. Dalam transaksi ini, telah diterima tunai Rp12.500.000,00 sedangkan sisanya akan ditagih nanti di kemudian hari. 24 Desember Dibayar upah karyawan harian, gaji bulanan, dan tunjangan hari Natal sebesar Rp18.300.000,00. 28 Desember Dibayar utang usaha kepada kreditor sebesar Rp19.000.000,00. 31 Desember Dibayar uang parkir, kebersihan, keamanan, sumbangan, dan lain-lain sebesar Rp2.600.000,00. Diminta: a).
Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam bentuk jurnal umum!
b).
Pindahkan data yang terdapat dalam jurnal umum ke dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan di buku besar!
c).
Susunlah neraca saldo per 31 Desember 2008 sebelum penyesuaian!
d).
Buatlah ayat jurnal penyesuaian, apabila pada tanggal 31 Desember 2008 diperoleh data tambahan untuk penyesuaian sebagai berikut: d.1). Nilai perlengkapan kantor yang sudah terpakai sampai dengan tanggal 31
Desember
2008 adalah sebesar Rp6.000.000,00. d.2). Asuransi dibayar dimuka merupakan pembayaran premi asuransi untuk jangka waktu 6 bulan yang terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2008.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
86
pustaka-indo.blogspot.com
d.3). Pemasangan iklan sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 baru dilakukan sebanyak satu kali, yaitu tanggal 5 Desember. d.4). Penyusutan tahunan atas aset tetap ditentukan sebesar 20% dari harga perolehannya. Atas peralatan kantor dan kendaraan yang dibeli pada tanggal 1 Desember 2008 juga belum dilakukan penyusutan. d.5). Bunga atas pinjaman bank selama 30 hari belum dibayar. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 18% per tahun (1 tahun = 360 hari). d.6). Upah karyawan harian dibayar sekali seminggu pada setiap hari Sabtu sore untuk 6 hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu) sebesar Rp2.400.000,00. Tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Kamis. e).
Pindahkan data yang terdapat dalam jurnal penyesuaian ke dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan di buku besar!
f).
Susunlah neraca saldo per 31 Desember 2008 setelah penyesuaian!
Penyelesaian: a).
1 Des
4 Des
nama Perkiraan
COA
Dr
Kendaraan Peralatan Kantor Kas Utang Usaha
151 153 101 201
36.000.000 12.000.000
Kas
101 401
17.500.000
Iklan Dibayar Dimuka Kas
108 101
5.400.000
Perlengkapan Kantor Kas
104 101
3.850.000
Kas
25.000.000
Piutang Usaha
101 103
Beban Pemeliharaan Kas
506 101
6.500.000
Pendapatan Jasa 5 Des
8 Des
10 Des
12 Des
kr
38.000.000 10.000.000 17.500.000 5.400.000 3.850.000 25.000.000 6.500.000 Penyelesaian siklus Akuntansi
87
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl
14 Des
17 Des
Beban Gaji dan Upah Kas
501 101
9.700.000
Prive
302 101
9.000.000
Beban Listrik dan Telepon Kas
505 101
650.000
Kas Piutang Usaha Pendapatan Jasa
101 103 401
12.500.000 5.100.000
Beban Gaji dan Upah Kas
501 101
18.300.000
Utang Usaha Kas
201 101
19.000.000
Beban Rupa-Rupa Kas
510 101
2.600.000
Kas 20 Des
22 Des
24 Des
28 Des
31 Des
9.700.000
9.000.000 650.000
17.600.000
18.300.000
19.000.000
2.600.000
b).
101. kas tgl.
Ref.
Debet
kredit
58.340.000
saldo 58.340.000
1 Des
Saldo akhir November
1 Des
PT. Imora
4 Des
Pendapatan Jasa
5 Des
Biaya Iklan-Kartini
5.400.000
32.440.000
8 Des
Perlengkapan Kantor
3.850.000
28.590.000
10 Des
Pelunasan Debitor
12 Des
Beban Pemeliharaan
6.500.000
47.090.000
14 Des
Beban Gaji dan Upah
9.700.000
37.390.000
17 Des
Prive
9.000.000
28.390.000
20 Des
Beban Listrik & Telpon
650.000
27.740.000
22 Des
Hotel Megah
38.000.000 17.500.000
37.840.000
25.000.000
12.500.000
20.340.000
53.590.000
40.240.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
88
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
24 Des
Beban Gaji dan Upah
18.300.000
21.940.000
28 Des
Utang Usaha
19.000.000
2.940.000
31 Des
Beban Rupa-Rupa
2.600.000
340.000
kredit
saldo
103. Piutang usaha tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
10 Des
Pelunasan Debitor
22 Des
Hotel Megah
Debet 59.200.000
59.200.000 25.000.000
5.100.000
34.200.000 39.300.000
104. Perlengkapan kantor tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Des
Saldo akhir November
4.150.000
4.150.000
8 Des
Dibeli Tunai
3.850.000
8.000.000
107. Asuransi Dibayar Dimuka tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
9.000.000
saldo 9.000.000
108. iklan Dibayar Dimuka keterangan
1 Des
Saldo akhir November
5 Des
Kartini
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
5.400.000
5.400.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
89
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
151. kendaraan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
1 Des
PT. Imora
Ref.
Debet
kredit
saldo
180.000.000
180.000.000
36.000.000
216.000.000
152. Akumulasi Penyusutan-kendaraan tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit 36.000.000
saldo 36.000.000
153. Peralatan kantor tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Des
Saldo akhir November
70.000.000
70.000.000
1 Des
PT. Imora
12.000.000
82.000.000
154. Akumulasi Penyusutan-Peralatan kantor tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit
saldo
14.000.000
14.000.000
kredit
saldo
201. utang usaha tgl.
Ref.
Debet
1 Des
Saldo akhir November
28.000.000
28.000.000
1 Des
PT. Imora
10.000.000
38.000.000
28 Des
Dibayar Tunai
19.000.000
19.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
90
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
202. utang Bank tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo akhir November
kredit
saldo
40.000.000
40.000.000
203. utang Gaji & upah tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
kredit
Saldo akhir November
saldo 0
0
204. utang Bunga tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
kredit
Saldo akhir November
saldo 0
0
301. Modal ny. Felixia tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit
saldo
214.000.000
214.000.000
302. Prive ny. Felixia keterangan
1 Des
Saldo akhir November
17 Des
Tunai
Ref.
Debet
kredit
saldo
16.300.000
16.300.000
9.000.000
25.300.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
91
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
401. Pendapatan Jasa tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
4 Des 22 Des
Debet
kredit
saldo
140.900.000
140.900.000
Diterima Tunai
17.500.000
158.400.000
Hotel Megah
17.600.000
176.000.000
501. Beban Gaji & upah tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Des
Saldo akhir November
49.000.000
49.000.000
14 Des
Tenaga Kerja Honorer
9.700.000
58.700.000
24 Des
Karyawan Harian, Bulanan
18.300.000
77.000.000
502. Beban Asuransi tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo akhir November
kredit
saldo
0
0
503. Beban iklan tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo akhir November
kredit
saldo
0
0
504. Beban Perlengkapan kantor tgl. 1 Jan
Saldo awal Tahun 2008
Ref.
Debet
kredit 0
saldo 0
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
92
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
505. Beban Listrik & telpon tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
20 Des
Dibayar Tunai
Debet
kredit
saldo
6.850.000
6.850.000
650.000
7.500.000
506. Beban Pemeliharaan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
12 Des
Dibayar Tunai
Ref.
Debet
kredit
saldo
12.500.000
12.500.000
6.500.000
19.000.000
507. Beban Penyusutan-kendaraan tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit
saldo
0
0
508. Beban Penyusutan-Peralatan kantor tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit
saldo
0
0
509. Beban Bunga
1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet 2.160.000
kredit
saldo 2.160.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
93
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
510. Beban Rupa-Rupa tgl. 1 Des 31 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November Parkir, Kebersihan, dll
Debet
kredit
5.400.000 2.600.000
saldo 5.400.000 8.000.000
c).
Felixia Beatrice Artistik neraca saldo sebelum Penyesuaian 31 Desember 2008 no. Perkiraan
nama Perkiraan
101 103 104 107 108 151 152 153 154 201 202 203 204 301 302 303 401 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510
Kas Piutang Usaha Perlengkapan Kantor Asuransi Dibayar Dimuka Iklan Dibayar Dimuka Kendaraan Akumulasi Penyusutan-Kendaraan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor Utang Usaha Utang Bank Utang Gaji dan Upah Utang Bunga Modal Ny. Felixia Prive Ny. Felixia Ikhtisar Laba-Rugi Pendapatan Jasa Beban Gaji dan Upah Beban Asuransi Beban Iklan Beban Perlengkapan Kantor Beban Listrik dan Telpon Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan-Kendaraan Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Beban Bunga Beban Rupa-Rupa
Debet 340.000 39.300.000 8.000.000 9.000.000 5.400.000 216.000.000
36.000.000 82.000.000 14.000.000 19.000.000 40.000.000 0 0 214.000.000 25.300.000 0
0 176.000.000
77.000.000 0 0 0 7.500.000 19.000.000 0 0 2.160.000 8.000.000 499.000.000
499.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
94
kredit
pustaka-indo.blogspot.com
d). tgl 31 Des
31 Des
31 Des
31 Des
31 Des
31 Des
nama Perkiraan
COA
Dr
Beban Perlengkapan Kantor Perlengkapan Kantor
504 104
6.000.000
Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka
502 107
4.500.000
Beban Iklan Iklan Dibayar Dimuka
503 108
900.000
Beban Penyusutan-Kendaraan Akm. Penyusutan-Kendaraan
507 152
36.600.000
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Akm. Penyusutan-Peralatan Kantor
508 154
14.200.000
Beban Bunga Utang Bunga
509 204
600.000
Beban Gaji dan Upah Utang Gaji dan Upah
501 203
1.600.000
kr
6.000.000 4.500.000
900.000
36.600.000
14.200.000
600.000
1.600.000
e).
101. kas
1 Des 1 Des 4 Des 5 Des 8 Des 10 Des 12 Des 14 Des 17 Des 20 Des 22 Des 24 Des 28 Des 31 Des
keterangan Saldo akhir November PT. Imora Pendapatan Jasa Biaya Iklan-Kartini Perlengkapan Kantor Pelunasan Debitor Beban Pemeliharaan Beban Gaji dan Upah Prive Beban Listrik dan Telpon Hotel Megah Beban Gaji dan Upah Utang Usaha Beban Rupa-Rupa
Ref.
Debet
kredit
58.340.000 17.500.000 25.000.000
12.500.000
38.000.000 5.400.000 3.850.000 6.500.000 9.700.000 9.000.000 650.000 18.300.000 19.000.000 2.600.000
saldo 58.340.000 20.340.000 37.840.000 32.440.000 28.590.000 53.590.000 47.090.000 37.390.000 28.390.000 27.740.000 40.240.000 21.940.000 2.940.000 340.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
95
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
103. Piutang usaha tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
10 Des
Pelunasan Debitor
22 Des
Hotel Megah
Debet
kredit
59.200.000
saldo 59.200.000
25.000.000 5.100.000
34.200.000 39.300.000
104. Perlengkapan kantor tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Des
Saldo akhir November
4.150.000
4.150.000
8 Des
Dibeli Tunai
3.850.000
8.000.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
6.000.000
2.000.000
107. Asuransi Dibayar Dimuka tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
9.000.000
saldo 9.000.000
4.500.000
4.500.000
108. iklan Dibayar Dimuka tgl. 1 Des
Saldo akhir November
5 Des
Kartini
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
5.400.000
5.400.000 900.000
4.500.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
96
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
151. kendaraan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
1 Des
PT. Imora
Ref.
Debet
kredit
saldo
180.000.000
180.000.000
36.000.000
216.000.000
152. Akumulasi Penyusutan-kendaraan tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Jan
Saldo awal Tahun 2008
36.000.000
36.000.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
36.600.000
72.600.000
153. Peralatan kantor tgl. 1 Des 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November PT. Imora
Debet
kredit
70.000.000 12.000.000
saldo 70.000.000 82.000.000
154. Akumulasi Penyusutan-Peralatan kantor tgl. 1 Jan 31 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008 Ayat Jurnal Penyesuaian
kredit 14.000.000 14.200.000
saldo 14.000.000 28.200.000
201. utang usaha
1 Des 1 Des 28 Des
keterangan Saldo akhir November PT. Imora Dibayar Tunai
Ref.
Debet
kredit 28.000.000 10.000.000
19.000.000
saldo 28.000.000 38.000.000 19.000.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
97
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
202. utang Bank tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo akhir November
kredit
saldo
40.000.000
40.000.000
203. utang Gaji dan upah tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
saldo 0
0
1.600.000
1.600.000
kredit
saldo
204. utang Bunga tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
0
0
600.000
600.000
301. Modal ny. Felixia tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2008
kredit
saldo
214.000.000
214.000.000
kredit
saldo
302. Prive ny. Felixia tgl. 1 Des
Saldo akhir November
17 Des
Tunai
Ref.
Debet 16.300.000
16.300.000
9.000.000
25.300.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
98
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
401. Pendapatan Jasa tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
4 Des 22 Des
Ref.
Debet
kredit
saldo
140.900.000
140.900.000
Diterima Tunai
17.500.000
158.400.000
Hotel Megah
17.600.000
176.000.000
501. Beban Gaji dan upah tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Des
Saldo akhir November
49.000.000
49.000.000
14 Des
Tenaga Kerja Honorer
9.700.000
58.700.000
24 Des
Karyawan Harian, Bulanan
18.300.000
77.000.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
1.600.000
78.600.000
502. Beban Asuransi tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
4.500.000
4.500.000
503. Beban iklan keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
900.000
900.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
99
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
504. Beban Perlengkapan kantor tgl.
keterangan
Ref.
1 Jan
Saldo awal Tahun 2008
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
saldo
0
0
6.000.000
6.000.000
505. Beban Listrik dan telpon tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
20 Des
Dibayar Tunai
Debet
kredit
saldo
6.850.000
6.850.000
650.000
7.500.000
506. Beban Pemeliharaan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
12 Des
Dibayar Tunai
Ref.
Debet
kredit
saldo
12.500.000
12.500.000
6.500.000
19.000.000
507. Beban Penyusutan-kendaraan tgl. 1 Jan 31 Des
keterangan
Ref.
Saldo awal Tahun 2008 Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
0 36.600.000
saldo 0 36.600.000
508. Beban Penyusutan-Peralatan kantor tgl. 1 Jan 31 Des
Saldo awal Tahun 2008 Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet 0 14.200.000
kredit
saldo 0 14.200.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
100
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
509. Beban Bunga tgl. 1 Des 31 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
2.160.000 600.000
saldo 2.160.000 2.760.000
510. Beban Rupa-Rupa tgl. 1 Des 31 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November Parkir, Kebersihan, dll
Debet
kredit
5.400.000 2.600.000
saldo 5.400.000 8.000.000
f).
Felixia Beatrice Artistik neraca saldo setelah Penyesuaian 31 Desember 2008 nama Perkiraan
Debet
kredit
101
Kas
340.000
103
Piutang Usaha
104
Perlengkapan Kantor
2.000.000
107
Asuransi Dibayar Dimuka
4.500.000
108
Iklan Dibayar Dimuka
4.500.000
151
Kendaraan
152
Akumulasi Penyusutan-Kendaraan
153
Peralatan Kantor
154
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
28.200.000
201
Utang Usaha
19.000.000
202
Utang Bank
40.000.000
203
Utang Gaji dan Upah
204
Utang Bunga
39.300.000
216.000.000 72.600.000 82.000.000
1.600.000 600.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
101
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
no. Perkiraan
301
Modal Ny. Felixia
302
Prive Ny. Felixia
303
Ikhtisar Laba-Rugi
401
Pendapatan Jasa
501
Beban Gaji dan Upah
502
Beban Asuransi
503
Beban Iklan
504
Beban Perlengkapan Kantor
6.000.000
505
Beban Listrik dan Telpon
7.500.000
506
Beban Pemeliharaan
19.000.000
507
Beban Penyusutan-Kendaraan
36.600.000
508
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor
14.200.000
509
Beban Bunga
2.760.000
510
Beban Rupa-Rupa
8.000.000
214.000.000 25.300.000 0
0 176.000.000
78.600.000 4.500.000 900.000
552.000.000
552.000.000
soal 2 Tn. Nico memulai usaha jasa konsultasi manajemen sejak tanggal 1 Juni 2008. Perkiraan neraca saldo pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebagai berikut:
nico konsultan neraca saldo 30 Juni 2008 no. Perkiraan
Debet
100
Kas
7.750.000
110
Piutang Usaha
6.000.000
120
Asuransi Dibayar Dimuka
2.400.000
130
Perlengkapan
2.000.000
kredit
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
102
nama Perkiraan
pustaka-indo.blogspot.com
135
Peralatan Kantor
15.000.000
200
Utang Usaha
4.500.000
230
Pendapatan Jasa Diterima Dimuka
4.000.000
300
Modal Nico
400
Pendapatan Jasa
510
Beban Gaji
4.000.000
520
Beban Sewa
1.000.000
21.750.000 7.900.000
38.150.000 38.150.000
Sebagai tambahan data kode akun adalah No. 136
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
No. 210
Utang Utilitas
No. 220
Utang Gaji
No. 530
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor
No. 540
Beban Asuransi
No. 550
Beban Utilitas
No. 560
Beban Perlengkapan
Data tambahan untuk penyesuaian saldo akun adalah sebagai berikut: 1).
Saldo isik perlengkapan yang ada pada tanggal 30 Juni 2008 bernilai Rp1.300.000,00.
2).
Faktur (tagihan) untuk beban utilitas sebesar Rp150.000,00 belum dibukukan dan tidak akan dibayar sampai bulan mendatang.
3).
Jangka waktu asuransi adalah 1 tahun, dibayar tanggal 2 Juni 2008.
4).
Pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp2.500.000,00 telah menjadi penghasilan pada akhir bulan Juni 2008.
5).
Beban gaji terhutang pada akhir bulan Juni sebesar Rp1.500.000,00.
6).
Umur ekonomis peralatan kantor adalah 5 tahun tanpa nilai residu. Peralatan kantor ini disusutkan sebesar Rp250.000,00 per bulan selama 60 bulan. Faktur atas pekerjaan yang telah diselesaikan selama bulan ini (bulan Juni) sebesar Rp3.000.000,00 belum dicatat.
Penyelesaian siklus Akuntansi
103
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
7).
Diminta: a).
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 30 Juni 2008!
b).
Pindahkan data yang terdapat dalam jurnal penyesuaian ke dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan di buku besar!
c).
Susunlah neraca saldo per 30 Juni 2008 setelah penyesuaian!
Penyelesaian: a). tgl 30 Juni
nama Perkiraan Beban Perlengkapan Perlengkapan
30 Juni
Beban Utilitas Utang Utilitas
30 Juni
Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka
30 Juni
Pendapatan Jasa Diterima Dimuka Pendapatan Jasa
30 Juni
Beban Gaji Utang Gaji
30 Juni
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Akm. Penyusutan-Peralatan Kantor
30 Juni
Piutang Usaha Pendapatan Jasa
Dr
560
700.000
130 550
700.000 150.000 150.000
210 540
200.000
120 230
200.000 2.500.000 2.500.000
400 510
1.500.000 1.500.000
220 530
250.000 250.000
136 110 400
kr
3.000.000 3.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
104
COA
pustaka-indo.blogspot.com
c).
nico konsultan neraca saldo setelah Penyesuaian 30 Juni 2008 nama Perkiraan
Debet
kredit
100
Kas
7.750.000
110
Piutang Usaha
9.000.000
120
Asuransi Dibayar Dimuka
2.200.000
130
Perlengkapan
1.300.000
135
Peralatan Kantor
136
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
200
Utang Usaha
210
Utang Utilitas
220
Utang Gaji
1.500.000
230
Pendapatan Jasa Diterima Dimuka
1.500.000
300
Modal Nico
21.750.000
400
Pendapatan Jasa
13.400.000
510
Beban Gaji
5.500.000
520
Beban Sewa
1.000.000
530
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor
250.000
540
Beban Asuransi
200.000
550
Beban Utilitas
150.000
560
Beban Perlengkapan
700.000
15.000.000 250.000 4.500.000 150.000
43.050.000 43.050.000
Penyelesaian siklus Akuntansi
105
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
no. Perkiraan
BAB 5
Akuntansi Perusahaan Dagang tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
106
Mengidentiikasi perbedaan antara perusahaan jasa dan dagang. Menjelaskan ayat jurnal dalam sistem pencatatan persediaan perpetual. Menjelaskan ayat jurnal dalam sistem pencatatan persediaan periodik. Menentukan harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan persediaan periodik. Menyiapkan ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagang (periodik dan perpetual). Memahami dan menyiapkan laporan keuangan untuk perusahaan dagang.
pustaka-indo.blogspot.com
5.1 karakteristik Perusahaan Dagang Seperti yang telah diuraikan dalam Bab 1 bahwa berdasarkan jenis usaha atau berdasarkan jenis produk yang dihasilkan/yang dijual, perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Perusahaan dagang dan perusahaan jasa sama-sama menjual produk, perbedaannya adalah bahwa produk yang ditawarkan oleh perusahaan jasa tentu saja berupa jasa sedangkan perusahaan dagang menjual produk yang berupa barang dagang. Aktivitas perusahaan dagang meliputi pembelian barang dagang dari supplier (pemasok) kemudian menjual kembali barang dagang tersebut kepada konsumen/pelanggan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Ketika barang dagang dijual, nilai dari transaksi penjualan ini akan dilaporkan sebagai pendapatan penjualan (sales revenue) dan harga pokok dari barang yang dijual akan diakui sebagai beban yang dinamakan harga pokok penjualan (cost of goods sold). Pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan akan diperoleh laba kotor (gross proit). Jumlah ini dinamakan laba kotor karena belum memperhitungkan beban operasional yang telah (turut) dikeluarkan dalam rangka penciptaan/pembentukan pendapatan; ingat kembali mengenai konsep penandingan yang telah dibahas pada Bab 3 yang lalu. Barang dagang yang masih tersedia (tidak terjual) sampai dengan akhir periode akuntansi dinamakan persediaan barang dagang (merchandise inventory). Barang dagang ini akan dilaporkan sebagai aset lancar dalam neraca; ingat kembali bahwa aset lancar disajikan dalam neraca sesuai dengan urutan tingkat likuiditasnya. Untuk bentuk laporan neraca yang sederhana dari sebuah perusahaan dagang, akun persediaan barang dagang ini akan disajikan dengan urutan setelah akun kas dan akun piutang usaha (piutang dagang), yang berarti kas dan piutang usaha sifatnya lebih lancar dibanding persediaan barang dagang. Perusahaan dagang secara sistematis akan selalu menyelenggarakan catatan persediaan untuk menentukan jumlah barang dagang yang tersedia untuk dijual dan yang telah laku terjual. Terdapat dua metode akuntansi yang lazim dipakai dalam mencatat persediaan barang dagang, yaitu metode atau sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory system) dan metode atau
Akuntansi Perusahaan Dagang
107
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
sistem pencatatan periodik/isik (periodic/phisical inventory system).
5.2 sistem Pencatatan Perpetual Dalam sistem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagang yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini secara terusmenerus akan menunjukkan besarnya saldo persediaan barang dagang yang ada di gudang untuk setiap jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagang dengan menggunakan metode/sistem perpetual ini adalah bahwa akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan akun ongkos angkut masuk tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun-akun tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagang.
Mencatat Pembelian Pembelian barang dagang dari pemasok dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Transaksi pembelian umumnya baru akan dicatat ketika barang sudah diterima dari pemasok (penjual). Setiap pembelian seharusnya didukung/dilengkapi dengan dokumen yang memberikan bukti tertulis dari adanya transaksi tersebut. Pembelian tunai dicatat dengan menaikkan saldo akun persediaan barang dagang dan mengurangi saldo akun kas, sedangkan pembelian secara kredit tentu saja akan menambah saldo akun utang usaha bagi perusahaan yang membeli. Setiap pembelian tunai harus didukung dengan bukti pembayaran, sedangkan untuk pembelian secara kredit akan didukung dengan faktur pembelian (purchase invoice). Faktur pembelian ini merupakan salinan faktur penjualan yang dikirim oleh si penjual. Jadi, si pembeli tidak perlu menyiapkan faktur pembelian karena salinan faktur penjualan yang disiapkan dan dikirim oleh si penjual akan menjadi faktur pembelian bagi si pembeli. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai berikut: Persediaan Barang dagang
xxx
Kas
xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai) Persediaan Barang dagang
xxx
Utang Usaha
xxx
(apabila pembelian dilakukan secara kredit) Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
108
pustaka-indo.blogspot.com
Retur Pembelian dan Penyesuaian Harga Beli Pembeli bisa jadi tidak puas dengan barang yang dipesannya dari penjual. Barang yang diterima mungkin saja rusak, cacat, atau bahkan tidak sesuai dengan spesiikasi kebutuhan pembeli. Dalam kasus seperti ini, pembeli dapat mengembalikan barang yang telah diterima kepada si penjual. Lalu, pembeli akan memperoleh pengurangan utang jika awalnya pembelian dilakukan secara kredit atau pembeli akan menerima pengembalian kas jika awalnya pembelian telah dilakukan secara tunai. Transaksi ini dikenal sebagai retur pembelian. Pembeli bisa juga memilih untuk tidak mengembalikan barang yang telah dibeli kepada penjual asalkan penjual bersedia untuk memberikan penyesuaian atau pengurangan harga dari harga beli semula. Transaksi ini dikenal sebagai penyesuaian harga beli. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi retur pembelian atau penyesuaian harga beli adalah sebagai berikut: Kas
xxx Persediaan Barang Dagang
xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara tunai) Utang Usaha Persediaan Barang Dagang
xxx xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara kredit)
Ongkos Angkut Dalam setiap transaksi jual beli barang dagang seharusnya disepakati apakah penjual atau pembeli yang akan membayar atau menanggung semua ongkos angkut barang dari gudang penjual ke gudang pembeli. Ada dua jenis alternatif persyaratan pengangkutan (freight terms), yaitu franko gudang penjual (free on board shipping point) dan franko gudang pembeli (free on board destination point). Franko gudang penjual berarti bahwa penjual tidak memiliki kewajiban untuk menanggung ongkos angkut barang dari gudang penjual ke gudang pembeli, melainkan pembelilah yang harus menanggung ongkos angkut barang tersebut. Oleh sebab itu, ongkos angkut barang yang harus ditanggung oleh pembeli dicatat dalam pembukuan pembeli sebagai ongkos angkut masuk
Akuntansi Perusahaan Dagang
109
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
(freight in). Ongkos angkut masuk ini bersifat menambah harga pokok dari barang yang dibeli.
Apabila persediaan dicatat dengan menggunakan sistem perpetual maka akun ongkos angkut masuk ini akan digantikan dengan akun persediaan barang dagang (dengan posisi pencatatan di sebelah debet). Ingat kembali bahwa dalam sistem pencatatan perpetual tidak mengenal akun ongkos angkut masuk. Namun secara logika akuntansi, kedua sistem pencatatan ini sesungguhnya memiliki nalar berpikir yang sama atau sejalan. Perhatikanlah bahwa ongkos angkut masuk bersifat menambah harga pokok dari barang yang dibeli, yang berarti seolah-olah ongkos angkut masuk ini akan menambah nilai persediaan barang dagang. Oleh sebab itu, dalam sistem pencatatan perpetual, akun ongkos angkut masuk digantikan dengan akun persediaan barang dagang dengan posisi pencatatan di sebelah debet, di mana posisi debet ini menunjukkan bahwa nilai persediaan barang dagang seolah-olah bertambah. Ayat jurnal yang perlu dibuat dalam pembukuan pembeli adalah sebagai berikut: Persediaan Barang Dagang Kas
xxx xxx
Kadangkala, ongkos angkut masuk yang menjadi beban atau tanggungan pembeli ini dapat ditalangi terlebih dahulu oleh penjual. Dalam hal ini, tagihan penjual ke pembeli nantinya akan menjadi bertambah sebesar ongkos angkut tersebut. Pembeli akan mencatatnya dalam pembukuan dengan cara yang sama seperti jurnal di atas, namun bukan akun kas yang dikredit melainkan akun utang usaha. Sedangkan bagi si penjual, jurnal akan dibuat dengan cara mendebet akun piutang usaha dan mengkredit akun kas. Nantinya, pada waktu tagihan ongkos angkut yang telah ditalangi terlebih dahulu oleh si penjual ini dibayar oleh si pembeli maka penjual akan mendebet akun kas dan mengkredit kembali akun piutang usaha, sedangkan bagi si pembeli akan mendebet akun utang usaha dan mengkredit akun kas. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa beban ongkos angkut ini bukanlah menjadi tanggungan penjual sehingga tidak akan pernah ada akun ongkos angkut keluar dalam pembukuan penjual, meskipun penjual menalanginya terlebih dahulu ongkos angkut tersebut. Sedangkan untuk franko gudang pembeli, ongkos angkut barang dari gudang penjual ke gudang pembeli menjadi tanggungan penjual. Oleh sebab itu, ongkos angkut barang yang harus ditanggung oleh penjual ini akan dicatat dalam pembukuan penjual sebagai ongkos angkut keluar (freight out atau transportation out atau delivery expense). Akun ongkos angkut keluar ini akan dicatat di sebelah debet dalam jurnal. Dalam laporan laba rugi penjual, akun ongkos angkut
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
110
pustaka-indo.blogspot.com
keluar ini diklasiikasikan sebagai beban operasional, yaitu beban penjualan. Akun ongkos angkut keluar ini tetap akan dipergunakan dalam pembukuan penjual, baik dengan sistem pencatatan periodik maupun perpetual. Mengapa demikian? Pada Subbab 5.5 (yaitu subbab yang akan membahas mengenai laporan keuangan perusahaan dagang) kita akan melihat bahwa untuk akun ongkos angkut keluar ini, bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan sehingga akun ini tetap akan sama dipergunakan, baik dalam sistem pencatatan periodik maupun perpetual. Perlu juga diperhatikan di sini bahwa karena persyaratan pengangkutan yang berlaku adalah franko gudang pembeli (di mana pembeli terima beres), maka tidak akan pernah ada pengertian ongkos angkut masuk dalam pembukuan pembeli (ongkos angkut masuk barang ke gudang pembeli ini menjadi tanggungan penjual sebagai ongkos angkut keluar, di mana barang akan diantar atau menjadi tanggungan penjual sampai dengan tempat tujuan atau gudang pembeli). Ayat jurnal yang perlu dibuat dalam pembukuan penjual adalah sebagai berikut: Ongkos Angkut Keluar Kas
xxx xxx
Dalam hal status kepemilikan barang, jika syarat penjualannya adalah franko gudang penjual maka ketika barang keluar dari gudang penjual, barang tersebut sudah bukan lagi milik penjual, tetapi telah menjadi milik atau menjadi tanggung jawab penuh pembeli. Sedangkan jika syarat penjualannya adalah franko gudang pembeli maka kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke pembeli apabila barang tersebut benar-benar telah diterima atau sampai ke gudang pembeli. Sebagai contoh, perusahaan A menjual barang dagang ke perusahaan B dengan syarat pengangkutan yang berlaku adalah franko gudang penjual. Pada tanggal 28 Desember 2008 barang tersebut dibongkar dari gudang penjual dan dimuat ke perusahaan ekspedisi (pengiriman barang lewat laut) untuk diantar ke gudang pembeli. Barang tersebut baru akan diterima oleh pembeli (perusahaan B) pada tanggal 4 Januari 2009 tahun berikutnya. Barang yang masih dalam perjalanan ini sudah bukan lagi menjadi tanggungan atau milik penjual sejak barang tersebut dibongkar dari gudang penjual, meskipun barang tersebut belum sampai diterima pembeli. Jadi, apabila masing-masing perusahaan membuat neraca per 31 Desember 2008 (di mana akhir periode
Akuntansi Perusahaan Dagang
111
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
akuntansi sama dengan tahun kalender) maka nilai persediaan barang dagang yang masih dalam
perjalanan tersebut harus dikeluarkan dari neraca perusahaan A tetapi diperhitungkan dalam neraca perusahaan B. Sebaliknya, jika syarat pengangkutan yang berlaku adalah franko gudang pembeli maka barang tersebut masih tetap menjadi milik atau tanggungan penjual hingga tanggal 4 Januari 2009. Pada tanggal 4 Januari 2009, setelah barang sampai di tempat tujuan (gudang pembeli), sejak saat itulah kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke pembeli. Pada tanggal 31 Desember 2008, nilai persediaan barang dagang yang dalam perjalanan ini masih tetap harus diperhitungkan dalam neraca penjual dan belum dapat dianggap sebagai persediaan barang dagang di neraca B.
Potongan Pembelian Persyaratan kredit (credit terms) tertentu dalam transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit memungkinkan pembeli untuk mendapatkan potongan tunai apabila si pembeli melakukan pembayaran dalam waktu yang segera. Persyaratan kredit ini secara khusus menunjukkan besar potongan tunai (cash discounts) yang dapat dimanfaatkan oleh si pembeli apabila melakukan pembayaran dalam periode waktu yang segera, lama periode potongan (discount period), dan batas waktu akhir bagi si pembeli untuk membayar seluruh utangnya kepada si penjual (credit net period). Salah satu contoh dari persyaratan kredit adalah 2/10, n/30 yang artinya bahwa pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari nilai transaksi pembelian apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sejak tanggal pembelian dan jika potongan tunai tidak dimanfaatkan oleh si pembeli maka batas waktu akhir bagi si pembeli untuk melunasi seluruh utangnya kepada penjual adalah paling lambat 30 hari sejak tanggal pembelian. Jadi, jika transaksi pembelian dilakukan pada tanggal 1 Januari 2008 maka potongan tunai akan diperoleh pembeli jika pembayaran dilakukan antara tanggal 1 Januari hingga tanggal 11 Januari; pembayaran yang baru dilakukan antara tanggal 12 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari tidaklah mendapatkan potongan tunai, di mana tanggal 31 Januari ini merupakan batas waktu akhir bagi si pembeli untuk membayar/melunasi seluruh utangnya. Waktu yang lamanya 10 hari terhitung mulai dari tanggal 1 Januari hingga tanggal 11 Januari dinamakan sebagai periode potongan; sedangkan waktu yang lamanya 30 hari terhitung mulai dari tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Januari dinamakan sebagai periode bersih kredit/utang. Contoh lainnya dari persyaratan kredit adalah 1/15, n/eom yang artinya bahwa pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 1% dari nilai transaksi pembelian apabila pembayaran
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
112
pustaka-indo.blogspot.com
dilakukan dalam waktu 15 hari sejak tanggal pembelian dan jika potongan tunai tidak dimanfaatkan oleh si pembeli maka batas waktu akhir bagi si pembeli untuk melunasi seluruh utangnya kepada penjual adalah paling lambat akhir bulan (end of month). Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya potongan pembelian, yaitu: 1.
Persyaratan kredit; pastikanlah bahwa pembayaran utang memang telah dilakukan dalam periode potongan seperti yang tercantum pada persyaratan kredit, termasuk besarnya persentase potongan tunai.
2.
Retur pembelian dan penyesuaian harga beli; potongan pembelian didasarkan pada nilai tagihan setelah dikurangi dengan retur pembelian dan penyesuaian harga beli jika ada. Ketika tagihan dibayar dalam periode potongan, jumlah potongan pembelian ini akan
mengurangi saldo akun persediaan barang dagang. Ingat kembali bahwa dalam sistem pencatatan perpetual tidak mengenal akun potongan pembelian. Akun potongan pembelian yang sifatnya mengurangi harga pokok dari barang yang dibeli ini akan digantikan dengan akun persediaan barang dagang, yang dicatat dalam jurnal di sebelah kredit (yang berarti potongan pembelian ini seolah-olah mengurangi nilai persediaan barang dagang). Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pembeli pada saat melakukan pembayaran utangnya dengan memanfaatkan potongan tunai (dalam periode potongan) adalah sebagai berikut: Utang Usaha
xxx
Kas
xxx
Persediaan Barang Dagang
xxx
Namun, jika pembeli gagal untuk memanfaatkan potongan yang ada maka ayat jurnal yang dibuat oleh pembeli pada saat melakukan pembayaran utang adalah sebagai berikut: Utang Usaha Kas
xxx xxx
Mencatat Penjualan Pendapatan penjualan, sama seperti pendapatan jasa, dicatat ketika pendapatan sudah terjadi
Akuntansi Perusahaan Dagang
113
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
(berlangsung). Umumnya, pendapatan penjualan terjadi ketika barang ditransfer dari penjual ke
pembeli. Ada 2 ayat jurnal yang perlu dibuat sekaligus oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan, yaitu: Kas
xxx Penjualan
xxx
(apabila penjualan barang dagang dilakukan secara tunai) Piutang Usaha
xxx
Penjualan
xxx
(apabila penjualan barang dagang dilakukan secara kredit) Harga Pokok Penjualan
xxx
Persediaan Barang Dagang
xxx
Retur Penjualan dan Penyesuaian Harga Jual Retur penjualan (sales returns) terjadi apabila perusahaan menerima kembali barang dagang yang telah dijualnya kepada pelanggan sebagai akibat adanya kerusakan barang atau barang yang dijual/dikirimnya tidak sesuai dengan kriteria/spesiikasi pesanan pelanggan, sedangkan penyesuaian/pengurangan terhadap harga jual (sales allowances) diberikan kepada pelanggan di mana dalam hal ini perusahaan tidak menerima kembali barang dagang yang telah dijualnya. Retur penjualan dan penyesuaian harga jual merupakan akun pengurang (contra account) dari akun penjualan. Kalau akun penjualan memiliki saldo normal di sebelah kredit maka akun retur penjualan dan penyesuaian harga jual memiliki saldo normal yang berlawanan dengan saldo normal untuk akun penjualan, yaitu di sebelah debet. Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagang yang telah dijualnya, yaitu: Retur penjualan Kas
xxx xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara tunai)
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
114
pustaka-indo.blogspot.com
Retur penjualan
xxx
Piutang Usaha
xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara kredit) Persediaan Barang Dagang
xxx
Harga Pokok Penjualan
xxx
(menerima kembali barang dagang yang telah dijualnya) Ayat jurnal yang dibuat penjual pada saat memberikan penyesuaian/pengurangan harga jual kepada pelanggannya, yaitu: Penyesuaian harga jual
xxx
Kas
xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara tunai) Penyesuaian harga jual
xxx
Piutang Usaha
xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara kredit)
Potongan Penjualan Seperti telah disebutkan di atas pada waktu membahas mengenai potongan pembelian, penjual biasanya akan menawarkan pembeli potongan tunai untuk pembayaran yang bisa dilakukan dalam waktu yang segera sesuai dengan periode potongan yang tercantum pada credit terms. Sama seperti pada potongan pembelian, ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya potongan penjualan, yaitu: 1.
Persyaratan kredit; pastikanlah bahwa pembeli memang telah melakukan pembayaran utangnya kepada perusahaan dalam periode potongan seperti yang tercantum pada persyaratan kredit, termasuk besarnya persentase potongan tunai. Retur penjualan dan penyesuaian harga jual; potongan penjualan didasarkan pada nilai faktur setelah dikurangi dengan retur penjualan dan penyesuaian harga jual jika ada.
Akuntansi Perusahaan Dagang
115
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2.
Sama seperti retur penjualan dan penyesuaian harga jual, potongan penjualan merupakan akun pengurang (contra account) dari akun penjualan. Saldo normal dari akun potongan penjualan adalah di sebelah debet. Ayat jurnal yang akan dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai (dalam periode potongan) adalah sebagai berikut: Kas
xxx
Potongan Penjualan
xxx
Piutang Usaha
xxx
Namun, jika pembeli gagal untuk memanfaatkan potongan yang ada maka ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan adalah sebagai berikut: Kas
xxx Piutang Usaha
xxx
5.3 sistem Pencatatan Periodik Dengan sistem periodik, pembelian barang dagang akan dicatat menggunakan akun pembelian, bukan akun persediaan barang dagang seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan perpetual. Juga, dengan sistem periodik, akun-akun berikut ini secara terpisah (masing-masing) akan digunakan: potongan pembelian, retur pembelian dan penyesuaian harga beli, serta ongkos angkut masuk. Ingatlah kembali bahwa poin utama yang membedakan antara sistem pencatatan periodik dengan sistem pencatatan perpetual adalah terletak pada komponen penentu harga pokok penjualan, di mana dalam sistem pencatatan perpetual tidaklah mengenal akun pembelian, potongan pembelian, retur pembelian dan penyesuaian harga beli, termasuk akun ongkos angkut masuk. Dalam sistem periodik maupun perpetual tidak ada perbedaan dalam hal pencatatan atas akun ongkos angkut keluar dan potongan penjualan. Hal ini dikarenakan ongkos angkut keluar
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
116
pustaka-indo.blogspot.com
dan potongan penjualan bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan. Demikian juga untuk akun retur penjualan dan penyesuaian harga jual yang tetap digunakan baik dalam sistem pencatatan periodik maupun perpetual, namun terdapat perbedaan, yaitu dalam sistem pencatatan perpetual, jurnal untuk mencatat transaksi retur penjualan akan diikuti dengan satu ayat jurnal lagi untuk mencatat pengurangan harga pokok penjualan di sebelah kredit dan menambah kembali saldo akun persediaan barang dagang yang diterima di sebelah debet.
Mencatat Pembelian Akun pembelian yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dalam sistem periodik merupakan akun/perkiraan sementara yang memiliki saldo normal di sebelah debet. Pembelian ini akan menambah besarnya nilai barang yang tersedia untuk dijual. Pengurangan nilai barang yang tersedia untuk dijual dengan nilai persediaan akhir akan diperoleh besarnya harga pokok penjualan. Karena pembelian merupakan akun sementara maka pada akhir tahun akun ini haruslah ditutup ke perkiraan ikhtisar laba rugi agar saldo akhir menjadi nol dan tidak dibawa ke periode akuntansi tahun berikutnya. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai berikut: Pembelian
xxx
Kas
xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai) Pembelian
xxx
Utang Usaha
xxx
(apabila pembelian dilakukan secara kredit)
Retur Pembelian dan Penyesuaian Harga Beli Akun retur pembelian dan penyesuaian harga beli yang digunakan dalam sistem pencatatan periodik merupakan akun/perkiraan sementara yang memiliki saldo normal di sebelah kredit (berlawanan dengan saldo normal untuk akun pembelian). Retur pembelian dan penyesuaian harga beli merupakan akun pengurang dari akun pembelian karena bersifat mengurangi pembelian ke
Akuntansi Perusahaan Dagang
117
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
jumlah bersihnya. Karena retur pembelian dan penyesuaian harga beli merupakan akun sementara,
maka pada akhir tahun akun ini haruslah ditutup ke perkiraan ikhtisar laba rugi agar saldo akhir menjadi nol dan tidak dibawa ke periode akuntansi tahun berikutnya. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi retur pembelian atau penyesuaian harga beli adalah sebagai berikut: Kas
xxx Retur pembelian dan penyesuaian harga beli
xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara tunai) Utang Usaha
xxx
Retur pembelian dan penyesuaian harga beli
xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara kredit)
Ongkos Angkut Sama seperti akun pembelian, akun ongkos angkut masuk maupun akun ongkos angkut keluar memiliki saldo normal di sebelah debet. Akun ongkos angkut masuk maupun keluar ini juga merupakan akun sementara yang pada akhir tahun haruslah ditutup ke perkiraan ikhtisar laba rugi. Ongkos angkut masuk juga merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan di mana ongkos angkut masuk ini bersifat menambah jumlah pembelian bersih sebagai harga pokok dari barang yang dibeli. Sesuai dengan prinsip biaya (harga perolehan), harga pokok dari barang yang dibeli sudah seharusnya memperhitungkan besarnya ongkos angkut masuk yang dikeluarkan pembeli untuk membawa barang dari tempat penjual. Apabila persyaratan pengangkutan yang disepakati adalah FOB shipping point maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pembeli untuk mencatat ongkos angkut masuk adalah sebagai berikut: Ongkos angkut masuk
xxx
Kas
xxx
(jika dibayar langsung oleh pembeli) Ongkos angkut masuk
xxx
Utang Usaha
xxx
(jika ditalangi terlebih dahulu oleh penjual)
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
118
pustaka-indo.blogspot.com
Sedangkan ongkos angkut keluar bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan. Apabila persyaratan pengangkutan yang disepakati adalah FOB destination point maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh penjual untuk mencatat ongkos angkut keluar adalah sebagai berikut: Ongkos Angkut Keluar
xxx
Kas
xxx
Perhatikanlah bahwa ayat jurnal di atas sama seperti ayat jurnal yang dibuat oleh penjual dalam sistem pencatatan perpetual.
Potongan Pembelian Akun potongan pembelian yang digunakan dalam sistem pencatatan periodik merupakan akun/ perkiraan sementara yang memiliki saldo normal di sebelah kredit (berlawanan dengan saldo normal untuk akun pembelian). Potongan pembelian dan retur pembelian sama-sama merupakan akun pengurang dari akun pembelian karena sifatnya yang akan mengurangi pembelian ke jumlah bersihnya. Pada akhir tahun, akun ini akan ditutup ke perkiraan ikhtisar laba rugi. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi potongan pembelian adalah sebagai berikut: Utang Usaha
xxx
Kas
xxx
Potongan Pembelian
xxx
Mencatat Penjualan Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan, yaitu: Kas
xxx Penjualan
xxx
(apabila penjualan barang dagang dilakukan secara tunai) Piutang Usaha Penjualan
xxx xxx
Akuntansi Perusahaan Dagang
119
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
(apabila penjualan barang dagang dilakukan secara kredit)
Bandingkanlah ayat jurnal di atas dengan sistem perpetual di mana dalam sistem periodik tidak ada ayat jurnal untuk mencatat besarnya harga pokok dari barang yang dijual.
Retur Penjualan dan Penyesuaian Harga Jual Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagang yang telah dijual atau pada saat memberikan penyesuaian/pengurangan harga jual kepada pelanggan, yaitu: Retur penjualan dan penyesuaian harga jual
xxx
Kas
xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara tunai) Retur penjualan dan penyesuaian harga jual
xxx
Piutang Usaha
xxx
(apabila awalnya penjualan barang dagang dilakukan secara kredit)
Potongan Penjualan Ayat jurnal yang akan dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai (dalam periode potongan) adalah sebagai berikut: Kas
xxx
Potongan Penjualan
xxx
Piutang Usaha
xxx
Perhatikanlah bahwa ayat jurnal di atas sama seperti ayat jurnal yang dibuat oleh penjual dalam sistem pencatatan perpetual.
5.4 Penyesuaian atas Persediaan Barang Dagang Apabila perusahaan menggunakan metode atau sistem periodik/isik dalam mencatat barang dagangnya maka pada setiap akhir periode akuntansi setelah dilakukan penghitungan isik atas besarnya persediaan barang dagang yang ada, bagian akuntansi akan membuat ayat jurnal
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
120
pustaka-indo.blogspot.com
penyesuaian untuk mencatat besarnya persediaan akhir yang ada di gudang (posisi persediaan per tanggal laporan). Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: Menghapus saldo persediaan awal: Ikhtisar Laba Rugi
xxx
Persediaan Barang Dagang
xxx
Mencatat saldo persediaan akhir: Persediaan Barang Dagang Ikhtisar Laba Rugi
xxx xxx
Apabila perusahaan menggunakan metode atau sistem perpetual dalam mencatat barang dagangnya maka akun persediaan barang dagang secara terpisah diselenggarakan dalam buku besar (ledger). Selanjutnya, sepanjang periode akuntansi, saldo buku besar akun ini setiap saat akan mencerminkan berapa jumlah barang dagang yang tersedia untuk dijual. Dengan demikian, kapanpun pihak manajemen ingin mengetahui berapa besarnya posisi persediaan barang dagang yang ada di gudang maka data mengenai saldo persediaan barang dagang akan langsung tersedia saat itu juga dalam buku besar tanpa harus menunggu dilakukannya penghitungan isik. Jadi, berbeda dengan metode atau sistem periodik/isik di mana besarnya jumlah persediaan barang dagang baru akan dapat diketahui setelah penghitungan isik dilakukan (berarti tidak dapat diketahui setiap saat). Dari segi pengendalian intern (internal control), metode perpetual lebih baik dibanding metode periodik/isik, terutama dalam hal pengamanan atas persediaan dan tersedianya catatan akuntansi yang lebih akurat dan tepat waktu. Namun demikian, penyesuaian terhadap besarnya saldo akun persediaan barang dagang dengan menggunakan metode perpetual biasanya tetap diperlukan karena pada akhir periode akuntansi besarnya jumlah persediaan barang dagang menurut hasil penghitungan isik berbeda dengan jumlah saldo yang ditunjukkan dalam buku besar (catatan persediaan). Perbedaan ini mungkin dapat terjadi karena adanya barang yang dicuri, hilang, ataupun kesalahan dalam mencatat atau menghitung persediaan. Umumnya, saldo persediaan barang dagang yang tertera dalam buku besar menunjukkan jumlah yang lebih besar dibanding yang diperoleh berdasarkan hasil penghitungan isik. Sebagai contoh, dalam catatan (buku besar) persediaan menunjukkan
Akuntansi Perusahaan Dagang
121
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
saldo akhir sebesar 173 juta rupiah. Namun berdasarkan hasil penghitungan isik yang telah
dilakukan pada akhir tahun menunjukkan hanya sebesar 160 juta rupiah. Dalam hal ini, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan
Rp13.000.000,00
Persediaan Barang Dagang
Rp13.000.000,00
5.5 Laporan keuangan Laporan ekuitas pemilik untuk perusahaan dagang disajikan dengan cara yang sama, seperti pada perusahaan jasa yang telah diberikan contohnya dalam Bab 1 terdahulu, demikian juga untuk penyajian neraca. Untuk penyajian neraca, perbedaan yang ada hanyalah dalam hal akun persediaan barang dagang yang tidak ada (tidak tampak) dalam neraca perusahaan jasa. Laporan laba rugi untuk perusahaan dagang dapat disusun dalam dua bentuk pilihan, yaitu bentuk langsung (single-step) atau bentuk bertahap (multiple-step). Laporan laba rugi dengan bentuk langsung menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor penentu laba/rugi bersih. Seluruh pendapatan, baik yang berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan (yaitu pendapatan penjualan bersih) maupun yang bukan berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan atau pendapatan lain-lain (seperti pendapatan bunga dan pendapatan sewa) akan digabung menjadi satu sebagai total pendapatan. Demikian juga untuk seluruh beban, mulai dari harga pokok penjualan (COGS), beban penjualan, beban umum dan administrasi, hingga beban bunga (beban lain-lain) akan digabung menjadi satu sebagai total beban. Laba/rugi bersih dihitung dari selisih antara total pendapatan dengan total beban. Dengan demikian, dalam laporan laba rugi bentuk langsung ini tidak merinci berapa besarnya laba kotor, beban operasional, laba operasional, dan besarnya pendapatan/beban lainlain.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
122
pustaka-indo.blogspot.com
Contoh format laporan laba rugi bentuk langsung: uD. surya Prabha utama Laporan Laba Rugi untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 Pendapatan: Pendapatan Penjualan Bersih
xxx
Pendapatan Sewa
xxx
+
Total Pendapatan
XXX
Beban: Harga Pokok Penjualan
yyy
Beban Penjualan
yyy
Beban Umum dan Administrasi
yyy
Beban Bunga
yyy
Total Beban Laba/Rugi Bersih
+ YYY – ZZZ
Sedangkan dalam laporan laba rugi dengan bentuk bertahap akan menunjukkan tahapantahapan dalam menentukan laba/rugi bersih. Pendapatan penjualan bersih akan dikurangkan dengan harga pokok penjualan untuk menentukan besarnya laba kotor. Laba kotor ini akan dikurangkan dengan beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi untuk menentukan besarnya laba operasional. Lalu, laba operasional ini akan ditambah atau dikurangkan dengan pendapatan lain-lain atau beban lain-lain untuk menentukan besarnya laba/rugi bersih. Penjualan merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dagang yang dijual perusahaan, baik meliputi penjualan tunai maupun penjualan secara kredit. Penjualan dikurangi dengan retur dan penyesuaian harga jual dan potongan penjualan akan diperoleh penjualan bersih (net sales). Ingatlah kembali bahwa retur penjualan terjadi apabila perusahaan menerima kembali barang dagang yang telah dijual kepada pelanggan sebagai akibat adanya kerusakan barang atau
Akuntansi Perusahaan Dagang
123
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
barang yang dijual/dikirim tidak sesuai dengan kriteria/spesiikasi pesanan pelanggan, sedangkan
penyesuaian/pengurangan terhadap harga jual diberikan kepada pelanggan di mana dalam hal ini perusahaan tidak menerima kembali barang dagang yang telah dijual. Potongan penjualan diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal atau selama dalam periode potongan sesuai dengan persyaratan kredit yang ada. Potongan penjualan sesungguhnya tidak hanya bermanfaat bagi si pembeli saja, tetapi juga bagi si penjual. Bagi si pembeli tentu saja akan dapat menghemat jumlah uang yang akan dibayarkan, sedangkan bagi si penjual potongan penjualan yang dimanfaatkan oleh si pembeli ini akan dapat memperpendek/ mempersingkat waktu penagihan kas (waktu yang diperlukan untuk mengonversi piutang dagang menjadi kas). Beban operasional (operating expenses) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban umum dan administrasi (general and administrative expenses). Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala aktivitas toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan barang dagang, contohnya: beban gaji/upah karyawan toko (bagian penjualan), beban iklan, beban perlengkapan/keperluan toko, dan beban penyusutan peralatan toko. Sedangkan beban umum dan administrasi dikeluarkan dalam rangka mendukung aktivitas/urusan kantor (administrasi) dan operasi umum, contohnya: beban gaji/upah karyawan kantor, beban perlengkapan kantor, dan beban penyusutan peralatan kantor. Contoh format laporan laba rugi bentuk bertahap: (dengan sistem pencatatan perpetual)
uD. surya Prabha utama Laporan Laba Rugi untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 Pendapatan Penjualan: Penjualan
xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
(xxx)
Potongan Penjualan
(xxx)
Penjualan Bersih
xxx
Harga Pokok Penjualan:
(xxx)
Laba Kotor
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
124
xxx
pustaka-indo.blogspot.com
Beban Operasional: Beban Penjualan: Beban Upah Karyawan Toko
xxx
Beban Perlengkapan Toko
xxx
Beban Sewa Toko
xxx
Beban Iklan
xxx
Beban Penyusutan Peralatan Toko
xxx
Beban Penjualan Lainnya
xxx
Total Beban Penjualan
xxx
Beban Umum dan Administrasi: Beban Upah Karyawan Kantor
xxx
Beban Perlengkapan Kantor
xxx
Beban Penyusutan Gedung Kantor
xxx
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
xxx
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
xxx
Total Beban Umum dan Administrasi
xxx
Total Beban Operasional
(xxx)
Laba Operasional
xxx
Pendapatan/Beban Lain-Lain: Pendapatan Sewa
xxx
Total Pendapatan/Beban Lain-Lain
xxx
Laba/Rugi Bersih
XXX
Apabila pencatatan persediaan barang dagang dilakukan dengan menggunakan sistem
Akuntansi Perusahaan Dagang
125
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
periodik/isik maka besarnya harga pokok penjualan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan: Persediaan Barang Dagang (awal)
xxx
Pembelian
xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Beli
(xxx)
Potongan Pembelian
(xxx)
Pembelian Bersih Ongkos Angkut Masuk
xxx xxx
Harga Pokok Barang Yang Dibeli
xxx
Harga Pokok Barang Yang Tersedia Untuk Dijual
xxx
Persediaan Barang Dagang (akhir) Harga Pokok Penjualan
(xxx) xxx
Harga pokok penjualan di atas tentu saja baru dapat dihitung setelah saldo persediaan akhir diketahui melalui pemeriksaan isik atas barang dagang yang masih ada di gudang per akhir periode akuntansi (per tanggal pelaporan). Pembelian merupakan total jumlah yang dibebankan oleh pemasok atas barang yang dibeli perusahaan, baik meliputi pembelian tunai maupun pembelian secara kredit. Pembelian dikurangi dengan retur dan penyesuaian harga beli dan potongan pembelian akan diperoleh pembelian bersih (net purchases). Ingatlah kembali bahwa retur pembelian (purchases returns) terjadi ketika perusahaan mengembalikan barang dagang yang telah dibelinya dari pemasok sebagai akibat adanya kerusakan, cacat, ataupun barang yang diterima tidak sesuai dengan kriteria pesanan, sedangkan penyesuaian/pengurangan terhadap harga beli (purchases allowances) terjadi dalam situasi di mana perusahaan memilih untuk tidak mengembalikan barang yang telah dibeli dan pemasok bersedia untuk memberikan pengurangan harga. Potongan pembelian (purchases discounts) diperoleh dari pemasok/penjual karena perusahaan melakukan pembayaran lebih awal atau selama dalam periode potongan seperti yang tercantum dalam persyaratan kredit. Pembelian bersih ditambah dengan ongkos angkut masuk akan diperoleh besarnya harga pokok dari barang yang dibeli. Ingat kembali bahwa ongkos angkut masuk (freight in atau transportation in) ini merupakan beban angkut yang dikeluarkan/ditanggung perusahaan untuk membawa barang yang dibeli dari pemasok/penjual ke gudang perusahaan.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
126
pustaka-indo.blogspot.com
5.6 ilustrasi Penyelesaian siklus Akuntansi A. Sistem Pencatatan Periodik Untuk mengilustrasikan penyelesaian siklus akuntansi pada perusahaan dagang dengan sistem pencatatan periodik, berikut ini adalah saldo perkiraan-perkiraan dalam buku besar UD. Surya Prabha Utama pada akhir periode akuntansi 31 Desember 2008 sebelum penyesuaian: Kas .........................................................................
36.904
Piutang Usaha ..........................................................
51.000
Persediaan Barang Dagang..........................................
45.600
Perlengkapan Toko ....................................................
9.800
Asuransi Dibayar dimuka ............................................
7.650
Tanah dan Gedung Kantor ...........................................
130.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor ..........................
9.000
Peralatan Toko .........................................................
70.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko ..........................
44.800
Peralatan Kantor ......................................................
45.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor ......................
28.800
Utang Usaha ...........................................................
22.181
Pendapatan Sewa Diterima dimuka ...............................
9.000
Modal Surya ............................................................
176.825
Prive Surya .............................................................
11.000
Penjualan ...............................................................
580.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual ..............................
7.424
Pembelian ...............................................................
401.200
Potongan Pembelian ..................................................
9.000
Ongkos Angkut Masuk ...............................................
9.000
Beban Upah Karyawan Toko .......................................
22.180
Beban Upah Karyawan Kantor ....................................
17.840
Beban Sewa Toko ......................................................
2.100
Beban Penjualan Lainnya ..........................................
6.680
Beban Umum dan Administrasi Lainnya ........................
6.228 Akuntansi Perusahaan Dagang
127
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
(dalam ribuan rupiah)
Data yang tersedia untuk penyesuaian per 31 Desember 2008, yaitu: a.
Berdasarkan hasil pemeriksaan isik terhadap barang dagang yang ada di gudang diperoleh nilai persediaan akhir sebesar Rp57.200.000,00.
b.
Sisa perlengkapan toko yang masih ada sebesar Rp3.300.000,00.
c.
Nilai tanah sebesar Rp35.000.000,00 sedangkan harga gedung kantor Rp95.000.000,00 yang diperoleh pada tanggal 01 Januari 2006. Gedung kantor tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 20 tahun, dengan nilai sisa atau nilai residu sebesar Rp5.000.000,00. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.
d.
Peralatan toko dan peralatan kantor masing-masing disusutkan sebesar Rp10.080.000,00 dan Rp6.480.000,00.
e.
Tarif upah karyawan sebesar Rp30.000,00 per orang untuk 1 hari. Dalam satu minggu terdapat 6 hari kerja dan pembayaran dilakukan pada setiap hari Sabtu. Jumlah karyawan toko sebanyak 10 orang dan karyawan kantor sebanyak 6 orang. Tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Kamis.
f.
Asuransi dibayar dimuka merupakan pembayaran polis asuransi untuk masa pertanggungan 01 Mei 2008 sampai dengan 01 Mei 2009. Beban asuransi ini ditanggung oleh bagian umum dan administrasi.
g.
Pendapatan sewa diterima dimuka timbul dari hasil penyewaan ruangan kantor yang tidak terpakai kepada pihak lain untuk periode 01 Maret 2008 sampai dengan 01 September 2009.
h.
Karena letaknya yang strategis, perusahaan menyewa sebuah ruangan dari pihak lain yang dijadikan sebagai ruangan toko untuk UD. Surya Prabha Utama. Sewa ruangan toko ini dibayar untuk periode 3 bulan terhitung mulai tanggal 01 Desember 2008. Langkah pertama yang perlu dilakukan dari contoh ilustrasi di atas adalah membuat ayat
jurnal penyesuaian. Berikut adalah ayat jurnal penyesuaian yang dibuat dalam pembukuan UD. Surya Prabha Utama pada tanggal 31 Desember 2008:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
128
pustaka-indo.blogspot.com
uD. surya Prabha utama Ayat Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2008 no. a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
nama Perkiraan
Dr
Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Dagang
45.600.000
Persediaan Barang Dagang Ikhtisar Laba Rugi
57.200.000
Beban Perlengkapan Toko Perlengkapan Toko
6.500.000
Beban Penyusutan-Gedung Kantor Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor
4.500.000
Beban Penyusutan-Peralatan Toko Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko
10.080.000
kr
45.600.000 57.200.000 6.500.000 4.500.000
10.080.000
Beban Penyusutan- Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
6.480.000
Beban Upah Karyawan Toko Beban Upah Karyawan Kantor Utang Upah Karyawan
1.200.000 720.000
Beban Asuransi Asuransi Dibayar dimuka
5.100.000
Pendapatan Sewa Diterima dimuka Pendapatan Sewa
5.000.000
Sewa Toko Dibayar dimuka Beban Sewa Toko
1.400.000
6.480.000
1.920.000 5.100.000 5.000.000
1.400.000
Ayat jurnal penyesuaian di atas lalu diposting ke buku besar masing-masing akun terkait. Dalam contoh ilustrasi ini, diasumsikan bahwa perusahaan menggunakan neraca lajur sebagai
Akuntansi Perusahaan Dagang
129
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
alat bantu untuk menyiapkan laporan keuangan. Oleh sebab itu, data yang ada dalam ayat jurnal
penyesuaian tadi dipindahkan ke kolom penyesuaian yang ada pada neraca lajur sesuai dengan posisi debet dan kreditnya. Berikut ini adalah neraca lajur yang dibuat UD. Surya Prabha Utama untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008:
uD. surya Prabha utama neraca Lajur untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 nama Perkiraan
neraca saldo
Penyesuaian
Dr
Dr
kr
kr
setelah Penyesuaian Dr
kr
Laba Rugi Dr
neraca
kr
Dr
Kas
36,904
36,904
36,904
Piutang Usaha
51,000
51,000
51,000
Persediaan Barang Dagang
45,600
45,600
57,200
57,200
57,200
Perlengkapan Toko
9,800
6,500
3,300
3,300
Asuransi Dibayar dimuka
7,650
5,100
2,550
2,550
130,000
130,000
Tanah dan Gedung Kantor
130,000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor Peralatan Toko
70,000 44,800
28,800
Utang Usaha
22,181
Pendapatan Sewa Diterima dimuka
9,000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual Pembelian
5,000
11,000
54,880 45,000
35,280
35,280
22,181
22,181
4,000
4,000
176,825
176,825
11,000 580,000
11,000 580,000
580,000
7,424
7,424
7,424
401,200
401,200
401,200
Potongan Pembelian Ongkos Angkut Masuk
6,480
176,825
Penjualan
70,000
45,000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
Prive Surya
13,500
54,880
10,080
45,000
Modal Surya
13,500 70,000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor
4,500
9,000
9,000
9,000
9,000
9,000
9,000
9,000
Beban Upah Karyawan Toko
22,180
1,200
23,380
23,380
Beban Upah Karyawan Kantor
17,840
720
18,560
18,560
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
130
kr
pustaka-indo.blogspot.com
Beban Sewa Toko
2,100
Beban Penjualan Lainnya Beban Umum dan Administrasi Lainnya
700
700
6,680
6,680
6,680
6,228
6,228
6,228
879,606
1,400
879,606
Ikhtisar Laba Rugi
45,600
57,200
45,600
57,200
45,600
Beban Asuransi
5,100
5,100
5,100
Beban Penyusutan-Gedung Kantor
4,500
4,500
4,500
Beban Penyusutan-Peralatan Toko
10,080
10,080
10,080
6,480
6,480
6,480
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Utang Upah Karyawan
1,920 6,500
Beban Perlengkapan Toko Pendapatan Sewa
1,920
1,400
143,780 143,780 Laba Bersih
1,920
6,500 5,000
Sewa Toko Dibayar dimuka
57,200
6,500 5,000
5,000
1,400
959,786
1,400
959,786 551,432 651,200 408,354 308,586 99,768
99,768
651,200 651,200 408,354 408,354
Dengan bantuan neraca lajur di atas, berikut ini adalah tampilan laporan keuangan dari UD. Surya Prabha Utama:
uD. surya Prabha utama Laporan Laba Rugi untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 Pendapatan Penjualan: Penjualan
580.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
( 7.424)
Penjualan Bersih
572.576
Harga Pokok Penjualan: 45.600
Akuntansi Perusahaan Dagang
131
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
401.200 (9.000)
Potongan Pembelian Pembelian Bersih
392.200
Ongkos Angkut Masuk
9.000
Harga Pokok Barang Yang Dibeli
401.200
Harga Pokok Barang Yang Tersedia Untuk Dijual
446.800
Persediaan Barang Dagang (akhir)
(57.200)
Harga Pokok Penjualan
(389.600)
Laba Kotor
182.976
Beban Operasional: Beban Penjualan: Beban Upah Karyawan Toko
23.380
Beban Sewa Toko
700
Beban Perlengkapan Toko Beban Penyusutan Peralatan Toko
6.500 10.080
Beban Penjualan Lainnya
6.680
Total Beban Penjualan
47.340
Beban Umum dan Administrasi: Beban Upah Karyawan Kantor
18.560
Beban Penyusutan Gedung Kantor
4.500
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
6.480
Beban Asuransi
5.100
Beban Umum dan Administrasi Lainnya 6.228 Total Beban Umum dan Administrasi
40.868
Total Beban Operasional
(88.208)
Laba Operasional
94.768
Pendapatan/Beban Lain-Lain: Pendapatan Sewa Total Pendapatan/Beban Lain-Lain Laba Bersih
5.000 99.768
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
132
5.000
pustaka-indo.blogspot.com
uD. surya Prabha utama Laporan Ekuitas Pemilik untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008 Modal Surya (awal)
176.825
Laba bersih
99.768
Kenaikan Modal Pemilik
276.593
Prive
( 11.000)
Modal Surya (akhir)
265.593
uD. surya Prabha utama neraca 31 Desember 2008 AsEt Aset Lancar: Kas
36.904
Piutang Usaha
51.000
Persediaan Barang Dagang
57.200
Perlengkapan Toko
3.300
Asuransi Dibayar dimuka
2.550
Sewa Toko Dibayar dimuka
1.400
Total Aset Lancar
152.354
Aset Tetap: Tanah dan Gedung Kantor
130.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor
(13.500)
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor Total Aset Tetap
70.000 (54.880) 45.000 (35.280) 141.340
Akuntansi Perusahaan Dagang
133
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Peralatan Toko
tOtAL AsEt
293.694
kEWAJiBAn Kewajiban Lancar: Utang Usaha
22.181
Utang Upah Karyawan
1.920
Pendapatan Sewa Diterima dimuka
4.000
Total Kewajiban Lancar
28.101
EkuitAs PEMiLik Modal Surya Total Ekuitas Pemilik
265.593 265.593
tOtAL kEWAJiBAn dan MODAL PEMiLik
293.694
Sedangkan ayat jurnal penutup (closing entries) yang dibuat oleh UD. Surya Prabha Utama untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
134
pustaka-indo.blogspot.com
Setelah ayat jurnal penutup di atas diposting ke buku besar masing-masing akun (akun sementara) terkait, berikut ini adalah tampilan neraca saldo setelah penutupan (yang hanya memuat saldo dari akun yang sifatnya permanen, sedangkan saldo dari akun yang sifatnya sementara telah menjadi nol karena telah ditutup melalui ayat jurnal penutup):
uD. surya Prabha utama neraca saldo setelah Penutupan 31 Desember 2008 Kas Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang Perlengkapan Toko Asuransi Dibayar Dimuka Sewa Toko Dibayar Dimuka Tanah dan Gedung Kantor Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor Peralatan Toko Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor Utang Usaha Utang Upah Karyawan Pendapatan Sewa Diterima Dimuka Modal Surya
Debet
kredit
36.904 51.000 57.200 3.300 2.550 1.400 130.000 13.500 70.000 54.880 45.000
397.354
35.280 22.181 1.920 4.000 265.593 397.354
Akuntansi Perusahaan Dagang
135
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
nama Perkiraan
B. Sistem Pencatatan Perpetual Untuk mengilustrasikan penyelesaian siklus akuntansi pada perusahaan dagang dengan sistem pencatatan perpetual, berikut ini adalah saldo perkiraan-perkiraan dalam buku besar UD. Surya Prabha Utama pada tanggal 1 Desember 2007: (dalam ribuan rupiah) 53.558
Piutang Usaha .......................................................
51.000
Persediaan Barang Dagang.......................................
35.246
Perlengkapan toko..................................................
9.500
Asuransi Dibayar dimuka .........................................
7.650
Tanah dan Gedung Kantor ........................................
130.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor ......................
9.000
Peralatan Toko ......................................................
70.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko .......................
44.800
Peralatan Kantor ....................................................
45.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor ....................
28.800
Utang Usaha ........................................................
22.181
Pendapatan Sewa Diterima dimuka ...........................
9.000
Modal Surya .........................................................
178.135
Prive Surya ..........................................................
11.000
Penjualan ............................................................
574.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual ............................
6.924
Potongan Penjualan................................................
1.200
Harga Pokok Penjualan ...........................................
398.450
Beban Upah Karyawan Toko ....................................
16.780
Beban Upah Karyawan Kantor .................................
14.600
Beban Sewa Toko ..................................................
2.100
Beban Penjualan Lainnya .......................................
6.680
Beban Umum dan Administrasi Lainnya .....................
6.228
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
136
Kas ......................................................................
pustaka-indo.blogspot.com
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2007 adalah sebagai berikut: 2 Des.
Dibeli barang dagang dari Tn. Ida Bagus seharga Rp5.000.000,00 dengan credit terms 2/10, n/30, sedangkan freight terms yang berlaku adalah FOB shipping point. Besarnya freight costs yang dibayar adalah Rp400.000,00.
6 Des.
Dijual barang dagang kepada Tn. Jason seharga Rp6.000.000,00 dengan credit terms 2/10, n/30, sedangkan freight terms yang berlaku adalah FOB shipping point. Dalam hal ini, perusahaan menalangi ongkos angkut terlebih dahulu dari gudang penjual ke gudang pembeli sebesar Rp100.000,00. Harga pokok barang dagang yang dijual adalah Rp3.000.000,00.
7 Des.
Diperoleh pengurangan harga dari Tn. Ida Bagus atas transaksi pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 2 Desember yang lalu sebesar Rp200.000,00. Hal ini terjadi karena adanya sedikit kerusakan isik pada sebagian barang yang telah diterima dari Tn. Ida Bagus.
8 Des.
Dibayar utang usaha kepada Tn. Ida Bagus atas transaksi pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 2 Desember yang lalu, termasuk setelah memperhitungkan pengurangan harga yang diperoleh pada tanggal 7 Desember.
9 Des. Diterima kembali barang dagang dari Tn. Jason atas transaksi penjualan barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 6 Desember yang lalu sebesar Rp500.000,00. Hal ini terjadi karena barang yang dikirim ke Tn. Jason ternyata tidak sesuai dengan spesiikasi pesanan. Harga pokok barang dagang yang dikembalikan adalah Rp250.000,00. 12 Des. Diterima hasil penagihan piutang dari Tn. Jason atas transaksi penjualan barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 6 Desember yang lalu, termasuk setelah memperhitungkan retur penjualan pada tanggal 9 Desember. 14 Des. Dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar Rp300.000,00. 18 Des. Dibeli barang dagang dari Tn. Ferry secara tunai sebesar Rp8.000.000,00. 21 Des. Dibayar upah karyawan untuk bagian toko dan bagian kantor masing-masing sebesar
Akuntansi Perusahaan Dagang
137
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Rp5.400.000,00 dan Rp3.240.000,00.
Data yang tersedia untuk penyesuaian per 31 Desember 2007, yaitu: a.
Dari hasil stock opname diperoleh nilai persediaan akhir sebesar Rp43.100.000,00.
b.
Sisa perlengkapan toko yang ada sebesar Rp3.300.000,00.
c.
Nilai tanah sebesar Rp35.000.000,00 sedangkan harga bangunan kantor Rp95.000.000,00 yang diperoleh pada tanggal 01 Januari 2005. Bangunan kantor tersebut ditaksir memiliki economic life 20 tahun dengan salvage value sebesar Rp5.000.000,00. Penyusutan dihitung dengan menggunakan straight line method.
d.
Untuk tahun 2007, peralatan toko dan peralatan kantor masing-masing disusutkan sebesar Rp10.080.000,00 dan Rp6.480.000,00.
e.
Untuk bulan Desember tahun 2007, tarif upah karyawan sebesar Rp30.000,00 per orang untuk 1 hari. Dalam satu minggu terdapat 6 hari kerja dan pembayaran dilakukan setiap 3 minggu sekali yaitu pada hari Senin. Jumlah karyawan toko sebanyak 10 orang dan karyawan kantor sebanyak 6 orang. Tanggal 31 Desember 2007 jatuh pada hari Kamis dan pembayaran upah terakhir telah dilakukan pada hari Senin tanggal 21 Desember 2007 yang lalu.
f.
Asuransi dibayar dimuka merupakan pembayaran polis asuransi untuk masa pertanggungan 01 Mei 2007 sampai dengan 01 Mei 2008. Beban asuransi ini ditanggung oleh bagian administrasi dan umum.
g.
Pendapatan sewa diterima dimuka timbul dari hasil penyewaan ruangan kantor yang tidak terpakai kepada pihak lain untuk periode 01 Maret 2007 sampai dengan 01 September 2008.
h.
Karena letaknya yang strategis, perusahaan menyewa sebuah ruangan dari pihak lain yang dijadikan sebagai ruangan toko untuk UD. Surya Prabha Utama. Sewa ruangan toko ini dibayar pada tanggal 30 November 2007 untuk periode 3 bulan terhitung mulai tanggal 01 Desember 2007. Langkah pertama yang perlu dilakukan dari contoh ilustrasi di atas adalah membuat ayat
jurnal. Berikut adalah ayat jurnal yang dibuat dalam pembukuan UD. Surya Prabha Utama untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2007:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
138
pustaka-indo.blogspot.com
uD. surya Prabha utama Ayat Jurnal Desember, 2007 tgl
Persediaan Barang Dagang
Dr 5.400.000
5.000.000
Utang Usaha Kas 6
Piutang Usaha
400.000
6.100.000
Penjualan
6.000.000
Kas Harga Pokok Penjualan
100.000 3.000.000
Persediaan Barang Dagang 7
Utang Usaha
3.000.000 200.000
Persediaan Barang Dagang 8
Utang Usaha
200.000 4.800.000
Kas
4.704.000
Persediaan Barang Dagang 9
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
96.000 500.000 500.000
Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang
250.000
Harga Pokok Penjualan 12
kr
250.000 5.490.000
Kas Potongan Penjualan Piutang Usaha
110.000 5.600.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
139
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2
nama Perkiraan
14
Perlengkapan Toko
300.000
Kas 18
21
300.000
Persediaan Barang Dagang Kas
8.000.000
Beban Upah Karyawan Toko
5.400.000
Beban Upah Karyawan Kantor
3.240.000
8.000.000
Kas
8.640.000
Ayat jurnal di atas lalu diposting ke buku besar masing-masing akun terkait.
kas tgl.
Ref.
Debet
kredit
53.558.000
saldo 53.558.000
1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Barang Dagang
400.000
53.158.000
6 Des
Talangan Ongkos Angkut
100.000
53.058.000
8 Des
Utang Usaha
4.704.000
48.354.000
12 Des
Piutang Tn. Jason
14 Des
Perlengkapan Toko
18 Des 21 Des
5.490.000
53.844.000 300.000
53.544.000
Barang Dagang
8.000.000
45.544.000
Beban Upah
8.640.000
36.904.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
140
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
Piutang usaha tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
6 Des
Tn. Jason
9 Des
Retur Tn. Jason
12 Des
Tn. Jason
Debet
kredit
saldo
51.000.000
51.000.000
6.100.000
57.100.000 500.000
56.600.000
5.600.000
51.000.000
Persediaan Barang Dagang tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Tn. Ida Bagus
6 Des
Tn. Jason
7 Des
Tn. Ida Bagus-penyesuaian
8 Des
Tn. Ida Bagus-potongan
9 Des
Retur Tn. Jason
18 Des
Tn. Ferry
Debet
kredit
saldo
35.246.000
35.246.000
5.400.000
40.646.000 3.000.000
37.646.000
200.000
37.446.000
96.000
37.350.000
250.000
37.600.000
8.000.000
45.600.000
Perlengkapan toko tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
14 Des
Tunai
Debet
kredit
saldo
9.500.000
9.500.000
300.000
9.800.000
Asuransi Dibayar Dimuka
1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet 7.650.000
kredit
saldo 7.650.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
141
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
tanah dan Gedung kantor tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
130.000.000
saldo 130.000.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung kantor tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2007
kredit
saldo
9.000.000
9.000.000
kredit
saldo
Peralatan toko tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet 70.000.000
70.000.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan toko tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2007
kredit 44.800.000
saldo 44.800.000
Peralatan kantor tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
kredit
45.000.000
Saldo akhir November
saldo 45.000.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan kantor tgl. 1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
Ref.
Debet
kredit 28.800.000
saldo 28.800.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
142
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
utang usaha tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Tn. Ida Bagus
7 Des
Tn. Ida Bagus-penyesuaian
8 Des
Tn. Ida Bagus
Ref.
Debet
kredit
saldo
22.181.000
22.181.000
5.000.000
27.181.000
200.000
26.981.000
4.800.000
22.181.000
Pendapatan sewa Diterima Dimuka tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
Saldo akhir November
kredit
saldo
9.000.000
9.000.000
Modal surya tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2007
kredit
saldo
178.135.000
178.135.000
kredit
saldo
Prive surya tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet 11.000.000
11.000.000
tgl. 1 Des 6 Des
keterangan Saldo akhir November Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
574.000.000 6.000.000
574.000.000 580.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
143
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Penjualan
Retur dan Penyesuaian Harga Jual tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
9 Des
Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
6.924.000
6.924.000
500.000
7.424.000
Potongan Penjualan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
12 Des
Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
1.200.000
1.200.000
110.000
1.310.000
Harga Pokok Penjualan tgl. 1 Des 6 Des 9 Des
keterangan
Ref.
Debet
kredit
398.450.000 3.000.000
Saldo akhir November Tn. Jason Retur Tn. Jason
250.000
saldo 398.450.000 401.450.000 401.200.000
Beban upah karyawan toko tgl. 1 Des 21 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November Tunai
Debet
kredit
16.780.000 5.400.000
saldo 16.780.000 22.180.000
Beban upah karyawan kantor tgl. 1 Des 21 Des
Saldo akhir November Tunai
Ref.
Debet 14.600.000 3.240.000
kredit
saldo 14.600.000 17.840.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
144
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
Beban sewa toko tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
saldo
2.100.000
2.100.000
Beban Penjualan Lainnya tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
saldo
6.680.000
6.680.000
Beban umum dan Administrasi Lainnya tgl. 1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet
kredit
saldo
6.228.000
6.228.000
Setelah itu, setiap saldo akun yang terdapat dalam buku besar dipindahkan ke neraca saldo sebelum penyesuaian. Berikut ini adalah neraca saldo sebelum penyesuaian yang dibuat UD. Surya Prabha Utama pada tanggal 31 Desember 2007:
uD. surya Prabha utama neraca saldo sebelum Penyesuaian 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah) Dr
Kr
Kas
36.904
Piutang Usaha
51.000
Persediaan Barang Dagang
45.600
Perlengkapan Toko
9.800
Akuntansi Perusahaan Dagang
145
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
nama Perkiraan
Asuransi Dibayar Dimuka Tanah dan Gedung Kantor
7.650 130.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor Peralatan Toko
9.000 70.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor
44.800 45.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
28.800
Utang Usaha
22.181
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
9.000
Modal Surya Prive Surya
178.135 11.000
Penjualan
580.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
7.424
Potongan Penjualan
1.310
Harga Pokok Penjualan
401.200
Beban Upah Karyawan Toko
22.180
Beban Upah Karyawan Kantor
17.840
Beban Sewa Toko
2.100
Beban Penjualan Lainnya
6.680
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
6.228 871.916
871.916
Setelah neraca saldo sebelum penyesuaian di atas selesai dibuat, langkah berikutnya adalah membuat ayat jurnal penyesuaian. Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian yang dibuat dalam pembukuan UD. Surya Prabha Utama pada tanggal 31 Desember 2007:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
146
pustaka-indo.blogspot.com
uD. surya Prabha utama Ayat Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2007
a.
nama Perkiraan Harga Pokok Penjualan
Dr 2.500.000
2.500.000
Persediaan Barang Dagang b.
Beban Perlengkapan Toko
6.500.000 6.500.000
Perlengkapan Toko c.
Beban Penyusutan-Gedung Kantor
4.500.000 4.500.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor d.
Beban Penyusutan-Peralatan Toko
10.080.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Beban Penyusutan- Peralatan Kantor
10.080.000 6.480.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor e.
6.480.000
Beban Upah Karyawan Toko
2.700.000
Beban Upah Karyawan Kantor
1.620.000
Utang Upah Karyawan f.
Beban Asuransi
4.320.000 5.100.000 5.100.000
Asuransi Dibayar Dimuka g.
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
5.000.000
Pendapatan Sewa h.
Sewa Toko Dibayar Dimuka Beban Sewa Toko
kr
5.000.000 1.400.000 1.400.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
147
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
no.
Ayat jurnal penyesuaian di atas lalu diposting ke buku besar masing-masing akun terkait.
kas tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
53.558.000
saldo 53.558.000
1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Barang Dagang
400.000
53.158.000
6 Des
Talangan Ongkos Angkut
100.000
53.058.000
8 Des
Utang Usaha
4.704.000
48.354.000
12 Des
Piutang Tn. Jason
14 Des
Perlengkapan Toko
18 Des 21 Des
5.490.000
53.844.000 300.000
53.544.000
Barang Dagang
8.000.000
45.544.000
Beban Upah
8.640.000
36.904.000
Piutang usaha tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
6 Des
Tn. Jason
9 Des
Retur Tn. Jason
12 Des
Tn. Jason
Debet
kredit
saldo
51.000.000
51.000.000
6.100.000
57.100.000 500.000
56.600.000
5.600.000
51.000.000
Persediaan Barang Dagang tgl. 1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Tn. Ida Bagus
6 Des
Tn. Jason
7 Des
Tn. Ida Bagus-penyesuaian
8 Des
Tn. Ida Bagus-potongan
Ref.
Debet
kredit
saldo
35.246.000
35.246.000
5.400.000
40.646.000 3.000.000
37.646.000
200.000
37.446.000
96.000
37.350.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
148
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
9 Des
Retur Tn. Jason
18 Des
Tn. Ferry
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
250.000
37.600.000
8.000.000
45.600.000 2.500.000
43.100.000
Perlengkapan toko tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
14 Des
Tunai
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
saldo
9.500.000
9.500.000
300.000
9.800.000 6.500.000
3.300.000
kredit
saldo
Asuransi Dibayar Dimuka tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet 7.650.000
7.650.000 5.100.000
2.550.000
kredit
saldo
sewa toko Dibayar Dimuka tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet 0
0
1.400.000
1.400.000
tanah dan Gedung kantor
1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet 130.000.000
kredit
saldo 130.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
149
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
Akumulasi Penyusutan-Gedung kantor tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
9.000.000
9.000.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
4.500.000
13.500.000
Peralatan toko tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
70.000.000
saldo 70.000.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan toko tgl.
keterangan
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
44.800.000
44.800.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
10.080.000
54.880.000
Peralatan kantor tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Debet
kredit
45.000.000
Saldo akhir November
saldo 45.000.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan kantor tgl.
Ref.
Debet
kredit
saldo
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
28.800.000
28.800.000
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
6.480.000
35.280.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
150
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
utang usaha tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
2 Des
Tn. Ida Bagus
7 Des
Tn. Ida Bagus-penyesuaian
8 Des
Tn. Ida Bagus
Debet
kredit
saldo
22.181.000
22.181.000
5.000.000
27.181.000
200.000
26.981.000
4.800.000
22.181.000
utang upah karyawan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo 0
0
4.320.000
4.320.000
Pendapatan sewa Diterima Dimuka tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
9.000.000
9.000.000
5.000.000
4.000.000
Modal surya tgl. 1 Jan
keterangan
Ref.
Debet
Saldo awal Tahun 2007
kredit
saldo
178.135.000
178.135.000
Prive surya
1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet 11.000.000
kredit
saldo 11.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
151
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
Penjualan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
6 Des
Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
574.000.000
574.000.000
6.000.000
580.000.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
9 Des
Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
6.924.000
6.924.000
500.000
7.424.000
Potongan Penjualan tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
12 Des
Tn. Jason
Ref.
Debet
kredit
saldo
1.200.000
1.200.000
110.000
1.310.000
Harga Pokok Penjualan tgl. 1 Des
Saldo akhir November
6 Des
Tn. Jason
9 Des
Retur Tn. Jason
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
398.450.000
398.450.000
3.000.000
401.450.000 250.000
2.500.000
401.200.000 403.700.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
152
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
Beban upah karyawan toko tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
21 Des 31 Des
Debet
kredit
saldo
16.780.000
16.780.000
Tunai
5.400.000
22.180.000
Ayat Jurnal Penyesuaian
2.700.000
24.880.000
Beban sewa toko tgl.
keterangan
Ref.
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
2.100.000
saldo 2.100.000
1.400.000
700.000
Beban Perlengkapan toko tgl.
keterangan
Ref.
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
saldo
0
0
6.500.000
6.500.000
Beban Penyusutan-Peralatan toko tgl. 1 Jan 31 Des
keterangan
Ref.
Saldo awal Tahun 2007 Ayat Jurnal Penyesuaian
Debet
kredit
0 10.080.000
saldo 0 10.080.000
Beban Penjualan Lainnya
1 Des
keterangan Saldo akhir November
Ref.
Debet 6.680.000
kredit
saldo 6.680.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
153
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
tgl.
Beban upah karyawan kantor tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
21 Des 31 Des
Ref.
Debet
kredit
saldo
14.600.000
14.600.000
Tunai
3.240.000
17.840.000
Ayat Jurnal Penyesuaian
1.620.000
19.460.000
Beban Penyusutan-Gedung kantor tgl.
keterangan
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
4.500.000
4.500.000
Beban Penyusutan-Peralatan kantor tgl.
keterangan
1 Jan
Saldo awal Tahun 2007
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
6.480.000
6.480.000
Beban Asuransi tgl. 1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit
saldo
0
0
5.100.000
5.100.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
154
keterangan
pustaka-indo.blogspot.com
Beban umum dan Administrasi Lainnya tgl. 1 Des
keterangan
Ref.
Saldo akhir November
Debet
kredit
6.228.000
saldo 6.228.000
Pendapatan sewa tgl.
keterangan
1 Des
Saldo akhir November
31 Des
Ayat Jurnal Penyesuaian
Ref.
Debet
kredit 0
saldo 0
5.000.000
5.000.000
Dalam contoh ilustrasi ini, diasumsikan bahwa perusahaan menggunakan neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyiapkan laporan keuangan. Oleh sebab itu, data yang ada dalam ayat jurnal penyesuaian tadi juga dipindahkan ke kolom penyesuaian yang ada pada neraca lajur sesuai dengan posisi debet dan kreditnya. Berikut ini adalah neraca lajur yang dibuat UD. Surya Prabha Utama untuk periode yang
Akuntansi Perusahaan Dagang
155
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
berakhir pada tanggal 31 Desember 2007:
uD. surya Prabha utama neraca Lajur untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007
Nama Perkiraan
Neraca Saldo
Penyesuaian
Dr
Dr
Kr
Kr
Setelah Penyesuaian Dr
Kr
Laba Rugi Dr
Kr
Neraca Dr
Kas
36,904
36,904
36,904
Piutang Usaha
51,000
51,000
51,000
Persediaan Barang Dagang
45,600
2,500
43,100
43,100
Perlengkapan Toko
9,800
6,500
3,300
3,300
Asuransi Dibayar Dimuka
7,650
5,100
2,550
2,550
130,000
130,000
Tanah dan Gedung Kantor
130,000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor Peralatan Toko
70,000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor
44,800
Utang Usaha
22,181 9,000
6,480
5,000
178,135 11,000
Penjualan
70,000 54,880
45,000 28,800
Modal Surya
13,500
54,880
10,080
45,000
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
13,500 70,000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
Prive Surya
4,500
9,000
45,000 35,280
35,280
22,181
22,181
4,000
4,000
178,135
178,135
11,000 580,000
11,000 580,000
580,000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
7,424
7,424
7,424
Potongan Penjualan
1,310
1,310
1,310
Harga Pokok Penjualan
401,200
2,500
403,700
403,700
Beban Upah Karyawan Toko
22,180
2,700
24,880
24,880
Beban Upah Karyawan Kantor
17,840
1,620
19,460
19,460
700
700
6,680
6,680
Beban Sewa Toko
2,100
Beban Penjualan Lainnya
6,680
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
6,228
1,400
6,228
Kr
6,228
871,916 871,916 Beban Perlengkapan Toko
6,500
6,500
6,500
Beban Penyusutan-Gedung Kantor
4,500
4,500
4,500
Beban Penyusutan-Peralatan Toko
10,080
10,080
10,080
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
156
pustaka-indo.blogspot.com
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor
6,480
Utang Upah Karyawan
6,480 4,320
5,100
Beban Asuransi Pendapatan Sewa
4,320
4,320
5,100 5,000
Sewa Toko Dibayar Dimuka
6,480
1,400
45,880 45,880
5,100 5,000
5,000
1,400
897,296
1,400
897,296
503,042 585,000 394,254 312,296 81,958
Laba Bersih
81,958
585,000 585,000 394,254 394,254
Dengan bantuan neraca lajur di atas, berikut ini adalah tampilan laporan keuangan dari UD. Surya Prabha Utama:
uD. surya Prabha utama Laporan Laba Rugi untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 Pendapatan Penjualan: Penjualan
580.000
Retur dan Penyesuaian Harga Jual
( 7.424)
Potongan Penjualan
( 1.310)
Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan: Laba Kotor
571.266 (403.700) 167.566
Akuntansi Perusahaan Dagang
157
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Beban Operasional:
Beban Penjualan: Beban Upah Karyawan Toko Beban Sewa Toko Beban Perlengkapan Toko Beban Penyusutan Peralatan Toko Beban Penjualan Lainnya
24.880 700 6.500 10.080 6.680
Total Beban Penjualan
48.840
Beban Umum dan Administrasi: Beban Upah Karyawan Kantor
19.460
Beban Penyusutan Gedung Kantor
4.500
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
6.480
Beban Asuransi
5.100
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
6.228
Total Beban Umum dan Administrasi
41.768
Total Beban Operasional
(90.608)
Laba Operasional
76.958
Pendapatan/Beban Lain-Lain: Pendapatan Sewa Total Pendapatan/Beban Lain-Lain Laba Bersih
5.000 81.958
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
158
5.000
pustaka-indo.blogspot.com
uD. surya Prabha utama Laporan Ekuitas Pemilik untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 Modal Surya (awal)
178.135
Laba bersih
81.958
Kenaikan Modal Pemilik
260.093
Prive
( 11.000)
Modal Surya (akhir)
249.093
uD. surya Prabha utama neraca 31 Desember 2007 AsEt Aset Lancar: Kas
36.904
Piutang Usaha
51.000
Persediaan Barang Dagang
43.100
Perlengkapan Toko
3.300
Asuransi Dibayar Dimuka
2.550
Sewa Toko Dibayar Dimuka
1.400
Total Aset Lancar
138.254
Aset Tetap: Tanah dan Gedung Kantor
130.000
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor
(13.500)
Peralatan Toko
70.000
Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor Total Aset Tetap tOtAL AsEt
(54.880) 45.000 (35.280) 141.340 279.594 Akuntansi Perusahaan Dagang
159
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko
kEWAJiBAn Kewajiban Lancar: Utang Usaha
22.181
Utang Upah Karyawan
4.320
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
4.000
Total Kewajiban Lancar
30.501
EkuitAs PEMiLik Modal Surya Total Ekuitas Pemilik
249.093 249.093
tOtAL kEWAJiBAn dan MODAL PEMiLik
279.594
Sedangkan ayat jurnal penutup (closing entries) yang dibuat oleh UD. Surya Prabha Utama untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
160
pustaka-indo.blogspot.com
Setelah ayat jurnal penutup di atas diposting ke buku besar masing-masing akun (akun sementara) terkait, berikut ini adalah tampilan neraca saldo setelah penutupan (yang hanya memuat saldo dari akun yang sifatnya permanen, sedangkan saldo dari akun yang sifatnya sementara telah menjadi nol karena telah ditutup melalui ayat jurnal penutup):
uD. surya Prabha utama neraca saldo setelah Penutupan 31 Desember 2007 Debet
Kas
36.904
Piutang Usaha
51.000
Persediaan Barang Dagang
43.100
Perlengkapan Toko
3.300
Asuransi Dibayar Dimuka
2.550
Sewa Toko Dibayar Dimuka
1.400
Tanah dan Gedung Kantor
130.000 13.500
Akumulasi Penyusutan-Gedung Kantor Peralatan Toko
70.000 54.880
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Toko Peralatan Kantor
kredit
45.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Kantor
35.280
Utang Usaha
22.181
Utang Upah Karyawan
4.320
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
4.000
Modal Surya
249.093 383.254
383.254
Akuntansi Perusahaan Dagang
161
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
nama Perkiraan
5.7 soal Latihan dan solusinya soal 1 Berikut ini adalah transaksi-transaksi dari Pt. Evergray Corporation selama bulan Maret 2008 yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang dagang: 3 Maret
Membeli barang dagang secara tunai sebanyak 1.000 unit dengan harga Rp15.000,00 per unit dan membayar ongkos angkut sebesar Rp150.000,00.
4 Maret
Membeli barang dagang secara kredit dari Pt. Coerce sebanyak 900 unit dengan harga Rp2.000,00 per unit. Credit term 1/15, n/30 dan membayar ongkos angkut sebesar Rp100.000,00.
5 Maret
Menjual barang dagang secara kredit sebanyak 500 unit. Total harga jual sebesar Rp10.000.000,00 dengan syarat pengangkutan FOB shipping point dan credit term yang berlaku adalah 2/15, n/30.
6 Maret
Membeli barang dagang secara kredit sebanyak 1.000 unit dengan total harga sebesar Rp20.000.000,00. Syarat pengangkutan adalah FOB destination point dengan credit term 1/10, n/30.
7 Maret
Mengembalikan sebagian barang dagang yang telah dibeli pada tanggal 3 dan 6 Maret yang lalu, masing-masing sebanyak 250 unit dan 300 unit.
11 Maret Membayar utang atas transaksi pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 6 Maret yang lalu. 12 Maret Membeli barang dagang secara kredit dari Pt. interland sebanyak 2.000 unit dengan harga Rp2.500,00 per unit. Syarat pengangkutan adalah FOB shipping point dengan credit term 2/15, n/45. Ongkos angkut yang dibayarkan adalah sebesar Rp100.000,00. 14 Maret Menerima pengembalian atas barang dagang yang telah dijual pada tanggal 5 Maret yang lalu sebanyak 100 unit. 15 Maret Menjual barang dagang secara tunai sebanyak 800 unit dengan total nilai sebesar Rp25.000.000,00 dengan perincian 250 unit dari barang dagang yang dibeli pada tanggal 3 Maret dan sisanya dari yang dibeli pada tanggal 6 Maret. Dalam hal ini, perusahaan harus menanggung dan membayar ongkos kirim ke gudang pembeli sebesar Rp100.000,00. 17 Maret Membayar utang atas transaksi pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 4 Maret yang lalu. Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
162
pustaka-indo.blogspot.com
20 Maret Menerima pembayaran atas transaksi penjualan yang dilakukan pada tanggal 5 Maret. 20 Maret Menjual barang dagang secara tunai kepada Pt. Haili sebanyak 1.000 unit dengan harga Rp2000,00 per unit. Syarat pengangkutan adalah FOB destination point. Ongkos angkut yang dibayarkan sebesar Rp120.000,00. 22 Maret Pt. Haili mengembalikan barang dagang sebanyak 50 unit. 25 Maret Melakukan pembayaran kepada Pt. interland. 25 Maret Membeli secara kredit 1.000 unit barang dagang sebesar Rp2.100.000,00. Syarat pengangkutan adalah FOB shipping point dengan credit term 1/10, n/30. Ongkos angkut sebesar Rp100.000,00 dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual. Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada pembukuan Pt. Evergray Corporation jika perusahaan menggunakan physical (periodic) method dalam mencatat persediaannya!
Solusi: Pembelian Ongkos Angkut Masuk
15.000.000 150.000
Kas 4 Maret
Pembelian Ongkos Angkut Masuk
15.150.000 1.800.000 100.000
Utang Usaha
1.800.000
Kas 5 Maret
Piutang Usaha
100.000 10.000.000
Penjualan 6 Maret
Pembelian Utang Usaha
10.000.000 20.000.000 20.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
163
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
3 Maret
7 Maret
Kas
3.750.000
Utang Usaha
6.000.000
Retur Pembelian 11 Maret
Utang Usaha
9.750.000 14.000.000
Kas
13.860.000
Potongan Pembelian 12 Maret
Pembelian Ongkos Angkut Masuk
140.000 5.000.000 100.000
Utang Usaha
5.000.000
Kas 14 Maret
Retur Penjualan
100.000 2.000.000
Piutang Usaha 15 Maret
Kas
2.000.000 24.900.000
Ongkos Angkut Keluar
100.000
Penjualan 17 Maret
Utang Usaha
25.000.000 1.800.000
Kas
1.782.000
Potongan Pembelian 20 Maret
Kas
18.000 7.840.000
Potongan Penjualan
160.000
Piutang Usaha 20 Maret
Kas
1.880.000
Ongkos Angkut Keluar Penjualan
120.000 2.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
164
8.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
22 Maret
Retur Penjualan
100.000
Kas 25 Maret
Utang Usaha
100.000 5.000.000
Kas
4.900.000
Potongan Pembelian 25 Maret
Pembelian Ongkos Angkut Masuk
100.000 2.100.000 100.000
Utang Usaha
2.200.000
soal 2 Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. Surya Prabha Ungu dalam bulan Juli 2008. Sistem pencatatan barang dagang yang digunakan adalah sistem perpetual. 03 Juli
Dibeli barang dagang secara tunai dari CV. inti keramik seharga Rp50.000.000,00. Ongkos angkut pembelian yang dikeluarkan adalah sebesar Rp250.000,00 ditanggung oleh pembeli.
05 Juli
Dibeli barang dagang secara kredit dari CV. sinar terang seharga Rp200.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 FOB destination point.
08 Juli
Dijual barang dagang kepada Fa. Makmur indah seharga Rp100.000.000,00 dengan syarat 4/10, n/30 FOB shipping point. Biaya pengiriman terlebih dahulu dibayarkan oleh PD. Surya Prabha Ungu sebesar Rp300.000,00. Harga pokok barang dagang yang dijual sebesar Rp70.000.000,00.
09 Juli
PD. Surya Prabha mengembalikan barang dagang yang rusak kepada CV. inti keramik yang dibeli pada tanggal 03 Juli lalu sebesar Rp5.000.000,00. Atas transaksi ini, PD. Surya Prabha langsung menerima kembali pembayaran kas sebesar nilai barang yang dikembalikan.
11 Juli
Dikirim nota kredit kepada Fa. Makmur indah atas pengembalian barang dagang yang tidak sesuai dengan pesanan senilai Rp25.000.000,00. Harga pokok barang dagang yang dikembalikan sebesar Rp17.500.000,00. Dibayar utang kepada CV. sinar terang.
Akuntansi Perusahaan Dagang
165
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
14 Juli
17 Juli
Diterima pembayaran dari Fa. Makmur indah sebagai pelunasan seluruh utangnya kepada perusahaan.
19 Juli
Dijual barang dagang kepada Fa. kilap Berlian seharga Rp80.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 FOB destination point, ongkos kirim sebesar Rp200.000,00. Harga pokok barang dagang yang dijual sebesar Rp56.000.000,00.
30 Juli
Diterima pembayaran dari Fa. kilap Berlian sebagai pelunasan utangnya kepada perusahaan.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada pembukuan PD. surya Prabha ungu!
Solusi: 03 Juli Persediaan Barang Dagang
50.250.000
Kas 05 Juli Persediaan Barang Dagang
50.250.000 200.000.000
Utang Usaha 08 Juli Piutang Usaha
200.000.000 100.300.000
Penjualan
100.000.000
Kas Harga Pokok Penjualan
300.000 70.000.000
Persediaan Barang Dagang 09 Juli Kas
70.000.000 5.000.000
Persediaan Barang Dagang 11 Juli Retur Penjualan Piutang Usaha
25.000.000 25.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
166
5.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
Persediaan Barang Dagang
17.500.000
Harga Pokok Penjualan 14 Juli Utang Usaha
17.500.000 200.000.000
Kas
196.000.000
Persediaan Barang Dagang 17 Juli Kas
4.000.000 72.300.000
Potongan Penjualan
3.000.000
Piutang Usaha 19 Juli Piutang Usaha
75.300.000 80.000.000
Penjualan Ongkos Angkut Keluar
80.000.000 200.000
Kas Harga Pokok Penjualan
200.000 56.000.000
Persediaan Barang Dagang 30 Juli Kas
56.000.000 80.000.000
Piutang Usaha
80.000.000
soal 3 Berikut ini merupakan transaksi dagang yang berhubungan dengan uD. Panorama dan uD. Rodegama selama bulan April 2007: UD. PANORAMA menjual barang dagang sebesar Rp150.000.000,00 kepada UD. RODEGAMA dengan syarat 2/10, n/eom, FOB shipping point. Harga pokok barang dagang yang dijual adalah sebesar Rp65.000.000,00. Ongkos angkut sebesar Rp1.000.000,00 dibayar tunai.
Akuntansi Perusahaan Dagang
167
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
08 April
10 April
UD.
PANORAMA
menjual
barang
dagang
kepada
UD.
RODEGAMA
seharga
Rp100.000.000,00 dengan syarat 1/15, n/30 dan membayar ongkos angkut sampai dengan gudang pembeli sebesar Rp300.000,00. Harga pokok barang dagang yang dijual adalah sebesar Rp40.000.000,00. 13 April
UD. RODEGAMA mengembalikan sebagian barang yang rusak yang telah dibeli dari UD. PANORAMA pada tanggal 08 April yang lalu, yaitu sebesar Rp10.000.000,00. Harga pokok barang yang dikembalikan adalah senilai Rp3.500.000,00.
17 April
UD. RODEGAMA melunasi seluruh kewajibannya kepada UD. PANORAMA atas pembelian barang dagang yang telah dilakukann pada tanggal 08 April yang lalu.
22 April
UD. RODEGAMA menjual barang dagang kepada PD. ASTRIKA seharga Rp75.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, FOB shipping point. Harga pokok barang dagang yang dijual adalah sebesar 40% dari harga jualnya. Ongkos angkut sebesar Rp400.000,00 dibayarkan terlebih dahulu oleh UD. RODEGAMA dan akan ditambahkan ke dalam faktur sebagai nilai tagihan.
29 April
UD. RODEGAMA melunasi seluruh utangnya kepada UD. PANORAMA atas pembelian barang dagang yang telah dilakukannya pada tanggal 10 April yang lalu.
Diminta:
Catatlah jurnal transaksi di atas pada pembukuan uD. PAnORAMA dan uD. RODEGAMA dengan menggunakan perpetual inventory system!
Solusi:
uD. PAnORAMA 08 April
Piutang Usaha
150.000.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
150.000.000 65.000.000
Persediaan Barang Dagang 10 April
Piutang Usaha Penjualan
100.000.000 100.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
168
65.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
Harga Pokok Penjualan
40.000.000
Persediaan Barang Dagang Ongkos Angkut Keluar
40.000.000 300.000
Kas 13 April
Retur Penjualan
300.000 10.000.000
Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang
10.000.000 3.500.000
Harga Pokok Penjualan 17 April
Kas
3.500.000 137.200.000
Potongan Penjualan
2.800.000
Piutang Usaha 22 April
Tidak ada Jurnal
29 April
Kas
140.000.000
100.000.000 Piutang Usaha
100.000.000
uD. RODEGAMA Persediaan Barang Dagang
150.000.000
Utang Usaha Persediaan Barang Dagang
150.000.000 1.000.000
Kas 10 April
Persediaan Barang Dagang Utang Usaha
1.000.000 100.000.000 100.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
169
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
08 April
13 April
Utang Usaha
10.000.000
Persediaan Barang Dagang 17 April
Utang Usaha
10.000.000 140.000.000
Kas
137.200.000
Persediaan Barang Dagang 22 April
Piutang Usaha
2.800.000 75.000.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
75.000.000 30.000.000
Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha
30.000.000 400.000
Kas 29 April
Utang Usaha Kas
400.000 100.000.000 100.000.000
soal 4 Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh perusahaan dagang UD. Desemlim selama bulan Juli 2008. Sistem pencatatan barang dagang yang digunakan adalah sistem periodik. 2 Juli
Dibeli barang dagang secara tunai dari CV. Meicy seharga Rp50.000.000,00. Ongkos angkut pembelian yang dikeluarkan adalah Rp250.000,00 (ditanggung oleh pembeli).
5 Juli
Dijual barang dagang kepada Firma Jims seharga Rp100.000.000,00 dengan syarat 4/10, n/30 FOB shipping point. Biaya pengiriman terlebih dahulu dibayarkan oleh UD. Desemlim sebesar Rp300.000,00.
6 Juli
Diterima kas sebesar Rp500.000,00 untuk pengembalian barang dagang yang telah dibeli dari CV. Meicy.
8 Juli
Dikirimkan nota kredit kepada Firma Jims atas pengembalian barang dagang yang rusak senilai Rp800.000,00.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
170
pustaka-indo.blogspot.com
11 Juli Dibeli barang dagang dari UD. Gladies seharga Rp200.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Biaya pengiriman sebesar Rp150.000,00 telah dibayarkan terlebih dahulu oleh UD. Gladies. 12 Juli Dijual barang dagang kepada CV. Novlin sebesar Rp30.000.000,00 dengan syarat 5/10, n/30 FOB destination point. Ongkos angkut yang dibayarkan oleh UD. Desemlim adalah sebesar Rp100.000,00. 15 Juli Dikirimkan nota debet kepada UD. Gladies atas pengembalian barang dagang yang rusak senilai Rp500.000,00. 17 Juli Diterima pembayaran dari Firma Jims sebagai pelunasan seluruh utangnya kepada UD. Desemlim. 19 Juli Dibayar seluruh utang usaha kepada UD. Gladies. Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada pembukuan uD. Desemlim!
Solusi: Pembelian Ongkos Angkut Masuk
50.000.000 250.000
Kas 5 Juli
Piutang Usaha
50.250.000 100.300.000
Penjualan
100.000.000
Kas 6 Juli
Kas
300.000 500.000
Retur Pembelian 8 Juli
Retur Penjualan
500.000 800.000
Piutang Usaha 11 Juli Pembelian Ongkos Angkut Masuk Utang Usaha
800.000 200.000.000 150.000 200.150.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
171
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2 Juli
12 Juli Piutang Usaha Ongkos Angkut Keluar
30.000.000 100.000
Penjualan
30.000.000
Kas 15 Juli Utang Usaha
100.000 500.000
Retur Pembelian 17 Juli Kas
500.000 99.500.000
Piutang Usaha 19 Juli Utang Usaha Kas Potongan Pembelian
99.500.000 199.650.000 195.660.000 3.990.000
soal 5 Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. Kencana Prabhu selama bulan Desember 2009. Sistem pencatatan barang dagang yang digunakan adalah sistem perpetual. 4 Des Dibeli barang dagang secara tunai dari UD. Abigu Perkasa seharga Rp20.000.000,00. Syarat pengangkutan FOB destination point. Ongkos angkut sebesar Rp750.000,00 dibayar oleh UD. Abigu Perkasa. 11 Des
Dijual barang dagang kepada UD. Unbayada seharga Rp25.000.000,00 dengan syarat 1/15, n/30 FOB shipping point. Besar harga pokok penjualan adalah 80% dari harga jual. Ongkos angkut sebesar Rp1.000.000,00 dibayarkan terlebih dahulu oleh PD. Kencana Prabhu.
12 Des
Diterima kas sebesar Rp1.500.000,00 untuk pengembalian barang dagang yang telah dibeli dari UD. Abigu Perkasa.
18 Des
Dibeli barang dagang dari UD. Caraka Pratama seharga Rp40.000.000,00. Syarat pengangkutan FOB shipping point. Credit term yang berlaku adalah 2/10, n/30. Ongkos angkut sebesar Rp1.000.000,00 dibayarkan terlebih dahulu oleh penjual.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
172
pustaka-indo.blogspot.com
20 Des
Dikirimkan nota kredit kepada UD. Unbayada atas pengembalian barang dagang yang rusak senilai Rp3.000.000,00.
22 Des
Dibayar seluruh utang usaha kepada UD. Caraka Pratama.
24 Des
Diterima pembayaran dari UD. Unbayada.
29 Des
Dijual barang dagang secara tunai kepada UD. Taktis Lantera seharga Rp35.000.000,00 dengan syarat pengangkutan FOB destination point. Besar harga pokok penjualan adalah 80% dari harga jual. Ongkos angkut sebesar Rp1.200.000,00 dibayarkan oleh PD. Kencana Prabhu.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada pembukuan PD. kencana Prabhu!
Solusi: Persediaan Barang Dagang
20.000.000
Kas 11 Des
Piutang Usaha
20.000.000 26.000.000
Penjualan
25.000.000
Kas Harga Pokok Penjualan
1.000.000 20.000.000
Persediaan Barang Dagang 12 Des
Kas
20.000.000 1.500.000
Persediaan Barang Dagang 18 Des
Persediaan Barang Dagang
1.500.000 41.000.000
Utang Usaha 20 Des
Retur Penjualan Piutang Usaha
41.000.000 3.000.000 3.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
173
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
4 Des
Persediaan Barang Dagang
2.400.000
Harga Pokok Penjualan 22 Des
Utang Usaha
2.400.000 41.000.000
Kas
40.200.000
Persediaan Barang Dagang 24 Des
Kas
800.000 22.780.000
Potongan Penjualan
220.000
Piutang Usaha 29 Des
Kas
23.000.000 35.000.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
35.000.000 28.000.000
Persediaan Barang Dagang Ongkos Angkut Keluar Kas
28.000.000 1.200.000 1.200.000
soal 6 Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. Takeshi Kirana selama bulan Juni 2009. Sistem pencatatan barang dagang yang digunakan adalah sistem perpetual. 8 Juni
Dibeli barang dagang dari PD. Fujatshi Takeda sebanyak 10 unit dengan harga @ Rp2.000.000,00 syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD. Takeshi Kirana sebesar Rp500.000,00.
9 Juni
Dijual barang dagang senilai Rp10.000.000,00 kepada PD. Casablanca dengan syarat 1/15, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD. Takeshi Kirana sebesar Rp350.000,00. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp7.500.000,00.
11 Juni Dikembalikan sebagian barang dagang kepada PD. Fujatshi Takeda atas pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu sebesar Rp5.200.000,00 karena rusak.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
174
pustaka-indo.blogspot.com
15 Juni Dijual barang dagang kepada PD. Calasca sebesar Rp27.550.000,00 dengan syarat 1/10, n/60 FOB destination point. PD. Takeshi Kirana membayar ongkos angkut sebesar Rp750.000,00. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp 12.000.000,00. 17 Juni Dilunasi utang usaha yang timbul atas transaksi pembelian barang dagang secara kredit yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu. 18 Juni Diterima pengembalian sebagian barang dagang yang rusak dari PD. Casablanca atas transaksi penjualan barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang lalu sebesar Rp3.000.000,00. Harga pokok barang yang dikembalikan adalah sebesar Rp2.250.000,00. 23 Juni Diterima pembayaran dari PD. Casablanca atas transaksi penjualan barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang lalu. Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada pembukuan PD. takeshi kirana selama bulan Juni 2009!
Solusi: Persediaan Barang Dagang
20.000.000
Utang Usaha Persediaan Barang Dagang
20.000.000 500.000
Kas 9 Juni
Piutang Usaha
500.000 10.350.000
Penjualan
10.000.000
Kas Harga Pokok Penjualan
350.000 7.500.000
Persediaan Barang Dagang 11 Juni Utang Usaha Persediaan Barang Dagang
7.500.000 5.200.000 5.200.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
175
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
8 Juni
15 Juni Piutang Usaha
27.550.000
Penjualan Ongkos Angkut Keluar
27.550.000 750.000
Kas Harga Pokok Penjualan
750.000 12.000.000
Persediaan Barang Dagang 17 Juni Utang Usaha
12.000.000 14.800.000
Kas
14.504.000
Persediaan Barang Dagang 18 Juni Retur Penjualan
296.000 3.000.000
Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang
3.000.000 2.250.000
Harga Pokok Penjualan 23 Juni Kas
2.250.000 7.280.000
Potongan Penjualan Piutang Usaha
70.000 7.350.000
soal 7 Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang terjadi selama bulan September 2009 antara perusahaan Sherly dan Henry. Sistem pencatatan barang dagang yang digunakan adalah sistem perpetual. 2 Sept
Perusahaan Sherly menjual barang dagang seharga Rp24.000.000,00 secara kredit kepada perusahaan Henry dengan syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Perusahaan Sherly membayar transportation cost sebesar Rp530.000,00 yang ditambahkan pada faktur. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp13.000.000,00.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
176
pustaka-indo.blogspot.com
8 sept
Perusahaan Sherly menjual barang dagang seharga Rp12.500.000,00 secara kredit kepada perusahaan Henry dengan syarat 1/15, n/eom FOB destination point. Perusahaan Sherly membayar transportation cost sebesar Rp550.000,00. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp7.500.000,00.
12 Sept Perusahaan Henry mengembalikan sebagian barang dagang yang telah dibelinya secara kredit dari perusahaan Sherly pada tanggal 8 September yang lalu sebesar Rp3.000.000,00. Harga pokok barang yang dikembalikan adalah sebesar Rp1.800.000,00. Perusahaan Henry membayar utangnya kepada perusahaan Sherly atas pembelian barang dagang yang telah dilakukan pada tanggal 2 September yang lalu. 23 Sept Perusahaan Henry melakukan pembayaran kepada perusahaan Sherly atas utang yang terjadi sehubungan dengan pembelian barang dagang yang telah dilakukan secara kredit pada tanggal 8 September yang lalu. 24 Sept Perusahaan Sherly menjual barang dagang seharga Rp10.000.000,00 secara kredit kepada perusahaan Henry dengan syarat n/eom FOB shipping point. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp6.000.000,00. Perusahaan Henry membayar transportation cost sebesar Rp310.000,00. 30 Sept Perusahaan Henry melakukan pembayaran kepada perusahaan Sherly atas utang yang terjadi sehubungan dengan pembelian barang dagang yang telah dilakukan secara kredit pada tanggal 24 September yang lalu. Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan Sherly maupun Henry selama bulan September 2009!
Solusi:
Perusahaan sherly Piutang Usaha
24.530.000
Penjualan
24.000.000
Kas Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang
530.000 13.000.000 13.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
177
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2 Sept
8 Sept
Piutang Usaha
12.500.000
Penjualan Ongkos Angkut Keluar
12.500.000 550.000
Kas Harga Pokok Penjualan
550.000 7.500.000
Persediaan Barang Dagang 12 Sept Retur Penjualan
7.500.000 3.000.000
Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang
3.000.000 1.800.000
Harga Pokok Penjualan Kas
1.800.000 24.050.000
Potongan Penjualan
480.000
Piutang Usaha 23 Sept Kas
24.530.000 9.405.000
Potongan Penjualan
95.000
Piutang Usaha 24 Sept Piutang Usaha
9.500.000 10.000.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
10.000.000 6.000.000
Persediaan Barang Dagang 30 Sept Kas
10.000.000 Piutang Usaha
10.000.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
178
6.000.000
pustaka-indo.blogspot.com
Perusahaan Henry Persediaan Barang Dagang
24.530.000
Utang Usaha 8 Sept
Persediaan Barang Dagang
24.530.000 12.500.000
Utang Usaha 12 Sept Utang Usaha
12.500.000 3.000.000
Persediaan Barang Dagang Utang Usaha
3.000.000 24.530.000
Persediaan Barang Dagang
480.000
Kas 23 Sept Utang Usaha
24.050.000 9.500.000
Persediaan Barang Dagang
95.000
Kas 24 Sept Persediaan Barang Dagang
9.405.000 10.310.000
Utang Usaha
10.000.000
Kas 30 Sept Utang Usaha Kas
310.000 10.000.000 10.000.000
Akuntansi Perusahaan Dagang
179
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
2 Sept
BAB 6
Akuntansi Persediaan tujuan Materi Setelah mempelajari materi yang ada dalam bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4.
5.
6.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
180
Memahami konsep dasar persediaan. Menjelaskan dampak kesalahan penghitungan persediaan terhadap laporan keuangan. Mengidentiikasi ketiga metode penilaian persediaan dan menjelaskan dampaknya terhadap laporan laba rugi dan neraca. Menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir dalam sistem pencatatan persediaan perpetual, dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata. Menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir dalam sistem pencatatan persediaan periodik dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata. Memahami bagaimana persediaan barang dagang disajikan dalam neraca.
pustaka-indo.blogspot.com
6.1 konsep Dasar Persediaan Akuntan harus ekstra hati-hati terutama pada saat berurusan dengan pencatatan dan penilaian atas persediaan. Sebuah kesalahan yang terjadi dalam pencatatan dan penilaian atas persediaan akan berakibat fatal, baik pada neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca dari sebuah perusahaan dagang, nilai persediaan seringkali merupakan komponen yang sangat signiikan (material) dibanding dengan nilai keseluruhan aset lancar. Sedangkan dalam laporan laba rugi, besarnya harga pokok persediaan (yang dijual) merupakan komponen utama penentu kinerja atau hasil kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi dari sebuah perusahaan dagang, seperti yang telah ditunjukkan dalam Bab 5 yang lalu, terdiri dari tiga item (komponen) yang tidak dijumpai dalam laporan laba rugi dari sebuah perusahaan jasa, yaitu pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan akan diperoleh laba kotor. Bagaimana perusahaan mengklasiikasikan persediaannya tergantung pada apakah perusahaan adalah pedagang (perusahaan dagang) atau pembuat (perusahaan manufaktur). Untuk perusahaan dagang, persediaan dinamakan persediaan barang dagang (hanya ada satu klasiikasi), di mana barang dagang ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung
dalam
bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, mula-mula persediaan belum siap untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Persediaan pada perusahaan manufaktur diklasiikasikan menjadi tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir). Jadi, dalam perusahaan manufaktur, perusahaan terlebih dahulu akan mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw material) menjadi output atau barang jadi (inished goods/inal goods), baru kemudian dijual kepada para pelanggan (distributor). Mengenai kepemilikan barang, barang yang masih dalam perjalanan (goods in transit) seharusnya masuk atau diperhitungkan sebagai bagian persediaan dari pihak yang memang secara hukum memiliki hak yang sah atas barang tersebut. Untuk tujuan akuntansi, hak kepemilikan barang biasanya ditentukan diawal transaksi jual-beli, yaitu berdasarkan pada perjanjian atau syarat-syarat penjualan yang disepakati. Jika syarat penjualannya adalah franko gudang penjual maka ketika barang keluar dari gudang penjual, barang tersebut sudah bukan lagi milik penjual tetapi telah menjadi milik atau tanggung jawab penuh pembeli. Sedangkan jika syarat penjualannya adalah franko gudang pembeli maka kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke pembeli
Akuntansi Persediaan
181
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
apabila barang tersebut benar-benar telah diterima atau sampai ke gudang pembeli.
Dalam beberapa transaksi perusahaan dagang, terkadang barang dagang dapat diperoleh atas dasar konsinyasi. Dalam hal ini, kepemilikan barang akan tetap berada dipihak pengirim (penitip), bukan pihak yang dititipkan. Karena barang konsinyasi bukan merupakan milik pihak yang dititipkan maka barang konsinyasi tersebut seharusnya tidak masuk sebagai persediaan dari pihak yang dititipkan. Sedangkan bagi pihak yang mengirim atau yang menitipkan, barang konsinyasi ini masih tetap diperhitungkan sebagai bagian dari persediaan mereka sampai barang konsinyasi tersebut terjual ke konsumen. Seperti telah dibahas dalam Bab 5 yang lalu, perusahaan dagang secara sistematis akan selalu menyelenggarakan catatan persediaan untuk menentukan besarnya barang dagang yang tersedia untuk dijual dan yang telah laku terjual. Terdapat dua metode akuntansi yang lazim dipakai dalam mencatat persediaan barang dagang, yaitu metode atau sistem pencatatan perpetual dan metode atau sistem pencatatan periodik/isik. Dalam sistem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagang yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini secara terus-menerus akan menunjukkan besarnya saldo persediaan barang dagang yang ada di gudang untuk setiap jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Dengan sistem periodik, pembelian barang dagang akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian, bukan akun persediaan barang dagang seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan perpetual. Juga, dengan sistem periodik, akun-akun berikut ini secara terpisah (masing-masing) akan digunakan: potongan pembelian, retur pembelian dan penyesuaian harga beli, dan ongkos angkut masuk. Dalam Bab 6 ini, tidak akan lagi dibahas mengenai metode pencatatan, melainkan akan dibahas secara terperinci mengenai metode penilaian persediaan yang terdiri dari: metode FIFO (irst-in, irst-out), metode LIFO (last-in, irst-out), dan metode biaya rata-rata (average cost method). Setiap metode penilaian ini dapat diterapkan ke masing-masing metode pencatatan.
6.2 kesalahan dalam Penghitungan Persediaan Ingat kembali bahwa, baik persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik. Persediaan akhir di periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di tahun berikutnya. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
182
pustaka-indo.blogspot.com
Kesalahan dalam mencatat besarnya isik persediaan ini akan menyebabkan salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan merupakan aset lancar maka besarnya aset lancar maupun total aset perusahaan secara keseluruhan juga akan menjadi salah saji di neraca. Di samping itu, kesalahan dalam melakukan penghitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru. Efek terhadap harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persediaan Awal + Harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan
Efek terhadap laba kotor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor
Sedangkan efek terhadap laba bersih dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Kotor – Beban Operasional +/- Pendapatan (Beban) Lain-Lain = Laba Bersih
Kemudian ingat kembali bahwa laba bersih ini akan ditutup ke akun modal pada setiap akhir periode akuntansi sehingga besarnya modal juga akan menjadi salah saji di neraca. Besarnya salah saji untuk modal akan sama dengan besarnya salah saji untuk persediaan akhir, aset lancar, dan total aset. Sebagai ilustrasi misalnya, berdasarkan penghitungan isik atas persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru mencatat sebesar Rp452.000.000,00, padahal jumlah yang seharusnya adalah Rp475.000.000,00. Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyebabkan besarnya persediaan akhir, aset lancar, dan total aset di neraca menjadi kekecilan sebesar Rp23.000.000,00. Karena nilai persediaan akhir kekecilan maka harga pokok penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan menjadi kebesaran Rp23.000.000,00. Dengan
Akuntansi Persediaan
183
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
demikian, berarti besar laba kotor dan juga laba bersih pada akhirnya akan menjadi kekecilan
Rp23.000.000,00. Sejak laba bersih ditutup ke perkiraan modal maka besar modal yang disajikan dalam neraca per tanggal 31 Desember 2008 juga akan menjadi kekecilan Rp23.000.000,00. Efeknya terhadap laporan keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut: Jumlah salah saji neraca: Persediaan akhir kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Aset lancar kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Total aset kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Modal kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Laporan Laba Rugi: Harga pokok penjualan kebesaran
Rp 23.000.000,00
Laba kotor kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Laba bersih kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Sebaliknya, berdasarkan penghitungan isik atas persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru mencatat sebesar Rp475.000.000,00 padahal jumlah yang benar adalah hanya sebesar Rp452.000.000,00. Kesalahan dalam pencatatan ini akan menyebabkan besarnya persediaan akhir, aset lancar, dan total aset di neraca menjadi kebesaran Rp23.000.000,00. Karena nilai persediaan akhir kebesaran maka harga pokok penjualan akan menjadi kekecilan Rp23.000.000,00. Dengan demikian, pada akhirnya laba kotor dan laba bersih akan menjadi kebesaran Rp23.000.000,00. Sejak laba bersih ditutup ke akun modal maka besar modal yang disajikan dalam neraca per tanggal 31 Desember 2008 juga akan menjadi kebesaran Rp23.000.000,00. Efeknya terhadap laporan keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut: Jumlah salah saji neraca: Rp 23.000.000,00
Aset lancar kebesaran
Rp 23.000.000,00
Total aset kebesaran
Rp 23.000.000,00
Modal kebesaran
Rp 23.000.000,00
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
184
Persediaan akhir kebesaran
pustaka-indo.blogspot.com
Laporan Laba Rugi: Harga pokok penjualan kekecilan
Rp(23.000.000,00)
Laba kotor kebesaran
Rp 23.000.000,00
Laba bersih kebesaran
Rp 23.000.000,00
Kesalahan dalam melakukan penghitungan isik atas persediaan akhir biasanya baru diketahui dalam periode berikutnya setelah kesalahan tersebut dicatat. Dalam kasus ini, laporan keuangan periode yang lalu di mana kesalahan terjadi haruslah dikoreksi. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir yang telah dicatat kekecilan adalah sebagai berikut (baik perusahaan menggunakan metode periodik ataupun perpetual): Persediaan Barang Dagang
xxx
Modal
xxx
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mengoreksi besarnya persediaan akhir yang telah dicatat kebesaran adalah sebagai berikut (baik perusahaan menggunakan metode periodik ataupun perpetual): Modal Persediaan Barang Dagang
xxx xxx
Apabila bentuk perusahaan adalah perseroan, bukan perseorangan atau persekutuan maka perkiraan modal yang terdapat dalam dua jurnal di atas diganti dengan perkiraan laba ditahan. Akan tetapi, jika kekeliruan baru ditemukan setelah dua periode berikutnya maka tidak ada ayat jurnal koreksi karena kesalahan dalam persediaan akhir di periode berjalan akan memiliki efek terbalik atas besarnya laba bersih periode berikutnya. Jadi, setelah dua tahun, total laba
(1) Kesalahan Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bersih
Persediaan akhir kekecilan
Kebesaran
Kekecilan
Persediaan awal kekecilan
Kekecilan
Kebesaran
Akuntansi Persediaan
185
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
bersih akan terkoreksi dengan sendirinya. Perhatikanlah dua kemungkinan berikut ini:
Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, besarnya persediaan akhir telah keliru dicatat kekecilan maka besarnya laba bersih untuk periode berjalan ini juga akan menjadi kekecilan. Saldo persediaan akhir yang kekecilan dalam periode berjalan ini akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal. Karena persediaan akhir dalam periode berjalan kekecilan maka besarnya persediaan awal di tahun berikutnya juga akan menjadi kekecilan. Jika persediaan awal di tahun berikutnya kekecilan maka laba bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kebesaran. Oleh sebab itu, jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya maka tidak perlu ayat jurnal koreksi. (2) Kesalahan Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bersih
Persediaan akhir kebesaran
Kekecilan
Kebesaran
Persediaan awal kebesaran
Kebesaran
Kekecilan
Perhatikanlah bahwa jika dalam periode berjalan, nilai persediaan akhir telah keliru dicatat kebesaran maka laba bersih untuk periode berjalan ini juga akan menjadi kebesaran. Saldo persediaan akhir yang kebesaran dalam periode berjalan ini akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal. Karena persediaan akhir dalam periode berjalan kebesaran maka nilai persediaan awal di tahun berikutnya juga akan menjadi kebesaran. Jika persediaan awal di tahun berikutnya kebesaran maka laba bersih untuk tahun berikutnya akan menjadi kekecilan. Oleh sebab itu, jika kekeliruan ini baru ditemukan setelah dua tahun berikutnya maka tidak perlu ayat jurnal koreksi.
6.3 Metode Penilaian Persediaan Dalam akuntansi, dikenal tiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu: metode FIFO (irst-in, irst-out), metode LIFO (last-in, irst-out), dan metode biaya rata-rata (average cost method). Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Jadi, penekanannya di sini bukan kepada unit atau isik barangnya, melainkan lebih kepada harga
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
186
pustaka-indo.blogspot.com
pokoknya. Dengan menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli. Sebaliknya, dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang terakhir kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya bukan kepada unit atau isik barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan menggunakan metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali dibeli. Sedangkan dengan menggunakan metode biaya rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual. Jika harga pokok dari barang yang dibeli adalah tetap sama (stabil) maka dapat dipastikan bahwa ketiga metode penilaian di atas masing-masing akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang sama sehingga pengaruhnya terhadap harga pokok penjualan, laba kotor, serta laba bersih juga akan sama. Namun, begitu harga pokok atas barang yang dibeli berubah maka masingmasing dari ketiga metode penilaian di atas pada umumnya akan menghasilkan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba kotor, serta laba bersih yang berbeda. Sebagai perbandingan dari ketiga metode penilaian di atas mengenai dampaknya terhadap nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih, cobalah perhatikan contoh berikut ini. Jika perusahaan menggunakan metode FIFO dalam menilai persediaan akhir dan berasumsi bahwa telah terjadi peningkatan harga barang atau inlasi maka penggunaan metode FIFO ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang paling besar, harga pokok penjualan yang paling kecil, dan laba kotor serta laba bersih yang paling besar. Namun sebaliknya, jika perusahaan menggunakan metode LIFO dalam menilai persediaan akhir maka penggunaan metode LIFO ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang paling kecil, harga pokok penjualan yang paling besar, dan laba kotor serta laba bersih yang paling kecil. Sedangkan penggunaan metode biaya rata-rata akan menghasilkan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor serta laba bersih yang berada diantara hasil metode FIFO dan LIFO. Dari contoh ini, kita juga dapat melihat bahwa ketika metode LIFO digunakan di sepanjang periode inlasi atau ketika harga barang meningkat maka penggunaan metode LIFO akan memberikan penghematan dalam hal pajak penghasilan. Penghematan dalam hal pajak penghasilan ini tentu saja timbul karena laporan jumlah laba bersih dengan metode LIFO akan melaporkan jumlah laba bersih yang paling kecil
Akuntansi Persediaan
187
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
dibanding metode FIFO dan biaya rata-rata.
6.4 Penilaian Persediaan dalam sistem Pencatatan Perpetual Dalam sistem persediaan perpetual, seperti yang telah dibahas dalam Bab 5 yang lalu (akuntansi untuk perusahaan dagang), setiap pembelian barang dagang dari pemasok akan dicatat oleh perusahaan dengan cara mendebet akun persediaan barang dagang dan mengkredit akun kas atau utang usaha. Demikian juga pada setiap transaksi penjualan barang dagang ke pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat dengan cara mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun persediaan barang dagang. Untuk mengilustrasikan masing-masing metode penilaian (FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata) dalam sistem pencatatan perpetual, perhatikanlah contoh berikut: tanggal
keterangan
kuantitas
Harga Perolehan
(Unit)
Per unit
Rp200.000,00
1 Maret
Persediaan Awal
120
5 Maret
Penjualan
84
12 Maret
Pembelian
96
19 Maret
Penjualan
48
23 Maret
Penjualan
24
27 Maret
Pembelian
60
Rp220.000,00
31 Maret
Pembelian
60
Rp220.000,00
Rp210.000,00
Dengan menggunakan data di atas dan asumsi bahwa harga jual per unit adalah Rp300.000,00 di mana pembelian maupun penjualan barang dagang dilakukan secara kredit maka besarnya nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor adalah sebagai berikut:
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
188
pustaka-indo.blogspot.com
(1). Jika metode penilaian adalah FIFO: Pembelian tgl
unit
HP
Harga Pokok Penjualan total
unit
HP
total
1 Mar 5 Mar 12 Mar
84 96
23 Mar
31 Mar
60 60
16,8 jt
210.000 20,16 jt
19 Mar
27 Mar
200.000
220.000 220.000
saldo Persediaan unit
HP
total
120
200.000
24 jt
36
200.000
7,2 jt
36
200.000
7,2 jt
96
210.000
20,16 jt
36
200.000
7,2 jt
12
210.000
2,52 jt
84
210.000
17,64 jt
24
210.000
5,04 jt
60
210.000
12,6 jt
60
210.000
12,6 jt
60
220.000
13,2 jt
60
210.000
12,6 jt
120
220.000
26,4 jt
13,2 jt 13,2 jt
Perhatikanlah bahwa setelah 84 unit dijual pada tanggal 5 Maret, persediaan yang masih tersisa hanya 36 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp200.000,00 per unit. Kemudian, 96 unit yang dibeli pada tanggal 12 Maret diperoleh dengan harga Rp210.000,00 per unit, bukan Rp200.000,00 per unit. Oleh karena itu, saldo persediaan akhir pada tanggal 12 Maret (setelah pembelian 96 unit) dilaporkan dalam dua lapis, yaitu 36 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp200.000,00 per unit dan 96 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp210.000,00 per unit. Berikutnya, perhatikanlah bahwa penjualan barang dagang sebanyak 48 unit yang dilakukan pada tanggal 19 Maret menyisakan persediaan sebanyak 84 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp210.000,00 per unit. Penjualan 48 unit tersebut diambil dari 36 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp200.000,00 per unit dan 12 unit dengan harga perolehan (harga pokok) sebesar Rp210.000,00 per unit. Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan dalam neraca per 31 Maret meliputi dua lapis, yaitu: 60 unit x Rp210.000,00 = Rp12.600.000,00 120 unit x Rp220.000,00 = Rp26.400.000,00 = Rp39.000.000,00
Akuntansi Persediaan
189
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
180 unit
Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor yang akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah sebagai berikut: Penjualan
Rp46.800.000,00
Harga Pokok Penjualan
(Rp31.560.000,00)
Laba Kotor
Rp15.240.000,00
Laporan keuangan di atas tentu saja diperoleh dari ayat-ayat jurnal sebagai berikut: 5/3 Piutang Usaha
25.200.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
25.200.000 16.800.000 16.800.000
Persediaan Barang Dagang 12/3 Persediaan Barang Dagang
20.160.000 20.160.000
Utang Usaha 19/3 Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagang 23/3 Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan
14.400.000 14.400.000 9.720.000 9.720.000 7.200.000 7.200.000 5.040.000 5.040.000
Persediaan Barang Dagang 27/3 Persediaan Barang Dagang
13.200.000 13.200.000
Utang Usaha 31/3 Persediaan Barang Dagang Utang Usaha
13.200.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
190
13.200.000
pustaka-indo.blogspot.com
(2). Jika metode penilaian adalah LIFO: Pembelian tgl
unit
HP
Harga Pokok Penjualan total
unit
HP
total
1 Mar 5 Mar 12 Mar
84 96
210.000
48
23 Mar
31 Mar
24
60
60
220.000
220.000
16,8 jt
20,16 jt
19 Mar
27 Mar
200.000
210.000
210.000
10,08 jt
5,04 jt
13,2 jt
13,2 jt
saldo Persediaan unit
HP
total
120
200.000
24 jt
36
200.000
7,2 jt
36
200.000
7,2 jt
96
210.000
20,16 jt
36
200.000
7,2 jt
48
210.000
10,08 jt
36
200.000
7,2 jt
24
210.000
5,04 jt
36
200.000
7,2 jt
24
210.000
5,04 jt
60
220.000
13,2 jt
36
200.000
7,2 jt
24
210.000
5,04 jt
120
220.000
26,4 jt
Dengan menggunakan metode penilaian LIFO, harga pokok penjualan untuk masing-masing unit yang dijual pada tanggal 19 Maret adalah harga pokok dari barang yang dibeli pada tanggal 12 Maret, yaitu Rp210.000,00 per unit. Saldo persediaan akhir pada tanggal 19 Maret (setelah penjualan 48 unit) terdiri dari 36 unit yang tersisa dari persediaan awal bulan Maret dan 48 unit yang tersisa dari pembelian barang dagang pada tanggal 12 Maret. Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan dalam neraca per 31 Maret meliputi tiga
Akuntansi Persediaan
191
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
lapis, yaitu:
36 unit x Rp200.000,00 = Rp 7.200.000,00 24 unit x Rp210.000,00 = Rp 5.040.000,00 120 unit x Rp220.000,00 = Rp26.400.000,00 180 unit
= Rp38.640.000,00
Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor yang akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah sebagai berikut: Penjualan
Rp46.800.000,00
Harga Pokok Penjualan
(Rp31.920.000,00)
Laba Kotor
Rp14.880.000,00
Laporan keuangan di atas tentu saja diperoleh dari ayat-ayat jurnal sebagai berikut: 5/3
Piutang Usaha
25.200.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
25.200.000 16.800.000
Persediaan Barang dagang 12/3
Persediaan Barang dagang
16.800.000 20.160.000
Utang Usaha 19/3
Piutang Usaha
20.160.000 14.400.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
14.400.000 10.080.000
Persediaan Barang dagang 23/3
Piutang Usaha Penjualan
7.200.000 7.200.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
192
10.080.000
pustaka-indo.blogspot.com
Harga Pokok Penjualan
5.040.000 5.040.000
Persediaan Barang dagang 27/3
Persediaan Barang dagang
13.200.000
Utang Usaha 31/3
13.200.000
Persediaan Barang dagang
13.200.000
Utang Usaha
13.200.000
(3). Jika metode penilaian adalah Biaya Rata-Rata: Pembelian tgl
unit
HP
Harga Pokok Penjualan total
unit
HP
total
1 Mar 5 Mar 12 Mar
84 96
210.000
200.000
16,8 jt
20,16 jt
saldo Persediaan unit
HP
total
120
200.000
24 jt
36
200.000
7,2 jt
132
207.272,7
27,36 jt
19 Mar
48
207.272,7
9,95 jt
84
207.272,7
17,41 jt
23 Mar
24
207.272,7
4,975 jt
60
207.272,7
12,436 jt
27 Mar
60
220.000
13,2 jt
120
213.633
25,636 jt
31 Mar
60
220.000
13,2 jt
180
215.756
38,836 jt
Metode harga pokok rata-rata dalam sistem pencatatan perpetual dinamakan sebagai metode biaya rata-rata bergerak (moving average cost method). Dengan menggunakan metode penilaian biaya rata-rata, harga pokok penjualan untuk masingmasing unit yang dijual pada tanggal 19 Maret adalah berdasarkan rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual [(7,2 juta+20,16 juta) : (36+96)], yaitu sebesar Rp207.272,70 per unit. Saldo persediaan akhir pada tanggal 19 Maret (setelah penjualan 48 unit) adalah 84 unit dengan rata-rata harga perolehan per unit sebesar Rp207.272,70. Kemudian,
Akuntansi Persediaan
193
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
24 unit yang dijual pada tanggal 23 Maret masih tetap menggunakan harga pokok penjualan
sebesar Rp207.272,70 per unit karena antara tanggal 12 Maret akhir (setelah pembelian 96 unit) sampai dengan tanggal 23 Maret awal tidak ada transaksi pembelian barang dagang dari pemasok; dengan kata lain bahwa besarnya rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual per tanggal 23 Maret adalah masih tetap sama sebesar Rp207.272,70. Namun, setelah dilakukan pembelian barang dagang dari pemasok pada tanggal 27 Maret, yaitu sebanyak 60 unit maka besarnya rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual menjadi Rp213.633,00. Berikutnya, pada tanggal 31 Maret setelah dilakukan pembelian barang dagang lagi dari pemasok sebanyak 60 unit maka sekarang besarnya rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual berubah menjadi Rp215.756,00. Perhatikanlah bahwa harga pokok atau harga perolehan rata-rata per unit akan terus berubah atau bergerak setiap kali terdapat pembelian barang dagang dari pemasok dan harga pokok ratarata yang terus berubah ini akan dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan harga pokok penjualan. Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan dalam neraca per 31 Maret adalah 180 unit x Rp215.756,00 = Rp38.836.000,00
pembulatan
Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor yang akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah Penjualan
Rp46.800.000,00
Harga Pokok Penjualan (Rp31.725.000,00) Laba Kotor
Rp15.075.000,00
pembulatan pembulatan
Laporan keuangan di atas tentu saja diperoleh dari ayat-ayat jurnal sebagai berikut: 5/3
Piutang Usaha
25.200.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang dagang
16.800.000 16.800.000
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
194
25.200.000
pustaka-indo.blogspot.com
12/3
Persediaan Barang dagang
20.160.000
Utang Usaha 19/3
Piutang Usaha
20.160.000 14.400.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
14.400.000 9.950.000 9.950.000
Persediaan Barang dagang 23/3
Piutang Usaha
7.200.000
Penjualan Harga Pokok Penjualan
7.200.000 4.975.000 4.975.000
Persediaan Barang dagang 27/3
Persediaan Barang dagang
13.200.000
Utang Usaha 31/3
Persediaan Barang dagang Utang Usaha
13.200.000 13.200.000 13.200.000
6.5 Penilaian Persediaan dalam sistem Pencatatan Periodik Jika sistem persediaan periodik digunakan maka hanya pendapatan saja yang akan dicatat ketika penjualan terjadi, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat besarnya harga pokok penjualan. Nantinya, pada setiap akhir periode akuntansi, penghitungan isik atas persediaan akan dilakukan untuk menentukan besarnya persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengurangkan harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan persediaan akhir yang diperoleh lewat penghitungan isik. Harga
Akuntansi Persediaan
195
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
pokok dari barang yang tersedia untuk dijual ini merupakan penjumlahan antara persediaan awal
dengan harga pokok dari barang yang dibeli. Sedangkan, harga pokok dari barang yang dibeli sendiri merupakan penjumlahan antara pembelian bersih (pembelian dikurangi dengan potongan pembelian, retur pembelian, dan penyesuaian harga beli) dengan ongkos angkut masuk. Sama seperti sistem persediaan perpetual, asumsi aliran harga pokok harus dibuat ketika barang dagang dibeli pada berbagai tingkat harga yang berbeda sepanjang periode. Dalam hal ini, metode penilaian yang terdiri dari metode FIFO, LIFO, dan metode biaya rata-rata dapat digunakan. Untuk mengilustrasikan masing-masing metode penilaian (FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata) dalam sistem pencatatan periodik, perhatikan contoh berikut: tgl
keterangan
kuantitas
Harga Perolehan
total
(Unit)
Per unit
Harga Perolehan
1 Jan
Persediaan Awal
200
Rp 90.000,00
Rp 18.000.000,00
5 Mar
Pembelian
300
Rp100.000,00
Rp 30.000.000,00
18 Agst
Pembelian
400
Rp110.000,00
Rp 44.000.000,00
26 Des
Pembelian
100
Rp120.000,00
Rp 12.000.000,00
Tersedia untuk Dijual
1.000
Rp104.000.000,00
Berdasarkan penghitungan isik yang dilakukan pada tanggal 31 Desember menunjukkan bahwa barang dagang yang belum terjual adalah 300 unit. Dengan menggunakan data di atas, maka besarnya nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah
(1). Jika metode penilaian adalah FIFO: Dengan menggunakan metode penilaian FIFO, karena yang dijual pertama adalah barang yang sudah ada lebih dulu atau yang dibeli pertama kali maka yang menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli belakangan. Dalam ilustrasi ini, besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit yang akan disajikan dalam neraca per 31 Desember, terdiri atas dua lapis: 100 unit x Rp120.000,00 = Rp12.000.000,00 200 unit x Rp110.000,00 = Rp22.000.000,00 300 unit
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
196
= Rp34.000.000,00
pustaka-indo.blogspot.com
Karena barang yang tersedia untuk dijual adalah 1.000 unit di mana 300 unit masih tersedia di gudang maka banyaknya unit yang sudah terjual adalah 700 unit. Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit ini dapat ditentukan sebagai berikut: 200 unit x Rp 90.000,00 = Rp18.000.000,00 300 unit x Rp100.000,00 = Rp30.000.000,00 200 unit x Rp110.000,00 = Rp22.000.000,00 700 unit
= Rp70.000.000,00
Harga pokok penjualan di atas dapat juga dihitung dengan cara biasa, yaitu: = Harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual - Harga pokok persediaan akhir =
Rp104.000.000,00
=
Rp70.000.000,00
-
Rp34.000.000,00
(2). Jika metode penilaian adalah LIFO: Dengan menggunakan metode penilaian LIFO, karena yang dijual pertama adalah barang yang dibeli belakangan (terakhir kali) maka yang menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli pertama kali. Dalam ilustrasi ini, besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit yang akan disajikan dalam neraca per 31 Desember, terdiri atas dua lapis: 200 unit x Rp 90.000,00 = Rp18.000.000,00 100 unit x Rp100.000,00 = Rp10.000.000,00 300 unit
= Rp28.000.000,00
Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit dapat ditentukan sebagai berikut: 100 unit x Rp120.000,00 = Rp12.000.000,00 400 unit x Rp110.000,00 = Rp44.000.000,00 200 unit x Rp100.000,00 = Rp20.000.000,00 700 unit
= Rp76.000.000,00
Akuntansi Persediaan
197
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Harga pokok penjualan di atas dapat juga dihitung dengan cara biasa, yaitu:
= Harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual - Harga pokok persediaan akhir =
Rp104.000.000,00
=
Rp76.000.000,00
-
Rp28.000.000,00
(3). Jika metode penilaian adalah Biaya Rata-Rata: Metode harga pokok rata-rata dalam sistem pencatatan periodik dinamakan sebagai metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang per unit ditentukan dengan cara membagi keseluruhan harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual sepanjang periode dengan banyaknya unit barang terkait yang tersedia untuk dijual. Harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini nantinya akan dipergunakan baik untuk menghitung nilai persediaan akhir maupun besarnya harga pokok penjualan. Dengan menggunakan data ilustrasi di atas, harga pokok rata-rata tertimbang dari 1.000 unit yang tersedia untuk dijual adalah Rp104.000.000,00 : 1.000 unit = Rp104.000,00 per unit. Jadi, harga pokok penjualan untuk 700 unit adalah Rp104.000,00 per unit x 700 unit = Rp72.800.000,00. Sedangkan nilai persediaan akhir adalah Rp104.000,00 per unit x 300 unit = Rp31.200.000,00.
6.6 Penyajian Persediaan Barang Dagang di neraca Ingat kembali bahwa penyajian aset lancar dalam neraca disusun berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya. Kas lebih lancar dibanding piutang dan persediaan; piutang lebih lancar dibanding persediaan; dan seterusnya. Jadi, kas merupakan aset yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan piutang usaha, persediaan barang dagang dan seterusnya.
uD. karya utama neraca 31 Desember 2008 AsEt Aset Lancar: Kas Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
198
xxx xxx xxx
pustaka-indo.blogspot.com
6.7 soal Latihan dan solusinya soal 1 Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2012 sehubungan dengan saldo persediaan barang dagang dan hitunglah berapa besarnya harga pokok penjualan serta laba kotor apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah metode FIFO, sedangkan metode pencatatannya adalah metode isik (periodik). Berikut ini adalah data yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan: Persediaan awal 1 Januari sebanyak 15.200 unit @Rp3.000,00 Pembelian tanggal 5 Februari sebanyak 44.000 unit @Rp3.100,00 Pembelian tanggal 9 Juli sebanyak 55.000 unit @Rp3.200,00 Pembelian tanggal 8 Desember sebanyak 26.800 unit @Rp3.250,00 Penjualan selama tahun 2012 adalah 125.000 unit @Rp4.640,00 Retur penjualan yang terjadi dalam tahun 2012 adalah 1.600 unit @Rp4.640,00 Potongan pembelian yang diperoleh selama tahun 2012 sebesar Rp9.000.000,00 Ongkos angkut masuk yang dikeluarkan selama tahun 2012 sebesar Rp9.000.000,00 Solusi: Ikhtisar Laba Rugi
45.600.000 45.600.000
Persediaan Barang Dagang Persediaan Barang Dagang
57.200.000
Ikhtisar Laba Rugi
57.200.000
Pendapatan Penjualan: Penjualan
580.000
Retur Penjualan
( 7.424)
Penjualan Bersih
572.576
Harga Pokok Penjualan: 45.600 Akuntansi Persediaan
199
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
399.500
Potongan Pembelian
( 9.000)
Pembelian Bersih Ongkos Angkut Masuk
390.500 9.000
Harga Pokok Barang yang Dibeli
399.500
Harga Pokok Barang yang Tersedia Dijual
445.100
Persediaan Barang Dagang (akhir)
(57.200)
Harga Pokok Penjualan
(387.900)
Laba Kotor
184.676
soal 2 Susunlah laporan laba rugi parsial bentuk bertahap untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah metode LIFO, sedangkan metode pencatatannya adalah metode isik (periodik). Berikut ini adalah data yang terkait langsung dengan persediaan barang dagangan: Persediaan awal 1 Januari sebanyak 13.900 unit @Rp3.050,00 Pembelian tanggal 13 April sebanyak 50.000 unit @Rp3.100,00 Pembelian tanggal 2 Mei sebanyak 55.000 unit @Rp3.200,00 Pembelian tanggal 17 November sebanyak 26.800 unit @Rp3.250,00 Penjualan selama tahun 2012 adalah 125.000 unit @Rp4.200,00 Retur penjualan yang terjadi dalam tahun 2012 adalah 1.350 unit @Rp4.200,00 Potongan Penjualan yang diberikan selama tahun 2012 kepada para pelanggan sebesar Rp3.402.000,00 Retur pembelian sebanyak 420 unit yang dibeli pada tanggal 13 April 2012. Potongan pembelian yang diperoleh selama tahun 2012 sebesar Rp5.200.000,00 Ogkos angkut masuk yang dikeluarkan selama tahun 2012 sebesar Rp4.598.000,00 Solusi: Pendapatan Penjualan: Penjualan
525.000
Retur Penjualan
( 5.670)
Potongan Penjualan
( 3.402)
Penjualan Bersih Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
200
515.928
pustaka-indo.blogspot.com
Harga Pokok Penjualan: Persediaan Barang Dagang (awal)
42.395
Pembelian
418.100
Retur Pembelian
( 1.302)
Potongan Pembelian
( 5.200)
Pembelian Bersih
411.598
Ongkos Angkut Masuk
4.598
Harga Pokok Barang yang Dibeli
416.196
Harga Pokok Barang yang Tersedia Dijual
458.591
Persediaan Barang Dagang (akhir)
(66.358) (392.233)
Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
123.695
soal 3 Berikut ini adalah sebagian petikan dari neraca saldo PT. Floris pada tanggal 31 Desember 2009: Persediaan Barang Dagang
Rp 20.825.000,00
Penjualan
Rp430.000.000,00
Retur Penjualan
Rp 17.500.000,00
Potongan Penjualan
Rp 12.500.000,00
Ongkos Angkut Keluar
Rp
Pembelian
Rp285.325.000,00
Retur Pembelian
Rp
6.375.000,00
Ongkos Angkut Masuk
Rp
7.500.000,00
6.500.000,00
Tanggal 6 Januari
17.000 unit
Rp42.500.000,00
Tanggal 17 Maret
20.000 unit
Rp51.000.000,00
Tanggal 12 Juni
22.000 unit
Rp57.200.000,00
Tanggal 20 Agustus
30.000 unit
Rp79.500.000,00
Tanggal 11 Desember
21.000 unit
Rp55.125.000,00
Akuntansi Persediaan
201
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Data pembelian yang telah terjadi sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Diketahui bahwa harga per unit atas persediaan awal sebesar Rp2.450,00 dan harga jual per unit sebesar Rp5.000,00. Sedangkan retur pembelian berasal dari pembelian yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2009. Diminta: a).
Hitunglah nilai persediaan akhir apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah metode FIFO, sedangkan metode pencatatannya adalah metode periodik!
b).
Susunlah laporan laba rugi (parsial) yang menyajikan secara jelas besarnya penjualan bersih, pembelian bersih, harga pokok barang yang dibeli, harga pokok barang yang tersedia untuk dijual, harga pokok penjualan, dan laba kotor!
Solusi: a).
Besarnya unit penjualan bersih = 86.000 unit-3.500 unit = 82.500 unit. Dengan menggunakan metode FIFO, 82.500 unit ini terdiri dari : Persediaan awal
8.500 unit
Pembelian tgl. 6 Januari
17.000 unit
Pembelian tgl. 17 Maret
20.000 unit
Retur Pembelian
(2.500) unit
Pembelian tgl. 12 Juni
22.000 unit
Pembelian tgl. 20 Agustus
17.500 unit 82.500 unit
Nilai persediaan akhir = [{(30.000 unit-17.500 unit) : 30.000 unit} x Rp79.500.000,00 ] + Rp55.125.000,00 = Rp88.250.000,00 atau Nilai persediaan akhir = 8.500 unit + 110.000 unit – 2.500 unit – 82.500 unit = 33.500 unit, yang terdiri dari: 12.500 unit x (Rp79.500.000,00 : 30.000 unit) = Rp33.125.000,00 21.000 unit 33.500 unit
Rp88.250.000,00
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
202
= Rp55.125.000,00
pustaka-indo.blogspot.com
b). Pendapatan Penjualan: Penjualan
430.000
Retur Penjualan
(17.500)
Potongan Penjualan
(12.500)
Penjualan bersih
400.000
Harga Pokok Penjualan: Persediaan Barang Dagang (awal) Retur Pembelian Pembelian Bersih Ongkos Angkut Masuk
285.325 (6.375) 278.950 7.500
Harga Pokok Barang yang Dibeli
286.450
Harga Pokok Barang yang Tersedia Dijual
307.275
Persediaan Barang Dagang (akhir) Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
(88.250) (219.025) 180.975
Akuntansi Persediaan
203
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
Pembelian
20.825
DAFtAR PustAkA Warren, C.S., J.M. Reeve, dan Duchac. 2012. Accounting. 24th Edition. USA : South Western, Thomson. Weygandt J.J., D.E. Kieso, dan Kimmel P.D. 2011. Accounting Principles. 10th Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Akuntansi Untuk sMk, sMA, & MA
001/I/14
204
pustaka-indo.blogspot.com
tEntAnG PEnuLis Hery, s.E., M.si., lahir di Jakarta pada tanggal 06 September 1975. Tamat Sarjana Akuntansi (1998) dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Lulus Magister Sains Akuntansi, konsentrasi Pemeriksaan Akuntansi dan Akuntansi Keuangan (2004) dari Program Pasca Sarjana Universitas Trisakti. Pernah bekerja di Kantor Akuntan Publik Drs. Thomas Iguna & Rekan, Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakota Mustofa (CPA irm Delloite Touche Tohmatsu International) dan PT. Asuransi Wahana Tata. Saat ini sebagai Dosen Akuntansi Keuangan di Atma Jaya Catholic University dan beberapa Perguruan Tinggi lainnya. Menulis lebih dari belasan buku akuntansi yang dipublikasikan
tentang Penulis
205
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/14
secara nasional.
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
B
uku ini secara keseluruhan dan mendalam akan mengulas mengenai siklus akuntansi (analisis transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, laporan keuangan), akuntansi untuk perusahaan dagang, dan akuntansi persediaan.
Pembahasan akan dimulai dengan memperkenalkan terlebih dahulu kepada para pembaca tentang karakteristik perusahaan dan akuntansi. Setelah pembaca memahami dengan baik jenis-jenis perusahaan; siapa saja para pengguna informasi akuntansi; profesi akuntansi; asumsi dasar dan persamaan akuntansi; serta laporan keuangan, ulasan akan berlanjut pada serangkaian aktivitas yang ada dalam siklus akuntansi perusahaan, yang dimulai dengan proses pencatatan, proses penyesuaian, sampai pada penyelesaian siklus akuntansi itu sendiri. Buku ini juga akan membahas mengenai akuntansi untuk perusahaan dagang (termasuk penghitungan harga pokok penjualan) serta akuntansi persediaan. Buku ini sangat cocok digunakan sebagai bahan penunjang atau pengayaan materi akuntansi bagi para siswa-siswi yang ada di SMK, SMA, maupun MA.
Ref. Pendidikan
pustaka-indo.blogspot.com