Akuntansi Untuk Organisasi Nirlaba.docx

  • Uploaded by: HarryHikmatun
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akuntansi Untuk Organisasi Nirlaba.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,725
  • Pages: 6
NAMA

: Hari Hikmatun

NIM

: 165020301111013

KELAS

: AKL CA

Pengertian Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu untuk membantu pelayanan persoalan sosial dalam masyarakat , tanpa bertujuan untuk mencari keuntungan. organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh. Karakteristik Organisasi Nirlaba 1. Sumber daya organisasi berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika suatu organisasi menghasilkan laba, maka jumlah tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik organisasi tersebut. 3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proposi pembagian sumber daya organisasi pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi. Jenis-Jenis Organisasi Nirlaba Di Indonesia : 1. Organisasi Nirlaba Sebagai Yayasan ( Foundation ) Yayasan adalah suatu badan hukum atau organisasi nirlaba yang didirikan berdasarkan pemisahan aset yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mendefinisikan dasar sebagai badan hukum non-anggota 2. Organisasi Nirlaba Sebagai Perkumpulan ( Association ) Perkumpulan ( Association ) adalah suatu badan hukum atau organisasi nirlaba yang merupakan kumpulan orang yang bersama-sama mewujudkan kesamaan maksud dan tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan serta tidak ada pembagian keuntungan kepada anggotanya 3. Organisasi Nirlaba Sebagai Lembaga (Institute) Institute adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam hal pendidikan, sosial, budaya dan humaniora. Contohnya seperti Institut Strategi Nasional (LSN), Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), dll. Lembaga atau

Institute harus memilih bentuk badan hukum antara lain foundation,asosiasi atau korporasi sebagai badan hukum. Hal ini dikarenakan Lembaga tidak dapart berdiri sendiri sebagai badan hukum tunggal. Institute atau lembaga memiliki struktur yang bisa menyesuaikan tujuan dan bidang lembaga. Contohnya Lembaga penelitian wajib memiliki direktur,sekretaris, bendahara dan anggota penelitinya. Sebaliknya lembaga bidang lain juga bisa menyesuaikan sesuai tujuan dan bidang lembaga masing-masing. Legalitas 1. Pendiri minimal terdiri dari 3-5 orang 2. Disahkan di hadapan notaris, dibuatkan akta pendirian organisasi menggunakan KTP tiap pendiri yang semuanya wajib hadir saat penandatanganan; 3. Membuat draft visi, misi, tujuan organisasi, struktur, dll. berkaitan dengan organisasi; 4. Memiliki NPWP yang prasyaratnya dibawa ke kantor pajak terdekat, langsung jadi dan tanpa biaya. Prasyarat pembuatan NPWP organisasi adalah sebagai berikut:  Fotokopi KTP ketua organisasi  NPWP ketua organisasi  Fotokopi akta notaris ; Fotokopi surat keterangan domisili (sekretariat) organisasi dari desa atau kelurahan  Stempel organisasi 5. Jika kegiatan organisasi berhubungan dengan politik atau kegiatan berskala nasional, kadang diperlukan legalitas yang lebih seperti didaftarkan di Badan Kesatuan Kebangsaan di kabupaten/kota atau provinsi jika memiliki cabang di kota lain dalam provinsi. Tujuan Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba 1. Menilai Kemampuan Perusahaan Laporan keuangan perusahaan nirlaba dibuat untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para donatur, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Laporan keuangan ini memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai beberapa hal seperti:  Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.  Cara manajer melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka 2. Menyajikan Informasi Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan beberapa informasi mengenai beberapa hal seperti:  Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.  Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.  Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.

 

Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. Usaha jasa suatu organisasi.

Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 45, laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, laporan aktivitas dan laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:  kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan  likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal. Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup: Aset a. Kas dan setara kas; Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang, maka hal ini harus disajikan .terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya. b. Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain); c. Persediaan; d. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka; e. Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang; f. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain. Bila dilihat dari susunan diatas , dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya ( kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas).

Liabilitas a. Utang dagang; b. Pendapatan diterima dimuka; c. Utang jangka panjang, dan lain-lain Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.

Aset Bersih a. Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. b. Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap :  sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu  investasi untuk jangka waktu tertentu  penggunaan selama periode tertentu dimasa depan  pemerolehan aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. c. Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap  aset seperti tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual  aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas dibuat untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas digunakan bersama dengan

pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya untuk membantu donatur, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. komponen dalam laporan aktivitas mencakup: Pendapatan  Sumbangan;  Jasa layanan;  Penghasilan investasi. Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto. Namun, khusus untuk pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Komponen lain yang juga disajikan dalam jumlah neto adalah keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi. Beban a. Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban jenis ini antara lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi. b. Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa). Umumnya, aktivitas pendukung mencakup:  Aktivitas manajemen dan umum, meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya.  Aktivitas pencarian dana, meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.  Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas berfungsi sebagai penyedia informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas bisnis nirlaba disajikan sesuai PSAK 2 dengan tambahan sebagai berikut. a. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan yang dimaksud di sini adalah seperti penerimaan kas dari donatur yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang, penerimaan kas dan penghasilan

investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi, serta bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. b. Pengungkapan Informasi engan laporan arus kas, Anda dapat memberikan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi. Perbedaan Laporan Keuangan Orgaisasi Nirlaba Dan Berbasis laba Beberapa perbedaan laporan keuangan mendasar antara organisasi nirlaba dengan organisasi komersial yaitu: 1

2

3

4

Modal atau Kekayaan Modal atau kekayaan perusahaan komersial didirikan dengan tujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk itu seorang atau lebih bersedia memberikan hartanya sebagai modal awal dalam perusahaan. Sedangkan organisasi nirlaba bergiat dalam bidang sosial dan oleh karenannya tidak bertujuan mencari keuantungan. Pendiri yayasan atau organisasi akan membiayai kegiatan permulaan organisasi. Setelah organisasi memperoleh badan hukum maka segala kekayaan atau asset sebagai modal organisasi. Dalam organisasi nirlaba modal dikenal dengan istilah Aktiva bersih Keuntungan Keuntungan yang diperoleh perusahaan komersial dapat diklaim oleh pemiliknya berdasarkan porsi kepemilikan dalam modal. Dalam organisasi nirlaba tidak memperbolehkan keuntungan dibagikan kepada siapapun. Pendapatan Perusahaan memfokuskan diri pada usaha penciptaan pendapatan dengan menggunakan sumber daya yang ada (hartanya). Pendapatan yang diperoleh bisa berasal dari kegiatan yang memang sudah direncanakan untuk diterjuni atau bahkan datang dari sumber lain yang tidak direncanakan sebelumnya. Pendapatan pada organisasi nirlaba bervariasi jauh lebih luas. Pada dasarnya lembaga nirlaba memiliki pendapatan yang harus dikategorikan berdasarkan ada tidaknya pembatasan atau restriksi dari sumber pendapatan itu sendiri. Biaya Pada perusahaan komersial biaya hanya dikategorikan dalam biaya yang langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa dan biaya yang tidak langsung berhubungan disebut biaya lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba biaya diklasifikasikan atas biaya yang terkait dengan program atau kegiatan organisasi sesuai dengan tujuan pendiriannya dan biaya pendukung bagi kegiatan program.

Related Documents


More Documents from ""